Anda di halaman 1dari 9

ISLAM SEBAGAI SISTEM NILAI DAN IDEOLOGI

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Metode Studi Islam
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Nasor M.Si

Disusun Oleh :
KPI A/Semester 2
Aida Desmayanti (2141010006)
Aprillia Anggraeni (2141010014)
Dinda Marshanda (2141010031)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah yang Maha kuasa karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul Islam Sebagi Sistem Nilai
dan Ideologi dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Metode Studi Islam. Pada
kesempatan kali ini kami mengucapka terimakasih kepada Dosen pengampu Bapak Prof. Dr.
H. Nasor M.Si yang telah memberikan tugas.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca sekalian.
Namun terlepas dari ini penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran darirekan-rekan sekalian supaya menjadi
lebih baik lagi untuk tugas selanjutnya.

Bandar Lampung, 9 Maret 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
1.1. Latar Belakang..................................................................................
1.2. Rumusan Masalah............................................................................
1.3. Tujuan................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
2.1. Pengertian Islam dan Ideologi............................................................
2.2. Inti Ajaran Islam Sebagai Ideologi.....................................................
2.3. ......................................................................
2.4. ......................................................
BAB IIII PENUTUP............................................................................................
3.1. Kesimpulan.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Islam merupakan sebuah agama universal, ia bukan sekedar pelaksanaan ibadah kepada
Tuhan, melainkan merupakan bentuk pelaksanaan hubungan kebajikan antara sesama
makhluk juga kepada alam ciptaan Tuhan. Dalam telaah Islam sebagai konsep yang utuh
tersebut telah menimbulkan perdebatan ideologis filosofis dalam hubungannya dengan
negara. Telaah atas hubungan antara Islam dengan Pancasila dan Negara Hukum menjadi
menarik untuk dikaji setidaknya disebabkan oleh dua hal:

Pertama, bahwa hubungan antara Islam dan negara selalu berada dalam wacana perdebatan
apabila diklaitkan dengan landasan filosofis negara Pancasila. Para ideolog baik kaum Islamis
dan Nasionalis tampak telah memiliki sudut pandang yang berbeda dalam memandang
hubungan antara ideologi Islam dengan ideologi Pancasila. Untuk itu menjadi menarik untuk
dikaji apakah tidak terdapat titik taut diantara keduanya.
Perdebatan antara kedua kutub ideologis sudah mulai diperdebatkan sejak masa awal
kemerdekaaan, ketika merumuskan dasar negara, masa Demokrasi Liberal ketika terjadi
sidang Konstituante yang merumuskan landasan dasar negara sebelum akhirnya Presiden
Soekarno memutuskan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Perdebatan antara dua kutub ideologis
tidak saja berhenti pada tataran negara akan tetapi juga muncul pada tataran masyarakat yang
meyakini Pancasila sebagai sebuah konsep final dan bulat, dan kutub lain yaitu kutub yang
memperjuangkan konsep Islam sebagai konsep yang harus diletakkan dan diperjuangkan
sebagai landasan filosofis negara.
Kedua, Pemahaman antara Islam dan konsep hukum selalu dikaitkan dengan dua kutub
yang berbeda, kutub syariah dan kutub barat. Keduanya dihadirkan dalam bentuk yang
berhadapan, saling diartikan sebagai dua kutub yang berhadapan sekaligus tolak belakang.
Kutub negara hukum yang berasal dari konsep machstaat yang berasal dari kutub hukum
sekuler barat dan kutub islam yang merupakan hukum Tuhan. Untuk itulah perlu dikaji lebih
dalam akankah kedua kutub tersebut saling berhadapan dan tolak belakang, ataukah kedua
kutub saling mengisi satu sama lain.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu islam sebagai nilai dan ideologi?
2. Apa itu inti ajaran islam sebagai ideologi?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui fungsi islam sebagai nilai dan ideologi
2. Mengetahui inti ajaran islam sebagai ideologi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ISLAM DAN IDEOLOGI


A. Pengertian Islam

Islam merupakan salah satu agama terbesar yang tersebar di seluruh dunia saat ini. Agama
Islam juga menjadi satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah SWT. Kita sebagai umat
Muslim harus bersyukur karena tinggal di Indonesia, di mana mayoritas penduduknya
beragama Islam.

Agama Islam terus berkembang dan bisa diterima oleh banyak orang berkat usaha yang
dilakukan oleh para Nabi dan juga ulama-ulama kita. Jika diperhatikan, Islam juga berbeda
dengan agama lain yang mengambil nama agama dari nama pendiri atau nama tempat
penyebarannya.

Nama agama Islam merupakan istilah yang menunjukkan sikap dan sifat pemeluknya
terhadap Allah SWT. Nama Islam lahir bukan karena pemberian dari seseorang atau
sekelompok masyarakat, melainkan berasal dari Sang Pencipta langsung, Allah SWT.

Islam juga berasal dari kata ‘salm’. As-Salmu berarti damai atau kedamaian. Firman
Allah SWT dalam Alquran, “Dan jika mereka condong kepada perdamaian (lis salm), maka
condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Anfal : 61). Kata ‘salm’ dalam ayat di atas
memiliki arti damai atau perdamaian. Ini merupakan salah satu makna dan ciri dari Islam,
yaitu bahwa Islam merupakan agama yang mengajarkan umatnya untuk cinta damai atau
senantiasa memperjuangkan perdamaian, bukan peperangan atau konflik dan kekacauan.

B. Pengertian Ideologi

Sebagian kalangan dari kaum muslim ada yang menyatakan bahwa ideologi itu buatan
manusia. Oleh karena itu, ketika Islam dikatakan sebagai ideologi, maka hal itu tidak tepat.
Sebab, Islam berasal dari Allah swt., bukan berasal dari manusia. Kesimpulan ini didapatkan
ketika seseorang melihat Islam hanya dari satu sisi, sedangkan sisi yang lain tidak dilihat. Sisi
yang pertama berkaitan dengan akidahnya, sedangkan yang lain adalah dari sisi syariatnya.

Dalam pandangan orang, yang dimaksud dengan ideologi adalah sebuah pemikiran mendasar
yang akan melahirkan pemikiran cabang. Atau dalam definisi lain disebutkan, sebuah
pemikiran yang darinya dibangun pemikiran-pemikiran turunan (pemikiran derivasinya).
Definisi seperti ini, dan yang senada, dalam Islam disebut dengan mabda’.

Oleh karena itu, dari definisi ideologi secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa ideologi
itu mengandung dua unsur, yaitu fikrah (pemikiran) dan thariqah (cara untuk menerapkan
pemikiran itu). Satu contoh, ideologi kapitalisme sekuler yang di dalamnya terkandung
berbagai pemikiran seperti liberalisme ekonomi, pasar bebas, penjualan aset negara, riba,
kebebasan mengemukakan pendapat, liberalisasi agama, dan lain-lain membutuhkan metode
untuk menerapkannya, antara lain dengan isti’mar (penjajahan) atas masyarakat lain.

2.2. INTI AJARAN ISLAM SEBAGAI IDEOLOGI

Ideologi Islam lahir berdasar akidah Islam. Islam dilahirkan dari proses berfikir yang
menghasilkan keyakinan yang teguh terhadap keberadaan (wujud) Allah sebagai Sang
Pencipta dan Pengatur Kehidupan, alam semesta dan seluruh isinya, termasuk manusia.
Darinya lahir keyakinan akan keadilan dan kekuasaan Allah Yang Maha Tahu dan
MahaPengatur, Allah telah mewahyukan aturan hidup, yaitu syariat Islam yang sempurna dan
diperuntukkan bagi manusia.

Syariat Islam tersebut bersumber pada Al Qur'an dan Al Hadist. Dari keyakinan ini
tumbuhlah keyakinan akan adanya rasul dari golongan manusia, yang menuntun dan
mengajarkan manusia untuk mentaati penciptanya, dan meyakini akan adanya hari
perjumpaan dengan Allah SWT. Aturan hidup yang dimaksud merupakan aturan hidup yang
bersumber dari wahyu Allah. Aturan ini mengatur berbagai cara hidup manusia yang berlaku
dimana saja dan kapan saja, tidak terikat ruang dan waktu. Dari peraturan yang mengikat
individu ataupun masyarakat dan bahkan sistem kenegaraan, seluruhnya ada diatur dalam
Islam. Jadi Syariat Islam tersebut bersumber pada Al Qur'an dan Al Hadist. Dari keyakinan
ini tumbuhlah keyakinan akan adanya rasul dari golongan manusia, yang menuntun dan
mengajarkan manusia untuk mentaati penciptanya, dan meyakini akan adanya hari
perjumpaan dengan Allah SWT. Aturan hidup yang dimaksud merupakan aturan hidup yang
bersumber dari wahyu Allah. Aturan ini mengatur berbagai cara hidup manusia yang berlaku
dimana saja dan kapan saja, tidak terikat ruang dan waktu. Dari peraturan yang mengikat
individu ataupun masyarakat dan bahkan sistem kenegaraan, seluruhnya ada diatur dalam
Islam.
Jadi agama Islam mempunyai peraturan hidup.Seperti Hukum Mu’amalah (Sistem Ekonomi
Islam, Sistem Pentadbiran, Sistem Sosial, Pendidikan Islam) dan Hukum Uqubat (Hudud,
Qisas, Takzir dan Mua’lafat) merupakan peraturan hidup sesama manusia. Manakala
peraturan manusia dengan diri sendiri seperti makan minum dan pakaian serta peraturan
manusia dengan Allah mencakupi ibadah dan aqidah. Peraturan ini yang diciptakan oleh
Allah biasanya dipanggil syarak. Disamping itu Muhammad itu pesuruh Allah, Al Quran itu
kalam Allah dan seperti pembaca sedia maklum tentang Rukun Iman & Rukun Islam.

Penganut ideologi Islam percaya jika sebelum kehidupan adalah berasal dari Allah SWT, saat
kehidupan bertujuan untuk mendapatkan ridha-Nya, dan setelah meninggal kembali kepada-
Nya dengan pertanggungjawaban. Islam memandang masyarakat sebagai individu yang
terkait dan tidak dapat dipisahkan dari jama’ah ibarat satu bahagian anggota tubuh. Serta
jamaah pula tidak dapat dipisahkan dari individu-individu. Masyarakat itu terdiri daripada
manusia, pemikiran, perasaan dan peraturan (sistem) yang mengikat perbuatan dan tingkah
laku.

Ideologi Islam mulai dijelmakan dalam sistem pemerintahan Islam sejak tahun 622 Masehi di
Madinah oleh Rasulullah Muhammad SAW. Sepanjang riwayatnya, ideologi ini mampu
memberikan solusi dan kemakmuran bagi masyarakatnya. Namun, ideologi Islam tak lagi
diterapkan sejak 3 Maret 1924, saat runtuhnya khilafah Turki Utsmani. Sejak saat itu, Islam
sebagai ideologi tak lagi diterapkan secara menyeluruh.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai