Anda di halaman 1dari 7

Nama: Desi Kurnia Dasopang

NIM: 202080131
(Quis 1 PAI kelas BA, Selasa 13:30)

1. Deskripsikan secara jelas tentang eksistensi, peran dan fungsi manusia dalam
kehidupan!
Pada dasarnya manusia terdiri atas dua substansi, yaitu jasad/ materi dan
roh/immateri. Jasad manusia berasal dari alam materi (saripati yang berasal dari tanah),
sehingga eksistensinya mesti tunduk kepada aturan-aturan atau hukum Allah swt. yang
berlaku di alam materi (Sunnatullah). Sedang-kan roh-roh manusia, sejak berada di
alam arwah, sudah mengambil kesaksian di hadapan Tuhannya, bahwa mereka
mengakui Allah swt. sebagai Tuhannya dan bersedia tunduk dan patuh kepadaNya
(Q.S. al-A‟raf/7:172). Karena itulah, kalau manusia mau konsisten terhadap eksistensi
dirinya atau naturnya, maka salah satu tugas hidup yang harus dilaksanakannya adalah
’abdullah (hamba Allah swt. yang senantiasa tunduk dan patuh kepada aturan dan
KehendakNya serta hanya mengabdi kepadaNya).
Peran manusia dalam menjalankan kehidupan9 antara lain :
1) Peranan individu, maksudnya bagaimana seorang individu menjalankan
peranannya sebagai makhluk sosial dalam berhubungan dengan individu lain atau
dalam kehidupan seperti atasan dan bawahan.
2) Peranan organisasi, atau kelompok merupakan kerja sama dua orang atau lebih
dalam menjalankan peranannya sebagai harapan para orang lain.

Fungsi seseorang dalam suatu kelompok atau pranata serta fungsi setiap variable
dalam hubungan sebab akaibat.Berdasarkan penelitian tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa peranan merupakan penelitian sejauh mana fungsi seseorang atau
bagian dalam menunjang usaha mencapai tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai
hubungan dua variable yang mempunyai hubungan sebab akibat.

2. Apa makna islam sebagai sebuah sistem yang universal dalam kehidupan manusia?
Islam sebagai agama yang universal (rahmatan lil’alamin), memiliki sifat mudah
beradaptasi untuk tumbuh di segala tempat dan waktu. Hanya saja pengaruh lokalitas
dan tradisi dalam kelompok suku bangsa, diakui atau tidak, sulit dihindari dalam
kehidupan masyarakat muslim. Namun demikian, sekalipun berhadapan dengan budaya
lokal di dunia, keuniversalan Islam tetap tidak akan batal. Hal ini menjadi indikasi
bahwa perbedaan antara satu daerah dengan daerah lainnya tidaklah menjadi kendala
dalam mewujudkan tujuan Islam, dan Islam tetap menjadi pedoman dalam segala aspek
kehidupan. Hanya saja pergumulan Islam dan budaya lokal itu berakibat pada adanya
keragaman penerapan prinsip-prinsip umum dan universal suatu agama berkenaan
dengan tata caranya (technicalities).
3. Al-Quran, As-Sunnah, dan Ijtihad merupakan sumber hukum islam. Jelaskan
kedudukan masing-masing ke tiga sumber hukum tersebut dengan gamblang!
Sebagai sumber hukum Islam, Alquran menempati posisi paling utama dan paling
penting, saat menemukan masalah tentang persoalan agama, Alquran lah yang pertama
kali harus dirujuk sebelum merujuk kepada sumber - sumber yang lain. Alquran
merupakan pedoman hidup bagi seluruh ummat manusia, tidak hanya untuk ummat
Muslim, karena selain hukum - hukum agama Islam, tatanan hukum yang lain dan
segala keilmuan sudah terkandung di dalam Alquran.
Hadist secara bahasa adalah sesuatu yang baru, karena wujud hadist baru ada
setelah Alquran diturunkan. Secara istilah hadist adalah segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi dan Rasul Muhammad SAW baik dalam bentuk perkataan,
perbuatan, sifat - sifat, dan segala ketentuan Nabi. Dalam hukum Islam, Hadist
menempati posisi sekunder atau posisi kedua setelah Alquran, Hadist menjadi
pembanding dari Alquran, menjadi pelengkap dalil Alquran, atau bahkan menjadi
informasi yang belum ditemukan di dalam tafsiran Alquran
Ijtihad adalah bentuk usaha menemukan hukum suatu perkara yang belum
disinggung di dalam Alquran maupun Hadist. Tidak semua orang dapat menjadi
seorang mujtahid, ada ketentuan kriteria dan syarat - syarat yang dipenuhi untuk dapat
berijtihad memperoleh suatu hukum. Ijtihad menempati posisi paling akhir dalam
hukum Islam, selama suatu permasalahan dijelaskan di dalam Alquran dan Hadist maka
ijtihad tidak diperlukan, ijtihad hanya akan dilakukan apabila Alquran dan Hadist
belum menjelaskan dan belum menyinggung hukum suatu perkara yang baru
ditemukan itu
4. Deskripsikan secara jelas tentang makna aqidah sebagai landasan fundamental yang
sangat penting dalam ajaran islam!
Secara etimologi, aqidah berasal dari kata al-'aqdu yang berarti ikatan, attautsiiqu
yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya
mengokohkan (menetapkan), dan Ar-rabthu biquw-wah berarti yang mengikat dengan
kuat. Secara terminologi (istilah) menurut Prof. Dr. TM. Hasbi Ash Shiddieqy adalah
urusan yang harus dibenarkan dalam hati dan diterimanya dengan cara puas, serta
tertanam kuat kedalam lubuk jiwa dan tidak dapat diguncangkan oleh badai subhat.
Dengan demikian, aqidah itu merupakan keimanan atau kepercayaan dan sebagai
organ tubuh yang berdiri tegak diatas syari’at Islam. Hal ini senada dengan apa yang
dikemukakan Nasiruddin Razak yang menyatakan bahwa aqidah masalah fundamental
dalam Islam dan ia merupakan titik tolak permulaan muslim. Sebaliknya tegaknya
aktivitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seorang itulah yang dapat menerangkan
bahwa oarng itu memiliki aqidah atau menunjukkan kualitas iman yang ia miliki.
5. Bagaimana cara saudara mendudukan persoalan toleransi antar umat beragama
ditengah-tengah pluralitas agama yang ada di Indonesia!
Dengan tidak menyudutkan dan tidak membedakan orang lain yang tidak menganut
kepercayaan yang sama. Dan berpedoman dengan Lakum diinukum wa liiyadin.
6. Buatlah 3 narasi yang menceritakan dan menggambarkan keagungan kepribadian
Rasulullah SAW sebagai pemimpin dunia!
