BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu aspek politik islam?
2. Bagaimana perkembangan politik islam?
3. Apa itu kelembagaan islam?
4. Bagaimana perkembangan kelembagaan islam?
2
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Menambah wawasan tentang politik dan kelembagan islam
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Politik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “politik” diartikan dengan (1)
(pengetahuan) yang berkenaan dengan ketatanegaraan atau kenegaraan
(seperti sistem pemerintahan dan dasar pemerintahan); (2) Segala urusan dan
tindakan (kebijakan, siasat dsb.) mengenai pemerintahan negara atau terhadap
negara lain; (3). Cara bertindak (dalam menghadapi dan menangani suatu
masalah).
Kata turunan dari kata “politik”, seperti “politikus” atau “politisi” berarti
orang yang ahli di bidang politik atau ahli ketatanegaan atau orang yang
berkecimpung di bidang politik. Kata, “politis” berarti bersifat politik atau
bersangkutan dengan politik, dan “politisasi” berarti membuat keadaan
(perbuatan, gagasan dan sebagainya) bersifat politis.
B. Aspek politik
Persoalan yang pertama-tama timbul dalam islam menurut sejarah
bukanlah persoalan tentang keyakinan malahan persoalan politik. Lebih lanjut
Harun Nasution menjelaskan sewaktu nabi mulai menyiarkan agama islam di
mekah beliau belum dapat membentuk masyarakat yang kuat lagi berdiri
sendiri. Umat islam diwaktu itu baru dalam kedudukan lemah., tidak sanggup
menentang kekuasaan yang dipegang kaum quraisy yang ada di mekah.
Akhirnya nabi Bersama sahabat dan umat islam lainnya, seperti diketahui
terpaksa meninggalkan mekah dan pindah ke yastrib atau lebih dikenal
sebagai kota suci Madinah.
Dikota ini keadaan nabi dan umat islam mengalami perubahan yang besar,
di Madinah mereka mempunyai kedudukan yang baik dan segera merupakan
umat yang kuat dan dapat berdiri sendiri. Nabi sendiri menjadi kepala dalam
masyarakat yang baru dibentuk itu dan yang akhirnye menjadi suatu negara
4
dengan kata lain di Madinah nabi Muhammad bukan lagi hanya mempunyai
sifat Rasul Allah, tetapi juga mempunyai sifat kepala negara (Harun
Nasution: 1985, 92).
Jadi sesudah nabi wafat, beliau mesti diganti oleh orang lain untuk
memimpin negara yang beliau tinggalkan. Dalam kedudukan sebagai rasul
beliau tentu tidak dapat diganti. Sebagai yang kita ketahui penggantian ini
disebut khalifah yang dimana khalifah pertama ialah Abu bakar, kemudian
setelah Abu bakar wafat, Umar bin khatab selanjutnya menggantikan beliau
sebagai khalifah kedua, dilanjut dengan Utsman ibn Affan yang ketiga dan
selanjutkan digantikan oleh Ali ibn Thalib sebagai khalifah keempat dalam
Khulafaur Rasyidin. Pasang surut politik Khulafa’ur Rasyidin yang dikenal
sistem demokrasi religius membawa kemajuan dalam umat islam yang
sangat pesat dan luas.
1
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers,
1987), hlm 177.
2
Soerjono Soekanto, Memperkenalkan Sosiologi,( Jakarta: Rajawali Pers,
1988), hlm 34.
7
Perlu kita ketahui bahwa kesalahan para ahli ilmu sosial dari Barat
yang meneliti kemudian menulis tentang umat Islam terletak pada
kenyataan bahwa mereka pada umumnya tidak memahami lembaga Islam
yang bersumber dari ajaran Islam. Selain itu, metode yang mereka
pergunakan tidak selaras dengan ajaran Islam, karena tradisi dan filsafat
yang mereka kembangkan dipengaruhi oleh dua aliran pikiran, yaitu aliran
Liberalis, Kapitalis dan aliran Marxis.
kapitalis dan sekuler serta menolak segala sesuatu yang bersangkut paut
dengan Tuhan, agama, dan akhirat.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kata atau istilah politik dalam kosakata bahasa Indonesia terambil dari
bahasa Ingris. Kata dan istilah tersebut bermakna segala hal yang berkaitan
dengan kekuasaan, terutama meliputi bagaimana ia diperoleh, digunakan
dan dipertanggungjawabkan, baik dalam skala terbatas seperti pada
keluarga, masyarakat, negara bahkan yang lebih luas lagi adalah antar
negara. Sejak zaman rasululloh agama islam tidak terfokus mengenai
perihal akhirat saja tetapi juga mengurusi masalah duniawi diantaranya
politik. Dalam perkembanganya setelah wafatnya rosululloh terjadi
perpecahan yang akhirnya timbul tiga golongan politik dan dari tiga
golongan itu pemahaman aliranya masih ada sampai sekarang yaitu sunni,
syiah, khawarij.
B. Saran
Dari pembuatan makalah ini, kami berharap kepada pembaca agar tidak
hanya bersumber dari makalah ini saja untuk mengetahui pengertian
Aspek politik dan kelembagaan islam. Kami mengharapkan kritik maupun
13
saran bagi kami yang bersifat membantu agar kami tidak melakukan
kesalahan yang sama dalam penyusunan makalah yang akan datang.