Anda di halaman 1dari 10

AKSI NYATA MODUL 3.

KLINIK PEMBELAJARAN
Oleh : Ahmad Syarif
CGP V DKI JAKARTA

Latar Belakang

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan


tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan


bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk


mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Dari beberapa pengertian pendidikan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa


Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar
anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang
lain.

Program yang berdampak pada murid adalah program yang meningkatkan


keberpihakan pada murid, yang menguatkan apa yang dimiliki, mengajarkan anak
atau mendorong kebermaknaan atau komitmen pada mereka, dan implementasi
kepemimpinan murid atau secara kontekstual. Karakteristik lingkungan yang
mendukung kegiatan mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara
positif, arif dan bijaksana. Sekolah mampu mewujudkan program yang berdampak
pada murid untuk menumbuhkan kreatifitas, bekerjasama dan berkontribusi dalam
masyarakat yang lebih luas. Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan
mendorong murid mengembangkan berbagai sikap-sikap positif yang merupakan
pengejawantahan dari mandiri, kreatif, dan gotong royong salah satunya melalui
kegiatan klinik pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan diskusi yang dilakukan bersama murid,
rekan sejawat dan kepala sekolah. Terdapat beberapa hal yang menjadi temuan
dilapangan terkait dengan hasil belajar peserta didik.

Keluhan murid dan rekan sejawat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-
masing masih ada kendala yang menjadi beban baik bagi guru maupun bagi murid.

Dalam rangka memberikan pelayanan bagi murid yang ingin meningkatkan dan
mengalami permasalahan (penyakit) dalam belajar, SMA Bina Dharma Jakarta
melakukan sebuah inovasi pembelajaran bagi para muridnya dengan membuat
program Klinik Pembelajaran.

Beberapa hal yang menjadi latar belakang dibuatnya program klinik pembelajaran di
SMAS Bina Dharma Jakarta berdasarkan hasil temuan yang disampaikan para guru
mata pelajaran, yaitu :

1. Siswa menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang
dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.
2. Siswa mencapai hasil yang tidak seimbang dengan usaha yang telah
dilakukan. 
3. Siswa lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu
tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang disediakan.
4. Siswa menunjukkan perilaku yang berkelainan, seperti membolos, datang
terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau
pun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan
belajar, dan sebagainya.
5. Siswa menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung,
mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi
situasi tertentu. Misalnya dalam menghadapi nilai rendah, tidak menunjukkan
perasaan sedih atau menyesal, dan sebagainya.
Tujuan

Program klinik Pembelajaran ini bertujuan untuk membantu murid (scaffolding)


dalam meningkatkan dan menyehatkan hasil belajarnya dari aspek religi, afektif,
kognitif, dan psikomotor.

Dukungan Yang Dibutuhkan

Dukungan dari kepala sekolah dan semua warga sekolah.

Kolaborasi dengan rekan sejawat, murid dan orang tua serta komite sekolah untuk
mewujudkan klinik pembelajaran.

Kegiatan Aksi Nyata


Teknis Aksi Nyata

Untuk menentukan murid yang memerlukan bantuan dalam


menyelesaikan masalah, maka teknis yang perlu dilakukan adalah :

Pertama, identifikasi kasus.

Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan siswa yang diduga


memerlukan layanan Klinik Pembelajaran. Beberapa pendekatan dapat
dilakukan untuk mendeteksi siswa yang diduga mebutuhkan layanan
bimbingan belajar, yakni :

1. Call them approach; melakukan wawancara dengan memanggil semua


siswa secara bergiliran sehingga dengan cara ini akan dapat ditemukan
siswa yang benar-benar membutuhkan layanan bimbingan.
2. Maintain good relationship; menciptakan hubungan yang baik, penuh
keakraban sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan
siswa. Hal ini dapat dilaksanakan melalui berbagai cara yang tidak hanya
terbatas pada hubungan kegiatan belajar mengajar saja, misalnya melalui
kegiatan ekstra kurikuler, rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya.
3. Developing a desire for counseling; menciptakan suasana yang
menimbulkan ke arah penyadaran siswa akan masalah yang dihadapinya.
Misalnya dengan cara mendiskusikan dengan siswa yang bersangkutan
tentang hasil dari suatu tes, seperti tes inteligensi, tes bakat, dan hasil
pengukuran lainnya untuk dianalisis bersama serta diupayakan berbagai
tindak lanjutnya.
4. Analizing students’ learning, melakukan analisis terhadap hasil belajar
siswa, dengan cara ini bisa diketahui tingkat dan jenis kesulitan atau
kegagalan belajar yang dihadapi siswa.
5. Doing sociometric analysis, melakukan analisis sosiometris yang dengan
cara ini dapat ditemukan siswa yang diduga mengalami kesulitan
penyesuaian sosial

Kedua, identifikasi masalah.

Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau
masalah yang dihadapi siswa. Permasalahan siswa dapat dideteksi dengan
menggunakan isntrumen apa yang disebut Alat Ungkap Masalah (AUM).
Instrumen ini sangat membantu untuk mendeteksi lokasi kesulitan yang dihadapi
siswa, seputar aspek : (a) jasmani dan kesehatan; (b) diri pribadi; (c)
hubungan sosial; (d) ekonomi dan keuangan; (e) karier dan pekerjaan; (f)
pendidikan dan pelajaran; (g) agama, nilai dan moral; (h) hubungan muda-
mudi; (i) keadaan dan hubungan keluarga; dan (j) waktu senggang.

Langkah ketiga menetapkan jenis penanganan,

misalnya bisa memilih apakah dengan perbaikan (remedial) dengan alih


tangan kasus (referral). Bila jenis dan sifat serta sumber permasalahannya masih
berkaitan dengan sistem pembelajaran dan masih masih berada dalam
kesanggupan dan kemampuan guru atau guru pembimbing, pemberian bantuan
bimbingan dapat dilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu sendiri.
Namun, jika permasalahannya menyangkut aspek-aspek kepribadian yang lebih
mendalam dan lebih luas maka selayaknya tugas guru atau guru pembimbing
sebatas hanya membuat rekomendasi kepada ahli yang lebih kompeten.

Langkah keempat adalah penilaian dan tindak lanjut.

Cara mana pun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan masalah
seyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat seberapa
pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan terhadap
pemecahan masalah yang dihadapi siswa.
Refleksi

Peritiwa (Fact)

Pada tahapan buat pertanyaan ini, CGP melakukan diskusi dengan kepala sekolah
dan rekan guru BK, bagaimana pemanfaatan aset manusia (yakni guru mata
pelajaran) yang mampu memberikan pelayanan kepada murid yang berkeinginan
untuk meningkatkan dan memperbaiki keterampilan akademis. Dan dari hasil
diskusi disepakati suatu program yang dapat berdampak kepada murid yakni “Klinik
Pembelajaran”.

Dalam hal kebutuhan murid tersebut, maka diberikan kepada mereka angket “alat
ungkap masalah (AUM)” yang dikelola oleh CGP dan guru BK dalam memilah
kebutuhan apa saja yang perlu diberikan kepada murid.

Perasaan (Feeling)

Dalam melaksanakan aksi nyata Pada tahapan Buat Pertanyaan, CGP merasa senang
dan bersemangat serta optimis bahwasannya, program Klinik Pembelajaran ini
sangat bermanfaat dan dalam rangka menipiskan hal-hal yang kurang baik pada
peserta didik serta menebalkan hal positif dari potensi yang ada pada murid.

Program ini juga didukung oleh kepala sekolah, dan guru mata pelajaran serta
direspon baik oleh orang tua dan murid di SMA Bina Dharma.

Pembelajaran (Finding)

Hal yang dapat CGP Petik dalam melaksanakan aksi nyata pada tahap

1. Pentingnya berdiskusi bersama kepala sekolah dan warga sekolah untuk


mencari sebuah solusi.
2. Mendengarkan suara/aspirasi murid menjadikan kita peka dan berpikir
untuk memberikan keinginan yang dibutuhkan oleh murid.
3. Kekompakkan diantara para guru makin terjalin, karena berjalan bersama
dalam memberikan suatu hal yang dapat berdampak kepada murid.
4. Dengan melibatkan para pemangku kepentingan, dan bekerjasecara
kolaboratif maka akan membuahkan hasil yang baik. Berbagai kendala yang
ditemui akan dapat teratasi.
5. Perasaan bahagia karena program dilaksanakan bersama, sehingga akan
terjalin kerjasama yang baik yakni Tripusat pendidikan seperti yang
disampaikan oleh KHD

(Future)

Melalui diskusi bersama, maka akan muncul ide-ide yang dapat menjadi sebuah
inspirasi dan menghasilkan program, dengan program yang dilaksanakan secara
kolaboratif maka semua pihak akan memberikan kontribusi positif dalam
melaksakanan program yang menjadi tujuan bersama, sehingga akan ada sebuah
inovasi yang dapat menjadi ciri khas sekolah.

Lampiran Foto-foto Kegiatan

Berdiskusi Dengan Kepala


Sekolah
Berdisk
usi
dengan
Rekan
Sejawat

Mendengar Aspirasi Murid


Berdiskusi
dengan
Orang Tua

Pengisia
n
Angket
Pelaksana
an Klinik
Pembelaja
ran

Anda mungkin juga menyukai