1) Nabi Muhammad SAW merupakan sosok pemimpin yang paling berpengaruh
sepanjang sejarah kehidupan umat manusia. Hal ini diakui oleh Michael Hart
seorang penulis Barat dalam bukunya “The 100, a Rangking of The Most Influential
Persons in History”. Dengan sangat obyektif ia menempatkan Nabi SAW sebagai
orang paling berpengaruh dalam sejarah.
Hal itu menunjukkan bahwa Nabi SAW memiliki kecerdasan manajerial yang
tinggi dalam mengelola, mengatur, dan menempatkan anggota masyarakatnya
dalam berbagai posisi sesuai kemampuannya, sehingga dapat mencapai tujuan
utama, yaitu membangun masyarakat madani yang berlandaskan nilai-nilai Ilahi.
Dalam menjalankan kepemimpinannya, Nabi SAW selalu mengedepankan
akhlak mulia. Hal ini diakui oleh Husain bin Ali sebagai cucu Nabi SAW. Bahwa
Nabi adalah pribadi yang menyenangkan, santai dan terbuka, mudah berkomunikasi
dengan siapa pun, lemah lembut dan sopan, tidak keras dan tidak terlalu lunak, tidak
pernah mencela, tidak pernah menuntut dan menggerutu, tidak mengulur waktu dan
tidak tergesa-gesa.
Orang-orang yang bersikap obyektif dari kalangan non-muslim pun
mengakuinya. Washington Irfing, seorang orientalis dan salah seorang penulis
besar Amerika yang menjadi kebanggaan Amerika Serikat dan negara lain di abad
sembilan belas Masehi, lahir tahun 1832 M di kota Washington dan meninggal
tahun 1892 M. Dia berkata, ”Muhammad adalah penutup para nabi, rasul paling
agung yang diutus oleh Allah SWT untuk menyeru manusia kepada penyembahan
kepada Allah.”
2) Sebagai manifestasi dari pertanggung-jawaban seorang manusia
hamba Allah SWT., nabi Muhammad SAW. pernah memberikan pernyataan yang
menggambarkan bahwa seluruh manusia itu hakekatnya adalah sebagai pemimpin.
Pemimpin yang akan dimintai pertanggung-jawaban atas kepemimpinannya
tersebut, baik dilevel yang paling tinggi maupun pada level yang terendah. Bahkan
seorang pembantupun, dapat dimasukkan ke dalam kategori sebagai pemimpin,
tentu terutama terhadap tugas yang diberikan dan menjadi tanggung jawabnya.
Konsep kepemimpinan ini sesungguhnya memberikan teladan dan ajaran
kepada kita semua bahwa setiap manusia itu mempunyai hak dan kewajiban serta
tanggung jawab yang seimbang, sehingga tidak boleh ada eksploitasi, pemaksaan,
dan pembebanan yang diluar batas kewajaran.
Lantas dalam penegertiannya yang lebih spesifik, pemimpin tentu dipahami
sebagai sosok manusia yang mempunyai tanggung jawab terhadap manusia lain
untuk mencapai cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai. Dalam
pengertinnya yang seperti ini tentu prilaku, sikap, dan tangung jawab seorang
pemimpin harus dibedakan dengan manusia pada umumnya. Karenanya pemimpin
yang seperti ini diharuskan mempunyai beberapa syarat. Dan tidak semua orang
bisa “menjadi” pemimpin.
Pemimpin dalam arti khusus ini
mencakup sekup yang sempit maupun yang sangat luas; dari kepemimpinan
ditingkat RT sampai tingkat Negara, termasuk kepemimpinan di dalam dunia
kampus, baik dikalangan mahasiswa maupun dikalangan birokrasi.
3) Kepemimpinan sangat identik dengan kekuatan, sosok seorang yang memimpin
pasukan pemenang, mengarahkan kerajaan bisnis menuju puncak kesuksesan atau
membentuk visi sebuah bangsa. Keberanian dan kepandaian pemimpin menjadi inti
cerita yang melegenda. Maka dunia pun mengenal sosok pemimpin seperti
Aleksander Agung, Julius Caesar sebagai panglima perang yang banyak
menaklukkan musuh. Dunia pun mengenal sosok Nabi Muhammad saw sebagai
pemimpin yang berhasil menyentuh hati jutaan manusia.
Muhammad SAW sebagai sosok pemimpin terbaik diakui oleh dunia. Michael
H. Hart dalam bukunya mengakui kualitas kepemimpinan Rasulullah. Dia
menempatkan nama Muhammad SAW sebagai manusia yang paling berpegaruh
sepanjang masa. Salah satu sebabnya diutarakan bahwa Muhammad bin Abdullah
bukan semata pemimpin agama, tetapi juga pemimpin duniawi. Sebagai kekuatan
pendorong terhadap penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, pengaruh
kepemimpinan politik Rasul berada dalam posisi terdepan
7. Jelaskan dengan beberapa dalil dan contohnya beberapa jenis pernikahan yang tidak
