Proposal Skripsi
Oleh:
M. DIOS FAWAS GHIFFARI
NIM : 40200121105
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................9
C. Fokus Penelitian............................................................................................................9
1. Fokus Penelitian.....................................................................................................9
D. Tinjauan Pustaka.........................................................................................................10
E. Metode Penelitian....................................................................................................... 14
1. Jenis Penelitian.....................................................................................................14
2. Pendekatan Peneltian........................................................................................... 15
3. Sumber Data........................................................................................................16
4. Jenis-Jenis Penelitian........................................................................................... 17
1. Tujuan Penelitian................................................................................................. 19
G. Outline........................................................................................................................ 21
BAB II.............................................................................................................................22
KAJIAN TEORITIS..................................................................................................... 22
i
A. Perumusan Dasar Negara Indonesia....................................................................22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sekarang ini, akan tetapi kenapa masih banyak terjadinya peroblematika umat di tengah
bertahannya eksistensi ajaran agama Islam, terkhusus ajaran amaliyah yang diajarkan
oleh Rasulullah Saw, sehingga yang terjadi adalah tidak berlakunya hukum-hukum
yang ditulis oleh para ahli organisasi-organisasi politik Islam memiliki pengaruh yang
Sejarah merupakan peristiwa masa lalu. Sejarah diibaratkan sebagai halnya orang
naik kereta menghadap ke belakang. Seluruh peristiwa disebut peristwa yang berkaitan
dengan masa pencatatannya disebut peristwa hari ini yang diurai, deberitakan, dan
direkam oleh koran harian atau media lainnya. Namun begitu masanya lewat, maka
setiap peristiwa menjadi bagian sejarah. Arti sejarah adalah cabang pengetahuan tentang
Fakta sejarah yang tidak dapat diingkari oleh siapapun setelah timbul dakwah
1
2
undang dalam menjalankan kehidupannya sesuai dengan sistem yang satu menuju
kepada tujuan-tujuan yang sama. Diantara individu-individu masyarakat yang baru itu
terdapat ikatan ras, bahasa, dan agama yang kuat, serta adanya perasaan solidaritas
pemahaman yang sama maupun simbol yang mendasari sebuah perkumpulan, akibatnya
adalah komunitas tesebut akan membenbetuk sebuat struktur yang terorganisir dan
memiliki fungsi, peran serta tujuan yang sama di dalam komunitas tertentu. Setelah
menetepkan hal tersebut maka timbullah dorongan untuk mendapatkan kekuasaan guna
teori filsafat politik yang ditafsirkan oleh al-Farabi yang membagi filsafat politik
menjadi 2 sub-bagian. Sub bagian pertama berhubungan dengan berbagai jenis tindakan
manusia dan jalan hidupnya dengan maksud untuk memahami tujuan dan karakter
moral manusia. Dia menilai tujuan-tujuan ini berdasarkan pra-anggapan bahwa tujuan
kebahagiaan hakiki hanya dapat dicari melalui kebajikan dan kebaikan serta hal-hal
yang luhur (mulia). Hal-hal yang luhur tersebut antara lain adalah Kesehatan;
kehormatan; dan kesenangan rasa. Namun, Ketika hal-hal tersebut dijadikan satu-
satunya tujuan dalam kehidupan ini,maka mereka tidak membentuk kebahagian hakiki
(yang sebenarnya) tetapi hanya kebahagiaan semu belaka. Karena itu, bagian pertama
1
Muhammad Dhiauddin Rais, ‘’Teori Politik Islam’’, (Makassar; Gema Insani, 2001), h. 6.
3
ilmu politik al-Farabi, berhubungan dengan teori tentang kebahagiaan dan kebajikan
manusia.2
Adapun sub-kedua ilmu politik al-Farabi adalah tentang pelaksanaan kegiatan atau
tabiat yang tidak lain adalah politik itu sendiri. Menurut al-Farabi, tujuan dari ilmu
politik adalah Tindakan yang membawa realisasi kebahagiaan melalui tabiat-tabiat yang
teokrasi. Teo artinya Tuhan. Jadi maksud dari teori ini adalah segala sesuatunya
bersandar pada kehendak Tuhan, yang dalam hal ini diwakilkan oleh prinsip-prinsip dan
bermasyarakat dan bernegara. Termasuk dalam kategori ini kelompok Islam garis keras
(radikal-fundamental) tersebut. Mereka meyakini bahwa hanya wahyu hanya Allah yang
berhak mengatur kehidupan manusia di dunia ini, termasuk kehidupan beragama dan
sekaligus bernegara. Kedua, teori demokrasi. Teori ini berpendapat bahwa kedaulatan
berada di tangan rakyat, yang tidak ada kaitannya dengan agama. Pada paham ini,
agama sebagai urusan pribadi yang tidak bisa dibawa kepada tataran publik dan negara.
keduanya menjadi satu sistem, yaitu kedaulatan suatu negara berada di tangan manusia
2
Ma Ibnu Rusydi, “Filsafat Politik Islam,” Risalah 1, no. 1 (2015): 110–123.
3
Ibnu Rusydi, “Filsafat Politik Islam.”
4
Muhammad A L I Chozin, “, 1945. Even If, They Did with All Manner, Both Diplomatic and
War, Even They Failed to Change Ideology of Pancasila as the Principle of This Country, so the
Government of New Order Applied That Every on June 1” (1945): 1–16.
4
ketentraman dan stabilitas merupakan kebutuhan mutlak masyarakat. Ini tidak dapat
terwujud tanpa undang-undang dan peraturan serta tanpa pengelola yang mengelola
bahwa betapa pun kecil dan bersahajanya, masyarakat secara sadar maupun tidak akan
mengangkat penguasa mereka. Ini sejalan dengan semangat ayat Al-Qur’an surat An-
Nisa’ 4;58 yang memerintahkan untuk menunaikam amanat kepada yang berhak
dirinya sebagai negara dengan ideologi Pancasila di depan khalayak dunia yang telah
dibentuk oleh panitia Sembilan dalam sidang BPUPKI dalam pembentukan sebuah
negara, mengangkat Ir.Soekarno sebagai pemimpin negeri ini dalam ketetapan MPRS
sebagai Presiden RI yang ditandai sebagai orde lama hingga akhir masa jabatannya pada
Islam pada masa Orde Lama ini ditandai dengan kemunculan perdebatan sengit di
parlemen tentang dasar negara dan kedudukan Islam dalam negara. Namun semua
perdebatan itu dilakukan secara demokratis dan konstitusional melalui parlemen. Pada
mengakui Islam sebagai salah satu pendukung nasionalisme bangsa yang sangat
penting.
5
Dr. Muhammad Iqbal, M.Ag ,’’Pemikiran Politik Islam’’ Kencana (2015), h. 251
5
Perumusan Dasar Negara tidak lupa pula menghargai jasa para tokoh Islam.
Dalam perumusan Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, peran tokoh Islam
menjadi tonggak utama di dalam perumusan tersebut. Apabila ditinjau dari sejarah
pembuatan (UUD) oleh panitia 9, piagam Jakarta merupakan kesepakatan awal antara
golongan Islam dengan golongan Nasionalis. Kesepakatan itu terjadi pada tanggal 22
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1 Juni 1945, yang isinya
antara lain (1) Kebangsaan (2) Internasionalisme atau perikemanusiaan. (3) Mufakat
atau demokrasi. (4) Kesejahteraan dan (5) Ketuhanan. Rumusan ini dibahas oleh Panitia
Sembilan yang kemudian menghasilkan Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945,
yaitu: (1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya. (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab. (3) Persatuan Indonesia. (4)
bagi seluruh rakyat Indonesia. Rumusan ini kemudian disahkan dalam sidang Pamitia
historis Pancasila lahir pada tanngal 1 Juni 1945, dan secara Yudiris, Pancasila lahir
Pasca terhapusnya tujuh kata dalam Piagam Jakarta pada sidang PPKI tanggal 18
Agustus 1945 membuat Sebagian kelompok Islam kecewa. Namun seiring berjalannya
waktu mereka terpaksa menerima kenyataan tersebut. Tidak mudah untuk meggandeng
antara agama dengan negara. Keduanya, dalam dunia politik, membuat ketegangan dan
Ir.Soekarno yang menjadi presiden RI dari tahun 1945 sampai dengan tahun 1967
melalui cara berbeda dan dalam negara Indonesia yang berbeda pula. Untuk pertama
kalinya menjadi presiden RI, Ir.Soekarno dipilih oleh Panitia Kemerdakaan Indonesia,
hal ini berdasar pada aturan Peralihan Pasal III UUD 1945 yang berbunyi:untuk pertama
kalinya presiden dan wakil presiden dipilih oleh PPKI ini hanya bertahan selama 4
tahun. Pada saat itu terjadi perubahan negara Indonesia dari negara kesatuan menjadi
negara serikat dari tanggal 27 Desember 1945 sampai dengan 17 Agustus 1950
Ir.Soekarno kembali menjadi presiden berdasar pada ketentuan pasal 69 ayat (2)
Konstitusi RIS bahwa ‘’Beliau dipilih oleh orang-orang yang dikuasakan oleh
Kabinet Presidential dan dipimpin oleh Presiden, berumur 2 bulan setengah, pada 31
Islam tidak mendapat banyak tempat untuk jabatan-jabatan yang ditawarkan, padahal
kontribusi banyak untuk memerdekakan Tanah Air tercinta ini, untuk itu penulis akan
masyarakat di era Orde Lama, penulis akan melakukan peneletian terhadap oposisi,
peran, fungsi maupun tujuan dari para ulama, Cendekiawan dan organisasi Islam pada
Republik Indonesia.
6
Ahmad Mansyur Surya Negara, ’’Api Sejarah Jilid II’’. Salamadi Pustaka Semesta (2010), h.173-
174.
9
B. Rumusan Masalah
adalah bagaimana Dinamika Politik Islam era Orde Lama yang akan diuraikan dengan
Fokus penelitian merupakan hal utama untuk dalam sebuah penelitian yang akan
diuraikan dalam polok penelitian. Adapun fokus penelitian bertajuk dengan Dinamika
Untuk penguraian lebih lanjut terkait bagian objek pembahasan yang akan
peran yang sangat penting dalam perumusan dasar Negara Indonesia. Dalam perumusan
dasar negara tersebut memiliki dinamika-dinamika yang terjadi, dan salah satunya
adalah penolakan terhadap piagam Jakarta dari kalangan Kristen Indonesia Timur.
Terpimpin”. Ini merupakan suatu sistem yang tidak tetap, yang dilahirkan dari krisis
dari terus berubah sepanjang masa yang paling kacau dalam sejarah Indonesia sejak
Revoulsi. Berdasakan hal tersebut penulis akan merincikan bagaimana oposisi, peran
D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka merupakan salah satu hal yang sangat penting di dalam
penelitian agar dapat memepermudah dan juga sebagai sumber rujukan untuk membantu
menyelesaikan penelitian tentang Dinamika Politik Islam Era Orde Lama. Adapun
1. Jurnal dengan judul Ketegangan Antar Kelompok Agama pada Masa Orde
Lama sampai awal Orde Baru yang ditulis oleh Amos Sukanto tahun 2013, Di
dalam jurnal ini dijelaskan mengenai Pro-kontra antar kelompok agama Islam
kelompok agama Kristen menolak tujuh kata yang termaktub di dalamnya yang
2. Jurnal dengan judul Tokoh Politik Islam Era Orde Lama Indonesia: Kajian
7
Amos Sukamto, “Ketegangan Antar Kelompok Agama Pada Masa Orde Lama Sampai Awal
Orde Baru,” Indonesian Journal of Theology 1, no. 1 (2013): 25–47.
11
tahun 1965 yang ditulis oleh Andri Nurjaman dkk,Inti dari pembahasan
Idham Chalid salah satu Ketua Umum Pengurus Besar Nahdathul Oelama
3. Jurnal dengan judul Islam dan Politik Era Orde Lama; Dinamika Politik
yang ditulis oleh Jainuddin, M. Hum. Pada tahun 2019. Pada jurnal ini
membahas oposisi partai islam terkhusus pada ormas Masyumi dan Nahdatul
Ulama di era Orde Lama dibawah kebijakan presiden Ir. Soekarno tentang
Masyumi dan juga terpecahnya satuan politik antara Masyumi dan NU.
kawan dan lawan terhadap pendukung dan oposisi terhadap kebijakan Ir.
Soekarno dan juga periode Kolaborasi atau yang bisa dikatakan kerja sama
partai-partai Islam yang ikut bersama demokrasi tepimpin, dalam hal ini
penerapan Hukum Islam di Indoesia yang ditulis oleh Sri Sultarini Rahayu
8
Andri Nurjaman and Doli Witro, “Tokoh Politik Islam Era Orde Lama Indonesia : Kajian
Pemikiran KH Idham Chalid Dalam Menerima Konsep Demokrasi Terpimpin Tahun” 4, no. 1 (2022).
9
Jainuddin Jainuddin, “Islam Dan Politik Orde Lama; ‘Dinamika Politik Islam Pasca Kolonial
Sejak Kemerdekaan Sampai Akhir Kekuasaan Soekarno,’” SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah dan
Hukum 3, no. 2 (2019): 225–243.
12
KH. Abdul Wahhab Habullah dan KH. Hasyim Asya’ri pada tahun 31
Januari 1926 atas dasar pengembangan pendidikan Islam yang baik di tengah
5. Jurnal dengan judul Pasang Surut Politik Islam yang diterbitkan oleh Badan
Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI disusun oleh beberapa penulis dan
menjadikan Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA. Sebagai pemimpin umum pada
Indonesia serta strategi perpolitikan islam dari orde lama ke orde baru hingga
setelah kemerdekaan partai politik Islam terpecah belah salah satu contohnya
10
Sri Sultarini Rahayu dan Riska Anggriani, ’’ Organisasi Islam dalam Pengembangan dan
penerapan Hukum Islam di Indoesia’’. Journal Publications Vol. 1 no. 1 (2019)
13
karena akibat banyaknya partai Islam tersebut suara umat Islam terbagi
c) Pendirian banyak partai Islam membuat fraksi dan konflik antar umat
6. Buku dengan judul Api Sejarah Jilid II yang ditulis oleh Ahmad Mansyur
masa ke masa terkhusus sejarah Indonesia pada era orde lama paca
7. Buku dengan judul Sejarah Indonesia Modern yang ditulis oleh M.C Rickfles
Menjelaskan tentang sejarah Panjang bangsa Indonesia pada tahun 1200 hingga
2004. Tekhusus membahas mengenai sejarah Indonesia pada era orde lama,
11
Shalihin Djamra, Nurus, “Pasang Surut Politik Islam,” Dialog, Jurnal Penelitian dan Kajian
Keagamaan 72, no. 2 (2011): 83–96.
14
E. Metode Penelitian
Metode penelitian sejarah lazim juga disebut metode sejarah, metode itu sendiri
berarti suatu cara, jalan , petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien . metode sejarah dapat diartikan sebagai metode
penelitian dan penulisan sejarah dengan menggunkan cara, prosedur atau tehnik yang
(1983) memaknai metode sejarah sebagai proses menguji dan menganalisis secara kritis
dipercaya, serta membuat interpretasi dan sintetis atas fakta-fakta tersebut menjadi
kisah yang dapat dipercaya. Metode penelitian sejarah merupakan suatu kumpulan
yang sistematis dari prinsip dan aturan-aturan yang dimaksudkan membantu dengan
secara efektif dalam pengumpulan bahan-bahan sumber dari sejarah, dalam menilai atau
menguji sumber-sumber itu secara kritis,dan menyajikan suatu hasil “ sinthese” (pada
umumnya dalam bentuk tertulis dari hasil hasil yang dicapai dalam bentuk tulisan..12
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian menggunakan riset kualitatif terhadap apa yang terjadi pada
berbagai individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau kemanusiaan
kepustakaan) yaitu dengan menganalisa data-data yang diperoleh dari sumber pustaka.
12
Eva Syarifah Wardah “Metode penelitian Sejarah,”. Tsaqofah Vol. 12 No. 2 (2014)
15
2. Pendekatan Penelitian
Ilmu sejarah kerap berkaitan dengan ilmu sosial, beberapa pendekatan ilmu sosial
a) Pendekatan sosiologi
sosiologi seperti stratifikasi sosial, struktur kekuasaan dan lain sebagainya. Analisis
historis yang memakai perspektif struktural hanya bisa dilakukan dengan pertolongan
ilmu sosial pada umumnya dan sosiologi khusunya.13 Penelitian ini akan mengkaji
b) Pendekatan Politik
‘’Politik adalah sejarah masa kini dan sejarah adalah politik masa lampau”
ditegaskan bahwa sejarah identik dengan politik yang mencakup keterlibatan aktor
politik sungguh besar dalam penulisan sejarah, beberapa unsur yang senantiasa
dijuampai dalam proses atau gejala politik ialah kepemipinan, otoritas, ideologi,
organisasi dan lain sebagainya.14 Dengan pendekatan politik penelitian ini dimaksudkan
13
Sartono Kartodirdjo ‘’Ilmu Sosial and Metodologi Seiarah, “ Gramedia Pustaka Utama (1992)
h.144
14
Sartono Kartodirjo, “Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodelogi Sejarah” (1992): 180. h.149-
150
16
pergolakan politik era orde lama yang sangat mempengaruhi partai politik dibawah
c) Pendekatan Agama
manusia dengan alam maupun hubungan manusia dengan manusia lain. Pendekatan
dan jejak perilaku agama sesuai hubungan ataupun interkasi antar manusia.
3. Sumber Data
literatur baik dari jurnal, buku-buku maupun penelitian terdahulu yang memiliki
a) Data Primer
Data primer adalah sumber pokok yang dikumpulkan peneliti dari objek
penelitian. Adapun sumber primer penelitian ini diantaranya kitab yang berjudul
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang diperoleh sebagai penunjangn dari sumber
primer. Adapun data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari buku-buku, jurnal
penelitian.
17
Dalam pelaksanaan kajian atau penelitian stejarah maka tidak akan lepas dengan
proses yang secara teratur dan berkelanjutan. Langkah yang sangat penting dalam
membuat analisis sejatrah ialah menyediakan suatu kerangka pemikiran atau kerangka
referensi yang mencakup berbagai konsep dan teori yang akan dipakai dalam membuat
analisis.15
a) Heuristik
berarti mengumpulkan atau menentukan sumber, yang dimaksud dengan sumber atau
sumber sejarah merupakan sejumlah materi sejarah yang tersebar dan teredintifikasi.
Baik yang berupa catatan, tradisi lisan, reruntuhan atau bekas bangunan prahistori
informasi lisan) dan cara memperolehnya, sumber data primer dan sekunder merupakan
klasifikasi dari bentuk dan jenis sumber sejarah. Sumber primer adalah sumber sejarah
yang direkam dan disaksikan oleh saksi mata (pelaku sejarah), sedangkan sumber
15
Sartono Kartodirdjo ‘’Ilmu Sosial and Metodologi Seiarah, “h.2
16
Sumargono, S. Pd, M. Pd.”Historical Research Methodology”. Lakeisha Publishers (2021) h.9
18
sekunder adalah melaporkan suatu peristiwa dari kesaksian orang lain.17 Dalam
b) Kritik Sumber
dan kredibilitas (keaslian sumber). Adapun caranya, yaitu dengan melakukan kritik
yang dimaksud dengan kritik adalah kerja intelektual dan rasional yang mengikuti
Kritik sumber dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana
keabsahan sumber yang telah diperoleh sebelumnya. Kritik ini ditujukan untuk melihat
serta menyelidiki isi dari bahan dan dokumen sejarah serta melihat pernyataan yang
c) Interpretasi
mencamtumkan data dan keterangan dari mana data itu diperoleh sehingga orang lain
dapat melihat kembali dan menafsirkan hasil penelitian ini. Kedudukan interpretasi
diantara verifikasi dan ekspoisisi, dalam Intepretasi terdapat dua macam, yaitu analisis
17
Sumargono, S. Pd, M. Pd.”Historical Research Methodology” h. 10
18
Sumargono, S. Pd, M. Pd.”Historical Research Methodology” h. 11
19
Kuntowijoyo,’’Pengantar Ilmu Sejarah,’’ Tiara wacana Cet. 1 (2018) h.78-79
19
d) Historiografi
penyebutan langkah terkahir dari metode penelitian sejarah, Penulisan sejarah sebagai
penyajian penelitian dalam bentuk tulisan mempunya tiga bagian: (1) pengantar (2)
sejarah mesti memperhatikan aspek kronologis, sehingga alur pemaparan data diurutkan
1. Tujuan Penelitian
20
Kuntowijoyo,’’Pengantar Ilmu Sejarah,’’ h. 81
20
2. Kegunaan Penelitian
a) Kegunaan Ilmiah
ilmu pengetahuan. Dalam kegunaan ilmiah, penelitian ini diharapkan sebagai literatur
penambah wawasan mengenai sejarah umat Islam di Indonesia dan juga sejarah dari
Nahdatul Ulama. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi literartur atau referensi untuk
penelitian-penelitian berikutnya.
