Anda di halaman 1dari 5

 

   Indonesia merupakan salah satu negara pencetus terbentuknya ASEAN


(Association of Southeast Asian Nations). Keberadaan ASEAN bertujuan untuk
memperkuat kerjasama antara negara-negara anggota, baik dalam politik, ekonomi,
ataupun keamanan. Menurut SohIB Indonesia Baik, harapan ASEAN adalah
memperkuat solidaritas dan kerjasama antar negara anggota. Untuk mewujudan
harapan tersebut, Indonesia melakukan beberapa upaya salah satunya adalah
peningkatan kualitas pendidikan. Penerapan kurikulum merdeka merupakan langkah
yang tepat dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pada kurikulum merdeka
terdapat 3 jalur yang dapat dipilih, yaitu mandiri belajar, mandiri berubah, dan
mandiri berbagi. Hal ini memberikan kebebasan bagi pihak sekolah untuk memilih
jalur pada kurikulum merdeka yang sesuai dengan keadaan sekolah. Selain itu,
beberapa program yang dilontarkan oleh pemerintah, seperti pendidikan guru
penggerak, sekolah penggerak, dan berbagi praktik baik, semakin memperkuat
tujuan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Pada hakekatnya pendidikan merupakan usaha untuk menuntun kodrat yang ada
pada murid, supaya mereka bisa mencapai kesuksesan dan kebahagian yang
setinggi-tingginya dan menjadi pribadi yang merdeka. Guru sebagai garda terdepan
pada pendidikan di sekolah harus berupaya supaya pembelajaran yang
diselenggarakan sesuai dengan hakekat pendidikan. Pembelajaran yang
diselenggarakan di sekolah harus berpusat pada murid, sehingga
tercipta wellbeing pada murid di sekolah.

Terdapat tujuh aset yang dimiliki oleh sekolah, yaitu manusia, sosial, fisik, politik,
lingkungan/ alam, finansial, serta agama dan budaya. Dalam rangka
mewujudkan wellbeing di sekolah, perlu adanya pengelolaan yang baik pada semua
aset yang ada di sekolah. Kesuksesan dalam pengelolaan aset sekolah merupakan
tanggungjawab semua anggota komunitas sekolah. Murid termasuk kedalam aset
manusia yang dalam pengelolaannya harus sejalan dengan filosofi pendidikan dari
Ki Hadjar Dewantara.

Perkembangan murid pada jenjang SMA/ SMK berada pada tahap wiraga-wirama.
Mereka memiliki karakteristik mulai mengembangkan rasa tanggungjawab,
pembiasaan, dan menjalin komunikasi dengan sesama dan lingkungannya,
sehingga perilaku mereka sangat aktif dan kritis terhadap keadaan dan kegiatan
yang dijalani. Oleh karena itu, guru harus pintar dalam mengembangkan
karakteristik mereka sehingga menjadi pribadi yang baik. Salah satunya adalah
dengan lebih mengadakan program yang dapat mengembangkan student agency atau
kepemimpinan murid melalui penghargaan terhadap suara (voice), pilihan (choice),
dan kepemilikan (ownership).

Saya merancang sebuah program untuk mengembangkan student agency atau


kepemimpinan murid, yaitu program siswa penggerak. Dengan memperhatikan
hakikat pendidikan dan karakteristik murid pada jenjang SMA/ SMK, program siswa
penggerak berusaha mengembangkan karakteristik murid supaya bisa
tercipta wellbeing pada keseharian mereka terutama di sekolah. Pada program ini,
siswa mengidentifikasi hal-hal yang harus diperbaiki di sekolah, kemudian mereka
memilih satu yang akan menjadi project mereka. Tugas guru adalah membimbing
mereka dalam identifikasi dan pemilihan project, sehingga sesuai dengan
kemampuan mereka. Setelah itu, mereka akan merencanakan langkah-langkah
yang akan dilakukan, waktu pelaksanaan, dan apa saja yang diperlukan
supaya project mereka bisa sukses. Tugas guru adalah membimbing dan menjadi
jembatan penghubung antara murid dengan sekolah, sehingga project mereka bisa
terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaan program siswa penggerak ini, aset-aset
yang ada di sekolah terhubung dengan baik dalam rangka pelaksanaan project murid
supaya bisa berjalan dengan sukses. Keberadaan suara, pilihan, dan kepemilikan
pada murid pun terakomodasi dengan baik. Melalui program ini pun, murid belajar
menjadi bagian dari solusi dari permasalahan yang terjadi di sekolah.

Program siswa penggerak dimulai dengan satu pertanyaan pemantik, yaitu


"Bagaimana kondisi sekolah menurut kalian?" Dari pertanyaan ini, murid akan
berargumen. Untuk argumen yang positif akan kita pertahankan keadaan tersebut,
sedangkan untuk argumen yang negatif akan kita cari penyelesaiannya. Murid
kemudian mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang mereka temui dan
menentukkan satu permasalahan yang akan mereka selesaikan. Mereka akan
menentukkan ketua project nya, waktu pelaksanaan, alat dan bahan yang
diperlukan, pihak yang akan diajak kerjasama, dan hal lain yang diperlukan untuk
keberhasilan project. Tugas guru hanya membimbing. Posisi guru pada program ini
adalah manajer dengan menggunakan tahapan komunikasi coaching.
Program siswa penggerak untuk mengatasi permasalahan kebersihan | Sumber: Dokumentasi
pribadi
Program siswa penggerak untuk merapihkan lingkungan mesjid | Sumber: Dokumentasi
pribadi
Program siswa penggerak kegiatan kerohanian | Sumber: Dokumentasi pribadi

Program ini merupakan program yang bisa diterapkan disemua jenjang. Perbedaan
dalam implementasinya terletak pada cara berkomunikasi dengan siswa yang
memiliki karakteristik tahapan perkembangan yang berbeda-beda. Melalui program
ini, diharapakan dapat memberikan kontribusi bagi tercapainya harapan ASEAN.

Anda mungkin juga menyukai