sesuai dengan ajaran islam!
1) Nikah Syighar
Syekh Kamil menjelaskan nikah syighar yaitu, seseorang menikahkan anak
perempuannya dengan syarat orang yang menikahi anaknya itu juga menikahkan
Putri yang ia miliki dengannya. Baik itu dengan memberikan mas kawin bagi
keduanya maupun salah satu darinya saja atau tidak memberikan mas kawin sama
sekali."Semuanya itu tidak dibenarkan menurut syariat Islam," katanya. Dalam
pernikahan semacam ini, kata Syekh Kamil, tidak ada kewajiban atas nafkah,
warisan dan juga mas kawin. Tidak berlaku pula segala macam bentuk hukum yang
berlaku pada kehidupan suami-istri pada umumnya.
Rasulullah SAW melarang pelaksanaan nikah syighar. "Nikah syighar itu
adalah seorang laki-laki mengatakan kepada laki-laki lain: nikahkan aku dengan
putraimu maka aku akan menikahkan kamu dengan putriku. Atau nikahkan aku
dengan saudara perempuanmu maka aku akan menikahkan kamu dengan saudara
perempuanku.” (HR Muslim).
2) Nikah mut'ah
Ibnu Hazm mengatakan, nikah Mut'ah adalah nikah dengan batasan waktu
tertentu dan hal ini dilarang dalam Islam. Nikah mut'ah ini pernah diperbolehkan
pada masa Rasulullah dan kemudian Allah menghapuskannya melalui lisan Rasul-
nya untuk selamanya sampai hari kiamat kelak.
Dari Ali bin Abi Thalib RA berkata, "Rasulullah SAW melarang nikah Mut'ah
dan juga daging keledai peliharaan pada masa perang khabir."
Dari Ibnu Abbas RA, ia mengatakan sebenarnya nikah mut'ah itu ada hanya
pada awal masa Islam. ada seseorang mendatangi suatu negeri yang asing baginya.
Lalu ia menikahi seorang wanita penduduk asli Negeri tersebut dengan perkiraan
bahwa ia akan tinggal di sana dan wanita yang ia nikahi bisa menjaga serta
mengatur barang-barang dagangannya.
Sehingga turun firman Allah yang artinya kecuali terhadap istri-istri mereka
atau budak yang mereka miliki, Ibnu Abbas melanjutkan, semua kemaluan selain
dua kemaluan tersebut, maka hukumnya adalah haram. (HR Ath-Thabrani).
3) Menikahi wanita sedang iddah
Baik karena perceraian maupun karena kematian suaminya. Syekh Kamil
mengatakan, jika menikahinya sebelum masa iddahnya selesai, maka nikahnya
dianggap batal, baik sudah berhubungan badan maupun belum atau sudah berjalan
lama maupunu pun belum. Di samping itu, tidak ada warisan di antara keduanya
dan tidak ada kewajiban memberikan nafkah serta mahar bagiku wanita tersebut
darinya.
"Jika salah satu dari keduanya telah mengetahui akan adanya larangan nikah
tersebut, maka diberlakukan kepadanya had atau hukuman atas orang yang berzina,
yaitu rajam," katanya.
4) Nikah Muhallil
Yaitu wanita Muslim yang sudah ditalak tiga kali oleh suaminya dan suami
diharamkan untuk kembali lagi kepadanya. Hal ini didasarkan pada firman Allah
surat Al Baqarah ayat 230: ‫طلَّقَ َها فَ َل تَحِ ل لَه مِ ن بَعد َحتَّى ت َن ِك َح زَ و ًجا غَي َره‬
َ ‫فَإِن‬
"Jika suami telah menthalaknya (sesudah dijatuhkan talak yang kedua), maka
perempuan itu tidaklah lagi halal baginya, hingga ia menikahi laki-laki lain."
Syekh Kamil menegaskan, apabila sang suami menyuruh orang lain untuk
menikahi istri yang sudah dithalak tiga kali, dengan maksud suami pertama dapat
menikahi wanita itu kembali, maka pernikahan seperti ini sama sekali tidak
dibenarkan. Hal ini didasarkan pada riwayat Ibnu Mas'ud: Rasulullah melaknat
muhallil dan muhallal lahu (HR. Abu Dawud Ibnu Majah dan Tirmidzi)
5) Nikahnya orang ihram
Yaitu apabila seorang melaksanakan pernikahan ketika ia sedang menunaikan
ibadah Islam baik dalam Haji maupun umrah melakukan tahallul maka pernikahan
semacam ini dianggap batal.
Jika ingin menikah maka hendaklah ia melakukannya setelah menyelesaikan
ibadah haji atau umrohnya. Sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW:

((‫ وال يَخطب‬،‫ وال ينكِح‬،‫ِح المح ِرم‬


ِ ‫))ال يَنك‬
"Seorang yang sedang berihram tidak boleh menikah dan tidak boleh dinikahkan
dan tidak boleh meminang." (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-
Tirmidzi). Dengan pengertian lain apabila dilakukan maka pernikahan tersebut
tidak sah.

Anda mungkin juga menyukai