b) Kegunaan praktis
praktis, penulis berharap agar para pembaca dapat memperdalam rasa Ukhuwah
G. Outline
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
D. Tinjauan Pustaka
E. Metode Penelitian
G. Outline
Daftar Pustaka
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Pada tanggal 18 Agustus 1945 diadakan pertemuan awal untuk merumuskan dasar
ideologi bangsa dan negara, pacasila, serta kontitusi Undang-Undang Dasar 1945. 21
Satu kenyataan yang tidak dapat dihindari, para ulama dan para politisi Islam, dalam
kepentingan dengan semua pihak ini, menjadikan lahirnya konsensus bersama yang
Dalam perumusan dasar negara ini maka dibentuklah suatu kabinet yang bernama
orang dengan ketua Dr. Radjiman Widioningrat, dengan dibentuknya BPUPKI bangsa
Indonesia dapat secara legal mempersiapkan diri menjadi negara merdeka. Merumuskan
21
Ahmad Mansyur Surya Negara, ’’Api Sejarah Jilid II’’. Salamadi Pustaka Semesta (2010)
h. 132
22
Ahmad Mansyur Surya Negara, ’’Api Sejarah Jilid II’’. h. 134
22
23
persyaratan yang harus dipenuhi bagi sebuah negara merdeka. Hal yang paling pertama
kali dibahas dalam sidang BPUPKI adalah permasalahan “Dasar Negara”. Sidang
BPUKI Dibagi menjadi dua bagian,23 sidang pertama membahas tentang gagasan/usulan
rumusan dasar negara dengan konsep negara di dalam bermasyarakat. Sidang kedua
membahas tentang asas atau pilar utama berdasarkan gagasaan yang telah disepakati
Sidang BPUPKI pertama berlangsung selama empat hari pada tanggal 29 Mei 1945
hingga 1 Juni 1945,Ir Soekarno mengusulkan Dasar Negara yang terdiri dari lima
Lima prinsip sebagai calon dasar Negara yang disampaikan dalam pidato tersebut,
oleh Ir. Soekarno diusulkan agar diberi nama “Pancasila”, Ir. Soekarno mengusulkan
Pancasila dijadikan sebagai dasar falsafah negara dan pandangan hidup bangsa
Indonesia. 25
Sidang kedua yang berlangsung selama 3 hari pada tanggal 14 Juli hingga 16 juli
1945, pada sidang kedua ini tidal lagi dibahas oleh seluruh anggota BPUPKI, namun
telah ditetapkan Sembilan tokoh. Kesembilan tokoh ini kemudian lebih dikenal dengan
istilah “Panitia Sembilan” yng terdiri dari : 1) Ir. Sokarno ; 2) Drs. Moh Hatta ; 3) Mr.
Agus Salim ; 7) Mr. Ahmad Soebardjo ; 8) K.H Wachid Hasyim ; 9) Mr. Muh. Yamin.26
23
Ida Bagus Brata dkk “Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia”, Jurnal
Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017
24
Ida Bagus Brata dkk “Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia”
25
Ida Bagus Brata dkk “Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia”
26
Ida Bagus Brata dkk “Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia”
24
Panitia sembilan telah mencapai suatu hasil yang sangat baik yaitu suatu perumusun
Pancasila, yang lazim dikenal sebagai dengan istilah “Piagam Jakarta”, yang
pemeluknya.
3. Persatuan Indonesia
permusyarawatan perwakilan.
tentang poin pertama dari hasil kesepekatan tesebut dari pihak Kristen Timur Indonesia
dengan dalih akan mengundurukan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia,
apabila tujuh kata dalam Piagam Jakarta tersebut tetap dipertahankan. Hal ini lah yang
cukup melemahkan partai dari kalangan Islam untuk menerapkan hukum Syariah di
tengah masyarakat.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 pagi, Drs. Moh Hatta menundang tokoh-tokoh Islam
yang vokal menyuarakan tujuh kata tersebut utuk meninjau Kembali rumusan dalam
Piagam Jakarta. Mereka yang diundang adalah : 1) KH. Wachid Hasyim ; 2) KiBagus
Hadi kusumo; 3) Kasman Singodimedjo ; dan 4) Muhammad Hasan dari Sumatra. Dari
dialog dengan Moh. Hatta ini akhirnya wakil-wakil Islam tersebut menerima saran
27
Ida Bagus Brata dkk “Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia”
25
Hatta. Dalam hal ini umat Islam mengalami kegagalan dalam perjuangan mereka
yang tinggal jauh dari Jakarta tidak mempercainya. Pada tanggal 22 Agustus, Pihak
Pada bulan November dan desember 1945, Revolusi di wilayah pedesaan memasuki
suatu tahapan yang lazim dikenal sebagai ‘’revolusi sosial” akan tetapi, istilah ini agak
menyesatkan jika dianggap sebagai istilah untuk pertentangan kelas: kelas sosial yang
sosial kurang penting.30 Perlu digaris bawahi ketika proklamasi dikumandangkan, masih
28
Haidar Putra Daulay et al., “Pergumulan Islam Dan Negara Di Indonesia Pasca-
Kemerdekaan,” Jurnal Islamika Granada 1, no. 2 (2021): 17–36.
29
M.C. Ricklefs , “Sejarah Indonesia Modern,” PT Ikrar Mandiri Abadi Cet. 1 (2001) h.
30
M.C. Ricklefs , “Sejarah Indonesia Modern” h.
26
Pada bulan Oktober 1945, pihak Jepang berusaha mendapatkan kembali kekuasaan di
pertama dari peperangan. Pada 3 Oktober, polisi militer Jepang (Kenpeitai) membantai
Jepang mendesak kaum Republik sehingga keluar dari Bandung. Pada tanggal 14
Oktober mereka mulai merebut kembali Semarang. Pihak Republik disana membalas
dendam dengan membunuh sedikitnya 130, dan mungkin 300, orang jepang yang
mereka tawan.31
Pada akhir bulan Oktober dan awal bulan November 1945, para pemimpin Nahdatul
Ulama dan Masyumi menyatakan bahwa perang mempertahankan tanah air Indonesia
adalah perang Sabil, suatu kewajiban atas semua muslim. Para kyai dan murid-murid
soearang yang berapi-api yang lebih dikenal sebagai “Bung Tomo”, mengugunakan
radio setempat untuk menimbulkan suasana revolusi yang fanatik ke seluruh penjuru
kota.32
Pada bulan November 1945, para politisi Islam modernis perkotaan yang dipimpin
kekuasaan dari para pemimpin Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama yang didikung
oleh pihak Jepang. Partai Nasional Indonesia (PNI) bangkit lagi pada bulan Januari
1946, tetapi Sukarno tidak dijadikan ketuanya, karena sebagai presiden, ia secara teoritis
berada diatas partai-partai politik.33 Maka dengan hal itu oposisi politik Islam masih
31
M.C. Ricklefs , “Sejarah Indonesia Modern” h.
32
Ricklefs, “M.C. Ricklefs - Sejarah Indonesia Modern 1200-2004.Pdf.”, “Sejarah Indonesia
Modern” h.
33
M.C. Ricklefs , “Sejarah Indonesia Modern” h. 446
27
Indonesia dari pihak Jepang, Inggris dengan divisi tentaranya dari South East Asia
Command - SEAC bersekutu dengan Belanda yang diberi dengan nama Allied Forces
Netherland East Indies - AFNEI . Tentu saja hal ini membuat masyarakat pribumi pada
waktu itu untuk kesekian kalinya untuk melakukan pemberontakan agar Indonesia tidak
mengalami penjajahan.34
Pada bukan Januari 1946, persatuan perjuangan di bentuk dibawah pengaruh Tan
malaka yang merupakan seorang ativis sosial kala itu. Para pemimpin pemuda
(termasuk orang yang kelak menjadi wakil presiden, Adam Malik), kaum radikal seperti
Moh. Yamin dan sebagian besar tentara yang tidak regular mendukung tuntutan
dalam perundingan.35
Lembaran sejarah kehidupan bangsa Indonesia sejak sebelum dan sesudah tanggal 17
agustus 1945 penuh terisi dengan berbagai pertentangan. Melewati tahun 1945
yang sebelum itu oleh hasrat pengabdian mereka kepada kepentingan bangsa telah
34
Ahmad Mansyur Surya Negara, ’’Api Sejarah Jilid II’’. Salamadi Pustaka Semesta (2010) h.
35
Ricklefs, “M.C. Ricklefs - Sejarah Indonesia Modern 1200-2004.Pdf.”, “Sejarah Indonesia
Modern” PT Ikrar Mandiri Abadi Cet. 1 (2001) h. 447-448
DAFTAR PUSTAKA
Chozin, Muhammad A L I. “, 1945. Even If, They Did with All Manner, Both
Diplomatic and War, Even They Failed to Change Ideology of Pancasila as the
Principle of This Country, so the Government of New Order Applied That Every
on June 1” (1945): 1–16.
Daulay, Haidar Putra, Zaini Dahlan, Azimahrani Hasibuan, and Bayu Ismail Nasution.
“Pergumulan Islam Dan Negara Di Indonesia Pasca-Kemerdekaan.” Jurnal
Islamika Granada 1, no. 2 (2021): 17–36.
Djamra, Nurus, Shalihin. “Pasang Surut Politik Islam.” Dialog, Jurnal Penelitian dan
Kajian Keagamaan 72, no. 2 (2011): 83–96.
Ibnu Rusydi, Ma. “Filsafat Politik Islam.” Risalah 1, no. 1 (2015): 110–123.
Jainuddin, Jainuddin. “Islam Dan Politik Orde Lama; ‘Dinamika Politik Islam Pasca
Kolonial Sejak Kemerdekaan Sampai Akhir Kekuasaan Soekarno.’” SANGAJI:
Jurnal Pemikiran Syariah dan Hukum 3, no. 2 (2019): 225–243.
Kartodirjo, Sartono. “Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodelogi Sejarah” (1992): 180.
Nurjaman, Andri, and Doli Witro. “Tokoh Politik Islam Era Orde Lama Indonesia :
Kajian Pemikiran KH Idham Chalid Dalam Menerima Konsep Demokrasi
Terpimpin Tahun” 4, no. 1 (2022).
Ricklefs, M.C. “M.C. Ricklefs - Sejarah Indonesia Modern 1200-2004.Pdf,” 2008.
Sosial, Ilmu, and Metodologi Seiarah. “Gfi” (n.d.).
Sukamto, Amos. “Ketegangan Antar Kelompok Agama Pada Masa Orde Lama Sampai
Awal Orde Baru.” Indonesian Journal of Theology 1, no. 1 (2013): 25–47.
“Metod Epenelitian Sejarah-1.Pdf,” n.d.
Chozin, Muhammad A L I. “, 1945. Even If, They Did with All Manner, Both
Diplomatic and War, Even They Failed to Change Ideology of Pancasila as the
Principle of This Country, so the Government of New Order Applied That Every
on June 1” (1945): 1–16.
Daulay, Haidar Putra, Zaini Dahlan, Azimahrani Hasibuan, and Bayu Ismail Nasution.
“Pergumulan Islam Dan Negara Di Indonesia Pasca-Kemerdekaan.” Jurnal
Islamika Granada 1, no. 2 (2021): 17–36.
Djamra, Nurus, Shalihin. “Pasang Surut Politik Islam.” Dialog, Jurnal Penelitian dan
Kajian Keagamaan 72, no. 2 (2011): 83–96.
Ibnu Rusydi, Ma. “Filsafat Politik Islam.” Risalah 1, no. 1 (2015): 110–123.
Jainuddin, Jainuddin. “Islam Dan Politik Orde Lama; ‘Dinamika Politik Islam Pasca
Kolonial Sejak Kemerdekaan Sampai Akhir Kekuasaan Soekarno.’” SANGAJI:
Jurnal Pemikiran Syariah dan Hukum 3, no. 2 (2019): 225–243.
Kartodirjo, Sartono. “Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodelogi Sejarah” (1992): 180.
Nurjaman, Andri, and Doli Witro. “Tokoh Politik Islam Era Orde Lama Indonesia :
Kajian Pemikiran KH Idham Chalid Dalam Menerima Konsep Demokrasi
Terpimpin Tahun” 4, no. 1 (2022).
29