Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PERTUMBUHAN POLITIK TERHADAP PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:


Sejarah Perkembangan Hukum Islam
Dosen Pengampu:
H. ROHMAD AGUS SOLIHIN, S.HI., MH.

Di susun oleh kelompok 5


1. Muhammad Ilham 221102020015
2. Iflahatul Fikria 221102020029
3. Mila Aidatul Izzah 221102020039

FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
TAHUN AJARAN
2023
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dan kesehatan kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan sebuah makalah
kelompok untuk mata pelajaran sejarah perkembangan hukum islam dengan judul pengaruh
pertumbuhan politik terhadap perkembangan hokum islam.
Makalah yang sudah kami susun ini untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran sejarah
perkembangan hukum islam yang mesti dikerjakan bersama karena membutuhkan waktu dan
tenaga yang cukup.
Sebagai penyusun kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini oleh karena itu kami menerima saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini kami berharap semoga makalah
yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
A. Latar belakang ................................................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah .............................................................................................................................. 4
C. Tujuan............................................................................................................................................ 4
BAB II........................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 5
A. Pengertian Politik Dalam Islam ......................................................................................................... 5
B. Sejarah Timbulnya Aliran Politik Dalam Islam ................................................................................ 5
BAB III ....................................................................................................................................................... 10
PENUTUP .................................................................................................................................................. 10
A. Kesimpulan...................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Siyasah Syar’iyyah adalah urusan kemanusiaan saja yang tidak ada pengaturannya
dalam Nash, akan tetapi tetap pada prinsip-prinsip hukum islam dalam Nash.
Manusia pasti membutuhkan pengurusan, kekuasaan, pengawasan, dan pemimpin yang
melahirkan kesejahteraan untuk semua masyarakat. Karena tidak ada dalam Nash secara
tegas tentang siyasah lahirlah pemikiran-pemikiran politik dari para cendekiawan Islam
yang berusaha mencari hubungan antara politik dengan islam.
Seiring waktu setelah Nabi dan Khalifah wafat, perselisihan semakin banyak dan
akhirnya melahirkan kelompok-kelompok yang mengandung politik tersendiri. Dan
dalam kelompok-kelompok itu telah memiliki idealism masing-masing dalam
menentukan siapa yang berhak menjadi pemimpin dan bagaimana masyarakat.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian politik dalam islam ?
2. Sejarah timbulnya aliran politik dalam islam?
3. Sebab timbulnya aliran politik dalam islam?
4. Apa pengaruh politik dalam islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian politik dalam islam
2. Untuk mengetahui timbulnya aliran politik dalam islam
3. Untuk mengetahui sebab timbulnya aliran politik dalam islam
4. Untuk mengetahui pengaruh politik dalam islam

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Politik Dalam Islam


Istilah politik yang dimaksud dalam islam berasal dari kata siyasah yang berate
mengatur, mengendalikan, mengurus dan membuat keputusan, oleh karena itu arti
siyasah/politik secara etimologi adalah pemerintahan, pengambilan keputusan, pembuat
kebijakan, pengurusan, pengawasan, perekayasaan dan lain-lain.
Sedangkan makna istilah, fiqh siyasah atau siyasah al-syar’iyyah diartikan sebagai
berikut:
1. Menurut Ahmad Fathi
“pengurusan kemaslahatan umat manusia sesuai dengan ketentuan syara”
(Ahmad Fathi Bahantsi dalam al-siyasah al-jinaiyyah fi al-syari’at al-islamiyah).
2. Abdul Wahab Al Khalaf
Siyasah syar’iyyah adalah pengurusan hal-hal yang bersifat umum bagi Negara
islam dengan cara yang menjamin perwujudan kemaslahatan dan penolakan kemidlaratan
dengan tidak melewati batas-batas syariah dan pokok-pokok syariah meskipun tidak
sesuai dengan pendapat-pendapat ulama’ mujtahid.
Konsep politik tradisional dalam islam mencakup kepemimpinan dengan penerus
Nabi dikenal sebagai Khalifah, pentingnya mengikuti hukum Islam atau Syariah tugas
penguasa untuk mencari Syura atau kondultasi dari mata pelajaran mereka, da pentingnya
menegur adil penguasa tetapi tidak mendorong pendorong pemberontakan terhadap
mereka.

B. Sejarah Timbulnya Aliran Politik Dalam Islam


1. Masa Rasulullah
H.R Gibb dalam memandang peran Muhammad setidaknya menggunakan dua
periode besar, yakni periode Makkah dan periode Madinah. Dalam periode Makkah
kedudukan Muhammad disebutnya sebagai Nabi semata, semisal dengan Isa. Ia tidak

5
pernah memaklumkan sebuah komunitas baru dengan segala prinsip-prinsipnya. Ia
juga tidak melakukan usaha-usaha proteksi dengan kekuatan senjata meski ia
dipojokkan. Tidak pernah ditemukan sebuah konflik politik yang besar, yang
kemudian memungkinkan terjadinya perang antara kaum Muhammad dengan kaum
Arab lainnya. Bahkan dipandang dalam kehidupan di Makkah ini, Muhammad
sebagai seorang Nabi, seorang yang egaliter, yang tidak membedakan antara umat
beriman dengan tidak beriman. Sedangkan dalam periode Madinah, fungsi dan peran
kenabian dari Muhammad berindah menjadi fungsi seorang raja. Dalam pandangan
Gibb, Muhammad menempatkan dirinya sebagai seorang pemimpin Islam dari
komunitas masyarakat islam yang khas. Ia tidak hanya menjalankan peran kenabian
akan tetapi lebih menjalankan tugas seorang raa yang mengatur suatu komunitas.
2. Masa Khulafa al Rasyidin
Persoalan siyasah pertama dihadapi kaum muslimin setelah Nabi wafat.
Sebelum Rasul wafat, beliau tidak menentukan siapa penggantinya, sehimgga dikenal
berbagai mekanisme penetapan kepala Negara dan berbagai cerita yang sessuai
sosiojistoris yang ada. Sahabat abu bakar ditetapkan khalifah berdasarkan “pemilihan
suatu musyawarah terbuka”, Umar bin Khattab melewati “penunjukan oleh kepala
Negara pendahulunya”, Usman bin Affan berdasarkan “pemilihan dalam suatu dewan
formatur” dan Ali bin Abi Thalib melalui musyawarah dalam pertemuan terbuka.
3. Masa pasca Khulafaurrasyidin
Seelah masa kekhalifan, timbullah masa dinasti aitu kekuasaan yang
dipegang oleh keturunsn auamsyysh dan kemudian keturunsn Abbasiyah, pada
suuatu kurun waktu tertentu, di dunia Islam dikensl 3 dinasti : dinasti Abbasiyah di
Bagdad, dinasti Umayyah di Andalusia, dan dinasti Fathimiyyah di Mesir.
Pada masa Nabi tercermin prinsip-prinsip siyasah dari adanya piagam
Madinag yang dipegang teguh oleh para Khulafa al Rasyidin, prinsip-prinsip Ini
berupa: persatuan, persamaan, keadilan, perdamaian, musyawarah,
kemanusiaan,kejujuran dan pemimpin sebagai abdi masyarakat, tapi pada dinasti
prindip-prinsip itu tergeser sehingga kekuasaan yang menjadi panglima dan bukan
hukum menjadi panglima dengan perebutan kekuasaan. Akhirnya tergambarkan dari
kerukunan kekuasaan Abbasiyah dan Umayyah.

6
4. Pada Pertengahan Abad Ke-20
Masa ini terjadi dekolonisasi Negara-negara muslim yang terpisah satu sama
lain akibat kolinial, mulai memerdekakan diri yang umumnya negeri-negeri yang
merdeka ini dipimpin oleh pemimpin yang terdidik secara barat.
Pemikiran tokoh-tokoh dalam politik islam dapat dikategorikan menjadi dua periode
yaitu periode pra modern dan periode modern. Kedua masa ini pada hakikatnya para
pemikir politik islam bergulat pada upaya untuk mencari basis intelektual dari
hubungan politik dan islam.
Pengaruh politik pada masa periode pra modern dan periode modern:
a. Pada masa pra modern pemikiran politik islam dipengaruhi oleh pemikiran
yunani, melalui kajian filsafat.
b. Sedangkan pada masa periode modern pengaruh politik barat terhadap politik
islam sudah masuk melalui imperalisme.
Di kalangan umat islam sampai sekarang terdapat tiga aliran tentang hubungan islam
dan politik.
1) Aliran pertama berpendapat bahwa islam bukan semata-mata agama dalam
pengertian barat, yakni hanya menyangkut hubungan antara manusia dengan Tuhan.
Sebaliknya islam adalah agama yang sempurna dan lengkap yang mengatur segala
aspek kehidupan manusia, termasuk kehidupan bernegara. Tokoh utama aliran ini
antara lain Syekh Hasan al-Banna, Sayyid Quthb, Muhammad Rasyid Ridla dan
Abul A’a al-Maududi.
2) Aliran kedua berpendapat bahwa islam adalah agama dalam pengertian Barat,
yang tidak ada hubungannya dengan kenegaraan. Menurut aliran ini Muhammad
hanyalah seorang Rosul biasa seperti halnya Rasul-rasul yang lain, dengan tugas
utama mengajak (dakwah) manusia kepada jalan Tuhannya dengan menjunjung
tinggi nilai moral, dan nabi tidak dimaksudkan untuk mendirikan dan mengepalai
suatu Negara. Pendapat ini dalam khazanah pemikiran islam kontemporer diwakili
oleh seorang ulama Mesir, Ali Abd ar-Raziq, dalam risalahnya yang sangat ramai

7
diperdebatkan, al-islam wa Ushul al-Hukm ( Islam dan Dasar-Dasar Kekuasaan ),
pernah mengemukakan bahwa Muhammad hanyalah seorang Rasul dan juru
dakwah, bukan seorang pemimpin Negara.
3) Aliran ketiga, menolak pendapat bahwa Islam adalah suatu agama yang serba
lengkap. Tetapi aliran ini pula menolak anggapan bahwa islam adalah agama dalam
pengertian sekuler yang hanya mengatur hubungan antara manusia dengan
Tuhannya. Aliran ini berpendapat bahwa dalam islam tidak terdapat system
ketatanegaraan, tetapi terdapat nilai etika bagi kehidupan bernegara. Salah satu
tokoh yang mendukung aliran ini diantaranya adalah Mohammad Husein Haekal,
Fazlur Rahman dan di Indonesia tokohnya Nurcholis Majdid.
Pada masa Nabi SAW dan Khulafaurrasyidin umat islam bersatu , mereka satu
kaidah, satu siyasah , satu politik, satu akhlaqul karimah, jika ada perselisihan
pendapat diantara mereka diatasi dengan wahyu. Awal mula adanya perselisihan
dipicu oleh Abdullah bin Saba’ (seorang Yahudi) pada pemerintahan Usman bin Affan
dan berlanjut pada masa khlalifah Ali bin Abi Thalib.
Awal mula timbulnya aliran politik pada masa khalifah Ustman bin Affan
(setelah wafatnya), pada masa itu dilatarbelakangi oleh kepentingan kelompok yang
mengarah terjadinya perselisihan sampai terbunuhnya Khalifah Ustman. Kemudian
digantikan oleh Ali bin Abi Thalib, pada masa itu perpecahan umat islam terus
berlanjut. Umat islam pada masa itu ada yang pro terhadap kekhalifahan Ali bin Abi
Tholib, yang menamakan dirinya kelompok syi’ah, dan ada yang kontra dengan nama
kelompok Khawarij. Akhirnya perpecahan memuncak kemudian terjadilah perang
jamal yaitu antara Ali dengan Aisyah dan perang shiffin antara Ali dengan Muawiyah.
Bermula dari itulah akhirnya timbul berbagai aliran politik di kalangan umat islam,
masing-masing kelompok juga terpecah belah, akhirnya jumlah aliran politik di
kalangan umat islam menjadi banyak seperti aliran syi’ah, Khawarij, Murji’ah,
Jabariyah, Mu’tazilah dan lain-lain.
Sebab-sebab timbulnya aliran politik dalam islam berkaitan dengan aliran
kalam, dan penyebab lahirnya aliran kalam salah satunya disebabkan aspek politik.
Factor-faktor yang menajdi penyebab lahirnya aliran kalam disebabkan aspek politik.

8
a. Faktor Intern : karena tidak ada nash tentang siyasah/politik baik dari Al-Qur’an
dan hadits, sehingga umat islam masa itu mencari referensi politik dari luar islam.
b. Factor Ekstern : adanya misi tertentu dari umat non Muslim yang masih tertanam
rasa isi akan kemajuan masa Nabi dan Khulafaur Rasyidin dan melancarkan
gerakan-gerakan tertentu.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah politik yang dimaksud dalam islam berasal dari kata siyasah yang berate
mengatur, mengendalikan, mengurus dan membuat keputusan, oleh karena itu arti
siyasah/politik secara etimologi adalah pemerintahan, pengambilan keputusan, pembuat
kebijakan, pengurusan, pengawasan, perekayasaan dan lain-lain.
Pemikiran tokoh-tokoh dalam politik islam dapat dikategorikan menjadi dua
periode yaitu periode pra modern dan periode modern. Kedua masa ini pada hakikatnya
para pemikir politik islam bergulat pada upaya untuk mencari basis intelektual dari
hubungan politik dan islam.
Pengaruh politik pada masa periode pra modern dan periode modern:
a. Pada masa pra modern pemikiran politik islam dipengaruhi oleh pemikiran yunani,
melalui kajian filsafat.
b. Sedangkan pada masa periode modern pengaruh politik barat terhadap politik islam
sudah masuk melalui imperalisme.
Sebab-sebab timbulnya aliran politik dalam islam berkaitan dengan aliran
kalam, dan penyebab lahirnya aliran kalam salah satunya disebabkan aspek politik.
Factor-faktor yang menajdi penyebab lahirnya aliran kalam disebabkan aspek politik.
a. Faktor Intern : karena tidak ada nash tentang siyasah/politik baik dari Al-Qur’an dan
hadits, sehingga umat islam masa itu mencari referensi politik dari luar islam.
b. Factor Ekstern : adanya misi tertentu dari umat non Muslim yang masih tertanam rasa
isi akan kemajuan masa Nabi dan Khulafaur Rasyidin dan melancarkan gerakan-
gerakan tertentu.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/kuriositas/article/view/2076
http://aminuddi.blogspot.com/2013/12/timbulnya-sekte-politik-dan-
pengaruhnya.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai