Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AGAMA ISLAM DAN WAHYU


DOSEN:Sarudin,S.Ag,M.Pd.I

DISUSUN OLEH

 ARYA DIMAS PRATAMA (222310019)


 ANGGA ADITYA NASUTION (222310014)
 MHD JUAN ALDI WINATA (222310003)

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HARAPAN MEDAN
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul,Agama Islam dan Pandangannya.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas agama dari dosen kami pak
Sarudin,S.Ag,M.Pd.I.penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak dosen agama kami
selaku guru mata pelajaran agama islam. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………………..i

Daftar isi ………………………………………………………………………..ii

Bab 1 :Pendahuluan

1.1 Latar belakang ………………………………………………………1


1.2 Rumusan masalah .……………………………………………………..1

Bab 2 :Pembahasan

2.1 Arti islam dari segi bahasa dan istilah.…………………………2

2.2 Islam sebagai agama yang paling sempurna……………….2

2.3 Islam sebagai wahyu yg terakhir……………..…………………3

2.4 Kepemimpinan……………..……………..……………..…………….3

2.5 Keadilan……………..……………..……………..……………..……….3

2.6 Ham menurut islam……………..……………..……………..……..4

2.7 Korupsi dalam pandangan islam……………..………………….4

Bab 3 :Penutup

3.1 Kesimpulan……………..……………..……………..……………..…..5

3.2 Saran……………..……………..……………..……………..…………….6
BAB 1 PENDAHULUAN

1.2.latar belakang

Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar
dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia
baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan sesamanya
dan pendidikan agama selalu mengajarkan yang terbaik dan tidak pernah
menyesatkan penganutnya.

Pendidikan agama sangat besar peranannya dalam membentuk sikap dan pribadi
keagamaan individu atau anak didik, maka untuk mewujudkan manusia Indonesia
yang beriman dan bertaqwa sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan
nasional maka salah satunya dengan melaksanakan pendidikan agama, karena
pendidikan agama memiliki jangkauan yang menyeluruh terhadap pembentukan
seluruh aspek.

1.2.Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas perlu dibuat rumusan
masalah yang akan menuntun langkah-langkah penelitian berikutnya agar tidak
menyimpang dari konsep yang diharapkan, maka penulis mencantumkan
rumusan masalah sebagai berikut:

Adakah pengaruh Agama Islam dalam Kepemimpinan,Keadilan,dan Korupsi dalam


pandangan Agama Islam.

1
BAB 2 Pembahasan
“ISLAM DAN WAHYU”

2.1.Arti islam dari segi bahasa dan istilah


Menurut ilmu bahasa (etimologi), Islam berasal dari bahasa Arab yaitu kata salima yang berarti
selamat, sentosa, dan damai. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama, yuslimu, Islaman, yang
berarti memelihara dalam keadaan selamat sentosa, dan berarti juga menyerahkan diri, tunduk,
patuh, dan taat. Seseorang yang bersikap sebagaimana maksud pengertian Islam tersebut
dinamakan muslim, yaitu orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, patuh,
dan tunduk kepada Allah SWT1

Secara istilah (terminologi), Islam berarti suatu nama bagi agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul. Atau lebih tegasnya lagi Islam
adalah ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi
Muhammad SAW sebagai Rasul2

2.2 Islam sebagai agama yang paling Sempurna

islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur segala aspek dalam
kehidupan manusia, baik aspek ibadah (hubungan manusia dengan Allah SWT)
maupun aspek muamalah (hubungan manusia dengan sesama manusia). Allah
SWT telah berfirman dalam al-Qur‟an bahwasannya agama Islam itu adalah
agama yang sempurna. Allah telah melimpahkan karunia nikmat-Nya secara
tuntas ke dalamnya. Islam dijadikan sebagai agama yang berlaku untuk semua
umat manusia. Pernyataan tersebut sesuai dengan segala waktu dan tempat, serta
untuk semua umat manusia dalam segala ras dan generasinya3

1
Drs. Muhammad Alim, M. Ag, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran Dan Kepribadian Muslim,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 2, hlm. 91
2
3 Drs. Muhammad Alim, M. Ag, op. cit., hlm. 92.
3
Abdul Halim Barkatullah, Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), h. 3
2.3 Islam sebagai agama wahyu yang terakhir
Kehadiran Islam sebagai agama wahyu yang terakhir dimaksudkan untuk meluruskan
penyimpangan dari agama-agama sebelumnya.Alasan mengapa islam merupakan
wahyu yang terakhir karena Allah SWT sudah tidak mengutus nabi dan rasul lagi
sehingga tidak ada kitab lain selain Al-Qur’an dan agama selain agama islam.

2.4 Kepemimpinan
Konsep kepemimpinan dalam Islam memiliki dasar-dasar yang sangat kuat
dan kokoh yang bukan saja dibangun dari nilai-nilai ajaran Islam, namun telah
dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu oleh nabi Muhammad SAW, para
Shahabat dan al-Khulafa' al-Rosyidin. Bersumber dari al-Qur'an dan al-Sunnah,
Berkembang dinamis karena dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik dan budaya.
Ketika di Madinah Nabi Muhammad SAW mempunyai peran ganda, sebagai
kepala pemerintahan sekaligus sebagai hakim yang merupakan manifestasi
beliau sebagai Rasul utusan Allah SWT. Syari’at Islam menjadi dasar tata
pemerintahan pada waktu itu, yang selanjutnya sistem khilafah Islam dipegang
oleh seorang Khālifah, termasuk di dalamnya yang dikenal sebagai al-Khulafa al-
Rasyidin. Masa khilafah Islam ini berakhir bersamaan dengan runtuhnya system
kekhalifahan yang dihapus oleh Majelis Nasional Turki (1924 M) yang pada
waktu itu dipegang oleh Kemal at-Taturk.4

2.5 Keadilan
Adil(Ar:al-adl), salah satu sifat yang harus dimiliki oleh manusia dalam rangka
menegakkan kebenaran kepada siapapun tanpa kecuali, walaupun akan merugikan
dirinya sendiri5

Dalam sudut pandang etimologis al-'Adl diartikan sebagai tidak berat sebelah, tidak memihak,
atau menyamakan yang satu dengan yang lainnya (al- musawah). Makna al-'Adl secara
terminologis lain lagi, diartikan sebagai mempersamakan sesuatu dengan yang lain, baik dari
segi nilai maupun dari segi ukuran sehingga sesuatu itu menjadi tidak berat sebelah dan tidak
berbeda satu sama lain6

2.6 HAM menurut Islam


4
Faisal Ismail, Islam Idealitas Ilahiyyah dan Realitas Insaniyyah, Cet. ke-1 (Yogyakarta:
Tiara Wacana Group, 1999), hlm. 157.
5
Anonim ensiklopedia hukum islam(Jakarta:penerbit PT Ikhtiar baru van hoeve 1996)hal 50
6
Ibid hal 51
HAM pada dasarnya adalah anugerah Allah yang terbesar kepada manusia dalam
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai khalifatullah tanpa diskriminasi antara satu
dengan yang lainnya. Hanya saja, ada sebagian kalangan yang menganggap bahwa
dalam hukum Islam tidak ditemukan rumusan HAM seperti halnya konsep HAM ala
Barat melainkan hanya memuat aturan kewajiban dan tugas untuk patuh kepada Allah
dan hukum-Nya saja. Berdasarkan penelusuran terhadap ayat-ayat al-Qur‟an dan
asSunnah disimpulkan bahwa Hukum Islam telah merumuskan pengaturan dan
perlindungan HAM bagi manusia. Berbeda dengan HAM ala Barat yang
antrophosentris, HAM dalam hukum Islam bukan saja mengakui hak antar sesama
manusia tetapi hak itu dilandasi kewajiban asasi manusia untuk mengabdi kepada Allah
swt.Hukum Islam menetapkan prinsip utama dalam perlindungan HAM yang signifikan
dengan tujuan hukum Islam yaitu prinsip perlindungan terhadap
agama,jiwa,akal,keturunan dan harta.7

2.7 Korupsi dalam pandangan Islam


Perlu memahami kembali bagaimana pandangan Islam tentang perbuatan korupsi,
kemudian meninggalkan perbuatan tersebut karena bertentangan dengan maqasid al-
shari’ah yaitu Hifz al-mal (terpeliharanya harta rakyat dari penyelewengan). Dari sinilah
Ulama’ Klasik maupun Kontemporer sepakat bahwa perbuatan korupsi hukumnya
haram karena bertentangan dengan prinsip maqasid al-shari’ah dengan alasan sebagai
berikut ;
-Perbuatan korupsi termasuk kategori perbuatan curang dan menipu yang berpotensi
merugikan keuangan negara yang notabene adalah uang publik (rakyat). Dalam hal ini
Allah mengecam pelakunya.8

BAB 3 Penutup
7
Nur Asiah,”HAK ASASI MANUSIA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM”hal 1
8
Setiawan Budi, Fiqh Aktual (Jakarta: Gema Insani Press,2003) , hlm. 20-21.
3.1 Kesimpulan
Dalam Islam, ilmu merupakan salah satu perantara untuk memperkuat keimanan. Iman
hanya akan bertambah dan menguat jika disertai dengan ilmu pengetahuan. Ilmu tanpa
agama adalah buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh. Islam tidak pernah
mendikotomi antara ilmu satu dengan ilmu yang lain. Dalam Islam ilmu agama dan
umum sama-sama berasal dari Allah. Islam juga sangat menganjurkan umatnya untuk
mempelajari setiap ilmu pengetahuan, dan memahami ilmu-ilmu Allah yang
dipedomankan melalui al-Qur‟an dan al-Sunnah.

Kepemimpinan dalam Islam adalah wadah atau tempat untuk mendorong terwujudnya
kegiatan tolong-menolong antara sesama, saudara seagama yang berpegang teguh
kepada Al-Qur’an dan hadist sebagai pedoman umat Islam.karena pemeluk agama
Islam yang satu bersaudara dengan yang lain. Meskipun berbeda suku,bangsa, atau
keturunannya, kegiatan tolong menolong tersebut dimaksudkan adalah dalam berbuat
kebaikan dalam bentuk amal sehingga terwujud agama Islam hakiki.

Keadilan merupakan suatu hal yang paling mendasar yang harus ada dalam institusi
sosial, sebagaimana halnya kebenaran dalam sistem pemikiran. Suatu hukum dan
intuisi meskipun terlihat rapi dan efisien jika dirasa tidak memiliki nilai keadilan maka ia
harus dirombak ulang bahkan bisa dihapuskan.

Tindakan Korupsi merupakan (extraordinary crime) kejahatan yang luar biasa dan
tidak bisa diperangi dengan cara-cara yang biasa, dan haram hukumnya dalam agama
Islam. Korupsi merupakan istilah modern yang tidak didapati padanannya dalam al-
Qur’an. Korupsi merupakan sebuah kecurangan dalam transaksi sesama antar manusia
yang berupa tindakan melawan hukum, memperkaya diri atau orang lain, merugikan
pihak lain baik pribadi maupun negara, dan menyalah gunakan wewenang atau
kesempatan (sarana) karena kedudukan atau jabatan.

3.2 Saran
Penulis sangat menyadari kalau makalah ini masih terlalu subyektif. Oleh karena itu
penulis memberikan saran kepada para mahasiswa jurusan Teknik SIPIL Matkul
Agama agar pengetahuan kita tentang agama bisa lebih baik dan sempurna, maka
perlu memahami lebih lanjut dalam arti yg sebenarnya.

Kepada umat Islam umumnya penulis berharap melalu makalah ini dapat menambah
keimanan kita terhadap kebenaran Islam, untuk itu penulis menyarankan supaya kita
dapat meluangkan sedikit waktu untuk mebaca, memahami dan mencoba untuk
mengerti ajaran agama islam.

Cukup sekian dan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai