Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AIK

KEPEMIMPINAN MUHAMMADIYAH:
PROPHETIC LEADERSHIP

Disusun oleh:
Agoes Windarto (202010280211002)
Tsabita Khwarazmita (MM20201003)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
A. Kepemimpinan Rasulullah............................................................................................................4
B. Ciri Kepemimpinan Rasulullah....................................................................................................5
C. Urgensi Kepemimpinan dalam Muhammadiyah........................................................................7
D. Model Kepemimpinan Muhammadiyah......................................................................................8
E. Prophetic Leadership pada Tokoh-Tokoh Muhammadiyah........................................................8
BAB III.....................................................................................................................................................10
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................................10
A. Kesimpulan..................................................................................................................................10
B. Saran.............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan terus berevolusi dari zaman dahulu yang diawali dari berbagai
macam bentuk kepemimpinan pada ribuan tahun lalu hingga sekarang yang mana bentuk
kepemimpinan sudah lebih modern dan lebih baik. Hal itu berdasar pada literatur yang
mengkaji terkait dengan ilmu tentang memimpin beserta berbagai macam sudut pandang
terhadap kepemimpinan. Kepemimpinan tidak hanya membahas terkait karakteristik
ataupun gaya, namun juga cara-cara untuk menjadi calon pemimpin. Asal terbentuknya
kepemimpinan pada ribuan tahun lalu sehubungan dengan rasa saling melindungi dan
gotong royong yang telah muncul bersama peradaban manusia. Rasa saling melindungi
dan gotong royong muncul untuk bertahan hidup mempertahankan kelompoknya dari
binatang buas dan tempaan alam sekitarnya. Mulai dari situlah muncul unsur
kepemimpinan untuk melambangkan sosok pemimpin yang mampu melindungi mereka.
Orang-orang yang ditunjuk menjadi pemimpin berdasarkan pada kekuatan serta rasa
berani. Lambat laun untuk memilih pemimpin orang-orang memberikan syarat atau
semacam kualifikasi tertentu bagi siapapun calon memimpin.
Kepemimpinan dalam islam pun telah berkembang mulai dari zaman Nabi
Muhammad SAW. Banyaknya organisasi-organisasi islam juga mengembangkan gaya
kepemimpinan yang berbeda. Hal itu bergantung pada setiap individu yang ada di dalam
organisasi dan karakteristik pemimpin itu sendiri, walaupun begitu panutan
kepemimpinan banyak organisasi islam adalah Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad
SAW adalah sosok tauladan dalam kehidupan setiap umat muslim di dunia. Apalagi
kepemimpinannya yang sangat terkenal sangat bijaksana, mengedepankan umat, serta
segala sesuatunya hanya untuk Allah SWT. Itu menjadi contoh bagi pemimpin-pemimpin
organisasi islam hingga kini, seperti yang dilakukan oleh organisasi tertua Islam di
Indonesia, yaitu Muhammadiyah. Muhammadiyah memiliki pemimpin-pemimpin yang

3
luar biasa yang mana berupaya untuk terus memajukan islam, menyejahterakan umat,
serta melakukan sesuatu hanya untuk Allah SWT.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan Rasulullah
Kepemimpinan secara umum merupakan kemampuan yang ada di dalam diri
sendiri untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain mencapai tujuan tertentu.
Menurut (Robbins & Judge, 2017) bahwa dibutuhkan kepemimpinan yang memiliki visi
masa depan dan menginspirasi anggota untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih
baik. Dalam islam pemimpin merupakan suatu tugas mulia, karena salah satu tugasnya
untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota masyarakat akan barang atau jasa untuk
kepentingan hidup dan kehidupannya, maka dari itu menjadi pemimpin bukanlah tugas
yang mudah. Bagi umat islam Nabi Muhammad SAW merupakan suri tauladan dalam
memimpin umatnya. Kepemimpinan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW
seringkali menjadi contoh bagi umat muslim melakukan bentuk kepemimpinannya.
Adapun hal-hal yang dapat dilihat melalui kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, yaitu
Nabi Muhammad SAW teladan dalam seluruh aspek kehidupan, Nabi Muhammad SAW
sosok pemimpin yang paling berpengaruh, Nabi Muhammad SAW teladan penutup Nabi
dan Rasul, serta pandangan ahli pada Nabi Muhammad SAW. Hal itu dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Nabi Muhammad SAW teladan dalam seluruh aspek kehidupan
Alquran telah menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah teladan dalam
seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam hal kepemimpinan. “Sesungguhnya telah
ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.” (QS al-Ahzab [33]: 21).
2. Nabi Muhammad SAW sosok pemimpin yang paling berpengaruh

4
Nabi Muhammad SAW merupakan sosok pemimpin yang paling berpengaruh
sepanjang sejarah kehidupan umat manusia. Michael Hart seorang penulis Barat
dalam bukunya “The 100, a Rangking of The Most Influential Persons in History”.
3. Nabi Muhammad SAW teladan penutup Nabi dan Rasul
Muhammad adalah penutup para nabi, rasul paling agung yang diutus oleh
Allah SWT untuk menyeru manusia kepada penyembahan kepada Allah. Washington
Irfing, seorang orientalis dan salah seorang penulis besar Amerika yang menjadi
kebanggaan Amerika Serikat dan negara lain di abad XIX Masehi, lahir tahun 1832
M di kota Washington dan meninggal tahun 1892 M.
4. Pandangan ahli pada Nabi Muhammad SAW
”Aku telah membaca kehidupan Rasul Islam dengan baik, berkali-kali dan
berkali-kali, dan aku tidak menemukan kecuali akhlak-akhlak luhur yang semestinya,
dan aku sangat berharap Islam menjadi jalan bagi dunia”. George Bernard Shaw,
seorang Filosof Inggris dan penulis alur cerita film di Inggris yang terkenal, lahir di
Irlandia, meraih Nobel di bidang sastra tahun 1920 M. Dia berkata,.”
B. Ciri Kepemimpinan Rasulullah
Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yang tidak diragukan lagi seringkali
menyadarkan para pemimpin masa kini untuk berpatokan pada beliau. Setiap gerak-
geriknya dalam memimpin selalu dipertimbangkan dan tidak pernah gegabah. Berkat itu
umat muslim meneladani kepemimpinan Rasul. Dalam memimpin umatnya Rasul
memiliki ciri-ciri, yaitu rasa empati dalam memimpin, mengedepankan keteladanan,
kekuatan akhlak, mengedepankan kebersamaan, tegas dalam masalah penegakan hukum,
serta bijak dalam mengambil keputusan. Ciri-ciri tersebut dapa dijelaskan secara rinci
sebagai berikut:
1. Memiliki rasa empati
Nabi tidak pernah mencaci seseorang dan menegur karena kesalahannya, tidak
mencari kesalahan orang lain, tidak berbicara kecuali yang bermanfaat. Kalau Nabi
berbicara, yang lain diam menunduk seperti ada burung di atas kepalanya, tidak
pernah disela atau dipotong pembicaraannya, membiarkan orang menyelesaikan
pembicaraannya, tertawa bersama mereka yang tertawa, heran bersama orang yang
heran, rajin dan sabar menghadapi orang asing yang tidak sopan, segera memberi apa

5
yang diperlukan orang yang tertimpa kesusahan, tidak menerima pujian kecuali dari
yang pernah dipuji olehnya (HR Tirmidzi).
2. Mengedepankan keteladanan (uswah hasanah)
Dikisahkan dari Al Barra’ bin Adzib, ia berkata: “Kulihat beliau mengangkuti
tanah galian parit, hingga banyak debu yang menempel di kulit perutnya. Sempat
pula kudengar beliau bersabda, “Ya Allah, andaikan bukan karena Engkau, tentu kami
tidak akan mendapat petunjuk, tidak bershadaqah dan tidak shalat. Turunkanlah
ketenteraman kepada kami dan kokohkanlah pendirian kami jika kami berperang.
Sesungguhnya para kerabat banyak yang sewenang-wenang kepada kami. Jika
mereka menghendaki cobaan, kami tidak menginginkannya.”
3. Kekuatan akhlak
Inilah yang menjadi pondasi dalam kepemimpinan Nabi SAW. Dan, Akhlak
Nabi adalah Alquran. Allah SWT menegaskan, “Dan sesungguhnya engkau benar-
benar berbudi pekerti yang agung.” (QS al-Qalam [68]: 4). Ketika Aisyah RA ditanya
tentang akhlak Nabi SAW, ia menjawab bahwa akhlak Nabi adalah Alquran (HR
Muslim).
4. Mengedepankan kebersamaan
Nabi mengusulkan sebuah ide win-win solution dalam penyelesaian masalah
peletakkan hajar aswad. Direntangkannya sebuah kain besar, kemudian hajar aswad
diletakkan di bagian tengahnya, lalu beliau meminta kepada setiap pemimpin kabilah
untuk memegang ujung kain tersebut. Setelah itu, hajar aswad disimpan ke tempat
semula di Ka’bah. Dengan cara seperti itu, tidak ada satupun kabilah yang merasa
dirugikan, bahkan mereka sepakat untuk menggelari beliau sebagai al-Amin (orang
yang terpercaya).
5. Tegas dalam masalah penegakan hukum
Nabi Muhammad SAW tidak pernah menetapkan hukum berdasar rasa belas
kasihan maupun pilih kasih. Selain itu, tidak memihak siapapun, tidak peduli sahabat,
anggota keluarga, apalagi pejabat pemerintah. Hal itu ditunjukkan melalui hadits HR.
Bukhari dan Muslim, “Demi Allah, andai Fatimah Putri Muhammad mencuri, niscaya
aku potong tangannya.”
6. Bijak dalam mengambil keputusan

6
Tidak hanya y
C. Urgensi Kepemimpinan dalam Muhammadiyah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kepemimpinan berasal dari kata
“pimpin”, yang bermakna mengetuai atau mengepalai (rapat, perkumpulan, dan
sebagainya), memenangi paling banyak, memegang tangan seseorang sambil berjalan,
membimbing, memandu, dan melatih. Menurut konteks Islam, manusia terlahir sebagai
khalifah fil ardh, tugas selanjutnya adalah menggali potensi kepemimpinannya untuk
memberikan pelayanan serta pengabdian yang diniatkan semata-mata karena amanah
Allah, yaitu dengan cara memainkan peranananya sebagai pembawa rahmat bagi alam
semesta (rahmatan lil alamin). Manusia telah terlahir sebagai pemimpin dan tugas
manusia itu pula yang harus menghidupkan nilai kepemimpinannya, walaupun nyatanya
begitu tetap saja banyak yang salah memahami kepemimpinan. Kepemimpinan bukanlah
kekuasaan, jabatan dan kewenangan yang harus dibanggakan. Selain itu, kepemimpinan
bukanlah barang dagang yang dengan mudah diperjual belikan.
Permasalahan yang sering terjadi bahwa orang sering salah paham terhadap
pemimpin, selain itu biasanya pemimpin harus berasal dari golongannya. Padahal
menjadi pemimpin itu tidak mudah dan sebenarnya tidak masalah, jika tidak berasal dari
golongannya asalkan memiliki kemampuan sebagai pemimpin. Kemampuan sebagai
pemimpin sangatlah penting untuk membawa organisasi dan orang-orangnya ke tujuan
yang telah mereka ciptakan, maka dari itu tidak mudah karena memang menjadi
pemimpin juga harus menyejahterakan orang-orangnya. Kepemimpinan itu bukan tentang
menyejahterakan dirinya saja, tetapi orang banyak. Bukan hanya bertanggungjawab akan
dirinya saja pula, tetapi bertanggunjawab akan orang banyak. Itulah alasan dalam
memilih pemimpin harus dipikirkan secara matang. Proses dalam pemilihan pemimpin
Muhammadiyah menyelenggarakan muktamar.
Biasanya setiap masa Muhammadiyah melakukan kaderisasi yang mana bertujuan
untuk menjadi penerus dalam memimpin dalam mencapai tujuan bersama dan organisasi.
Ada beberapa tahapan dalam kaderisasi, yaitu merekrut orang-orang yang paling baik
atau sesuai dengan kebutuhan organisasi, mendorong orang-orang mengaktualisasikan
potensi mereka, mendesain kesempatan untuk masing-masing orang untuk menghasilkan
yang terbaik dengan tetap bersedia membantu mereka, mengetahui kekuatan dan

7
kelemahan mereka, serta menuntut mereka berbuat sesuai sebagai pemimpin. Menurut
ahli pun dalam memimpin lembaga dakwah, biasanya pemimpin harus memiliki sifat
bertanggungjawab dan terpercaya, selain itu jujur dengan melaksanakan sesuai
ucapannya, membuktikan ucapannya, konsisten dengan setiap ucapannya, mampu
memnuhi janji-janjinya, serta mengerjakan sesuatu yang harus dikerjakan sesuai dengan
perkataannya.
D. Model Kepemimpinan Muhammadiyah
Model kepemimpinan dalam Muhammadiyah adalah sistem kolektif kolegial.
Sistem kolektif kolegial merujuk pada sistem kepemimpinan yang melibatkan para pihak
yang berkepentingan dalam mengeluarkan keputusan atau kebijakan melalui musyawarah
untuk mencapai mufakat dengan mengedepankan semangat kebersamaan.
Muhammadiyah sendiri memiliki banyak pemimpin, karena di dalam organisasinya yang
terperinci. Mulai dari pimpinan pusat, wilayah, daerah, cabang hingga ranting. Dalam
pemilihannya dilakukan mukatamar untuk pemilihan pemimpin.
E. Prophetic Leadership pada Tokoh-Tokoh Muhammadiyah
Prophetic Leadership merupakan bentuk kepemimpinan yang merujuk pada Nabi
yang semata-mata tujuannya adalah menghambakan diri kepada Allah SWT. Bentuk
kepemimpinan tersebut telah diimplementasikan oleh Nabi Muhammad SAW yang telah
memimpin negara Madinah. Itulah yang dicontoh oleh para khulafaur ar-Rsyidun sebagai
pemimpin umat islam. Gaya kepemimpinan itu pun terus digunakan oleh para pemimpin
organisasi untuk melanggengkan eksistensi organisasi. Begitu pula dengan Muhamadiyah
yang menerapkan gaya kepemimpinan itu hingga terlihat bahwa Muhammadiyah adalah
keagamaan tertua yang masih tetap eksis hingga saat ini, anggotanya yang tersebar di
seluruh penjuru provinsi, serta melebarkan sayap di bidang pendidikan, kesehatan, serta
sosial.
Gaya kepemimpinan tersebut telah tercermin pertama kali dari KH. Ahmad
Dahlan yang telah mendirikan organisasi Muhammadiyah. Mulai dari mengajukan badan
hukum kepada pemerintah colonial Hindia-Belanda, selanjutnya menjalani silaturahmi
secar intens pada pemangku kepentingan dan masyarakat dengn memberikan ceramah
agama dan praktik pengalaman ibadah, terakhir membentuk kegiatan yang berada di
bawah naungan Muhammadiyah. Apabila melihat dari perjuangan Ahmad Dahlan bahwa

8
beliau yang mana telah menjadikan Nabi Muhmmad SAW sebagai tauladan, karena
mengambil ibrah dari kepemimpinan Rasulullah SAW ketika mendirikan negara islam.
Hal itulah yang membuat Muhammadiyah tetap bertahan hingga saat ini. Pada masa
kepemimpinan KH. Ahmad Dahlan hingga pada AR. Fachruddin terkenal sekali sebagai
pemimpin karismatik yang mana kepemimpinan umat yang mengutamakan penguasaan
ilmu keagamaan. Setelah mulai dari KH. A. Azhar Basyir kepemimpinan telah berubah
menjadi legal personal yang mana berasal dari akademisi dan mengandalkan skill yang
dimiliki tetap untuk tujuan yang sama, yaitu memajukan Muhammadiyah.

9
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan kemampuan dalam diri sendiri yang bertujuan
mengelola dan mengarahkan orang lain sesuai dengan tujuan yang telah diciptakan.
Dalam pemilihan pemimpin seringkali terjadi kesalahpahaman yang mana diartikan
pemimpin sebagai tugas yang mudah dilakukan. Padahal menjadi pemimpin harus
menyejahterakan diri sendiri dan orang lain. Pada proses pemilihan pemimpin
Muhammadiyah menggunakan muktamar untuk mencapai kesepakatan bersama.
Biasanya calon-calon pemimpin telah melalui masa kaderisasi selama hidupnya. Pada
dasarnya gaya kepemimpinan yang mereka terapkan bisa sangat berbeda, namun
Muhammadiyah mengusungkan prophetic leadership yang mana gaya
kepemimpinan sesuai atau berdasar pada Nabi Muhamamad SAW demi
keberlangsungan organisasi.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2017). Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) (16th ed.).
Salemba Empat.

11

Anda mungkin juga menyukai