Anda di halaman 1dari 40

Makalah URGENSI ISLAM DALAM LINTAS SEJARAH

Posted by AFRONSHAFI on 13 JANUARI 2017

URGENSI ISLAM DALAM LINTAS SEJARAH

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kulia pengantar studi islam

Dosen Pembina : H. Ali imron S.pd.i M.pd.i

OLEH:

KELOMPOK IV

MUHARROM

MUDAIFI

YANTO
RISKI

ABU RIZAL

TANTOWI

NUR CHOLIS HIDAYATULLOH

ROIHAN ALJINAN

ABD JALIL

YAYASAN

STAI SYAICHONA MOH. CHOLIL BANGKALAN

PRODI EKONOMI SYARI’AH

BANGKALAN

OKTOBER 2016
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Dalam sejarah kebudayaan umat manusia proses tukar-menukar dan interaksi (intermingling) atau
pinjam meminjam konsep antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lain memang senantiasa terjadi,
seperti yang terjadi antara kebudayaan Barat dan peradaban Islam. Dalam proses ini selalu terdapat
sikap resistensi dan akseptansi. Namun dalam kondisi dimana suatu kebudayaan itu lebih kuat dibanding
yang lain yang tejadi adalah dominasi yang kuat terhadap yang lemah. Istilah Ibn Khaldun, “masyarakat
yang ditaklukkan, cenderung meniru budayapenakluknya”. Islam menyajikan sistem tolong menolong
antarumat dalam lapangan politik, perekonomian, kehidupan sosial, bahkan sistem perdamaian.
Islamlah yang mencetuskan sistem perjanjian, konsulat, suaka politik, dan dakwah. Kerja sama dan
kontak ekonomi dibolehkan dengan pihak lain, seperti Yahudi,persiadanyunani.

Ketika Peradaban Islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad pertengahan, masyarakat Eropa
cenderung meniru atau “berkiblat ke Islam”. Kini ketika giliran kebudayaan Barat yang kuat dan dominan
maka proses peniruan itu juga terjadi. Terbukti sejak kebangkitan Barat dan lemahnya kekuasaan politik
Islam, para ilmuwan Muslim belajar berbagai disiplin ilmu termasuk Islam ke Barat dalam rangka
meminjam. Hanya saja karena Peradaban Islam dalam kondisi terhegemoni maka kemampuan menfilter
konsep-konsep dalam pemikiran dan kebudayaan Barat juga lemah.

Dan juga ditambah kacaunya kepemimpinan disektor pemerintahannya semakin melemahnya


beradaban islam dimasa itu.
BAB II

PEMBAHASAN

Urgensi adalah meneurut kamus besar bahasa Indonesia ialah keharusan yang mendesak atau hal yang
sangat penting

Urgensi berasal dari bahasa latin (urgere) ialah kata kerja yang berarti mendorong.

Sedangkan dalam bahasa inggris (urgent) ialah kata sifat.

Sedangkan bahasa Indonesia adalah (urgensi) ialah kata benda.

Istilah urgensi menunjukan pada sesuatu yang mendorong kita, yang memaksa kita untuk di selesaikan.

urgensi bisa berarti dalam pentingnya para anak muda misalnya urgensi kepemimpinan anak muda

Pendidikan adalah salah satu upaya yang sangat berperan penting dala mencetak generasi muslim yang
(kaffah) atau smpurana

Pendidikan islam merupakan pendidikan yang melihat pengatauan dari dua aspek yakni aspek jasmani
dan aspek rohani

PENJELASAN KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN

HAKIKAT KEPEMIMPINAN

Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan
pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata
tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Pemimpin adalah orang yang
mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang
lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Kepemimpinan
adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh
kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual
(22-100).

Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang
diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan
sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin
bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil
hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang
digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang
dimiliki yang

mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.

KRITERIA PEMIMPIN

Adapun kriteria pemimpin itu sendiri, yakni:

Pemimpin yang mukmin.

Tegas dalam menjalankan perintah Tuhan.

Takut kepada Allah swt sewaktu mengurusi orang-orang yang dipimpinnya.

Tidak menzalimi siapapun.

Tidak memerkosa hak-hak orang lain.

Menegakkan dan bukan melecehkan hudud Allah swt.

Membahagiakan rakyatnya dengan mengharap rida Allah swt.

Orang kuat di sisinya menjadi lemah sehingga si lemah dapat mengambil kembali haknya

yang direbut si kuat.


Orang lemah di sisinya menjadi kuat sehingga haknya dapat terlindungi.

Menampakkan kepatuhan kepada Allah swt dalam menetapkan kebijakan yang

berhubungan dengan hajat hidup orang banyak sehingga dirinya dan orang-orang yang

dipimpinnya merasa bahagia.

Semua orang hidup aman dan tenteram.

Sangat mencintai manusia, begitu pula sebaliknya.

Selalu mendoakan manusia, begitu pula sebaliknya. Kriteria di atas menjadi indikator bagi

pemimpin yang terbaik dan termulia di sisi Allah swt dan manusia

CIRI-CIRI PEMIMPIN MENURUT ISLAM

Adapun cirri-ciri pemimpin menurut islam adalah sebagai berikut :

NIAT YANG TULUS

Apabila menerima suatu tanggung jawab, hendaklah didahului dengan niat sesuai dengan apa yang
telah Allah perintahkan. Iringi hal itu dgn mengharapkan keredhaan-Nya sahaja. Kepemimpinan atau
jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan.

LAKI-LAKI

Wanita sebaiknya tidak memegang tampuk kepemimpinan. Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam


bersabda,”Tidak akan beruntung kaum yang dipimpim oleh seorang wanita (Riwayat Bukhari dari Abu
Bakarah Radhiyallahu’anhu).

TIDAK MEMINTA JABATAN


Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu,”Wahai Abdul Rahman bin
samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan
diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan
jika kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan dibantu
untuk menanggungnya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

BERPEGANG DAN KONSISTEN PADA HUKUM ALLAH

Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin.Allah berfirman,”Dan hendaklah kamu memutuskan
perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan jaganlah kamu mengikuti hawa
nafsumereka.”(al-Maaidah:49).

Jika ia meninggalkan hukum Allah, maka seharusnya dilucutkan dari jabatannya.

MEMUTUSKAN PERKARA DENGAN ADIL

Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya
pada hari kiamat dengan keadaan terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan
dijerusmuskan oleh kezalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).

SENANTIASA ADA KETIKA DIPERLUKAN RAKYAT

Hendaklah selalu membuka pintu utk setiap pengaduan dan permasalahan rakyat. Rasulullah
bersabda,”Tidaklah seorg pemimpin atau pemerintah yg menutup pintunya terhadap keperluan, hajat,
dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap keperluan, hajat, dan
kemiskinannya.” (Riwayat Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).

MENASIHATI RAKYAT

Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorg pemimpin yg memegang urusan kaum Muslimin lalu ia tidak
bersungguh-sungguh dan tidak menasihati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk syurga
bersama mrk (rakyatnya).

TIDAK MENERIMA HADIAH

Seorang rakyat yg memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti mempunyai maksud
tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati. Oleh kerena itu, hendaklah seorang
pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya. Rasulullah bersabda,” Pemberian hadiah kepada
pemimpin adalah pengkhianatan.” (Riwayat Thabrani)

MENCARI PEMIMPIN YANG BAIK

Rasulullah bersabda,”Tidaklah Allah mengutus seorang nabi atau menjadikan seorang khalifah kecuali
ada bersama mereka itu golongan pembantu, yaitu pembantu yang menyuruh kepada kebaikan dan
mendorongnya kesana, dan pembantu yang menyuruh kpd kemungkaran dan mendorongnya ke sana.
Maka org yg terjaga adalah orang yang dijaga oleh Allah,” (Riwayat Bukhari dari Abu said
Radhiyallahu’anhu).

LEMAH LEMBUT

Doa Rasullullah,’ Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka
persulitlah ia, dan barang siapa yg mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada
mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya.

TIDAK MERAGUKAN RAKYAT

Rasulullah bersabda,” Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam masyarakat, ia akan
merusak mereka.” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-hakim).

TERBUKA UNTUK MENERIMA IDE & KRITIKAN

Salah satu prinsip Islam adalah kebebasan bersuara. Kebebasan bersuara ini adalah platform bagi rakyat
utk memberi idea atau kritikan kepada kerajaan & pemimpin agar sma mngembling tenaga & ijtihad
kearah pembentukn negara yg maju. Saidina Abu Bakar berucap ketika dilantik menjadi khalifah, beliau
menegaskan “..saya berlaku baik, tolonglah saya, dan apabila saya berlaku buruk, betulkn saya..”,
manakala Khalifah Umar prnah ditegur oleh seorang wanita ketika memberi arahan di masjid, dan beliau
menerima teguran tersebut

Pengertian Dan Definisi Pendidikan Islam


Definisi Pendidikan Agama Islam dapat didefenisikan sebagai upaya untuk mengaktualkan sifat-sifat
kesempurnaan yang telah dianugerahkan oleh Allah Swt kepada manusia, upaya tersebut dilaksanakan
tanpa pamrih apapun kecuali untuk semata-mata beribadah kepada Allah (Bawani, 1993 : 65).

Ahli lain juga menyebutkan bahwa pendidikan agama adalah sebagai proses penyampaian informasi
dalam rangka pembentukan insan yang beriman dan bertakwa agar manusia menyadari kedudukannya,
tugas dan fungsinya di dunia dengan selalu memelihara hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri,
masyarakat dan alam sekitarnya serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa (termasuk dirinya
sendiri dan lingkungan hidupnya) (Ali bin abi thalib)

Para ahli pendidikan islam telah mencoba memformutasi pengertian pendidikan Islam, di antara batasan
yang sangat variatif tersebut adalah :

Al-Syaibany mengemukakan bahwa pendidikan agama islam adalah proses mengubah tingkah laku
individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya. Proses tersebut
dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai sesuatu aktivitas asasi dan profesi di antara
sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.

Muhammad fadhil al-Jamaly mendefenisikan pendidikan Islam sebagai upaya pengembangan,


mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi
dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik
yang lebih sempurnah, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan maupun perbuatanya.

Ahmad D.Marimba mengemukakan bahwa pendidikan islam adalah bimbingan atau pimpinan secara
sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama

(ihsankamil)

Ahmad Tafsir mendefenisikan pendidikan islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia
berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam

PEMBAHASAN
Urgensi Ekonomi Islam

Urgensi pengembangan Ekonomi Islam di Indonesia

1. Islam sebagai the way of life

Dhani (2012:7) Adanya kebutuhan masyarakat melaksanakan kegiatan penyediaan barang produksi,
saluran distribusi, transaksi keuangan, pemenuhan kebutuhan dan kegiatan ekonomika lainnya telah
sesuai dengan prinsip Islam untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Ekonomi Islam membahas dan
mempelajari bagaimana manusia memenuhi kebutuhan materinya di dunia sehingga tercapai
kesejahteraan yang akan membawa kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat (Falah).

Falah atau kehidupan yang mulia dan sejahtera di dunia dan akhirat dapat terwujud apabila terpenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidup manusia secara seimbang berdasarkan kemaslahatan (mashlahah).
Menurut As-Shatibi, mashlahah dasar bagi kehidupan manusia terdiri dari lima hal yaitu agama (dien),
jiwa (nafs), intelektual (‘aql), keluarga dan keturunan (nash), dan material (maal).

2. Islam sebagai rahmatan lil alamin

Ekonomi Islam mengalokasikan dan mengelola sumber daya berdasarkan prinsip dan nilai-nilai Al Qur’an
dan Sunnah untuk mencapai Falah. Falah atau kehidupan yang mulia dan sejahtera di dunia dan akhirat
dapat terwujud apabila terpenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup manusia secara seimbang berdasarkan
kemaslahatan (mashlahah). Islam dan Muslim hidup dalam suatu lingkungan ekologi dan ekonomi yang
berdampingan, antar suku, antar agama, antar bangsa, antar negara, antar regional, dan komunitas
global yang saling membutuhkan satu sama lain.

3. Manfaat Makro dan Mikro

a) Ekonomi Islam: melarang aktifitas ribawi, untung-untungan atau spekulasi (maysir), ketidakjelasan
dalam transaksi (gharar), menimbulkan maksiat, suap (riyswah), keadilan, keseimbangan, dan ukhuwah.

b) Ekonomi Islam: mendorong adanya kemaslahatan agama (dien), jiwa (nafs), intelektual (‘aql),
keluarga dan keturunan (nash), dan material (maal).

c) Ekonomi Islam: menciptakan insan pelaku ekonomi dan bisnis yang profesional dan good
governance secara intelektual dan akhlak.

d) Ekonomi Islam: menyadarkan insan pelaku ekonomi dan bisnis bahwa harta benda dan kekayaan
bentuk lainnya adalah amanah bukan hak milik mutlak.

e) Ekonomi Islam: mendorong kegiatan yang produktif dan berorientasi sektor riil.

f) Bagian terbesar dari ekonomi Islam adalah perbankan Islam yang secara struktur dan operasional
memiliki daya tahan terhadap krisis dan gejolak perekonomian
Peran Urgensi Ekonomi Islam

Ekonomi Islam dianggap lebih memungkinkan untuk mengatasi problema ekonomi di bandingkan
dengan ekonomi ribawi yang sering menciptakan uang tanpa memerhatikan apakah uang itu disalurkan
pada sektor-sektor produktif atau tidak.Implikasi dari usaha ini, menciptakan uang dan kemudian
menyalurkan pada sektor-sektor produktif, adalah akan mendorong naiknya tingkat produktivitas
ekonomisehingga, pada gilirannya, akan meningkatkan jumlah produk dan jasa yang tersedia dalam
masyarakat.

Melihat permasalahan kondisi ekonomi Indonesia saat ini dalam sudut pandang ekonomi global serta
ekonomi Islam yang akan di ulas dalam makalah ini.Penulis akan membatasi masalah pada pertumbuhan
ekonomi dan permasalahan- permasalahan yang mempengaruhinya.

Dari ketiga sistem ekonomi yang ada yakni sistem ekonomi kapitalis, sosialisdan campuran, pada masa
kini perekonomian global lebih mengarah ke sistemekonomi kapitalis karena telah mengarah pada ciri-
ciri kapitalis. Alasan yangmendasari adalah pihak swasta diberikan kebebasan yang sebesar

besarnya untuk mengembangkan dan memperluas usahanya tanpa dibatasi pemerintah.Dalam sudut
pandang yang lain , orang yang mempunyai modal dapat melakukan apa saja, dengan kata lain uang
adalah segalanya. Kita dapat melihat fakta yang ada bahwa yang menguasai dunia adalah orang-orang
yang memiliki banyak uang. Yang kaya akan semakin kaya, dan yang miskin akan bertambah
kemikinannya. Itulah sisi terburuk dan terkejam dari Sistem ekonomi Global yang kapitalis

Pengertian Sejarah Secara Etimologi

Kata sejarah secara etimologi dapat diungkapkan dalam bahasa Arab yaitu Tarikh, sirah atau ilmu tarikh,
yang maknanya ketentuan masa atau waktu, sedang ilmu tarikh berarti ilmu yang mengandung atau
yang membahas penyebutan peristiwa dan sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut. atau asal
katanya Sejarah diambil dari berbagai macam bahasa. Diantaranya:
Kata dalam bahasa Arab yaitu syajaratun artinya pohon.

Mereka mengenal juga kata syajarah annasab, artinya pohon silsilah.

Pohon dalam hal ini dihubungkan dengan keturunan atau asal usul keluarga raja/ dinasti tertentu. Hal ini
dijadikan elemen utama dalam kisah sejarah pada masa awal. Dikatakan sebagai pohon sebab pohon
akan terus tumbuh dan berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih komplek/ maju.
Sejarah seperti pohon yang terus berkembang dari akar sampai ke ranting yang terkecil.

Dalam bahasa Jerman, yaitu Geschichte berarti sesuatu yang telah terjadi.

Dalam bahasa Belanda yaitu Geschiedenis, yang berarti terjadi.

Dalam bahasa Inggris yaitu History, artinya masa lampau umat manusia.

Kata History sebenarnya diturunkan dari bahasa latin dan Yunani yaitu Historia artinya
informasi/pencarian, dapat pula diartikan Ilmu. Hal ini menunjukkan bahwa pengkajian sejarah
sepenuhnya bergantung kepada penyelidikan terhadap perkara-perkara yang benar-benar pernah
terjadi.

Istor dalam bahasa Yunani artinya orang pandai Istoria artinya ilmu yang khusus untuk menelaah gejala-
gejala dalam urutan kronologis.

sejarah dalam bahasa Arab disebut Tarikh, yang bermakna ketentuan masa. Kata tarikh bermakna juga
perhitungan tahun. Dalam Al-Qur’an sejarah disebut dengan qihash, sebagaimana firman Allah SWT : “
maka bacalah kisah-kisah tersebut.” (Q.S. 6 :130). Al-Quran mengandung nilai-nilai transhistoris artinya
Al-Quran diturunkan dalam realita sejarah. Sebab Al-Quran turun sebagai respon kongkrit terhadap
sejarah kurun waktu, pristiwa tertentu, dan tempat tertentu. Literatur inggris menyebut sejarah dengan
history, yang berarti pengalaman massa lampau dari umat manusia. (Ramayulis, 2011).
Pengertian Sejarah secara terminologi,

Adapun secara terminologi berarti sejumlah keadaan dan peristiwa yang terjadi di masa lampau dan
benar-benar terjadi pada diri individu dan masyarakat

berbagai macam istilah sebagai berikut:

Istilah sejarah, dalam pengertian terminologis atau istilahi, juga memiliki beberapa variasi
redaksi.misalnya mendefinisikan sejarah dengan ungkapan history is the history of thought (Sejarah
adalah sejarah pemikiran); history is a kind of research or inquiry (Sejarah adalah sejenis penelitian atau
penyelidikan). Pada kesempatan lain, Collingwood memaknakan sejarah (dalam artian penulisan sejarah
atau historiografi), seperti membangun dunia fantasi (are peaple who bulid up a fantasy-word).

Nouruzzaman Shiddiqie mendifinisikan sejarah sebagai peristiwa masa lampau yang tidak hanya sekadar
memberi informasi tentang terjadinya peristiwa itu, tetapi juga memberikan interpretasi atas peristiwa
yang terjadi dengan melihat hukum sebab-akibat.( Nouruzzaman Shiddiqie, 1983)

Jauh sebelumnya, Ibn Khaldun (1332 – 1406), dalam kitabnya al-Muqaddimah, telah mendefinisikan
sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia; tentang perubahan-
perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu, seperti kelahiran, keramah-tamahan, dan solidaritas
golongan; tentang revolusi dan pemberontakan rakyat melawan golongan lain; akibat timbulnya
kerajaan-kerajaan dan negara dengan tingkatan bermacam-macam kegiatan dan kedudukan orang, baik
untuk mencapai kemajuan kehidupannya, berbagai macam ilmu pengetahuan, dan pada umunya
tentang segala macam perubahan yang terjadi di dalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri
(Abdurrahman Ibn Khaldun, 1986).

Secara Terminologi sejarah berarti keterangan yang telah terjadi dikalangan masyarakat pada masa
lampau atau masa sekarang. Pengertian sejarah selanjutnya adalah catatan yang berhubungan dengan
kejadian yang masa lampau yang diabadikan dalam laporan-laporan tertulis dan ruang lingkup yang luas
(Ramayulis, 2011).

Pengertian Sejarah secara efistimologi


Secara epistimologi Sejarah adalah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan dengan
cerita bertarikh sebagai hasil penfsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang
telah lampau atau tanda-tanda yang lain.

Berdasarkan asal kata dan istilah tersebut maka sejarah dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah
terjadi pada waktu lampau dalam kehidupan umat manusia. Sejarah tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan manusia dan bahkan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia dari
tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih maju atau modern. Berdasarkan bahasa Indonesia, sejarah
mengandung 3 pengertian: Sejarah adalah silsilah atau asal-usul, Sejarah adalah kejadian atau peristiwa
yang benar-benar terjadi pada masa lampau, Sejarah adalah ilmu, pengetahuan, dan cerita pelajaran
tentang kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau. Jadi pengertian sejarah
adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada
masa lampau dalam kehidupan umat manusia.

Pengertian Pendidikan secara etimologi,

Pendidikan berasal dari kata ‘didik’ yang artinya memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran. Secara gamblang pendidikan bisa diartikan sebagai proses pengubahan
sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan : proses, cara, perbuatan mendidik. Berikut ini arti pendidikan dari beberapa
bahasa:

Bahasa Yunani : berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata “paid” artinya anak dan “agogos” artinya
membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat diartikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak
(the art and science of teaching children).

Bahasa Romawi : berasal dari kata educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan
potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia.
Bangsa Jerman : berasal dari kata Erziehung yang setara dengan educare, yaitu : membangkitkan
kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak.

Bahasa Jawa : berasal dari kata panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah kejiwaan,
mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak

Pengertian Pendidikan secara terminologi,

Mendefinisikan pengertian pendidikan ditinjau dari berbagai tokoh tentu memiliki berbagai perbedaan,
tetapi untuk memahami pengertian pendidikakn paling tidak dibutuhkan beberapa pengertian :

Menurut Ngalim Purwanto yang dikutip oleh Akmal Hawi Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan
denga sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar
berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat.

Menurut Hasan Langgulung dikutip oleh Akmal Hawi Pendidikan merupakan proses pemindahan nilai
pada suatu masyarakat kepada setiap individu yang ada di dalamnya dan proses pemindahan niali-nilai
budaya itu melalui pengajaran dan indoktrinasi (Akmal Hawi, 2008)

Pengertian Pendidikan secara efistimologi,

Secara epistimologi adalah ilmu yang mempelajari serta memperoses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan
pelatihan.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilikikekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat. (UU.SISDIKNAS, 2008)
Pengertian Islam secara etimologi

Secara etimologis (asal-usul kata, lughawi) kata “Islam” berasal dari bahasa Arab: salima yang artinya
selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh.
Sebagaimana firman Allah SWT,

“Bahkan, barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka
baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih
hati” (Q.S. 2:112).

Ada juga pendapat, akar kata yang membentuk kata “Islam” setidaknya ada empat yang berkaitan satu
sama lain

Aslama. Artinya menyerahkan diri. Orang yang masuk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah SWT.
Ia siap mematuhi ajaran-Nya.

Salima. Artinya selamat. Orang yang memeluk Islam, hidupnya akan selamat.

Sallama. Artinya menyelamatkan orang lain. Seorang pemeluk Islam tidak hanya menyelematkan diri
sendiri, tetapi juga harus menyelamatkan orang lain (tugas dakwah atau ‘amar ma’ruf nahyi munkar).

Salam. Aman, damai, sentosa. Kehidupan yang damai sentosa akan tercipta jika pemeluk Islam
melaksanakan asalama dan sallama (Nasruddin Razak,1989).

Pengertian Islam secara terminologi

Adapun pengertian Islam dari segi istilah, banyak para ahli yang mendefinisikannya; di antaranya Prof.
Dr. Harun Nasution. Ia mengatakan bahwa Islam menurut istilah (Islam sebagai agama) adalah agama
yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad saw.
sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu segi,
tetapi menganal berbagai segi dari kehidupan manusia (Harun Nasution, 2002)

Sementara itu Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian; dan dua
ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti
nyata bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya. Islam bukan saja dikatakan sebagai agama
seluruh Nabi Allah, sebagaimana tersebut dalam Al Qur’an, melainkan pula pada segala sesuatu yang
secara tak sadar tunduk sepenuhnya pada undang-undang Allah (Muhammad Ali, 2003)

Pengertian Islam secara efistimologi

Sedangkan Islam menurut kaca mata Epistemologi adalah Islam sebagai ilmu. Islam memang mempunyai
banyak aspek yang bisa melahirkan disiplin ilmu berbeda, seperti hukum, seni, dan sebagainya.

Islam adalah di ucapkan dengan lisan, di benarkan dengan hati dan di buktikan dengan perbuatan bahwa
tiada tuhan selain Allah SWT dan Muhammad SAW adalah utusannya. Islam juga di artikan sebagai
ketundukan pada Allah SWT, Islam adalah Wahyu Allah, Islam adalah Agama Para Nabi dan Rasul, Islam
adalah Hukum-hukum Allah di dalam Alquran dan Sunnah, Islam adalah Jalan Allah Yang Lurus Islam
merupakan satu-satunya pedoman hidup bagi seorang muslim, Islam Pembawa Keselamatan Dunia dan
Akhirat (Harun Nasution, 2002)

Pengertian Sejarah Pendidikan Islam

Pengertian sejarah pendidikan Islam yaitu:

Keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam didunia islam dari waktu
kewaktu, dari suatu Negara kenegara lain dari masa Rasulullah SAW samapai masa sekarang.

Sebagai cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan
pendidikan islam didunia islam baik dari segi ide dan konsepsi maupun segi intitusi dan oprasional sejak
masa Rasulullah SAW hingga sekarang (Ramayulius, 2011)
Kronologi kapan, dimana, siapa, mengapa dan apa yang terjadi dalam pendidikan Islam pada masa yang
lampau.

Urgensi dari mempelajari Sejarah Pendidikan Islam

Urgensi mempelajari sejarah pendidikan islam Dari mengkaji sejarah kita dapat memperoleh informasi
tentang pelaksaan pendidikan islam dari zaman Rosulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan,
perkembangan, kemajuan, kemunduran dan kebangkitan kembali dari pendidikan islam. Dari sejarah
dapat diketahui bagaimana yang terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan islam dengan segala ide,
konsep, institusi, sistem, dan opersionalnya yang terjadi dari waktu ke waktu.

Ada beberapa urgensi akademis lainnya dari studi sejarah pendidikan Islam:

Sejarah pendidikan dapat membedakan mana yang bernilai tinggi dan mana yang tidak, sehingga
terhindar dari tindakan-tindakan menyesatkan dan salah di dalam melaksanakan usaha-usaha
pendidikan.

Sejarah pendidikan dapat memberikan pegangan sehingga tidak terjadi anggapan bahwa yang sudah
lama itu memiliki nilai rendah dan yang baru itu bernilai tinggi.

Sejarah pendidikan dapat memberikan kesadaran bahwa pendidikan hendaknya disesuaikan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sejarah pendidikan dapat memberikan keinsyafan bahwa pendidikan dan tugas pendidik itu sangat berat
tapi berarti.

Dengan mempelajari sejarah pendidikan akan diperoleh model-model sistem pendidikan yang baik.

Urgensi dalam mempelajari sejarah pendidikan islam adalah Dari mengkaji sejarah kita dapat
memperoleh informasi tentang pelaksaan pendidikan islam dari zaman Rosulullah sampai sekarang,
mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran dan kebangkitan kembali dari
pendidikan islam. Dari sejarah dapat diketahui bagaimana yang terjadi dalam penyelenggaraan
pendidikan islam dengan segala ide, konsep, institusi, sistem, dan opersionalnya yang terjadi dari waktu
ke waktu (Hanun Asrohah, 2001).

Tujuan dari mempelajari Sejarah Pendidikan Islam

Sejarah Pendidikan Islam mempunyai tujuan sebegai berikut:

– Sebagai cermin ilmu sejarah pendidikan islam berusaha menafsirkan pengalaman masa lampau
pendidikan Islam dalam berbagai kegiatan. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan bahwa tidak
semua kagiatan pendidikan Islam berjalan mulus terkadang menemukan rintangan-rintangan tertentu
sehingga dalam proses kegiatannya mendapat sesuatu yang tidak diharapkan, maka kita perlu bercermin
atau dengan kata lain mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian masa lampau sehingga sejarah
pendidikan Islam itu bagi masa menjadi cermindan dapat diambil manfaatnya khususnya bagi
perkembangan pendidikan islam.

– Sebagai pembanding, suatu peristiwa yang berlangsung dari masa ke masa tentu memiliki kesamaan
dan kekhususan. Dengan demikian hasil proses pembanding antara masa silam, sekarang, dan yang akan
datang diharapkan dapat memberi andil bagi perkembangan pendidikan islam karena sesungguhnya
tarikh itu menjadi cermin perbandingan bagi masa yang baru.

– Sebagai perbaikan, setelah berusaha menafsirkan pengalaman masa lampau manusia dalam berbagai
kegiatan kita berusaha pula untuk memperbaiki keadaan yang sebelumnya kurang konstruktif menjadi
lebih konstruktif (Enung K Rukiati, 2006).

– Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam, sejak zaman
lahirnya sampai masa sekarang.

– Mengambil manfaat dari proses pendidikan islam, guna memecahkan problematika pendidikan islam
pada masa kini.
– Memiliki sikapn positif terhadap perubahan-perubahan dan pembaharuan-pembaharuan sistem
pendidikan islam.

– Selain itu sejarah pendidikan islam akan mempunyai kegunaan dalam rangka pembangunan dan
pengembangan pendidikan islam. Dalam hal ini, sejarah pendidikan islam akan memberikan arah
kemajuan yang pernah dialami sehingga pembangunan dan pengembangan itu tetap berada dalam
kerangka pandangan yang utuh dan mendasar (Zuhairini, 1997)

– Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk
menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai
kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat.

– Tujuan khusus yang lebih spesifik menjelaskan apa yang ingin dicapai melalui pendidikan Islam.
Sifatnya lebih praktis, sehingga konsep pendidikan Islam jadinya tidak sekedar idealisasi ajaran-ajaran
Islam dalam bidang pendidikan. Dengan kerangka tujuan ini dirumuskan harapan-harapan yang ingin
dicapai di dalam tahap-tahap tertentu proses pendidikan, sekaligus dapat pula dinilai hasil-hasil yang
telah dicapai. Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia
sebagai hamba Allah

Komponen-komponen Sejarah Pendidikan Islam

Sejarah pendidikan merupakan uraian sistematis dari segala sesuatu yang telah dipikirkan dan
dikerjakan dalam lapangan pendidikan pada waktu yang telah lampau. Sejarah pendidikan menguraikan
perkembangan pendidikan dari dahulu hingga sekarang. Oleh karena itu, sejarah pendidikan sangat erat
kaitannya dengan beberapa ilmu antara lain:

1. Sosiologi

Interaksi yang terjadi baik antara individu maupun antara golongan, dimana dalam hal ini menimbulkan
suatu dinamika. Dinamika dan perubahan tersebut bermuara pada terjadinya mobilitas sosial semua itu
berpengaruh pada sistem pendidikan islam. Serta kebijaksanaan pendidikan islam yang dijalankan pada
suatu masa.
2. Ilmu sejarah

Membahas tentang perkembangan peristiwa-peristiwa atau kejadian –kejadian penting di masa lampau
dan juga dibahas segala ikhwal “orang-orang besar” dalam struktur kekuasaan dalam politik karena
umumnya orang-orang yang besar cukup dominan pengaruhnya dalam menetukan sistem, materi,
tujuan pendidikan, yang berlaku pada masa itu.

3. Sejarah kebudayaan

Dalam hubungan ini pendidikan berarti pemindahan isi kebudayaan untuk menyempurnakan segala dan
kecakapan anak didik guna menghadapi persoalan-persoalan dan harapan-harapan kebudayaannya,
pendidikan islam adalah usaha mewariskan nilai-nilai budaya dari suatu generasi ke generasi
selanjutnya. Oleh karenanya mempelajari sejarah kebudayaan dalam rangka memahami sejarah islam
adalah sangat penting

Sejarah Pendidikan Islam pada masa Rasulullah, Khulafaurrasyidin, Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah

SEJARAH PENDIDKAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH :

Pendidikan islam pada masa nabi muhammad saw. Dibedakan menjadi dua periode yaitu periode
mekkah dan periode madinah. Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Makkah adalah pendidikan
tauhid, titik beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu muslim, agar
jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari.

Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial dan
politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid di Makkah, yaitu pembinaan di bidang
pendidikan sosial dan politik agar dijiwai oleh ajaran , merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid
tersebut.

Kondisi sosial budaya, ekonomi, politik, keberagaman, dan pendidikan masyarakat arab sebelum islam :

Sosial Budaya

msyarakat arab sebelum islam disebut masyarakat jahiliyah. Masyarakat jahiliyah menerut phillip k. Hitti
adalah suatu masyarakt yang dikelnal dengan masa kebodohan, ketidaktahuan, atau kebiadaban. Pada
saat itu masyarakat arab tidak pandai baca-tulis. Mereka juga memeluk agma watsani, yang bertuhanan
kepada banyak berhala serta dikenal dengan prilaku kasar, bermoralitas rendah.kekuasaan yang berlaku
saat iu adalah sistem diktator. Hasan ibrahim hasan, menjelaskan lebih lanjut, bahwa kondisi
kemasyarakatan arab jahiliyah adalah, adanya solidaritas atara sesama anggota auatu kabilah lain sama
sekali tidak ada.

Ekonomi

Ekonomi mengikuti kondisi sosial, yang bisa dilihat dan jalan kehidupan bangsa arab. Pandangan
merupakan sarana yang paling dominan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sementara kondisi yang
aman sebenarya tidak perna terwujud dijazirah arab kecuali bulan-bulan suci. Menurut abudin nata dan
fauzan, dalam hal perekonomian bangsa arab pra-islam, berada dalam kondisi kesesatan, terlihat dari
sikap mereka dalam menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang atau sesuatu yang diperlukan,
seperti mencuri, berjudi, merampok, menipu,mmeras, atau melipatgandakan bunga (riba) kepada orang
yang meminjam uang kepadanya.

Politik

Bangsa arab sebelum islam, belum mengenal sistem pemerintahan yang lengkap seperti pada masa
sekarang, kalaupun ada belum belum sempurna oraganisasi politiknya, menurut hasan ibrahim, mereka
tidak memiliki peradilan tempat memperoleh kepastian hukum tentang suatu kasus atau memvonis
suatu tindakan pelangaran. Kesesatan dalam bidang politik antara lain terlihat dalam sikap mereka (para
penguasa) yang diktator, otoriter, zalim, dan korup.

Keberagamaan

Keberagamaan mayoritas bangsa arab jahiliyah sudah jauh dari kekayaan yang dibawa oleh nabi ibrahim
yaitu menyakini adanya Allah SWT sebagai rabb al-alamin. Mereka menganut agama watsani
(penyembah bahala). Setiap kabilah atau suku mempunyai patung (bahala) sendiri sebagai pusat
penyembahan. Diantaranya ada yang disebut shanam, berhala berbentuk manusia, terbuat dari logam
atau kayu, wathan terbuat dan batu dan nushud adalah batu karang tanpa suatu bentuk tertentu.

Pada masa rasulullah dibagi menjadi dua periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah.

Periode Mekkah

Lembaga Pendidikan Islam, adapun lembaga pendidikan Islam adalah rumah Al-Arqom Ibn Abi Arqom.
Rumah Al-Arqom ibn Abi Arqam adalah tempat pertama berkumpulnya kaum muslimin beserta
Rasulullah untuk beajar hokum-hukum dan dasar-dasar ajaran Islam. Rumah ini merupakan lembaga
pendidikan pertama atau madarasah yang pertama sekali dalam Islam, adapun yang mengajar di
lembaga tersebut adalah Rasulullah sendiri.

Materi pendidikan Islam, dengan turunnya perintah kepada Nabi supaya mengajarkan Islam kepada
kerabat nabi dan umatnya secara luasdan terang-terangan maka nabi bukan hanya berdakwah di
lingkungan keluarga dan dikalangan penduduk Mekkah saja, tetapi juga pada penduduka di luar
Mekkah, terutama mereka yang dating ke Mekkah. Baik dalam rangka ibadah haji maupun perdagangan.
Sedangkan materi pendidikan Islam pada waktu itu adalah:

Tauhid: Bahwa Allah pencipta alam semesta yang sebenarnya, Allah yang memberikan Nikmat, Allah
telah membimbing dan mendidika manusia dengan kasih sayang, Allah adalah Malik (Raja), Allah yang
membimbing dan member pettunjuk pada manusia.

Al-Qur’an: dalam pembelajaran Al-Qur’an kepada umatnya Nabi Muhammmad SAW selalu
menganjurkan pada umatnya supaya Al-Qur’an di hafal dan selalu di baca, dan diwajibkan membacanya
dan ayat-ayatnya dalam shalat. Selanjutnya untuk memantapakan al-qur’an dalam hafalan mereka, nabi
Muhammad SAW selalu mengadakan evaluasi terhadap hafalan sahabat tersebut.

Periode Madinah

Lembaga Pendidikan Islam setelah Nabi Hijrah Ke Madinah, disamping kuttab adalah masjid dan Suffah.

Masjid, sebagai kegiatan Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin, Nabi secara bersama
membina masyarakat baru, masyarakat yang disinari oleh tauhid, dan mencerminkan persatuan dan
kesatuan umat. Di masjid itulah beliau bermusyawarah mengenai berbagai urusan, mendirikan shalat
berjamaah, membacakan al-qura’an maupun membacakan ayat-ayat yang baru diturunkan. Dengan
demikian, masjid itu merupakan pusat pendidikan pusat pendidikan dan pengajaran.

Suffah, pada masa Rasulullah SAW, shuffah adalah suatu tempat yang telah dipakai utnuk aktifitas
pendidikan. Biasanya tempat ini menyediakan pemondokan bagi pendatang baru dan mereka yang
tergolong miskin. Disini para siswa diajarkan membaca dan menghapalkan al-qu’ran secra benar, dan
diajarakan pula islam dibawah bimbingan langsung dari nabi. (Ramayulius,2011)

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHULAFA’ AL-RASYIDIN :

ketika Rasulullah SAW masih hidup, ia tidak meninggalkan pesan apapun sebagai pengantinya. Sewaktu
Rasulullah wafat masalah tersebut cukup serius dibicarakan oleh kaum muslimin. Para pembuka islam
bahwa pengganti beliau disebut khalifah. Berate pengganti khalifah sebagai pengganti hanya
menggantikan nabi Muhammad sebagai pemimpin agama dan pemimpin pemerintahan. Sedangkan
sebagai nabi dan Rasul Muhammad tidak bisa digantikan karena beliau adalah Nabi dan Rasul yang
terakhir.ada empat orang khalifah pengganti beliau, dan keempat khalifah tersebut disebut khulafah Al-
Rasidin. Keempat khalifah tersebut adalah Abu Bakar Sidiq, Abu Bakar Umar bin Khattab, Usman Bin
Affan, dan Ali Bin Abi Thalib.
Pada Masa Abu Bakar Ash-sidiq

Banyak para sahabat yang hafal Al-Qur’an meninggal atau gugur dalam menegakkan agama Islam.
Pendidikan Islam pada masa itu belum ada yang secara formal, maka Umar bin Khattab menyarankan
khalifah Abu Bakkar Ash-sidiq untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an, kemudian untuk
merealisasikan saran tersebut, di putuskan Zaid bin Tsabit ditugaskan untuk mengumpulkan semua
tulisan Al-Qur’an yang masih berserakan. lembaga pendidikan masih sama dengan lembaga pendidikan
pada masa Nabi, namun dari segi kualitas dan kuantitasnya sudah banyak mengalami perkrmbangan,
diantaranya: 1) Kuttab, pada masa Abu Bakar lembaga pendidikan mencapai tingkat kemajuan yang
berarti. Kemajuan lembaga kuttab ini terjadi ketika umat muslim telah menaklukan beberapa daerah
dan menjalin kontak dengan bangsa-bangsa yang lebih maju lembaga pendidikan ini menjadi sangat
penting sehingga para ulama berpendapat bahwa mengajarkan Al-Qur’an merupakan fardhu kifayah.
Materi pendidikannya: membaca, menulis dan menghafal Al-Qur’an , pokok-poko agama seperti
keimana, ibadah, akhlak dan muamalat. 2) Masjid, merupakan lembaga pendidikan lanjutan setelah
anak-anak tamat belajar dari kuttab. Di masjid ini ada dua tingkat pendidikan, yaitu tingkat menengah
dan tingkat tinggi. Yang membedakan kedua tingkat tersebut adalah tingkat menengah, gurunya belum
mencapai status guru besar. Sedangkan pada tingkat tinggi, pengajarnya adalah ulam yang mempunyai
pengetahuan yang mendalam dan integritas kesalehan dan keimanan yang diakui oleh masyarakat.
Materinya adalah Al-Qur’an dan tafsirnya, hadis dan syarahnya serta fiqh.

Pada Masa Umar bin Khattab,

Lembaga pendidikan pada masa khalifah Umar bin Khattab, sama dengan masa Abu Bakar. Namun dari
segi kemajuan pendidikan begitu pesat, sebab selama Umar bin Khattab pemerintah Negara dalam
keadaan stabil dan aman, hal ini menyebabkan ditetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan, dan juga
terbentuknya pusat-pusat pendidikan di berbagai kota. Materi pendidikan pada masa Umar bin Khattab
adalah materi pada kuttab pada masa Abu Bakar dan di tambah dengna beberapa mata pelajaran dan
keterampilan. Ketika Umar bin Khattab di angkat menjadi khalifah, ia menginstruksikan pada pendidik
agar anak-anak di ajarkan: berenag, mengendarai onta, memanah, membaca, menghafal syair-syair yang
mudah dan pribahasa. Materi pendidikan pada tingkat menengah dan tingkat tinggi terdiri dari adalah
Al-Qur’an dan tafsirnya, hadis dan syarahnya serta fiqh (tasyri). Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan
duniawi dan ilmu filsafat belum dikenal pada masa itu. Hal ini dimungkinkan mengingat konstruk social
masyarakat ketika itu masih dalam pengembangan wawasan keislaman yan lebih difokuskan pada
pemahaman al-quran dan hadist secara literal. Pendidik pada masa Umar bin Khattab pada masa
khalifah umar yang menjadi pendidik adalah beliau sendiri, serta guru-guru yang beliau angkat. Umra
merupakan seorang pendidik yang sering melakukn penyukuhan pendidikan dikota madinah. Beliau juga
menerapkan pendidikan dimasjid-masjid dan ;pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru
untuk tiap daerah yang ditaklukan itu, dengan mengajar tugas isi al-quran dan ajaran islam lainya,
seperti fiqih kepada penduduk yang baru masuk islam, disamping bekiau sendiri sebagai pendidikan.

Pada Masa Usman bin Affan

Pada masa khalifah Usman kedudukan peradaban Islam tidak jauh berbeda demikian juga pendidikan
Islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Para sahabat diperbolehkan dan diberi kelonggaran
meninggalkan Madinah untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang dimiliki. Dengan tersebarnya sahabat-
sahabat besar keberbagai daerah meringankan umat Islam untuk belajar Islam kepada sahabat-sahabat
yang tahu banyak ilmu Islam di daerah mereka sendiri atau daerah terdekat.

Pada masa khalifah usman bin affan pelaksanaan pendidikan islam ditinjau dari aspek lembaga dan
materi, tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. pendidikan dimasa ini hanya melanjutkan apa yang
telah ada sebelumnya, namun sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan islam. Pola
pendidikan pada masa usman ini lebih merakyat dan lebih mudah dijangkau oleh seluaruh peserta didik
yang ingin yang mempelajari ajaran islam karena pusat pendidikan lebih banyak, sebab pada masa ini
para sahabat bisa memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan pendidikan kepada
masayarakat. Pelaksanaan pendidikan pada masa ini diserahkan pada masyarakat, dengan masyarakatla
yang lebih banyak inisiatif dalam melaksanakan pendidikan termaksud pengangkatan para pendidik.
Walaupun demikian ada usaha yang sangat cemerlang yang menentukan yang dilakukan Usman bin
Affan, yang sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan islam dimasa yang akan dating, usaha
tersebut adalah terjadinya kodifikasih al-quran.
Pada Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib

Pada masa Ali bin abi Thalib tidak terlihat perkembangan pendidikan yang berarti karena pada masa ini
telah terjadi kekacawan politik dan pemberontakan, sehingga dimasa ia berkuasa pemerintahannya
tidak setabil. Dengan kericuan politik pada masa Ali berkuasa, kegiatan pendidikan islam terdapat
hambatan dan ganguan. Pada saat itu Ali bin Thalib tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan
sebab keseluruan perhatianya ditumpakan kepada masalah keamanan didalam pemerintahanya.
Menurut Mahmud Yunub bahwa pusat pendidikan pada masa Khulafah Rasidin adalah sebagai berikut :
Madrasah mekkah, madrasah madinah, madrasah basrah, madrasah kuffah, madrah damsyik, madrasah
fistab. (Mahmud Yunus, 1989).

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA DINASTI UMAYYAH :

Selama lebih kurang 90 tahun Daulah Umayyah berkuasa telah banyak perubahan dan pembaharuan
yang mereka lakukan. Khalifah-khalifah besar Daulah Umayyah adalah Mu’awiyah ibn Abi Sofyan (661-
680M), Abdul Malik ibn Marwan (685-705 M), Al Walid ibn Abdul Malik (705-715M), Umar ibn Aziz (717-
720 M) dan Hisyam ibn al-Malik (724-743). Secara umum kemajuan-kemajuan yang telah dilakukan oleh
DaulahUmayyah adalah perluasan daerah-daerah kekuasaan islam, pertumbuhan partai politik,
penyusunan organisasi negara dan pemerintah, perkembangan ilmu pengetahuan, pertumbuhan dan
perkembangan hukum islam, dan perkembangan seni budaya. Pada masa yang kurang seabad itu islam
telah tersebar hampir mengenai separuh dunia. Dan tak sampai dua abad dari detik kelahiranya bendera
islam telah berkibar anatar pegunungan pyrenia dan Himalaya, antara padnag pasir di tengah Asia
sampai kepadang pasir dibenua Afrika.

Pada masa Dinasti Umayyah , terdapat berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para khalifah, yang
menyebabkan berkembangnya system pemerintahan. Diantara kebijakan yang dilakukan adalah :
pemisahan kekuasaan, pembagian wilayah, bidang administrasi pendidikan, organisasi keuangan,
organisasi ketentaraan, organisasi kehakiman, bidang social dan budaya, bidang seni dan sastra, bidang
seni rupa dan bidang arsitektur.
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA DINASTI ABBASIYAH :

Kemajuan yang dicapai oleh Daullah Abbasiyyah, khususnya dalam bidang ilmu merupakan puncak
kejayaan islam sepanjang sejarah. Hal ini disebabkan karena (1) situasi dan kondisi yang sangat
menunjang (2) keterlibatan semua pihak secara ikhlas secara bersunggu-sunggu (3) adanya
kemerdekaan dan kebebasan berpikir membuat umat islam mejadi sangat dinamis dan kreatif, jauh dari
sikap fatalis dan taklid, perkembangan ini juga membawa Daulah Abbasiyyah ketempat utama dan
terhormat dalam kebudayaan, peradaban serta dunia pemikiran atau filsafat.

Pada masa ini telah dilahirkan Ulama-Ulama besar seperti Imam Malik, Iman Abi Hanifah, Imam Syafei
dan Imam Hambal dalam bidnag hukum, Imam Asy’ari, Imam Almaturidi, pembuka-pembuka mu’tazila
seperti wasil bin Atha, Abu Alhuzail, Alnazam dan Aljubba’i dlaam bidang teologi, zunnun Almisri, abu
yazid, Albustami dll.

Lembaga Pendidikan Islam yang di dirikan pada masa Rasulullah, Khulafaurrasyidin, Dinasti Umayyah,
Dinasti Abbasiyah

PADA MASA RASULULLAH SAW

Lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan pada pada masa masa rosulullah saw. Yaitu berupa
masjid,suffah dan halaqoh.

Periode Mekkah

Lembaga Pendidikan Islam, adapun lembaga pendidikan Islam adalah rumah Al-Arqom Ibn Abi Arqom.
Rumah Al-Arqom ibn Abi Arqam adalah tempat pertama berkumpulnya kaum muslimin beserta
Rasulullah untuk beajar hokum-hukum dan dasar-dasar ajaran Islam. Rumah ini merupakan lembaga
pendidikan pertama atau madarasah yang pertama sekali dalam Islam, adapun yang mengajar di
lembaga tersebut adalah Rasulullah sendiri.

Periode Madinah

Kuttab

Kuttab berasal dari bahasa Arab Katattib yang berarti “Mengajar Menulis” tempat belajar yang lahir
pada masa awal Islam. Pada awalnya kuttab berfungsi sebagai tempat memberikan pengajaran, menulis,
dan membaca pada anak-anak.

Masjid

Masjid, sebagai kegiatan Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin, Nabi secara bersama
membina masyarakat baru, masyarakat yang disinari oleh tauhid, dan mencerminkan persatuan dan
kesatuan umat. Di masjid itulah beliau bermusyawarah mengenai berbagai urusan, mendirikan shalat
berjamaah, membacakan al-qura’an maupun membacakan ayat-ayat yang baru diturunkan. Dengan
demikian, masjid itu merupakan pusat pendidikan pusat pendidikan dan pengajaran.

Suffah :Pada masa Rasulullah SAW, shuffah adalah suatu tempat yang telah dipakai utnuk aktifitas
pendidikan. Biasanya tempat ini menyediakan pemondokan bagi pendatang baru dan mereka yang
tergolong miskin. Disini para siswa diajarkan membaca dan menghapalkan al-qu’ran secra benar, dan
diajarakan pula islam dibawah bimbingan langsung dari nabi. (Ramayulius,2011)

Halaqoh :Halaqoh pada zaman nabi yang membentuk lingkaran dan Rosulullah menjelaskan pendidikan
Islam.

PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN

Khalifah Abu Bakar RA


Kuttab,

Pada masa Abu Bakar lembaga pendidikan mencapai tingkat kemajuan yang berarti. Kemajuan lembaga
kuttab ini terjadi ketika umat muslim telah menaklukan beberapa daerah dan menjalin kontak dengan
bangsa-bangsa yang lebih maju lembaga pendidikan ini menjadi sangat penting sehingga para ulama
berpendapat bahwa mengajarkan Al-Qur’an merupakan fardhu kifayah. Materi pendidikannya:
membaca, menulis dan menghafal Al-Qur’an , pokok-poko agama seperti keimana, ibadah, akhlak dan
muamalat.

Masjid,

Merupakan lembaga pendidikan lanjutan setelah anak-anak tamat belajar dari kuttab. Di masjid ini ada
dua tingkat pendidikan, yaitu tingkat menengah dan tingkat tinggi. Yang membedakan kedua tingkat
tersebut adalah tingkat menengah, gurunya belum mencapai status guru besar. Sedangkan pada tingkat
tinggi, pengajarnya adalah ulam yang mempunyai pengetahuan yang mendalam dan integritas
kesalehan dan keimanan yang diakui oleh masyarakat. Materinya adalah Al-Qur’an dan tafsirnya, hadis
dan syarahnya serta fiqh.

Khalifah Umar Bin Khattab

Lembaga pendidikan pada masa khalifah Umar bin Khattab, sama dengan masa Abu Bakar yaitu Masjid
dan Kuttab. Namun dari segi kemajuan pendidikan begitu pesat, sebab selama Umar bin Khattab
pemerintah Negara dalam keadaan stabil dan aman, hal ini menyebabkan ditetapkannya masjid sebagai
pusat pendidikan, dan juga terbentuknya pusat-pusat pendidikan di berbagai kota.

Kuttab, Materi pendidikan pada masa Umar bin Khattab adalah materi pada kuttab pada masa Abu
Bakar dan di tambah dengna beberapa mata pelajaran dan keterampilan. Ketika Umar bin Khattab di
angkat menjadi khalifah, ia menginstruksikan pada pendidik agar anak-anak di ajarkan: berenag,
mengendarai onta, memanah, membaca, menghafal syair-syair yang mudah dan pribahasa. Materi
pendidikan pada tingkat menengah dan tingkat tinggi terdiri dari adalah Al-Qur’an dan tafsirnya, hadis
dan syarahnya serta fiqh (tasyri). Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan duniawi dan ilmu filsafat belum
dikenal pada masa itu.
Khalifah Usman Bin Affan RA

Pada masa khalifah Usman bin Affan Pelaksanaan pendidikan yaitu di pusatkan pada Masjid dan Kuttab,
akan tetapi pada masa ini pendidikan diserahkan pada masyarakat, dengan masyarakatla yang lebih
banyak inisiatif dalam melaksanakan pendidikan termaksud pengangkatan para pendidik. Walaupun
demikian ada usaha yang sangat cemerlang yang menentukan yang dilakukan Usman bin Affan, yang
sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan islam dimasa yang akan dating, usaha tersebut adalah
terjadinya kodifikasih al-quran.

Khalifah Ali bin Abi Thalib

Pada masa Ali bin abi Thalib tidak terlihat perkembangan pendidikan yang berarti karena pada masa ini
telah terjadi kekacawan politik dan pemberontakan, sehingga dimasa ia berkuasa pemerintahannya
tidak setabil. Dengan kericuan politik pada masa Ali berkuasa, kegiatan pendidikan islam terdapat
hambatan dan ganguan. Pada saat itu Ali bin Thalib tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan
sebab keseluruan perhatianya ditumpakan kepada masalah keamanan didalam pemerintahanya.

PADA MASA DINASTI UMAYYAH

Pada masa ini didirikan lembaga pendidikan:


Kuttab, kuttab sebenarnya sudah ada semenjak pada masa khulafah rasidin, namun pada masa ini kuttab
dilaksanakan didekat masjid dan gurunya tidak dibayar. Pada masa khalifah umayah, kuttab bukan hanya
didekat masjid tetapi juga dirumah guru dan istana.

Istana, pendidikan diistana tidak hanya tingkat rendah, tapi berlanjut pada pengajaran tingkat tinggi
sebgai mana halaqah, masjid, dan masdrasah. Guru istana dinamakan muaddib. Tujuan pendidikan
istana bukan saja mengajarkan ilmu pengetahuan bahkan muaddib harus mendidik akal, hati, dan
jasmani anak.

Badi’ah, dengan adanya arabisasi oleh Khalifah Abdul Malik ibn Marwan, maka munculah istilah Badi’ah
yaitu dusun badui di Padang Sahara yang masih fasih dan fmurni bahasa arabnya sesuai dengan kaidah
bahasa arab itu. Akibat dari arabisasi inilah muncul ilmu qawaid dan cabang ilmu lainnya untuk
mempelajari bahasa Arab. Bahasa arab ini sudah samapai ke Irak, Syiria, Mesir, Libanon, Libya, Tunisia,
Aljazair, Maroko, di samping Sadi Arabia, Yaman, Emirat Arab, dan sekitarnya di samping Saudi Arabia.

Perpustakaan, Al-Hakam Ibn Nasir (350 H/ 961 M) mendirikan perpustakaan yang besar di Qutubah
(Cordova). Perpustakaan ini tidak hanya dipergunakan untuk membaca buku, tetapi juga disana
disediakan ruangan untuk melaksanakan proses pembelajaran yang dibimbing oleh para ulama sesuai
dengan bidang keahlaiannya.

Bamarista (Rumah Sakit), rumah sakit selain berfungsi untuk mengobati dan merawat orang sakit, tetapi
juga tempat mendidik para calon tenaga medis dan perawat, dan juga mempelajar ilmu kedokteran.

Pola pendidikan pada masa Dinasti Umayyah

Pada masa daulah umayyah pola pendidikan bersifat desentralisasi, tidak memiliki tingkatan dan standar
umur. Kajian keilmuan pada priode ini didamaskus, kuffah, mekkah, madinah, mesir, cordova, dan
beberapa kota lainya seperti : bassrah dan kuffah, damsyik, dan palestina serta fistat. (Bachtiar Zabri

Pengembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Dinasti Umayyah

Di antara ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa itu adalah:

1) Ilmu Agama, seperti Al-Qur’an, Hadis, dan Fiqh.

2) Ilmu Sejarah dan Geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah dan
riwayat.
3) Ilmu pengetahuan bidang bahasa.

4) Bidang filsafat

5) Seni sastra arab

6) Seni kaligrafi dan seni arsitektur (Ramayulius, 2011)

PADA MASA DINASTI ABBASIYAH

Pada masa Abbasiyah sekolah-sekolah terdiri dari beberapa tingkat, yaitu:

Tingkat sekolah rendah,

Namanya Kuttab sebagai tempat belajar bagi anak-anak. Di samping Kuttab ada pula anak-anak belajar
di rumah, di istana, di took-toko dan di pinggir-pinggir pasar. Adapun pelajaran yang diajarkan meliputi:
membaca Al-Qur’an dan menghafalnya, pokok-pokok ajaran islam, menulis, kisah orang-orang besar
islam, membaca dan menghafal syair-syair atau prosa, berhitung, dam juga pokok-pokok nahwu shorof
ala kadarnya (Badri Yatim, 2000)

Tingkat sekolah menengah

yaitu di masjid dan majelis sastra dan ilmu pengetahuan sebagai sambungan pelajaran di kuttab. Adapun
pelajaran yang diajarkan melipuri: Al-Qur’an, bahasa Arab, Fiqih, Tafsir, Hadits, Nahwu, Shorof,
Balaghoh, ilmu pasti, Mantiq, Falak, Sejarah, ilmu alam, kedokteran, dan juga music.

Tingkat perguruan tinggi,

Seperti Baitul Hikmah di Bagdad dan Darul Ilmu di Mesir (Kairo), di masjid dan lain-lain. Pada tingkatan
ini umumnya perguruan tinggi terdiri dari dua jurusan:
1) Jurusan ilmu-ilmu agama dan Bahasa Arab serta kesastraannya. Ibnu Khaldun menamainya ilmu itu
dengan Ilmu Naqliyah. Ilmu yang diajarkan pada jurusan ini meliputi: Tafsir Al-Qur’an, Hadits, Fiqih,
Nahwu, Sharaf, Balaghoh, dan juga Bahasa Arab.

2) Jurusan ilmu-ilmu hikmah (filsafat), Ibnu Khaldun menamainya dengan Ilmu Aqliyah. Ilmu yang
diajarkan pada jurusan ini meliputi: Mantiq, ilmu alam dan kimia, Musik, ilmu-ilmu pasti, ilmu ukur,
Falak, Ilahiyah (ketuhanan), ilmu hewan, dan juga kedokteran (Musyrifah Sunanto, 2004).

Perkembangan ilmu pengetahuan di masa Abbasiyah

Pada masa abbsiyah ini terdapat perkembangan ilmu pengetahuan, antara lain sebagai berikut:

Menerjemahkan buku-buku dari bahasa asing (Yunani,Syiria Ibrani, Persia, India, Mesir, dan lain-lain) ke
dalam bahasa Arab. Buku-buku yang diterjemahkan meliputi ilmu kedokteran, mantiq (logika), filsafat,
aljabar, pesawat, ilmu ukur, ilmu alam, ilmu kimia, ilmu hewan, dan ilmu falak.

Pengetahuan keagamaan seperti fikih, usul fikih, hadis, mustalah hadis, tafsir, dan ilmu bahasa semakin
berkembang karena di zaman Bani Umayyah usaha ini telah dirintis. Pada masa ini muncul ulama-ulama
terkenal seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’I, Imam Hambali, Imam Bukhari, Imam
Muslim, Hasan Al Basri, Abu Bakar Ar Razy, dan lain-lain

Sejak upaya penerjemahan meluas, kaum muslim dapat mempelajari ilmu-ilmu ilmu-ilmu itu langsung
dalam bahasa arab sehingga muncul sarjana-sarjana muslim yang turut memperluas peyelidikan ilmiah,
memperbaiki atas kekeliruaan pemahaman kesalahan pada masa lampau, dan menciptakan pendapat-
pendapat atau ide baru (Zuhairini, Moh. Kasiran. Dkk, 1985)

Pada intinya lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan pada pada masa masa rosulullah saw. Yaitu
berupa masjid,suffah dan halaqoh. Pada masa khulafaur rosydin lembaga-lembaga pendidikan tidak jauh
berbeda dari masa rosullullah saw. yaitu berupa masjid,suffah,halaqoh, dan kuttab atau
maktab,,selanjutnya pada masa bani umayyah disinilah mulai banyak didirikan lembaga-lembaga yaitu
diantarnya, madrasahkuffah,madrasahdamsyik(syam),madrsah fistat(mesir).selanjutnya pada masa
abbasiyah lembaga-lembaga pendidikanb lebih maju yaitu diantaranya. Madrasah baitul
hikmah,madrasah nidhamiyyah,majlis munadaroh,rumah sakit,gedung perpustakaan.

Metode Pendidikan Pada Masa Rasulullah, Khulafaurrasyidin, Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah
Pada Masa Rasulullah lembaga pendidikan islam adalah rumah al-Arqam ibn Abi Arqam. Rumah al-
Arqam ibn Abi Arqam adalah lembaga pendidikan pertama atau Madrasah yang pertama kali dalam
islam, pada masa itu metode pendidikan islam dirumah Al-Arqam sangat sederhana sekali dan
pendidikan dilembaga ini dilaksanakan dalam bentuk ceramah dan kemudian diikuti dengan praktek
beragama yang berkaitan dengan ibadah, terutama ibadah shalat (Ramayulius, 2011). Metode yang
digunakan Rasulullah dalam mendidik sahabatnya antara lain: (1) metode ceramah, menyampaikan
wahyu yang baru diterimanya dan memberikan penjelasan-penjelasanserta keterangan-keterangannya;
(2) dialog, misalnya dialg antara Rasulullah dengan Mu’az ibn Jabal ketika Mu’az akan diutus sebagai
kadi ke negeri Yaman; (3) diskusi ata tanya jawab, sering sahabat bertanya kepada Rasulllah tentang
suatu hukaum, kemudian rsul menjawab; (4) metode perumpamaan, misalnya orang mukmin itu laksana
satutubuh, bila sakit salah satu anggota tubuh maka anggota tubuh lainnya akan turut merasakannya;
(5)metode kisah, misalnya kisah beliau dalam perjalanan isra’ dan miraj; (6) metode pembiasaan,
membiasakan kaum muskimin shalat berjamaah; (7) metode hafalan, misalnya para sahabat dianjurkan
untuk menjaga al-Qur’an dengan menghafalnya (Moh. Untung Slamet, 2005)

Pada Masa Khulafahurrasydin lembaga pendidikan islam pada masa itu sudah berkembang, lembaga
pendidikannya sama dengan masa abu bakar, pendidikan pada masa itu berada di bawah pengaturan
Guburnur. Disamping itu kemajuan dalam bidang pendidikan juga terdapat kemajuan berbagai bidang,
seperti pos pengiriman surat, kepolisian, baitul mal, dan sebagainya. Pada masa khulafaur rosyidin
metode-metode yang digunakan yaitu dengan membaca,menulis dan menghafalkan,diskusi atau

Pada Masa Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah, pada masa umayyah dan abbasiyah,tidak bjauh
beda dari sebelumnya yaitu menulis,ceramah, menghafal,diskusi kelompok,halaqoh,halaqoh dan lain
sebagainya.

Apa kelemahan dan kelebihan pendidikan Islam pada masa tersebut, beserta solusi dari anda?

Pada Masa Rosulullah Saw

Kelemahan pada masa rosullah saw yaitu pendidikan lebih banyak bertumpu kepada rosullah sehingga
para sahabat yang jauh dengan rosulullah akan sedikit ketinggalan informasi disbanding yang dekat.
Selain belum ada pembagian jenjang atau kelas.
Sedangkan kelebihannya adalah dimana rosullah saw mengajar dan memberi contoh teladan yang baik
bagi para sahabat dan terjadi hubungan langsung antara ara sahabat dan rosulullah sehinga ini
berpengaruh pada karakter sahabat.

Solusinya adalah bagaimana para sahabat harus mendekatkan diri kepada rosulullah kepada rosulullah
dan banyak bertanya sehingga ketinggalan apa-apa yang telah disampaikan rosullah saw.

Pada Masa Khulafu Ar-Rasyidin

Kelemahannya adalah sebagian dari masa pemerintahan khulafaurrasyidin itu terjadi kekacauan politik.
Sehingga menyebabkan pendidikan Islam pada masa itu di kesampingkan dan membuat pendidikan
Islam belum berkembang pesat daan belum mengacu pada pendidikan umum masih terpaku untuk
pendidikan yang bernuansa Islami.

Kelebihannya, pendidikan pada masa khlufaurrasyidin lebih mudah di jangkau dan tanggung jawab
pendidikan tidak sepenuhnya di bebankan pada pemerintah. Akan tetapi dalam bidang pendidikan,
masyarakat juga mempunyai andil untuk mengembangkan pendidikan Islam.

Solusinya, pada zaman itu harus menstabilkan politik, sehingga antara ranah politik dan ranah
pendidikan menjadi prioritas utama untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan Islam.

Pada Masa Dinasti Umayyah


Kelemahan Pada masa umayyah pendidikan besifat desentrasi yaitu bersifat otonomi daerah sehingga
ini akan menyulitkan pemerintah pusat mengontrol pendidikan yang ada. Dan sitem pengajaran masih
tidak jauh berbeda dengan masa khulafaur rosydin.

Adapun kelebihannya yaitu Pemerintah dinasti Umayyah menaruh perhatian dalam bidang pendidikan.
Memberikan dorongan yang kuat terhadap dunia pendidikan dengan penyediaan sarana dan prasarana.
sudah ada tingkat pengajaran dan sudah dibangun beberapa lembaga pendidikan seperti madrasah
mekah,madrasah madinah,madrasah kuffah,madrasah kuffah,madrasah damsyik (syam),madrsah fistat
(mesir).

Solusinya adalah turun tangannya pemerintah pusat dengat mengontrol dan mengawasi serta
menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan yang ada di daerah dan
serta memberi pelatihan-pelatiahan kepada guru-guru untuk mengajar dengan metode yang baik.

Pada Masa Dinasti Abbasiyah


Kelemahan pada masa ini yaitu terjadinya terjadi perebutan kekuasaan antara keluarga bani abbasiyah
dan banyak pembrontakan serta konflik keagamaan yang sangat berpengaruh pada dunia pendidikan
dan akibat itu pendidikan kurang mendapat perhatian sehingga mempelambat pada kemjuan dunia
pendidikan

Adapun kelebihannya yaitu sudah berdiri madrasah madrasa seperti madrasah nidhmiyah dan sudah
banyak perpustakaan yang besar dan banyaknya buku-buku yang diterjemahkan dalam bahsa arab
sehingga ini akan mempermudah untuk mempelajarinya.

Solusinya adalah bagaimana kita harus menjaga perdamain dan pemerintah pusat lebih memusatkan
perhatiannya pada dunia pendidikan sehingga nantinya pendidikan akan lebih maju dan secara otomatis
Negara akan maju juga

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Sesuai penjelasan dari depan bahwa urgensi islam dalam lintas sejarah ada 3 hal :

Kepemimpinan

Perekonomian

Pendidikan

Ketiga hal tersebut di tuntut harus ada karna antara satu dan lain saling membutuhkan untuk memenuhi
kesejeteraan dalam beradaban islam yang sangat mengunjang kelangsungan agama islam

Menjadi dasar pokok dalam setiap permasahannya

Sehingga peradaban islam memiliki ekosistem yang kuat dan keimanan yang memumpuni dalam
menyikapi semua permasalahan yang ada .

Itu semua bisa diselesaikan dengan tiga hal tersebut .dengan cacatan itu sesuai pentunjuk dari refrensi
dalam Al-qur’an dan hadist nya.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Muhaimin, MA.,kawasan dan wawasan studi islam, Jakarta: kencana, 2007.

yatimin Abdullah, studi islam kontemporer, Jakarta: pustaka sinar, 2009.

Abuddin Nata, Metodelogi studi islam, Jakarta: Raja grafindo persada, 2000.

Abdullah Amin. 2002. Studi agama: normativitas atau histo

Anda mungkin juga menyukai