Anda di halaman 1dari 9

TERM OF REFERENCE

TOR PROGRAM IBADURROHMAN LEADERSHIP TRAINING

TEMA KEAGIATAN ILT


BERSATU MENJADI PEMIMPIN YANG BERKARAKTER VISIONER,
ADAPTIF, INOVATIF DAN BERPERILAKU ISLAMI .
LATAR BELAKANG
JUDUL MATERI
MATERI
KEPEMIMPINAN ISLAM
Sebagai Misi Pondok
pesantren ibadurrohman yaitu RUNDOWN ACARA (TANGGAL 16
1. Mewujudkan generasi
penghafal al qur`an dan NOVEMBER 2021)
alhadits yang berakhlak 19.30- 20.30 Materi KEPEMIMPINAN ISLAM
mulia, 20.30 –21.00 Sesi Q & A
2. Menyiapkan generasi
yang mampu
mengoptimalkan SASARAN MATERI
kemampuan intelektual, Santri kelas 8A dan XI Akhwat .
fisik, emosional, dan
spiritual, TEMPAT MATERI
3. Menyiapkan generasi
yang kreatif, kolaboratif, Lantai 2 Yayasan
komunikatif, dan
berjiwa wirausaha serta
mampu
mengembangkan
teknologi informasi.
Sehingga bidang kesiswaan
melakukan agenda
pematerian ini di ILT
TUJUAN MATERI
1. Menjelaskan definisi
Pemimpin dalam Islam
2. Mendeskripsikan kisah-
kisah pemimpin
peremuan dalam Islam
3. Memotivasi peserta
untuk dapat mencontoh
Rasulullah dalam
memimpin sebagai idola
utama
TOR
KEPEMIMPINAN ISLAM

DEFINISI PEMIMPIN DALAM ISLAM

Seorang pemimpin adalah juga seorang dalam suatu perkumpulan yang diharapkan menggunakan
pengaruhnya dalam mewujudkan dan mencapai tujuan kelompok

Perihal kepemimpinan dalam Islam ini sudah ada dan berkembang, tepatnya pasca Rasulullah SAW
wafat. Wacana kepemimpinan ini timbul karena sudah tidak ada lagi Rasul atau nabi setelah Nabi
Muhammad SAW wafat. Dalam firman allah SWT dikatakan bahwa al-qur’an itu sudah bersifat final dan
tidak dapat diubah-ubah lagi. Sehingga Rasulullah SAW adalah pembawa risalah terakhir dan
penyempurna dari risalah-risalah sebelumnya

Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-qur’an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tak ada yang
dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya.”(QS: al-anam, 115).
Karakteristik Pemimpin Dalam Islam
Pemimpin ideal menurut Islam erat kaitannya dengan figur Rasulullah SAW. Beliau adalah pemimpin
agama dan juga pemimpin negara. Rasulullah merupakan suri tauladan bagi setiap orang, termasuk
para pemimpin karena dalam diri beliau hanya ada kebaikan, kebaikan dan kebaikan. Hal ini sejalan
dengan firman Allah dalam Al-Qur’an:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS
Al-Ahzab:21)
Sidiq/Jujur
Kejujuran adalah lawan dari dusta dan iamemiliki arti kecocokan sesuatusebagaimana dengan fakta. Di
antaranya yaitu kata “rajulun shaduq (sangatjujur)”, yang lebih mendalammaknanya daripada shadiq
(jujur).Al-mushaddiqyakni orang yang membenarkan setiapucapanmu, sedang ash-shiddiq ialah
orangyang terus menerus membenar-kan ucapan orang, danbisa juga orang yang selalumembuktikan
ucapannya dengan perbuatan.Di dalam al-Qur’an disebutkan (tentangibu Nabi Isa), “Dan ibunya adalah
seorang”shiddiqah.” (Al-Maidah: 75).Maksudnya ialah orang yang selalu berbuat jujur.

2
TOR
Kejujuran merupakan syarat utama bagi seorang pemimpin. Pemimpin yang memiliki prinsip kejujuran
akan menjadi tumpuan harapan para anggotanya. Mereka sangat sadar bahwa kualitas
kepemimpinannya ditentukan seberapa jauh dirinya memperoleh kepercayaan dari anggotanya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam disifati dengan ash-shadiqul amin (jujur dan terpercaya) , dan sifat ini
telah diketahui oleh orang Quraisy sebelum beliau diutus menjadi rasul. Demikian pula Nabi Yusuf
’alaihis salam juga disifati dengannya, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala(Setelah pelayan
itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru), “Yusuf, hai orang yang amat dipercaya.” (QS.Yusuf: 46)

Khalifah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu juga mendapatkan julukan ini (ash-shiddiq). Ini semua
menunjukkan hawa kejujuran merupakan salah satuperilaku kehidupan terpenting para rasul dan
pengikut mereka.Dan kedudukantertinggi sifat jujur adalah “ash-shiddiqiyah” Yakni tunduk terhadap
rasulsecara utuh (lahir batin) dan diiringi keikhlasan secara sempurna kepadaPengutus Allah.

Imam Ibnu Katsir berkata, “Jujur merupakan karakter yang sangat terpuji, oleh karena itu sebagian
besar sahabat tidak pernah coba-coba melakukan kedustaan baik pada masa jahiliyah maupun setelah
masuk Islam. Kejujuran merupakan cirrikeimanan, sebagaimana pula dusta adalah ciri kemunafikan,
maka barang siapajujur dia akan beruntung.” (Tafsir Ibnu Katsir 3/643)

Dalam Al-Qur’an surat At-taubah ayat 119, Allah SWT mengisyaratkan kepada muslimin untuk
senantiasa bersama orang-orang yang jujur.Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah,
dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.( QS. At-Taubah:119)

Rasulullah SAW bersabda mengenai pentingnya kejujuran.

“Jauhilah dusta karena dusta akan membawa kepada dosa dan dosa membawamu ke neraka.
Biasakanlah berkata jujur karena jujur akan membawamu kepada kebajikan dan kebajikan
membawamu ke surga” (HR Bukhari dan Muslim)
Amanah/Terpercaya
Muhammad SAW bahkan sebelum diangkat menjadi rasul telah menunjukkan kualitas pribadinya yang
diakui oleh masyarakat Quraish. Beliau dikenal dengan gelar Al-Amien, yang terpercaya. Oleh karena
itu ketika terjadi peristiwa sengketa antara para pemuka Quraish mengenai siapa yang akan
meletakkan kembali hajar aswad setelah renovasi Ka’bah, meraka dengan senang hati menerima
Muhammad sebagai arbitrer, padahal waktu itu Muhammad belum termasuk pembesar.

3
TOR
Amanah merupakan kwalitas wajib yang harus dimiliki seorang pemimpin. Dengan memiliki sifat
amanah, pemimpin akan senantiasa menjaga kepercayaan masyarakat yang telah diserahkan di atas
pundaknya. Kepercayaan maskarakat berupa penyerahan segala macam urusan kepada pemimpin agar
dikelola dengan baik dan untuk kemaslahatan bersama.

Terjadinya banyak kasus korupsi di negara kita, merupakan bukti nyata bahwa bangsa Indonesia
miskin pemimpin yang amanah. Para pemimpin dari mulai tingkat desa sampai negara telah terbiasa
mengkhianati kepercayaan masyarakat dengan cara memanfaatkan jabatan sebagai jalan pintas untuk
memperkaya diri. Pemimpin semacam ini sebenarnya tidak layak disebut sebagai pemimpin, mereka
merupakan para perampok yang berkedok.

Mengenai nilai amanah, Daniel Goleman mencatat beberapa ciri orang yang memiliki sifat tersebut.

 Dia bertindak berdasarkan etika dan tidak pernah mempermalukan orang


 Membangun kepercayaan diri lewat keandalan diri dan autentisitas (kemurnia/kejujuran)
 Berani mengakui kesalahan sendiri dan berani menegur perbuatan tidka etis ornag lain
 Berpegang kepada prinsip secara teguh, walaupun resikonya tidak disukai serta memiliki komitmen
dan menepati janji
 Bertangung jawab sendiri untuk memperjuangkan tujuan serta terorganisir dan cermat dalam
bekerja. [10]
Amanah erat kaitanya dengan janggung jawab. Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang
bertangggung jawab. Dalam perspektif Islam pemimpin bukanlah raja yang harus selalu dilayani dan
diikuti segala macam keinginannya, akan tetapi pemimpin adalah khadim. Sebagaimana pepatah Arab
mengatakan “sayyidulqaumi khodimuhum”, pemimpin sebuah masyarakat adalah pelayan mereka.
Sebagai seorang pembantu, pemimpin harus merelakan waktu. Tenaga dan pikiran untuk melayani
rakyatnya. Pemimpin dituntut untuk melepaskan sifat individualis yang hanya mementingkan diri
sendiri. Ketika menjadi pemimpin maka dia adalah kaki-tangan rakyat yang senantiasa harus
melakukan segala macam pekerjaan untuk kemakmuran dan keamanan rakyatnya.

Dalam buku The 21 Indispensable Quality of Leader, John C. Maxwell menekankan bahwa tanggung
jawab bukan sekedar melaksanakan tugas, namun pemimpin yang bertanggung jawab harus
melaksanakan tugas dengan lebih, berorienatsi kepada ketuntasan dan kesempurnaan. “Kualitas
tertinggi dari seseorang yang bertangging jawab adalah kemampuannya untuk menyelesaikan”[11].

4
TOR
Tablig/Komunikatif
Kemampuan berkomunikasi merupakan kualitas ketiga yang harus dimiliki oleh pemimpi sejati.
Pemimpin bukan berhadapan dengan benda mati yang bisa digerakkan dan dipindah-pindah sesuai
dengan kemauannya sendiri, tetapi pemimpin berhadapan dengan rakyat manusia yang memiliki
beragam kecenderungan. Oleh karena itu komunikasi merupakan kunci terjainnya hubungan yang baik
antara pemimpin dan rakyat.

Pemimpin dituntut untuk membuka diri kepada rakyatnya, sehingga mendapat simpati dan juga rasa
cinta. Keterbukaan pemimpin kepada rakyatnya bukan berarti pemimpin harus sering curhat mengenai
segala kendala yang sedang dihadapinya, akan tetapi pemimpin harus mampu membangun
kepercayaan rakyatnya untuk melakukan komunikasi dengannya. Sebagai contoh, Rasulullah SAW
pernah didatangi oleh seorang perempuan hamil yang mengaku telah berbuat zina. Si perempuan
menyampaikan penyesalannya kepada Rasul dan berharap diberikan sanksi berupa hukum rajam. Hal
ini terjadi karena sebagai seorang pemimpin Rasulullah membuka diri terhadap umatnya.

Salah satu ciri kekuatan komunikasi seorang pemimpin adalah keberaniannya menyatakan kebenaran
meskipun konsekwensinya berat. Dalam istilah Arab dikenal ungkapan, “kul al-haq walau kaana
murran”, katakanlah atau sampaikanlah kebenaran meskipun pahit rasanya.
Tablig juga dapat diartikan sebagai akuntabel, atau terbuka untuk dinilai. Akuntabilitas berkaitan
dengan sikap keterbukaan (transparansi) dala kaitannya dengan cara kita mempertanggungkawabkan
sesuatu di hadapan orang lain. Sehingga, akuntabilitas merupakan bagian melekat dari kredibilitas.
Bertambah baik dan benar akuntabilitas yang kita miliki, bertambah besar tabungan kredibilitas
sebagai hasil dari setoran kepercayaan orang-orang kepada kita[12].
Fathonah/Cerdas
Seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan di atas rata-rata masyarakatnya sehinga memiliki
kepercayaan diri. Kecerdasan pemimpin akan membantu dia dalam memecahkan segala macam
persoalan yang terjadi di masyarakat. Pemimpin yang cerdas tidak mudah frustasi menghadapai
problema, karena dengan kecerdasannya dia akan mampu mencari solusi. Pemimpin yang cerdas tidak
akan membiarkan masalah berlangsung lama, karena dia selalu tertantang untuk menyelesaikan
masalah tepat waktu.

Contoh kecerdasan luar biasa yang dimiliki oleh khalifah kedua Sayyidina Umar ibn Khattab adalah
ketika beliau menerima kabar bahwa pasukan Islam yang dipimpin oleh Abu Ubaidah ibnu Jarrah yang

5
TOR
sednag bertugas di Syria terkena wabah mematikan. Sebagai pemimpin yang bertanggung jawab,
Umar ibn Khattab segera berangkat dari Madinah menuju Syria untuk melihat keadaan pasukan muslim
yang sedang ditimpa musibah tersebut. Ketika beliau sampai di perbatasan, ada kabar yang
menyatakan bahwa keadaan di tempat pasukan mulimin sangat gawat. Semua orang yang masuk ke
wilayah tersebut akan tertular virus yang mematikan. Mendengar hal tersebut, Umar ibn Khattab
segera mengambil tindakan untuk mengalihkan perjalanan. Ketika ditanya tentang sikapnya yang tidak
konsisten dan dianggap telah lari dari takdir Allah, Umar bin Khattab menjawab, “Saya berplaing dari
satu takdir Allah menuju takdir Allah yang lain”.

Kecerdasan pemimpin tentunya ditopang dengan keilmuan yang mumpuni. Ilmu bagi pemimpin yang
cerdas merupakan bahan bakar untuk terus melaju di atas roda kepemimpinannya. Pemimpin yang
cerdas selalu haus akan ilmu, karena baginya hanya dengan keimanan dan keilmuan dia akan memiliki
derajat tinggi di mata manusia dan juga pencipta. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an.

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”,
Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
“Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al Mujadalah:11)

KISAH-KISAH PEMIMPIN PEREMPUAN DALAM ISLAM


Pertama, Ratu Bilqis. Selain parasnya yang jelita, dia adalah seorang pemimpin bijaksana. Dia sukses
mempin rakyatnya sehingga mereka makmur dan sejatehra. Kedua, Asiyah binti Muzahim. Asiyah
adalah seorang perempuan yang dipuji karena kemandirian dan ketegasan imannya dalam melawan
raja zalim, Raja Firaun. Ketiga, Siti Maryam, seorang perempuan terbaik sepanjang masa.“Siti Maryam
dengan ketegasannya menjaga kehormatan dalam dirinya yang membuat Allah memberinya anugerah
berupa putra shaleh yaitu Nabi Isa AS,”
Selain ketiga nama perempuan yang disebutkan di Alquran, ada pula perempuan mulia sebagai
representasi perempuan yang berhasil memimpin. Pertama ada Siti Khadijah, yang mendermakan
seluruh harta, tenaga, dan pikirannya untuk mendukung dakwah Rasulullah SAW.Kedua, Siti Aisyah,
perempuan cerdas yang mampu menghapal ribuan hadits dalam waktu singkat. Terakhir, Nusaibah,
perempuan yang berani berjuang di medan perang. Semua perempuan yang disebutkan tadi

6
TOR
merupakan bukti bahwa perempuan memiliki kapabilitas yang sama dengan laki-laki. Selain itu,
perempuan juga memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk menjadi seorang pemimpin.
“Karena dalam Islam landasan untuk menjadi seorang pemimpin ialah kemasalhatan umat,” kata dia..

PETUNJUK MEMILIH IDOLA DALAM ROLE MODEL MEMIMPIN

Sebagai seorang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tentu kita wajib memilih idola yang
baik bagi keluarga kita, yang akan memberi manfaat bagi pembinaan rohani mereka.
Dalam hal ini, idola terbaik bagi seorang muslim adalah Nabi mereka, nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam, yang diutus oleh Allah Ta’ala untuk menyempurnakan akhlak yang mulia,
sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Aku diutus (oleh Allah) untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling kuat dan sempurna dalam menjalankan
petunjuk Allah Ta’ala, mengamalkan isi al-Qur’an, menegakkan hukum-hukumnya dan menghiasi diri
dengan adab-adabnya. Oleh karena itulah Allah Ta’ala sendiri yang memuji keluhuran budi pekerti
beliau dalam firman-Nya,
} ‫{َو ِإَّن َك َلَع لى ُخُلٍق َعِظ يٍم‬
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (QS al-Qalam:4).
Dan ketika Ummul mu’minin ‘Aisyah t ditanya tentang ahlak (tingkah laku) Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam, beliau menjawab, “Sungguh akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah al-Qur’an“
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok teladan dan idola yang sempurna bagi orang-orang
yang beriman kepada Allah yang menginginkan kebaikan dan keutamaan dalam hidup mereka.
Allah Ta’ala berfirman,
}‫{َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفي َر ُسوِل ِهَّللا ُأْس َو ٌة َح َس َن ٌة ِلَم ْن َك اَن َي ْر ُجو َهَّللا َو اْلَي ْو َم اآلِخَر َو َذ َك َر َهَّللا َك ِثيًر ا‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
(QS al-Ahzaab:21).
Dalam ayat yang mulia ini, Allah Ta’ala sendiri yang menamakan semua perbuatan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai “teladan yang baik“, yang ini menunjukkan bahwa
orang yang meneladani sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berarti dia telah
menempuh ash-shirathal mustaqim (jalan yang lurus) yang akan membawanya mendapatkan
kemuliaan dan rahmat Allah Y[8].

7
TOR
Kemudian setelah itu, idola yang utama bagi seorang mukmin adalah orang-orang yang teguh dalam
menegakkan tauhid dan keimanan mereka, sehingga Allah Ta’ala sendiri yang memuji perbuatan
mereka sebagai “suri teladan yang baik” dalam firman-Nya,
‫{َقْد َك اَنْت َلُك ْم ُأْس َو ٌة َح َس َن ٌة ِفي ِإْب َر اِهيَم َو اَّلِذيَن َمَع ُه ِإْذ َق اُلوا ِلَقْو ِم ِه ْم ِإَّن ا ُبَر َآُء ِم ْنُك ْم َو ِمَّما َت ْع ُبُد وَن ِمْن ُدوِن ِهَّللا َكَف ْر َن ا ِبُك ْم َو َبَد ا َب ْي َنَن ا َو َب ْي َن ُك ُم اْلَع َداَو ُة َو اْلَب ْغ َضاُء َأَب ًد ا َح َّت ى ُتْؤ ِم ُنوا ِباِهَّلل‬
}‫َو ْح َدُه‬
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada diri (nabi) Ibrahim dan orang-orang
yang bersamanya (yang mengikuti petunjuknya); ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
“Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami
ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-
lamanya sampai kamu beriman kepada Allah semata” (QS al-Mumtahanah:4).
Ketika mengomentari ayat ini, syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata, “Sesungguhnya keimanan dan
pengharapan balasan pahala (dalam diri seorang muslim) akan memudahkan dan meringankan semua
yang sulit baginya, serta mendorongnya untuk senantiasa meneladani hamba-hamba Allah yang
shaleh, (utamanya) para Nabi dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena dia memandang dirinya
sangat membutuhkan semua itu” [9].
Demikian pula para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah teladan shaleh yang utama
bagi orang yang beriman, karena Allah memuji mereka dalam banyak ayat al-Qur’an, di antaranya
firman-Nya,
‫{ُمَح َّم ٌد َر ُسوُل ِهَّللا َو اَّلِذيَن َمَع ُه َأِش َّداُء َع َلى اْلُكَّفاِر ُرَح َماُء َب ْي َن ُهْم َت َر اُه ْم ُر َّك ًع ا ُسَّج ًد ا َي ْب َتُغ وَن َف ْض اًل ِمَن ِهَّللا َو ِر ْض َو اًن ا ِس يَماُه ْم ِفي ُو ُجوِه ِه ْم ِمْن َأَث ِر الُّسُجوِد َذ ِلَك َم َثُلُهْم ِفي الَّت ْو َر اِة‬
‫َو َم َثُلُهْم ِفي اِإْلْن ِجيِل َكَز ْر ٍع َأْخ َر َج َش ْط َأُه َف َآَز َر ُه َف اْس َتْغ َلَظ َفاْس َت َو ى َع َلى ُسوِقِه ُيْع ِجُب الُّز َّر اَع ِلَيِغي>َظ ِبِه ُم اْلُكَّف اَر َو َع َد ُهَّللا اَّل ِذيَن َآَم ُن وا َو َعِم ُل وا الَّص اِلَح اِت ِم ْن ُهْم َم ْغ ِف َر ًة َو َأْج ًر ا‬
}‫َعِظ يًما‬
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia (para sahabat y) adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi penyayang di antara sesama mereka, kamu lihat mereka ruku’ dan
sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda meraka tampak pada muka mereka dari
bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu
seperti tanaman mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya
karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min).
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara
mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS al-Fath:29).
Dalam hal ini, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Barangsiapa di antara kamu yang ingin
mengambil teladan, maka hendaknya dia berteladan dengan para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam, karena mereka adalah orang-orang yang paling baik hatinya di umat ini, paling dalam

8
TOR
pemahaman (agamanya), paling jauh dari sikap berlebih-lebihan, paling lurus petunjuknya, dan paling
baik keadaannya, mereka adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk menjadi sahabat nabi-Nya,
maka kenalilah keutaman mereka dan ikutilah jejak-jejak mereka, karena sesungguhnya mereka
berada di atas petunjuk yang lurus.

METODOLOGI PEMATERIAN
1. Materi dilakukan klasikal di area tertutup
2. Mohon pametri menggunkan Masker
3. Pematerian dilakukan dengan persuasif dan menarik .
4. Jika diperlukan peralatan apapun silahkan menghubungi panitia : Resta : 082242977313

Tasikmalaya, 15 November 2021

Ttd
Kasie Kesiswaan Ma’had ibadurrohman

Anda mungkin juga menyukai