Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS)


Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam

Judul:
Pemikiran Politik di Zaman Nubuwat, Sahabat dan Relevansinya dari
Berbagai Prespektif Cendikiawan Muslim.

Dosen Pengampu:
Soritua Ahmad Ramdani Harahap, S.E, M.H

Oleh:
Chitra Anggraiyani Putri
Nim: 422021428015

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN


UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
KAMPUS MANTINGAN
PERIODE: 1442-1443 / 2021-2022
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Kehidupan manusia didunia ini dianut dengan berbagai kebijakan dan


hukum yang mendasari pemikiran dan tingkah laku masyarakat. Apapun yang
manusia lakukan atau segala sesuatu semua bergantung dan terikat secara hukum.
Hukum sebagai landasan statistika politik dalam mengemban wewenang mereka
dalam pemerintah. Segala macam politik yang terkait kasus akan berkaitan dengan
kedudukannya di pemerintahan. Islam sebagai agama Rahmatan lil alaminyang
membawa konsep umat manusia mengenai berbagai persoalan yang terkait dengan
segala system-sistem yang ada, termasuk system konsep politik.

Politik islam dengan kekuasaan dan negara yang melahirkan sikap dan
perilaku politik (politic behavior) serta budaya politik (politic culture) yang
berorientasi pada nilai-nilai islam, sikap dan perilaku serta budaya politik yang
memakai kata sifat islam, menurut Taufik Abdullah, bermula dari suatu kepribadian
moral dan doctrinal terhadap keutuhan komunitas spiritual Islam.1 Kepribadian
sesorang tergantung pada akal sehat seseorang yang patokannya terhadap moral
yang menjaga keutuhan masing-masing individu agar selalu ingat dengan visi yang
ada agama sebagai acuan dalam berbuat. Segala hal yang berkaitan dengan agama
menyangkut moral akan berorientasi dalam pemikiran akal manusia.

Segala sesuatu yang didasari dengan agama-agama yang melibatkan para


cendikiawan, ulama-ulama terdahulu yang terlibat dalam ranah politik pemerintah
harus selalu di kita jadikan wadah inspiratif kita dalam berbagai pengambilan
keputusan dalam aspek kehidupan kita sehari-hari. Adapun ulama-ulama yang

1
Ridwan, R (2017). Hubungan Islam Dan Politik di Indonesia Perspektif
Pemikiran Hasan Al-Banna. Jurnal Hukum Samudra Keadilan, jurnal.unsam.ac.id,
http://jurnal.unsam.ac.id/index.php/jhsk/article/view/137

2
masyhur pada saat itu yang berkaitan dengan pemikiran politik di zaman Nubuwat
yakni Al-Mawardi, Hasan al Banna, Ibnu Taimiyah2 dan lain sebagainya.

Orientasi ulama politik islam terkait dengan masalah kekuasaan yaitu


dengan tegaknya hukum hukum Allah SWT di muka bumi, hal ini menunjukkan
bahwa kekuasaaan tertinggi ialah kekuasaan Allah SWT. Apa yang menjadikan
dasar-dasar agama islam akan terlibat denga napa yang ia kerjakan dimasa kini dan
masa lampau. Hendaknya sesama manusia mengingatkan apa yang akan terjadi
sebelum melakukan kesalahan yang menentang agama atau keyakinan masing-
masing.

Politik secara etimology termi “politik” berasal dari kata polis, yang artinya
negara kota (city state). Secara terminology menurut menurut Bismarck The Art of
Government yang artinya seni bangaimana pelaksanaan control dalam masyarakat
melalui mekanisme pembuatan dan pemaksaan keputusan kolektif untuk
mewujudkan kebaikan Bersama dimensi politik hijrah Nabi Muhammad SAW
hijrah ke Madinah (622 M) sebagai peristiwa penting.3

Apa yang menjadikan nya suatu hal yang penting? Karena berbagai alasan,
pertama berawal dari kota Madinah lah Rasul SAW mulai membangun politik
seelah Nabi gagal dalam mewujudkannya dikota Makkah, meskipun akhirnya kota
tersebut jatuh ketangan nabi dan peristiwa ini sering disebut ”Fathu Makkah” (630
M). kedua, adanya pergantian kaum Yastrib menjadi Madinah sebagai munculnya
konstitusi sebagai pengokohan negara-negara. Ketiga, pada tahun 622 Mdimana
pada tahun tersebut terjadi permulaan pembentukan masyarakat dan negara Islam,
dikokohkan bagaimana bentuk legitimasi pada saat itu. Oleh karena itu, terdapat
beberapa teori dalam pengokohan negara islam. 4

2
https://www.bloggerkalteng.id/2013/06/tokoh-tokoh-pemikiran-politik-
islam.html
3
https://www.kompasiana.com/tikayulianti/5bec242f12ae941e2d147da4/politik
-islam-pada-masa-rasulullah-saw
4
https://hpempolis.wordpress.com/2015/04/06/refleksi-pemikiran-politik-
islam-bagian-4/

3
Pada politik islam terdapat pula system pemerintahan islam yang terjadi
dibutuhkan suatu kekuatan politik islam di Madinah melalui Tindakan militer dan
diplomasi diluar kekuasaan utama masyarakat pada hukum sehingga menyatukan
segala aspek yang ada dalam masyarakat. System politik yang telah dibangun oleh
nabi merupakan awal dari sebuah pemerintahan meskipun belum kompleks dan
lambat laun apek hukum tersebut termasuk hukum syariah yang mencakup segala
realitas kehidupan yang ada. 5

Dari berbagai aspek diatas ditegaskan dengan berbaga gagasan yang


mengutip bahwasannya agama dan politik mempunyai dua aspek penting. Pertama,
sebuah gagasan agama menjadi hal terpenting dalam keterlibatannya. Kedua, dari
agama terbentuk suatu motif aktivitas yang akan dilakukan. Pada dasarnya agama
memberikan kerincian terhadap segala aspek tetapi agama memberikan tujuan yang
umum dlaam kehidupan dan membantu memfokuskan dalam pencapaian tujuan-
tujuan tersebut.6

I.II Rumusan Masalah

1. Siapa tokoh-tokoh berpengaruh dalam pemikiran politik Islam?


2. Apa saja pemikiran-pemikiran politik pada zaman Nubuwat yang
mempengaruhi kinerja system pemerintahan?

I.III Tujuan

Makalah ini menerangkan tentang “ pemikiran politik zaman nabi ” menurut tokoh
atau ulama cendikiawan muslim yang mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

1. Mengetahui siapa saja tokoh atau ulama cendikiawan muslim yang


berpengaruh dalam pemikiran politik islam
2. Mengetahui dan memahami tentang pemikiran politik pada zaman Nubuwat
yang mempengaruhi kinerja system pemerintahan

5
https://alkhairat.ac.id/2018/09/30/politik-dalam-islam/
6
https://www.kompasiana.com/tikayulianti/5bec242f12ae941e2d147da4/politik
-islam-pada-masa-rasulullah-saw

4
BAB II

PENDAHULUAN

II.I Pembahasan Umum

Salah satu ciri pemikiran politik islam pada zaman nabi adalah posisi agama
dan negara yang tidak diragukan lagi, baik yang Bersatu maupun yang teisah. Dari
argument klasik diatas berkisar pada tugas mendirikan negara, pemilihan kepala
negara, dan persyaratan yang harus dipenuhi seorang kepala negara. 7Menurut Irfan
Adris (Guru Besar Politik Hukum Islam UIN Alaudin Makassar) Wacana tentang
formalisasi syariat islam dalam konstitusi oleh berbagai kalangan selalu menjadi
isu hangat, terutama bagi kelompok-kelompok yang berupaya menggalang simpati
masyarakat menjelang pemilihan umum. (Agama, ras, adat) dan aspek sunstantif
syariat islam sendiri belum mampu melakukan hal tersebut.

Hal tersebut menjadikan pemikiran politik pada zaman nabi akan


terealisasikan di zaman modern saat ini dengan adanya Diskriminasi antar Ras,
Suku, dan Bangsa tidak akan mempengaruhi simpati atau keputusan rakyat untuk
mengajukan aspirasi mereka terhadap keputusan pemerintah. Selain kedua aspek
tersebut, beberapa paradigma pemikiran politik islam modern dapat dijadikan
catatan penting dalam menganalisa wacana islam dan politik yang selalu actual,
karena akar perdebatan diterapkannya syariat islam pada sebuah negara selalu
diwarnai perdebatan antara agama dan politik. Watt menggambarkan hubungan
agama dan politik dalam islam dalam bukunya “Islamic Political Thought”.

Pertama, gagasan keagamaan menjadi semacam kerangka ideologis Ketika


terlibat dalam bermacam aktivitas, sehingga aktivitas yang dilakukan memperoleh
arti penting. Kedua, agama dapat menentukan bentuk-bentuk motif islam aktivitas
yang dilakukan. Adnaya signifikasi agama dalam politik, 8 Watt menyadari bahwa
agama tidak memberikan penjelasan rinci tentang segala sesuatu, melainkan
memberikan orang tujuan umum dalam hidup dan memfokuskan energi mereka
untuk mencapai tujuan tersebut.

7
http://pemerintahan.umm.ac.id/files/file/SAP/PEMIKIRAN%20POLITIK%20ISLAM.doc
8
https://uin-alauddin.ac.id/tulisan/detail/paradigma-pemikiran-politik-islam-modern

5
II.II Biografi Al-Mawardhi

Tokoh yang menjadi patokan dalam tata pemerintahan. Al-Mawardi lahir


dikota Basra, Irak. Dengan nama asli Abu al-Hasan Ali ibn Muhammad Ibn Habib
Al-Mawrdi lahir pada tahun 972 M, ia adalah seoeorang ahli Fiqh dari Irak. Dengan
buku yang terkenal kitab Al-Ahkam al-Sultania (buku tentang tata pemerintahan),
Qanun al-Wazarah (Undang-undang tentang kementrian), dan Kitab Nasihat al-
Mulk (berisi nasihat kepada penguasa).9 Imam al-Mawardi memiliki sebuah teori
politik yang masih relevan dan digunakan oleh Sebagian umat islam hingga saat ini,
dalam mengatur beebagai persoalan politik dan ketata negaraan.

Pemikiran al-Mawardi tentang system pemerintahan islam dapat dipelajari


dari beberapa tulisannya di bidang politik. Karya-karyanya meliputi pokok-pokok
penting negara dan pemerintahan, termasuk kasus khalifah, syarat diangkat sebagai
khalifah, pengangkatan pembantu baik pusat maupun daerah, dan penunjukkan
instansi pemerintah lainnya. Sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing.
Pokok-pokok pemerintahan politik dan pemerintahan islam dalam pandangan al-
Mawardi dalam konsep sebuah kenegaraan:

Dalam pandangan al-Mawardi, politik negara diperlukan 6 sendi utama, yaitu:

1. Agama yang dianut dan diahayati sebagai kekuatan moral karena agama
dapat mengendalikan keinginan dan hawa nafsu manusia.
2. Penguasa yang kharismatik, berwibawa dan dijadikan teladan dengan sifat-
sifat tersebut seorang penguasa dapat mempersatuka aspirasi-aspirasi yang
berbeda, membina negara untuk mencapai tujuan luhur, menjaga agama
agar dihayati serta diamalkan dan melindungi rakyat, kekayaan dan
kehormatan negara.
3. Keadilan yang menyeluruh
4. Kesuburan bumi (Tanah)
5. Harapan kelangsungan hidup
6. Kemanan yang merata10

9
https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Al-Hasan_Al-Mawardi
10
https://www.kompasiana.com/ilnaf/5dc0b5c4d541df71103d3302/al-mawardi-
biografi-dan-konsep-kenegaraannya

6
al-Mawardi berusaha untuk mengembangkan kerangka politik tentang apa
yang harus dilakukan dalam pemerintahan, termasuk ketentuan dasar pengangkatan
khalifah, tugas khalifah dan pejabat negara, dan hubungan antara negara dan
rakyatnya.

II.II Biografi Hasan al-Banna

Salah satu tokoh cendikiawan muslim yang berperan besar dalam pemikiran
bidang politik di zaman nabi. Dikenal dengan nama Hasan al-Banna atau Hasan
Ahmad Abdul Rahman Muhammad al-Banna, adalah seorang guru sekolah dan
imam asal mesir. Ia dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1906 di desa Mahmudiyah,
Al-Buhayrah. Pada saat usia 12 tahun, Hasan al-Banna telah menghafal al-Qur’an.
Dia sebagai mualaf mujahid, bapak pendiri Gerakan islam dan pendiri sekaligus
pemimpin ikhwanul muslimin, salah satu oraganisasi revivalis islam terbesar dan
paling berpengaruh diabad ke-20. 11

Diketahui bahwa Hasan al-Banna memiliki pengaruh besar pada pemikiran


islam modern. Dia adalah kakek Tariq Ramadan dan kakak dari Gamal al-Banna.
Untuk menyucikan tatanan islam, al-Banna melarang semua pengaruh barat dari
Pendidikan dan memerintahkan semua sekolah dasar untuk menjadi bagian dari
masjid. Dia juga menyerukan pelarangan partai politik dan Lembaga demokrasi
lainnya dari syura (Dewan Islam) dan ingin semua pegawai pemerintah menerima
pelajaran agama sebagai Pendidikan dasar. 12

Hasil dari penelitian dari pemikiran politik menurut Hasan al-Banna,


setidaknya ada 4 hal yaitu: Uruba (Arabisme), Wataniya (Patriotisme), Kaumiya
(Nasionalisme), dan Alamyah (Internasionalisme). Dengan delapan pillar kebijakan
Hasan al-Banna adalah:

1. Memadukan anatara islam dan politik (agama dan negara)


2. Membangkitkan kesadaran wajib membebaskan tanah air islam
3. Pengakuan kewajiban mendirikan pemerintahan islam

11
https://alhikmah.ac.id/biografi-imam-hasan-al-banna-10-nasehatnya/
12
https://id.wikipedia.org/wiki/Hasan_al-
Banna#:~:text=Hassan%20Ahmad%20Abdul%20Rahman%20Muhammad,menghafal%2
0al%2DQur'an.

7
4. Menegakkan eksistensi umat islam
5. Menyadarkan kewajiban persatuan islam
6. Menyambut system perundang-undangan
7. Kritik partai politik dan parpol
8. Perlindungan kelompok minoritas dan unsur asing.

Sikap pemikiran Hasan al-Banna terhadap pemerintahan, berkaitan erat


dengan beberapa pemahaman akan esensi islam serta aqidahnya. Sebagaimana
islam yang dipersepsikan Hasan al-Banna menjadikan pemerintahan sebagai salah
satu pilarnya. Dalam hal pemikiran politik islam pemikiran Hasan al-Banna dan
Sayyid Qutb mempunyai substansi dan agenda akhir yang sama, yakni menegakkan
politik islam, dimana syariat islam harus dijadikan sebagai konstitusi UUD Negara.
Apapun bentuk negaranya, baik republic atau kerajaan yang penting negara dapat
menjalankan syariat islam dengan sempurna.

Hasan al-Banna pernah berbicara tentang konsep ini yang diekspresikan


dalam berbagai ekspresi. Apa yang hamper semua anggota ikhwanul muslimun
ingat di antara ungkapan-ungkapan lainnya dalam sebuah risalah “jika ada yang
berkata kepadamu sekalian: apakah kalian berdakwah? Maka jawablah: kami
mengajak kepada islam yang dibawa oleh Muhammad sallallahu’alaihi wassalam,
sedangkan pemerintaha adalah bagian dari islam, dan kemerdekaan merupakan
salah satu kewajibannya. Jika dikatakan kepada kalian: ini adalah politik, inilah
islam yang sebenarnya, kami tidak mengenal klasifikasi seperti itu”. 13

Dari dua tokoh diatas mereka lah tokoh-tokoh yang paling berpengaruh
dalam dunia pemikiran politik zaman Nabi. Masih banyak tokoh-tokoh lain yang
ikut serta dalam argument-argumen pemikiran politik zaman nabi. Istilah politik
islam tentu merujuk pada politik yang didasarkan pada interpretasi nilai norma-
norma Islam. Namun, penting untuk membuat perbedaan yang jelas. Islam dan
politik islam dua hal yang berkesinambungan dalam segala hal aspek kehidupan
manusia dalam bersosialisasi dan bermasyarakat. Islam idealnya adalah doktrin

13
Rahmi, Y. F. (2017). PEMIKIRAN POLITIK DAN DAKWAH HASAN AL-
BANNA. Jurnal Mantiq, vol.2 No.1. yunifadilah@gmail.com

8
ynag tidak perlu dipertanyakan lagi kebenarannya. Adapun politik islam, itu pun
lebih subjektif. Interpretasi dan cara berpikir orang sangat dipengaruhi oleh
kualifikasi mereka yang pemikir. Ini adalah perwujudan dari sejarah Islam.
Istilahnya, Allah dan Muhammad SAW adalah sebagai hasil interpretasi (ijtihad)
yang dilakukan oleh khulafa ar-Rayidin (Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, Umar bin
Khattab, Utsman ibn Affan) setelah Nabi SAW.

II.III Tinjauan Pemikiran Politik Zaman Nabi

kata politik jika dikaitkan dengan Islam maka politik Islam ialah Aktivitas
politik Sebagian umat islam yang menjadikan Umat Islam sebagai acuan nilai dan
basis solidaritas. Beberapa politik muslim yang merujuk pada muslim karena nilai-
nilainya yang berbasis kedamaian. Penganut politik islam dapat masuk dalam
kategori politik karena tidak semua beragama islam (Muslim). Dilabeli sebagai
kelompok politik islam, itu juga menekankan simbolisme agama dalam politik,
termasuk penggunaan symbol-simbol islam dan terminology islam. 14

Saat ini, tidak ada definisi yang jelas tentang bagaimana islam memandang
politik dan politik islam. Sebaliknya, di sisi politik perlu dicatat bahwa dia
melakukanya di masa Nabi dengan terbentuknya tatanan social politik islam di
Madinah. Dengan ini pemikiran-pemikiran politik islam muncul setelah tatanan
politik zaman Nabi pun ikut berubah. Seperti yang sudah seharusnya bahwa segala
hal aspek kehidupan yang merancu akibat daya Tarik pola kehidupan masyarakat
yang luas, sebagai acuan mereka untuk bertahan tanpa adanya politik-politik rasis
yang mendiskriminasi mereka dalam hal apapun.

Jika Kembali pada fakta sejarah peta politik yang telah digambarkan dan
dipraktekkan Rasulullah SAW yang dilandasan oleh Syariah Islam, sehingga
pemerintahan dalam negara Madinah mencapai keadilan dan kemakmuran maka
dengan demikian inilah yang dinamakan praktek politik Islam. Dalam rangka
mewujudkan kestabilan Rakyat dan pemerintahan Nabi mengadakan perjanjian
dengan seluruh penduduk Madinah yang melahirkan “ Piagam Madinah” yaitu

14
https://ms-meureudu.go.id/2019/09/14/islam-politik-dan-pemimpin-yang-
terbaik/

9
suatu perjanjian yang memberikan jaminan kebebasan beragama ditiap komunitas,
dan memiliki hak tertentu dalam politik dan keagamaan. Sebagai kepala
pemerintahan diberikan wewenang dan otoritas mutlak dalam menjalankan
kepemimpinanya. Kepemimpinan yang diemban dengan masyarakat madani pun
terwujud hanya dalam beberapa tahun. Hal ini membuktikan bahwa era
kepemimpinan Rasulullah SAW dengan politik yang diterapkan nya merupakan ciri
pemerintahan yang penuh dengan kearifan. 15

Dalam bidang social, Nabi juga meletakkan dasar persamaan antar sesama
manusia. Perjanjian ini, dalam pandangan ketata negaraaan saat ini. Biasa disebut
dengan Konstitusi Madinah. Dengan terbangunya kota Madinah, islam semkain
kuat, sebagai kepala pemerintahan selalu dihadapkan berbagai gangguan musu,
maka nabi mengatur taktik siasat dan membentuk pasukan tantara. Ada dua alasan
umat islam diizinkan berbagai yaitu, pertama, untuk mempertahankan diri dan
melindungi hak-hak nya. Kedua, menjaga keselamatan dan penyebaran
kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang yang mengahalanginya. 16

Dengan konsep-konsep diatas, kita dapat merumuskan negara tidak


didasarkan pada teks formal (tertulis) tetapi didasarkan pada manfaat yang diakui
banyak orang, sangat mendasar untuk kepentingan maslahah. Selain itu memiliki
peran penting dalam urusan negara tersebut. Salah satu tokoh dari pemikiran politik
zaman anbi yang bis akita ambil adalah dari Ibnu Taimiyah, karena cenderung tidak
terlihat obyektif tetapi tetap umum untuk konsumsi masyarakat maupun
individualis pemikiran politik ibnu taimiyah adalah pemerintahan demokratis,
hanya saja demokratis yang dikehendaki Ibn Taimiyah adalah Demokratis
konstitusional yang berlandaskan nilai-nilai syari’at dan berlandaskan keinginan

15
Umar. (Mei, 2015). PEMIKIRAN POLITIK ERA KENABIAN, SAHABAT DAN
SEKTE-SEKTE ISLAM: TINJAUAN SKETSA HISTORISITAS. Jurnal Mimbar Vol.1 No.1,
140. http://repository.iaimsinjai.ac.id/130/1/3
16
Ibid., hal.141

10
rakyat dan memberikan rakyat ruang untuk berpartisipasi dalam politik. Model
seperti ini menurut Ibn Taimiyah, bisa merealisasikan nilai-nilai keadilan. 17

Menurut penulis, gagasamn tersebut sangat relevan dan sesuai dengan


prinsip-prinsip demokrasi yang berlaku saat ini, bahkan dapat menjadi acuan bagi
para politisi untuk membangun tatanan pemerintahan yang baik dan sesuai dengan
hukum-hukum serta nilai-nilai politik. Dengan begitu masyarakat dapat menerima
dan menekuni segala hal tentang pemikiran-pemikiran politik yang mereka acuhkan
sebagai dorongan atau acuan mereka untuk maju berdemokrasi atas argument-
argumen yang mereka piker dapat membantu kemajuan bangsa dan negara masing-
masing.

II.III Implementasi Pemikiran Politik dan Relevansinya terhadap


Pemerintahan

Ada banyak ide-ide atau gagasan yang berbeda dalam politik islam. Ini
berkaitan dengan refleksi tentang hubungan antar agama dan negara. Terdapat dua
gagasan yang berpengaruh. Pertama, apa yang telah lama dicatat dapat ditunjukkan
dalam sejarah perkembangan islam. Kedua, dari munculnya ide-ide yang
membutuhkan perpaduan agama dan negara serta pemisahan mutlak antara
keduanya. Muculnya ide-ide seperti hal tersebut tidak akan lepas dari sifat multi
tafsir dalam ajaran agama islam. Seperti yang terlihat dari lahirnya berbagai
madzhab seperti Fiqh, teologi, filsafat, dll. Sifat dari multi tafsir ini tergantung pada
kelonggaran sejarah islam.

Al-Mawardi, pemikir besar islam saat ini mengklaim bahwa islam adalah
agama yang paling lengkap yang mengandung prinsip-prinsip moralitas, Etika,
pedoman bidang politik, social dan ekonomi. Dalam realitas social-politik.
Berbagai Tindakan dilakukan untuk mendapatkan bentuk yang benar. Dengan kata
lain, memposisikan baik agama maupun kebangsaan. Salah satu misalnya adalah

17
Zaman, Q (2019). Pemikiran Politik Ibnu Taimiyah. Politea: Jurnal Politik
Islam, journal.uinmataram.ac.id,
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/politea/article/view/1507

11
Indonesia sebagai negara yang penuh semangat sangat religious, istilahnya bisa
bergoyang sekaligus ombak pasar dunia juga terguncang oleh konflik dan
kemanusiaan.

Eksistensi negara sekuler dibanyak negara mempresentasikan tanggapan


yang berbeda-beda terutama dalam memandang agama. Sedikitnya terdapat emapat
point untuk suatu negara yang dapat dikatakan sekuler, yaitu:

a. Adanya pembedaan (Separasi) antara pemerintahan dengan ideologi


keagamaan
b. Adanya peningkatan (Ekspansi) pemerintahan untuk lebih
melaksanakan peran dan fungsinya dalam memantau masalah
keamanan.
c. Penilaian ulang (Transevaluasi) atas kebiasaan politik dengan
mengubah norma agama dengan kebiasaan politik sekuler.
d. Relasi dengan kekuasaanya, negara bertugas menghapus norma-norma
agama dan realisasi keagamaan. 18

Dari keempat kategori diatas, hubungan antara agama dan negara adalah
ideologi sekuler ini diyakini secara historis dan dipraktikkan oleh pemerintah Turki
pada zaman itu Mustafa Kemal (Kamal Attaturk) dibawah kekuasaanya serta
dipandu oleh ideologi negara-negara sekuler seperti kanada, india, prancis, jepang,
dll. Prinsip sekulerisme turki lebih kepada pemisahan anatar negara dan agama dan
Attaturk sebagai intelektual Turki “ mencari “ sekularisme sebagai prinsip
modernisasi negara dan juga gagasan progresif yang meliputi tidak hanya
kehidupan politik dan pemerintah namun juga lingkungan social dan budaya
masyarakat yang masih didominasi dengan takhayul, dogma dan ketidaktahuan. 19

18
SUDIRWAN. (2019, 09 21). Universitas Islam Indonesia. Retrieved from
THESIS PEMIKIRAN AL-MAWARDI TENTANG RELASI AGAMA ISLAM DAN
NEGARA SERTA RELEVANSINYA TERHADAP KONTEKS INDONESIA
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/17800?show=full
19
https://id.wikipedia.org/wiki/Sekularisme_di_Turki

12
Dan ini menjadikan mereka negara kelompok Kemalis Makmur, tapi
pemerintahannya Tumbuh terorganisir sejak awal tahun 1920-an dalam realitas
politik struktur yang tidak produktif untuk menopang cita-cita keadaan duniawi.
Hubungan antara islam dan politik di Indonesia memiliki tradisi yang amat panjang.
Akar silsilahnya dapat ditelusuri Kembali pada akhir abad ke-13 hingga awal abad
ke-14, Ketika islam seperti dikatakan sebelumnya mengalami masa-masa yang
dianut oleh para penguasa sekuler.

Dalam aspek politik, bangsa arab pra-islam sudah memiliki tatanan dan
mekanisme rotasi kekuasaan, meskipun belum ada negara sebagaimana terdapat
diera modern. Kekuasaan politik bangsa arab pra-islam berada di tangan qabilah.
Kepemimpinan silih bergantin diantara mereka sesuai mekanisme yang ditentukan
dan disepakati Bersama. Misi kerasulan yang ditopang kekuatan politis membuat
ajaran islam lebih mudah diterima masyarakat. Kepemimpinan politik Nabi
Muhammad SAW di Madinah ditandai dengan terbentuknya konstitusi Madinah
sebagai pedoman hidup bernegara yang disepakati seluruh penduduk Madinah
dibawah kendali Nabi Muhammad SAW. Dan puncak prestasi Nabi Muhammad
SAW dalam bidang politik adalah keberhasilan beliau merebut Kembali kota
Makkah, Fathu Makkah, secara militer dan moral. 20

Politik islam yang terjadi saat ini menemukan satu format baru, yang
mencakup:

1. Dasar teologis
2. Tujuan, dan
3. Pendekatan islam politik yang dianggap identic dan konsisten

Bersama dengan pembangunan negara kesatuan nasional di Indonesia. Dengan ini


masyarakat Indonesia lebih logis dan sistematis dalam berpikir dan berargument
tentang politik kepemirintahan yang berpengaruh kepada tatanan, denah politik
negara.

20
Kosim, M. (2015). INSTITUSI POLITIK DI ZAMAN NABI MUHAMMAD SAW. Islamuna:
Jurnal Studi Islam, 2(1), 1-15. https://doi.org/10.19105/islamuna.v2i1.651

13
Dalam konteks yang lebih luas, Rumah Budaya Nasional islam bukanlah
fenomena baru melainkan sebagai wacana. Hal ini masih berlangsung dan
disebabkan oleh proses akulturasi antara islam dengan karakteristik ruang dan
waktu yang berbeda di Indonesia.dengan hasil apa yang keluar dari pertemuan
budaya biasanya sangat berbeda, tergantung pada tingkat kinerja kelompok yang
terlibat dengan ini keterlibatan akan melanjutkan proses rekonsiliasi. 21 Tapi secara
umum akomodasi berkisar dari Sebagian hingga penuh bersih.

Formulasi linguistic Pancasila merupakan salah satu indikasi yang secara


gamblang membuktikan butir diatas. Jika preposisi gramatikal dan kata
sambungnya diabaikan, dapat diperkirakan bahwa sepertiga dari kata dan ungkapan
dalam Pancasila terdiri dari idioms islam. Hal ini termasuk kata-kata seperti “adil,
adab, rakyat, hikmah, musyawarah, dan wakil”. Penamaan beberapa Lembaga
kenegaraan seperti “Majlis Permusyawaratan Rakyat”, “Dewan Perwakilan
Rakyat”, atau “Mahakamah Agung” juga menunjukkan diterimanya nomenklatur
islam. 22

Dengan ini, maka cukup bagi politisi muslim untuk mengungkap kesetiaan
dan dukungan yang ingin mereka nyatakan di muka public. Jelas politik islam sudah
tidak lagi menginspirasi pembentukan sebuah negara islam. Bukan berdasarkan
pemahaman dengan ajaran islam dan gaya sosiologis masyarakat Indonesia sangat
heterogeny dan berpartisipasi dalam kerangka tersebut untuk membangun
pembangunan system social-politik yang mencerminkan atau mematuhi prinsip-
prinsip umum nilai-nilai politik islam termasuk keadilan. Sudah tidak bisa
dipungkiri lagi bahwa Islamic politic itu sangat berpengaruh dalam pembentukan
karakter dan watak kepemerintahan atau tatanan suatu negara yang berlandaskan
agama tanpa diskriminasi dan penilaian yang Rasis terhadap sesuatu.

21
Rekonsialisasi dalam kamus KBBI adalah suatu perbuatan untuk memmulihkan
hubungan persahabatan pada keadaan semula; perbuatan menyelesaikan perbedaan
https://kbbi.web.id/rekonsiliasi
22
Putera, RP (2018). Pemikiran Politik Islam Di Indonesia: Dari Formalistik
Menuju Ke Substantif. Riayah: Jurnal Sosial dan Keagamaan, e-journal.metrouniv.ac.id,
https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/riayah/article/view/1179

14
Sebab lahirnya negara adalah hajat umat manusia untuk mencukupi
kebutuhan mereka Bersama, dan akal mereka yang mengajari tentang cara
bagaimana saling membantu dan tentang bagaimana mengadakan ikatan satu sama
lain. Al-Mawardi menegaskan bahwa kepemimpinan negara merupakan instrument
untuk mneruskan misi kenabian guna memelihara agama dan mengatur dunia.
Pemeliharaan agama dan pengaturan mereupakan dua jenis aktivitas yang berbeda,
tetapi berhubungan secara simbolik. Keduanya merupakan dua dimensi dari misi
kenabian. 23 Setiap negara pasti memiliki pahlawan Revolusioner yang menjadikan
negaranya maju, Makmur, dan merdeka. Sama hal nya dengan umat manusia
Rasulullah SAW adalah seorang pemimpin Revolusioner. Salah satu unsur
Revolusionernya adalah menghapuskan kemiskinan dan kesengsaraan,
sebagaimana dikatakan oleh masyarakat. Kemudian menurut Muhammad Natsir
salah satu tokoh pemikir Indonesia, dia berpendapat bahwa Natsir memahami islam
sebagai agama penyerahan diri secara totalistas yang berkonsekuensi pada
kepatuhan dan ketundukannya hanya kepada Allah SWT.24

Dari segala aspek yang tercantum dan dibahas diatas segala sesuatu
berpatokan bahwa umat manusia dilahirkan untuk mejadi rahmatan lil-a’lamin dan
islam sebagai pillar dari segala sumber. Bahkan politik merupakan suatu keharusan
dan kebutuhan agar nilai-nilai islam dapat diterapkan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara dalam kehidupan masyarakat. Karena islam ialah universal dan
integral, mencakup segala aspek kehidupan manusia termasuk dalam hal politik.
Seperti firman Allah SWT:

‫َو َما ٓ َا ْر َسلْ ٰن َك ِا اَّل َر ْ َْح ًة لِلْ ٰعلَ ِم ْ َي‬


Artinya: “dan Tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam”. (QS.Al-Anbiya’:107)

23
Amin, M (2016). Pemikiran Politik Al-Mawardi. Jurnal Politik Profetik, journal3.uin-
alauddin.ac.id, https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpp/article/view/2744
24
Yusup, E. (2021). Tinjauan Umum Pekiran Politik Islam. Retrieved from Universitas
Siliwangi, FISIP: http://repositori.unsil.ac.id/4517/6/BAB%20II.pdf

15
Islam hanya berhubungan dengan kehidupan spiritual dan tidak ada
hubunganya dengan masyarakat dan negara pada umumnya, mungkin sejauh ini
islam adalah social, ekonomi, kebijakan yang komperehensif dan rinci. Terlepas
dari keinginan negara untuk mengakui. Ini membantu umat islam mengamalkan
ajaran agamanya, mereka pandangan bahwa begara sedang merencanakan untuk
menghilangkan signifikasi politiknya islam sekaligus mendukung gagasan
masyarakat politik duniawi. Situasi ini sering terjadi Ketika negara mengejar
kebijakan ganda melawan islam. Demokrasi akan mempertegas nilai kegamaan
merka. Agama sebagai sebuah jalan untuk menyelesaikan persoalan, tidak seperti
yang dituduhkan oleh kelompok sekuler yang memposisikan agama sebagai sumber
konflik, agama bisa mengatakan bahwa merekalah yang actual dalam kekacauan
yang diciptakan sekulerisme.

Dengan adanya pemikiran Ahmad Syafii dengan menentang adanya


ketidakadilan negara adalah sebuah perjalanan suntuk semakin menghayati islam,
bukan hanya sebagai seorang yang menjunjung keadilan dan demokrasi.25 Selain
itu dapat juga kita lihat bagaimana cita-cita yang awalnya menginginkan untuk
terselenggaranya negara Islam nan megah menjadi seorang pembela demokrasi dan
Pancasila sebagai sebuah ajaran moral bagi manusia Indonesia. Dalam Bahasa
singkatnya Ahmad Syafii Maarif dalam hal pemikiran negara dan agama
mengalami transformasi pemikiran yang sangat kontras, dari syariat oriented
pemikiran Moh. Natsir menjadi seorang sosial-demokrat yang menjadi orientasi
dari Muhammad Hatta.26

25
Sholikin, A (2013). Pemikiran Politik Negara Dan Agama “Ahmad Syafii
Maarif.”. Universitas Airlangga, journal.unair.ac.id,
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/194-203%20Solikhin.pdf

26
Syam, S (2018). Pemikiran Politik Islam Imam Al-Mawardi Dan Relevansinya
Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Al-Hadi, journal.pancabudi.ac.id,
https://journal.pancabudi.ac.id/index.php/alhadi/article/view/156

16
BAB III

PENUTUP

III.I Kesimpulan

Dalam hal politik Islam secara epistemologis, sangat sedikit sumbangan


pemikiran Nurcholish. Sebagaimana dalam pemikiran keagamaan, dalam
pemikiran politik Nurcholish pun menegaskan perlunya keterbukaan, baik dari
kalangan Muslim maupun non-Muslim di Indonesia agar tidak terjadi “harga mati”.
Masing-masing pihak yang hidup di arena politik Indonesia, menurutnya, harus
terus melakukan tawar menawar dan akomodasi kepentingan masing-masing demi
terciptanya kepentingan bersama. Pluralisme pemikiran dan keagamaan yang ia
anut nampaknya juga dipakai dalam politik, menjadi pluralisme politik. Pluralisme
politik memang menjadi faham politik Amerika sejak dulu, dan itu teruji. Tidak
heran jika kemudian falsafah pluralisme pun muncul dari Nurcholish yang
menyaksikan tegaknya pluralisme di Amerika dari jarak dekat.27

Dari segala hal yang tertera dan dibahas diatas sekiranya dapat menjelaskan
secara rinci apa yang telah mengganggu fikiran kita tentang politik islam dalam
pemerintahan serta bagaimana pengimplementasian nya dalam system
pemerintahan negara-negara beberapa negara sekularisme pun ikut terjun dengan
pembahasn ini. Karena pemikiran politik zaman nabi akan terus mengikuti era orde
lama maupun orde-baru segala aspek tatanan pemerintah. Banyak dari tokoh-tokoh,
ulama, bahkan cendikiawan muslim pun ikutserta dalam pengambilan keputusan
secara detail dan tematik tanpa mempengaruhi rasis diskriminasi antar negara.

27
Rahman, MT, & Mimbar, AS (2018). Konsep politik Islam kultural perspektif
Nurcholish Madjid. FIKRI: Jurnal …, journal.iaimnumetrolampung.ac.id,
https://journal.iaimnumetrolampung.ac.id/index.php/jf/article/view/308

17
DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (2016). Pemikiran politik Al-Mawardi . Jurnal Politik profetik.


journaluinalauddin.ac.id.

Dr.Syafruddin Syam, M. (2018). PEMIKIRAN POLITIK ISLAM IMAM AL-MAWARDI DAN


RELEVANSINYA DI INDONESIA. Jurnal ilmiah Al-Hadi, journal.pancabudi.ac.id.

Kasim, M. (2015). Institusi Politik di Zaaman Nabi Muhammad SAW. Islamuna: Jurnal studi
islam, Vol.2 No.1.

Putera, R. P. (2018). PEMIKIRAN POLITIK ISLAM DI INDONESIA: DARI FORMALISTIK


MENUJU KE SUBSTANTIF. Ri'ayah: Jurnal sosial dan keagamaan, e-
journal.metrouniv.ac.id.

Qamaruzzaman. (Juli-Desember 2019). PEMIKIRAN POLITIK IBNU TAIMIYAH . STAI


Mempawah Kalimantan Barat, POLITEA: Jurnal Kajian Politik Islam Vol.2 No.2,
127.

Rahman, M. T. (2018). Konep Politik islam kultural prespektif Nurcholis Madjid. FIKRI:
Jurnal kajian Agama, sosial dan Budaya.

Rahmi, Y. F. (2017). PEMIKIRAN POLITIK DAN DAKWAH HASAN AL-BANNA. Jurnal Mantiq,
vol.2 No.1.

Ridwan, g. (2017). HUBUNGAN ISLAM DAN POLITIK DI INDONESIA PRESPEKTIF PEMIKIRAN


HASAN AL-BANNA. jurnal hukum samudra keadilan, jurnal.unsam.ac.id.

Sholikin, A. (2013). pemikiran politik negara dan agama "Ahmad Syafi'i Maarif".
Universitas Airlangga, Journal.unair.ac.id.

SUDIRWAN. (2019, 09 21). Universitas Islam Indonesia. Retrieved from PEMIKIRAN AL-
MAWARDI TENTANG RELASI AGAMA ISLAM DAN NEGARA SERTA RELEVANSINYA
TERHADAP KONTEKS INDONESIA:
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/17800?show=full

Umar. (Mei, 2015). PEMIKIRAN POLITIK ERA KENABIAN, SAHABAT DAN SEKTE-SEKTE
ISLAM: TINJAUAN SKETSA HISTORISITAS. Jurnal Mimbar Vol.1 No.1, 140.

Yusup, E. (2021). Tinjauan Umum Pekiran Politik Islam. Retrieved from Universitas
Siliwangi, FISIP: http://repositori.unsil.ac.id/4517/6/BAB%20II.pdf

https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/17800?show=full

https://id.wikipedia.org/wiki/Sekularisme_di_Turki
https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Al-Hasan_Al-Mawardi

https://www.kompasiana.com/ilnaf/5dc0b5c4d541df71103d3302/al-mawardi-biografi-
dan-konsep-kenegaraannya

18
https://www.kompasiana.com/tikayulianti/5bec242f12ae941e2d147da4/politik-islam-
pada-masa-rasulullah-saw
https://alhikmah.ac.id/biografi-imam-hasan-al-banna-10-nasehatnya/

https://id.wikipedia.org/wiki/Hasan_al-
Banna#:~:text=Hassan%20Ahmad%20Abdul%20Rahman%20Muhammad,menghafal%20al%2DQu
r'an.

https://ms-meureudu.go.id/2019/09/14/islam-politik-dan-pemimpin-yang-terbaik/

https://www.bloggerkalteng.id/2013/06/tokoh-tokoh-pemikiran-politik-islam.html

https://hpempolis.wordpress.com/2015/04/06/refleksi-pemikiran-politik-islam-bagian-
4/

https://alkhairat.ac.id/2018/09/30/politik-dalam-islam/

http://pemerintahan.umm.ac.id/files/file/SAP/PEMIKIRAN%20POLITIK%20ISLAM.doc

https://uin-alauddin.ac.id/tulisan/detail/paradigma-pemikiran-politik-islam-modern

19

Anda mungkin juga menyukai