Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Ummah adalah asal kata dari bahasa Arab dan untuk bahasa Indonesia adalah
umat sebuah kata dan frasa yang berarti masyarakat atau bangsa . Kata tersebut dari
kata amma yaummu yang dapat berarti menuju ,meumpu atau meneladani . dari kata
yang sama juga tebentuk kata um yang artionya ibu dan imam yang berarti pemimpin.

Dalam konteks Islam kata ummah bermakna seluruh persebaran ummat Islam atau
komunitas dari orang orang yang beriman ( ummatun muminin ) dan dengan demikian
bermakna seluruh dunia Islam.

Ungkapan kesatuan umat ( ummatul wahidah )dalam al Quran merujuk kepada


seluruh kesatuan Dunia Islam .AlQuran menyatakan sesungguhnya umatmu itu agama
Tauhid yaitu umat ( agama) yang satu dan Aku adalah Tuhan mu maka sembahlah
Aku (QS :An Anbiya [21]: 92 )1

Konstitusi Madinah adalah sebuah dokumen kuno yang dipercaya merupakan


perjanjian Nabi Muhammad dan suku suku terkemuka di Madinah pada tahun 662M ,
secara jelas menyebut bahwa suku suku Yahudi dan Non Muslim Madinah juga
dianggap sebagai umat yaitu turut mengambil bagian dan terikat pada perjanjian
tersebut.2

Indonesia merupakan suatu Negara yang terdiri dari berbagai budaya , bangsa dan
bahasa yang bersepakat bersatu dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya
berbeda beda tetapi satu, keinginan bersama yang bertumpu pada masyarakat
majemuk membangun budaya Indonesi,

Kemajemukan ini tidak menyatu secara homogen tetapi adalah kenyataan dan
kesatuan itu masih selalu harus di perjuangkan . Pancasila adalah suatu falsafah
bangsa Indonesia didalam kemajemukan dalam memberikan ruang bagi
keanekaragaman ini untuk tetap ada , berkembang dan mewujudkan identitasnya dan
menyumbangkan potensi kreatifnya bagi kesatuan Indonesia.. Secara fakta bahwa
Islam di Indonesia merupakan agama yang dianut oleh umat secara mayoritas ( 88,I

1
%), Islam merupakna unsur terbesar dalam keanekaragaman masyarakat Indonesi,
Islam juga dapat mempersatukan hal hal tertentu suku suku Indonesia yang ada .
Bahkan dalam Islam juga terrdapat keanekaragaman dalm teologis, politis maupun
sosikal.

Salah satu tema pokok dalam pemikiran teologis Islam adalah perihal ‘ummah’secara
komunitas religius , social dan politis.Masalah ummah adalah sangat penting dan
pemikiran teologis tettang ummah terus menerus berkembang dan mengalami
pembaharuan pembaharuan. Konteks ummah di Indonesia sangatlah penting sebab
anggota ummah Islam Indonesia otomatis menjadi bagian terbnesar ummah di
Indonesia .Dan Islam mampu mengisi secara kreatif, positif,dan konstruktif konsep
ummah kedalam ummah Indonesia .

Dalam membahas konsep Ummah , maka penulis akan membahas perihal Ummah
menurut Al Quran , sebab secara hakiki bahwa Alquran merupakan sumber yang
paling otentik yang mendasari seluruh pemikiran umat Islam di dunia.

Ummah merupakat kesatuan yang paling kuat yang mengikat seluruh umat Islam
karena menjadi komunitas umat Muslim yang dipersatukan kepada percaya pada Allah
semata dan Nabi Muhammad sebagi Rasul Nya dan bersifat ikatan supra rasial dan
supra nasionalis.

Dalam pengaturan ummah ini berkembang suatu istilah siyasah syar’iah yang
menurut Abdrrahman Taj ( kutipan dari buku Islam dan tatanegara ajaran Sejarah dan
pemikiran karangan Munawir Sjadzali ) mendefinisikannya sebagai hukum hukum
yang mengatur kepentingan Negara,mengorganisasi permasalahan umat sesuai dengan
jiwa syariat dan dasar dasarnya yang universal demi terciptanya tujuan tujuan
kemasyarakatan, walaupun pengaturan tertsebut tidak ditegaskan baik oleh Al Quran
maupun Al Sunnah 4 Dari definisi definisi yang di rumuskan para ahli dalam
perkembangan nya maka dapat ditentukan hakikat siyasah syariah yaitu , bahwa:

 Siyasah Syari’ah berhubungan dengan pengurusan dan pengaturan kehidupan manusia.


 Pengaturan dan pengurusan ini diatur oleh ulu al amr ( penguasa )

2
 Tujuan pengaturan ini bertujuan untukmenciptakan kemashlahatan dan menolak
kemudaratan ( jalb al mashalih wa daf al mufasid )
 Pengaturan diatas tidak boleh bertentangan denga jiwa dan semangat syariat Islam yang
universal .
Disimpulkan bahwa sumber pokok Siyasah syariah ini bersumber dari Al Quran dan
Sunnah sebagai acuan membuat pengaturan dalam pemerintahan.

BAB II

POKOK PEMBAHASAN

Terbentuknya ummah tidak terlepas dari sejarah perjalanan datangnya agama Islam dimana
masyarakat yang sudah ada mengalami proses perubahan dalam berkomunitas dan menjalanka
agama politik dan sosialnya .Dalam pembahasan ini akan dimulai dari peradaban Arab dan mulai
datangnya agama Islam dalam peradabandan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah
Islam. Zayad Abd. Rahman10Religi: Jurnal Studi Islam ;Untuk menjadi saksi diperlukan
posisi tengah untuk dapat melihat dua sisi secara seimbang. 16Dalam periode Madinah,
konsep ummahsudah sedemikian berkembang menjadi lebih ekslusif, lebih sadar akan
keistimewaannya mencapai maksud Allah yang universal yang dikenakan kepada kaum
Muslim sebagai ummahyang par exellence. Dengan demikian letak keutamaan ummahIslam
adalah pada cirinya yang wasath, moderat dan berada di tengah-tengah. Menurut Fazlur
Rahman posisi tengah itu adalah antara Yahudi yang sangat keras dengan Kristen yang sangat
lunak karena etika Kristiani yang terlalu spiritual dan lemah lembut.17Sementara itu,
Mutawalli Sha’rawi menyatakan bahwa posisi tengah itu adalah dalam konteks iman dan akidah.
Yakni antara kaum yang mengingkari eksistensi Tuhan Yang Maha Benar (atheis)
dengan kelompok yang berlebihan karena melipat gandakan ke esa an Tuhan (politheis).

Terlepas dari perbedaan tersebut, bila dilihat ayat 143 dari surat al-Baqarah tersebut
tampak bahwa posisi pertengahan itu adalah karena umat Islam berada di antara Nabi
Muhammad yang menerima wahyu dari Allah dengan umat yang lain. Ummah
wasat}merupakan saksibagi manusia sedangkan Nabi Muhammad sendiri adalah saksi
bagi orang Muslim. Menurut Quraish Shihab keberadaan umat Islam dalam posisi tengah

3
menyebabkan mereka tidak seperti umat yang hanyut dalam materialisme, tidak pula
mengantarnya membumbung tinggi ke alam ruhani, sehingga tidak lagi berpijak ke bumi. Posisi
tengah menjadikan mereka mampu memadukan aspek ruhani dan jasmani, meterial dan
spiritual dalam segala sikap dan aktifitas. Wasat}iya>tmengundang umat Islam untuk
berinteraksi, berdialog, dan terbuka dengan semua pihak (agama, budaya, dan peradaban),
karena mereka tidak dapat menjadi .Muhammad Rashid Rida, Tafsir al-Manar, Vol.II (Beirut :
Dar al-Fikr, t.t.), 4.17 Rahman, Tema Pokok, 91.18 Lihat Mutawalli Sha’rawi, Tafsir
Sha’rawi,Vol.I (Mesir : Akhbar al-Yawm, 1991), 626.

Konsep UmmahVolume 6, Nomor 1, April 2015 saksi maupun berlaku adil jika mereka
tertutup atau menutup diri dari lingkungan dan perkembangan global. Dengan demikian,
terdapat dua cara pandang dalam membaca makna ummah wasatini. Pertama, bersifat
ekslusif mewakili cara pandang literalis dengan mengedepankan posisi tengah sebagai
median dua sisi yang bertentangan. Sementara cara baca kedua lebih
mengedepankan makna makro, menghadapkan posisi umat Islam dalam seluruh ragam
manusia di dunia ini. Karenanya, posisi sentral umat Islam adalah sebagai saksi bagi umat yang
lain dalam hal memberikan peran dan fungsinya secara utuh dan menyeluruh.
Sehingga dapat membentuk kekuatandan kemajuan secara berimbang. Konsepsi Umat dalam
SejarahDokumen politik yang menggunakan terma ummahdalam rentang sejarah Islam
adalah Piagam Madinah. Eksistensi Piagam Madinah sebagaimana diakui William
Montgomery Watt sebagai otentik. juga menegaskan bahwa dokumen itu merupakan
sumber ide yang mendasari negara Islam pada masa awal pembentukannya. Negara
Madinah pimpinan Nabi itu seperti dikatakan Robert N. Bellah adalah model bagi
hubungan antara agama dan Islam. Eksperimen Madinah itu telah menyajikan kepada
umat manusia contoh tatanan sosial-politik yang mengenal pendelegasian wewenang. Artinya
wewenangatau kekuasaan tidak memusat pada satu tangan seperti pada sistem diktatorial,
melainkan kepada orang banyak melalui musyawarah dan kehidupan berkonstitusi (artinya
sumber wewenang dan kekuasaan tidak pada keinginan dan keputusan lisan pribadi, tetapi
pada suatu dokumen tertulis yang prinsip-prinsipnya disepakati bersama. Dalam rangka
mewujudkan masyarakat (Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, 327,Lihat W. Montgomery
Watt, Muhammad at Medina(London : Oxford University Press, 1972), 225 Sebagaimana

4
dikutip oleh Nurcholish Madjid. Selanjutnya lihat Nurcholish Madjid, Agama dan Negara
dalam Islam...,588.

