a. Pengertian
b. Sejarah kepemimpinan dalam
islam
Kepemimpinan Rosulullah SAW
Masa Khilafah
Disusun oleh:
Fachrurozi (202710001)
Triono ( 201710009 )
Pengertian
head of the muslim community)} dan bermakna. “pengganti Rasulullah”. Makna terakhir senada
dengan Al-Maududi bahwa khalifah adalah pemimpin tertinggi dalam urusan agama dan dunia
sebagai pengganti Rasul.
Makna khalifah digunakan oleh Al~Quran untuk siapa yang diberi kekuasaan mengelola wilayah, baik
luas
maupun terbatas. Dalam hal ini Daud [947-1000 SM] mengelola wilayah Palestina, sedangkan Adam
secara
potensial atau aktual diberi tugas mengelola bumi keseluruhannya pada awal masa sejarah
kemanusiaan.
Mufassir lain, misalnya Al-Maraghi, mengartikan khalifah sebagai “sesuatu jenis lain dari makhluk
sebelumnya, namun dapat pula diartikan, sebagai pengganti (waktu) Allah SWT. dengan misi untuk
melaksanakan perintah-perintah-Nya terhadap manusia”.
Terhadap arti pertama, Al-Maraghi hampir senada dengan kebanyakan mufassir, dan
terhadap arti yang kedua, ia menyandarkan kepada firman Allah kepada Nabi Daud
agar menjadi pemimpin atas kaumnya, yaitu: Artinya: “Hat Daud, sesungguhnya kami
menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi. (Q.S. Shad: 26).
Abdur Raziq berpandangan bahwa “agama Islam tidak mengenal lembaga
kekhalifahan. Lembaga ini tidak ada kaitannya dengan tugas-tugas keagamaan,
melainkan tugas-tugas peradilan dan lain-lain dari pelaksanaan kekuasaan dan negara.
Agama tidak mengakui dan tidak mengingkati, tidak memerintah dan tidak melarang.
Agama menyerahkan semua itu kepada pilihan yang bebas dan rasional. Pandangan
senada diungkapkan Qamaruddin Khan, bahwa kata-kata khalifah di bumi ini
bermakna memerintah di bumi ini adalah sesuatu yang dipaksakan terhadap Al-Quran.
B.Imamah
Kata “Imamah” dakm Al~Quran diulang tujuh kali dengan kandungan arti yang
beragam,yakni: Kepemimpinan. Dalam pandangan Thabathaba’i, imam atau
pemimpin adalah gelar yang diberikan seseorang yang memegang kepemimpinan
masyarakat dalam suatu gerakan sosial, atau suatu ideologi politik atau pula suatu
aliran pemikiran, keilmuan, juga keagamaan. Otoritas imamah juga memiliki dua
sisi yang menyatu: pertama bersifat syar’i dan kedua bersifat siyasi.Kata
“Imamah” merupakan turunan dari kata amama-amm. Menurut Louis Ma’luf, kata
“amama” bermakna di depan, yang senantiasa diteladani. Orangnya disebut
Imamah sedangkan imamahnya menurutnya bermakna kepemimpinan umat.
Pengertian ini sejalan dengan pengertian khilafah. Lebih jelas tentang
definisi
imamah yang hampir sulk dibedakan dengan khalifah, sebagaimana dikutip
Suyuti
Pulungan (1994:45), bahwa, kebanyakan imamah didefinisikan sebagai
“kepemimpinan menyeluruh yang meliputi urusan keagamaan dan
keduniaan,
sebagai pengganti fungsi Rasul SAW. Begitu pun At-Taftzani seperti yang
dikemukakan Rasyid Ridha, imamah adalah kepemimpinan umum dalam
urusan
agama dan dunia, yakni suatu khilafah yang diwarisi dari Nabi SAW. Senada
pula
dengan ini, pendapat Al-Mawardi yang menyatakan bahwa, “Imamah
dibentuk
untuk mengganti fungsi ke-Nabian memelihara agama dan mengatur dunia.
(Munawir SadzaH, 1991:63).
Norma Politik dalam Islam
Dalam pelaksanaan politik, Islam juga memiliki norma-norma yang harus diperhatikan.
Norma-norma ini merupakan karakteristik pembeda politik Islam dari system poltik
lainnya. Diantara norma-norma itu ialah :
1. Poltik merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan, bukan dijadikan
sebagai tujuan akhir atau satu-satunya.
2. Politik Islam berhubungan dengan kemashlahatan umat.
3. Kekuasaan mutlak adalah milik Allah.
4. Manusia diberi amanah sebagai khalifah untuk mengatur ala mini secara baik.
5. Pengangkatan pemimpin didasari atas prinsip musyawarah.
6. Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya setelah taat kepada Allah dan Rasul
7. Islam tidak menentukan secara eksplisit bentuk pemerintahan Negara.
Prinsip-prinsip dasar politik Islam
- Masa Rasul
Fase Makkah
Fase Madinah
-Pasca Rasul
Khilafa
Kelahiran Muhammad
Masa Madinah