Pada hakekatnya pendidikan merupakan usaha untuk menuntun kodrat yang ada
pada murid, supaya mereka bisa mencapai kesuksesan dan kebahagian yang
setinggi-tingginya dan menjadi pribadi yang merdeka. Guru sebagai garda terdepan
pada pendidikan di sekolah harus berupaya supaya pembelajaran yang
diselenggarakan sesuai dengan hakekat pendidikan. Pembelajaran yang
diselenggarakan di sekolah harus berpusat pada murid, sehingga
tercipta wellbeing pada murid di sekolah.
Terdapat tujuh aset yang dimiliki oleh sekolah, yaitu manusia, sosial, fisik, politik,
lingkungan/ alam, finansial, serta agama dan budaya. Dalam rangka
mewujudkan wellbeing di sekolah, perlu adanya pengelolaan yang baik pada semua
aset yang ada di sekolah. Kesuksesan dalam pengelolaan aset sekolah merupakan
tanggungjawab semua anggota komunitas sekolah. Murid termasuk kedalam aset
manusia yang dalam pengelolaannya harus sejalan dengan filosofi pendidikan dari
Ki Hadjar Dewantara.
Perkembangan murid pada jenjang SMA/ SMK berada pada tahap wiraga-wirama.
Mereka memiliki karakteristik mulai mengembangkan rasa tanggungjawab,
pembiasaan, dan menjalin komunikasi dengan sesama dan lingkungannya,
sehingga perilaku mereka sangat aktif dan kritis terhadap keadaan dan kegiatan
yang dijalani. Oleh karena itu, guru harus pintar dalam mengembangkan
karakteristik mereka sehingga menjadi pribadi yang baik. Salah satunya adalah
dengan lebih mengadakan program yang dapat mengembangkan student agency atau
kepemimpinan murid melalui penghargaan terhadap suara (voice), pilihan (choice),
dan kepemilikan (ownership).
Program ini merupakan program yang bisa diterapkan disemua jenjang. Perbedaan
dalam implementasinya terletak pada cara berkomunikasi dengan siswa yang
memiliki karakteristik tahapan perkembangan yang berbeda-beda. Melalui program
ini, diharapakan dapat memberikan kontribusi bagi tercapainya harapan ASEAN.