Zayad Abd. Rahman12Religi: Jurnal Studi IslamMadinah yang utuh dan bersatu, diperlukan
kerukunan, saling pengertian dan kerjasama di antara tiga kelompok masyarakat tersebut.
Untuk merealisasikan tujuan ini, nabi Muhammad SAW membuat perjanjian tertulis disebut
dengan shahifah yang dapat diterima oleh semua kelompok sosial yang bercorak majemuk
itu.Dalam Piagam Madinah, pengertian ummahbeserta cakupan maknanya dipergunakan dalam
dua model dengan pasal yang berbeda. Pertama, dipakai untuk menyebut komunitas
seagama semisal umat Islam, umat Yahudi dan sejenisnya. Kedua, dipakai untuk menyebut
komunitas yang pluralistik dan terdiri atas berbagai agama, ras, dan suku namun
bergabung dalam satu-kesatuan politik. Sebagaimana diketahui bahwa warga negara
Madinah terdiri dari tiga kelompok. Pertama, kaum Muslimun terdiri atas kaum Muhajirin
dan kaum Ansar sebagai penduduk mayoritas. Kedua Kaum Mushrik Arab, termasuk di
dalamnya kaum Munafik yang secara formal mengaku Muslim, tetapi secara akidah adalah
kafir dengan tokohnya Abdulla>h bin Ubay bin Salu>l. Ketiga, Kaum Yahudi yangterdiri
atas klan kecil yakni Banu Qainuqa’, Bani Nazir dan banu Qurayz|ah sebagai penduduk
minoritas. Pengertian pada kategori pertama dapat dilihat pada pasal pertama. Dalam pasal
tersebut dinyatakan bahwa kaum Muslim dan Mukmin dari kalangan Quraish dan Yathrib dan
serta orang yang mengikuti bergabung dan bekerja sama, mereka adalah satu ummah. Dalam
pasal ini, terma ummahmengandung pengertian organisasi yang diikat oleh akidah Islam.
Kata ummahdi sini digunakan untuk menyebutkan populasi orang-orang yang telah masuk
Islam, tanpa melihat suku, asal-usul ras, kedudukan sosial. Dengan demikian, cakupan
ummah cenderung homogen 22Sebelum kedatangan kaum Muslimin ke Madinah, kaum
Yahudi termasuk golongan minoritas kedua setelah kaum Mushrik Arab. Dari jumlah
keseluruhan warga Madinah saat sensus berjumlah 10.000 orang, 4000 diantaranya
adalah kaum Yahudi. Selanjutnya lihat J. Suyuthi Pulungan, Prinsip-prinsip Pemerintahan
Dalam Piagam Madinah ditinjau dari Pandangan al-Qur’an(Jakarta : Gramedia Press, 1996), .

Konsep Ummah dan ekslusif yakni terbatas di kalangan orang yang seagama, agama Islam.
Sedangkan pengertian ummahpada kategori kedua dapat dilihat dalam pasal 25 Piagam
Madinah dengan cakupan makna yang lebih luas dan inklusif. Bunyi pasal 25 tersebut dalam

5
versi terjemahan sebagai berikut,“Kaum Yahudi dari bani Uwf adalah satu umat dengan
orang-orang mukmin. Bagi kaum Yahudi agama mereka, bagi kaum Muslimin agama
mereka. Juga bagi sekutu-sekutu mereka dan diri mereka sendiri. Kecuali bagi orang yang
zalim dan jahat. Hal demikian akan merusak diri mereka sendiri”.Sebagai satu ummah,
seluruh warga Madinah dengan keragaman kelompok agama dan kelompok sosial
memikul tugas bersama dalam mewujudkan tatanan kemasyarakatan yang berpijak di
atas prinsip utama seperti keadilan, ketaatan pada hukum, kebebasan, bela negara,
musyawarah, politik damai, persatuan dan persaudaraan, amar ma’ru>fdan nahy
munkar.24Dimensi Sosial-Politik dalam Konsep UmatSecara normatif-historis sebagaimana
paparan di atas, ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan terma ummahtelah
mengalami dalam kehidupan umat Islam periode Madinah. Dengan kata lain, Prinsip-
prinsip yang terkandung dalam Piagam Madinah itu, tampaknya merupakan prinsip-
prinsip yang terkandung dalam al-Qur’an yang berkaitan dengan pembinaan masyarakat
politik. Kenyataannya, posisi kaum Muslim dalam menghadapi modernitas tidak
sepenuhnya dapat menerima konsep nasionalisme sebagai hal yang sejalan dengan prinsip
ummahtersebut. Konsep masyarakat Islam yang didambakan lebih menyerupai
kosmopolitanisme daripada konsep negara-23Lihat Abdul Fatah, Kewargaan dalam Islam,
Tafsir Baru tentang Konsep Umat(Surabaya : LPAM, 2004), 108.24Untuk lebih lengkap
mengetahui isi Piagam tersebut, lihat Ibn Hisham, Sirah al-Nabawiyah Mesir : Mustafa Bab al-
Halabi t.t.), 147-150.

: Jurnal Studi Islam bangsa yang terbatas sebagai cika-bakal nasionalisme. Lebih
lanjut, Islam menganggap nasionalisme dan etnosentrisme sebagai musuh besar,
karena sikap pilih kasih merupakan serangan terhadap transendensi Allah sendiri.
Tak dapat diragukan lagi pertentangan antara nasionalisme (qawmiyyah) dengan dunia
ummahmerupakan pertempuran abad ini. Negara kebangsaan sepenuhnya merupakan
fenomena sejarah Eropa. Ia muncul sebagai ungkapan nasionalisme atau etnosentrisme. 25Cara
baca kaum Muslim terhadap Barat memang diwarnai stigma negatif tentang Barat. Menurut
Nurcholish Madjid, dalam sejarahnya hubungan antara kaum Muslim dengan non-muslim
Barat(Kristen Eropa) adalah hubungan penuh ketegangan. Dimulai dengan ekspansi
militer-politik Islam klasik yang sebagian besar diderita oleh Kristen (hampir seluruh
Timur Tengah adalah dahulunya kawasan Kristen) dengan titik kulminasinya berupa

6
pembebasan Konstantinopel (ibukota Eropa dan dunia Kristen saat itu. Kemudian perang
Salib yang kalah-menang silih berganti yang dimenangkan oleh Islam, lalu
berkembang dalam tatanan dunia yang dikuasai oleh Barat imperialis-kolonialis dengan
dunia Islam sebagai yang paling dirugikan. Disebabkan oleh hubungan antara dunia Islam
dan Barat yang traumatik tersebut, lebih-lebih karena dalam fasenya yang terakhir Dunia Islam
dalam posisi kalah, maka pembicaraan tentang Islam berlangsung dalam kepahitan
menghadapi Barat sebagai musuh. Untuk memetakan sekaligus menurunkan ketegangan
penggunaan terma ummahsebagai basis kekuatan sosial-politik umat Islam perlu dilakukan hal-
hal sebagai berikut. Sir Muhammad Iqbal menyatakan bahwa nasionalisme merupakan kedok
Barat memainkan peranannya sebagai agen kemajuan peradaban. Nasionalisme memainkan
peranannya dalam perluasan nafsu imperialisme dan kolonialisme Barat. Karenanya
nasionalisme yang mendukung kolonialisme demi kejayaan Eropa merupakan ancaman serius
tidak hanya kepada Dunia Islam namun bagi perdamaian dan ketentraman Dunia. Selanjutnya
lihat Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah, Kontekstualisasi Doktrin PolitikIslam(Jakarta : PT
Gaya Media Utama, 2002), 57.26Lihat Nurcholish Madjid, Agama dan Negara dalam Islam,589.

Konsep UmmahVolume 6, Pertama, ummah memuat beberapa pentahapan historis. Al-


Qur’an justru telah memberi panduan konteks turunnya wahyu mengenai terma ummahini.
Sementara terma ummahyang turun dalam konteks Makkiyah menunjuk kepada kesatuan umat
manusia dalam arti agamawi yang secara ideal mempunyaikepercayaan yang satu.
Namun kepercayaan yang satu ini diperiode Makkah akhir justru digambarkan telah
terjadi perpecahan di antara elemen-elemen sosial, meski ini juga dihendaki oleh Allah.
Dalam barisan ini terma yang digunakan al-Qur’an adalah ummah wahidah. Terma ini lebih
menjelaskan keadaan umat manusia digambarkan sebagai umat yang satu atas dasar
memiliki keyakinan kepada Tuhan Yang Satu. Namun demikian upaya ini tidak saja
bertentangan kepada sunnatullah bahwa manusia mempunyai sifat keterpecahan.
Karenanya memaksa ragam umat menjadi satu bertentangan dengan keinginan Tuhan.
Periode Makkah terakhir dapat dinyatakan sebagai masa kritis penyatuan umat manusia ke
dalam satu wadah keumatan. Gagasan idealistik dalam periode Makkah ini justru
kontra produktif dengan watak manusia yang menginginkan perbedaan.

