Anda di halaman 1dari 18

Politik Islam (Siyasah)

a. Pengertian
b. Sejarah kepemimpinan dalam
islam
Kepemimpinan Rosulullah SAW
Masa Khilafah

Disusun oleh:
Fachrurozi (202710001)
Triono ( 201710009 )
Pengertian

Politok Islam bukanlah semata agama (a religion) namun


juga merupakan sistem politik (a political sistem), Islam
lebih dari sekedar agama. Islam mencerminkan teori-teori
perundang-undangan dan politik. Islam merupakan sistem
peradaban yang lengkap, yang mencakup agama dan
Negara secara bersamaan (M.Dhiaduddin Rais,
2001:5).Nabi Muhammad SAW adalah seorang politikus
yang bijaksana. Di Madinah beliau membangun Negara
Islam yang pertama dan meletakkan prinsip-prinsip utama
undang-undang Islam. Nabi Muhammad pada waktu yang
sama menjadi kepala agama dan kepala Negara.
Politik itu identik dengan siasah , yang secara pembahasannya artinya mengatur. Dalam
fikih,
siasah meliputi :
1. Siasah Dusturiyyah (Tata Negara dalam Islam)
2. Siasah Dauliyyah ( Politik yang mengatur hubungan antara satu negara Islam dengan
negara
Islam yang lain atau dengan negara sekuler lainnya.
3. Siasah Maaliyah (Sistem ekonomi negara)
Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi yang dapat mempersatukan kekuatan-kekuatan dan

aliran-aliran yang berbeda-beda di masyarakat. Dalam konsep Islam, kekuasaan tertinggi


adalah Allah
SWT. Ekrepesi kekuasaan dan kehendak Allah tertuang dalam Al-Quran dan Sunnah
Rasul. Oleh karena
itu penguasa tidaklah memiliki kekuasaan mutlak, ia hanyalah wakil (khalifah) Allah di muka
bumi
yang berfungsi untuk membumikan sifat-sifat Allah dalam kehidupan nyata. Di samping itu,
kekuasaan adalah amanah Allah yang diberikan kepada orang-orang yang berhak
memilikinya.
Pemegang amanah haruslah menggunakan kekuasaan itu dengan sebaik-baiknya. Sesuai
dengan
prinsip-prinsip dasar yang telah ditetapkan Al-Quran dan Sunnah Rasu
Istilah Penting Dalam Fiqih siyasah

A. Khilafah dan khalifah


Pembahasan Khilafah secara bahasa berkaitan erat dengan bentukan kata tersebut. Kata
“khilafah”seakar
dengan kata “khalifah” (mufrad), khaldif (Jama), Adan Khuldfa (Jama)”. Semua padanan kata tersebut
berasal dari kata dasar (fi’il madi), kholafa.
Kata ”khalifah”, dengan segala padanannya, telah mengalami perkembangan arti, baik arti khusus
maupun
umum. Dalam First Encyclopedia of Islam, khalifah berarti Vakil” (deputy), “pengganti”(successor),
“penguasa” {vicegerent), “gelar bagi pemimpin tertinggi dalam komunitas muslim” (title of the supreme

head of the muslim community)} dan bermakna. “pengganti Rasulullah”. Makna terakhir senada
dengan Al-Maududi bahwa khalifah adalah pemimpin tertinggi dalam urusan agama dan dunia
sebagai pengganti Rasul.
Makna khalifah digunakan oleh Al~Quran untuk siapa yang diberi kekuasaan mengelola wilayah, baik
luas
maupun terbatas. Dalam hal ini Daud [947-1000 SM] mengelola wilayah Palestina, sedangkan Adam
secara
potensial atau aktual diberi tugas mengelola bumi keseluruhannya pada awal masa sejarah
kemanusiaan.
Mufassir lain, misalnya Al-Maraghi, mengartikan khalifah sebagai “sesuatu jenis lain dari makhluk
sebelumnya, namun dapat pula diartikan, sebagai pengganti (waktu) Allah SWT. dengan misi untuk
melaksanakan perintah-perintah-Nya terhadap manusia”.
Terhadap arti pertama, Al-Maraghi hampir senada dengan kebanyakan mufassir, dan
terhadap arti yang kedua, ia menyandarkan kepada firman Allah kepada Nabi Daud
agar menjadi pemimpin atas kaumnya, yaitu: Artinya: “Hat Daud, sesungguhnya kami
menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi. (Q.S. Shad: 26).
Abdur Raziq berpandangan bahwa “agama Islam tidak mengenal lembaga
kekhalifahan. Lembaga ini tidak ada kaitannya dengan tugas-tugas keagamaan,
melainkan tugas-tugas peradilan dan lain-lain dari pelaksanaan kekuasaan dan negara.
Agama tidak mengakui dan tidak mengingkati, tidak memerintah dan tidak melarang.
Agama menyerahkan semua itu kepada pilihan yang bebas dan rasional. Pandangan
senada diungkapkan Qamaruddin Khan, bahwa kata-kata khalifah di bumi ini
bermakna memerintah di bumi ini adalah sesuatu yang dipaksakan terhadap Al-Quran.
B.Imamah

Kata “Imamah” dakm Al~Quran diulang tujuh kali dengan kandungan arti yang
beragam,yakni: Kepemimpinan. Dalam pandangan Thabathaba’i, imam atau
pemimpin adalah gelar yang diberikan seseorang yang memegang kepemimpinan
masyarakat dalam suatu gerakan sosial, atau suatu ideologi politik atau pula suatu
aliran pemikiran, keilmuan, juga keagamaan. Otoritas imamah juga memiliki dua
sisi yang menyatu: pertama bersifat syar’i dan kedua bersifat siyasi.Kata
“Imamah” merupakan turunan dari kata amama-amm. Menurut Louis Ma’luf, kata
“amama” bermakna di depan, yang senantiasa diteladani. Orangnya disebut
Imamah sedangkan imamahnya menurutnya bermakna kepemimpinan umat.
Pengertian ini sejalan dengan pengertian khilafah. Lebih jelas tentang
definisi
imamah yang hampir sulk dibedakan dengan khalifah, sebagaimana dikutip
Suyuti
Pulungan (1994:45), bahwa, kebanyakan imamah didefinisikan sebagai
“kepemimpinan menyeluruh yang meliputi urusan keagamaan dan
keduniaan,
sebagai pengganti fungsi Rasul SAW. Begitu pun At-Taftzani seperti yang
dikemukakan Rasyid Ridha, imamah adalah kepemimpinan umum dalam
urusan
agama dan dunia, yakni suatu khilafah yang diwarisi dari Nabi SAW. Senada
pula
dengan ini, pendapat Al-Mawardi yang menyatakan bahwa, “Imamah
dibentuk
untuk mengganti fungsi ke-Nabian memelihara agama dan mengatur dunia.
(Munawir SadzaH, 1991:63).
Norma Politik dalam Islam
Dalam pelaksanaan politik, Islam juga memiliki norma-norma yang harus diperhatikan.
Norma-norma ini merupakan karakteristik pembeda politik Islam dari system poltik
lainnya. Diantara norma-norma itu ialah :
1. Poltik merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan, bukan dijadikan
sebagai tujuan akhir atau satu-satunya.
2. Politik Islam berhubungan dengan kemashlahatan umat.
3. Kekuasaan mutlak adalah milik Allah.
4. Manusia diberi amanah sebagai khalifah untuk mengatur ala mini secara baik.
5. Pengangkatan pemimpin didasari atas prinsip musyawarah.
6. Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya setelah taat kepada Allah dan Rasul
7. Islam tidak menentukan secara eksplisit bentuk pemerintahan Negara.
Prinsip-prinsip dasar politik Islam

System politik berdasarkan atas tiga (3) prinsip yaitu :


a. Tauhid berarti mengesakan Allah SWT selaku pemilik kedaulatan tertinggi.
Pandangan Islam terhadap kekuasaan tidak terlepas dari ajaran tauhid bahwa
penguasa tertinggi dalam kehidupan manusia, termasuk dalam kehidupan politik
dan bernegara adalah Allah SWT (QS.5:18)
b. Risalah merupakan medium perantara penerimaan manusia terhadap hukum-
hukum ALLah SWT. Manusia baik dia pejabat pemerintah atau rakyat jelata
adalah
Khalifah-Nya, mandataris atau pelaksana amanah-Nya dalam kehidupan
ini (QS.2:30).
c. Khalifah berarti pemimpin atau wakil Allah di bumi.
Pemerintahan baru wajib di patuhi kalau politik dan kebijaksanaannya merujuk
kepada Al-Quran dan hadist atau tidak bertentangan dengan keduanya.
Kepemimpinan islam

- Masa Rasul
Fase Makkah
Fase Madinah

-Pasca Rasul
Khilafa
Kelahiran Muhammad

lahir 12 Rabiulawal, Tahun gajah di mekah al-Mukarramah (23


April 571)
Ditandai dengan banyak peristiwa besar Ketika dalam
kandungan tidak merepotkan sang ibu diperbincangkan seluruh
mahluk hidup, tnah menjadi subur,pohon berbuah lebat,dan
semua menyambut kegembiraan
Kegagalan serangan pasukan gajah Abroha (Al Fill)
padamnya apai abadi yang disembah kaum mujisi di pesia
Mas kecil Muhammad

- Tumbuh sebagai anak yatim


- Diasuh oleh halimah (orang yang sederhana)
- Pada umur 4 tahun Muhammad dibelah dadanya oleh Jibril
- Pada umur enam tahun ibu nabi Aminah meninggal dan nabi diasuh oleh
kakeknya Abdul Mutholib
- Pada umur 8 tahun kakeknya meningggal dan diasuh oleh pamamya abu
tholib
-Masa remaja Muhammad dihabiskan dengan menggemballa
Gelar Al amin

- Pada umur 12 tahun Muhammad turut berdagang ke syam


- Gaya berdagang dengan kejujuran penuh
- Tidak pernah menipu
- Mendapat kepercayaan masyarakat karena sifatnya tersebut di beri gelar
AL AMIN (yang dapat dipercaya)
- Peristiwa Hajar Aswad (Nabi menjadi pemecah masalah dengan meminta
semua suku menguunajan kain untuk mengangkat hajar aswad)
Muhammad dan teori kelahiranya pemimpin

- Nabi terlahir dari sebuah suku/Bani Hasyim yang besar


- Sejak kecil sudah di gembleng dengan keadaan yang tidak memanjakan
sehingga bisa mandiri
- Pergantian pola pengasuhan menjadikan sifat Muhammad terbuka dan
bijaksana
- Karakter pribadinya diapresiasi masrarakat dengan penyematan gelar
kepercayaan
jadi muhammmad lahir dg potensi pemimpin yang kemudian digembleng
dengan Pendidikan kepemimpinan informal.
Masa Makkah

Mengandalkan Kepercayaan pada sosok individu dan


menanamkan aqidah islam sebagai semangat
berjuang dan bertahan Tangguh dan tahan uji

Masa Madinah

Pembentukan masyarakat islam diplomasi kekuasaan


( Perjanjian Hudaibiyah,Pemersatuan suku dan
lainya)
Implementasi islam Rahmatan Lil’alamin Fathul
Makkah
Kepemimpinan islam saat ini

- Umat islam telah kalah secara politis setelah perang salib


- Orientasi dunia beralih ke “ Barat”
- Umat islam terpecah menjadi semangat kewilayahan ,negara negara
- Islam konteksual menjadi tantangan agar nilai tetap utuh meski secara fisik
umat terbagi bagi
- Gerakan purifikasi (pemurnian) islam justru mengembalikan islam kepada
ajaran murni islam ala Makkah yang sifatnya pemurnian aqidh dan
pemurnian “ibadah” semata
- Islam Mestinya kan- rahmatan Lil’alamin..
bb

Anda mungkin juga menyukai