7
Pesan Makkah lebih bersifat teologis daripada sosiologis. Sementara dalam periode
Madinah, ummahdimaknai lebih bersifat sosio-politik. Sehingga pada periode Madinah,
keterpecahan tidak dimaknai sebagai hal yang merugikan orang Islam, namun lebih dari
itu memberi semangat baru bahwa keragaman sosio-politik sebagai sesuatu yang
memberi nilai positif dalam kehidupan. Pada saat ini, terma ummahtelah memenuhi harapan
terbentuknya masyarakat plural.Secara historis, keberadaan terma ummahdalam masyarakat
Madinah telah disadari sebagai bagian dari cara hidup penuh tanggungjawab dalam
diversivitas elemen kemasyarakatan. Dan ini sah menurut konsep ummahdalam al-Qur’an.
Sehingga nasionalisme dan teritorialisme dapat dipahami sebagai sesuatu yang alamiah.

Kembali kepada proses perkembangan ummah muslimah ,di bangun dan dipengaruhi dalam
beberapa era ,antaralain :

A.Peradaban Arab Islam :

1.Islam sangatlah kaya akan isinya dan merupakan produk bermacam macam kekuatan
antaralain :
1.a. Kemenangan Muslim Arab dalam penyebaran agama dimana juga merupakan
kermenangan dalam ekonomi dan perluasan demografi dalam pengaruhnya .. Untuk lebih
dari satu setengah abad terbentuklah suatu ‘universal state ‘yang dikuasai oleh Negara
Muslim Arab, tentusaja keadaan ini mempengaruhi kerangka politis .
1.b. Penaklukan yang dilakukan umat Muslim bukan hanya menundukan suatu daerah
atau Negara tetapi juga melakukan penyebaran agama Islam , yang berdampak terhadap
Terbentuknya tatanan moral, dan hokum serta pengaturan Negara yang dikembangkan
oleh umat muslim. Penaklukan umat Muslim merupakan penyebaran agam Islam
begitupula pengaruh budaya Negara yang ditaklukan saling bersinergi membuat suatu
harmoni.
1.c.Proses Islamisasi Mediterian Selatan , Rasulullah tidak hanya penyebar agama Islam
saja , tetapi juga sebagai pembangun Nasionalisme Arab : Islam , dimana Negara Arab
yang secara rasial terdiri dari berbagai sukudengan latar belakang yang berbeda beda ,
maka dalam proses Islamisasi membuat budaya ,bahasa dan agama yang sama .
Dengan kata lain kemasyarakatan yang terbangun setelah penyebaran Islam oleh
Rasulullah Muhammad SAW nenjadi universal .

8
B. Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

2.a. Dalam Sirah Nabawiyah diceritakan bagaimana saat Nabi Muhammad mendapatkan
wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril membawa wahyu surat Al Alaq , malaikat
menyruh membaca pada Muhammad” bacalah” sementara Muhammad menjawab “ saya
tidak bias membaca “ , kemudian malaikat berulangkali memaksa dan mengatakan “
‘bacalah “ , akhirnya Muhammad mengikuti kalimat yang dibacakan malaikat Jibril :
Bacalah ! dengan nama TuhanMu yang menciptakan manusia. Menciptakan manusia dari
segumpal darah .( 5 :1-5 ) itulah awal perjalanan Rasulullah mendapatkan wahyu
pertama serlanjutnya wahyu yang lain yang selalu dibawa Jibril kepadanya .Berikut
adalah (S :74 : 1-3 ) dimana perintah Allah untuk memberi peringatan kepada umat
tentang kebenaran. Rasulullah merupakan utusan yang sangat dicintai Allah SWT.

2.b.Sikap dan pengajaran Muhammad terhadap kondisi Sosial

2.b.1. Terhadap Situasi social ,

Nabi Muhammad sangat menentang perbudakan juga perbedaan status antara suku Arab
dan Barbar dan menempatkan bahwa semua umat muslim adalah saudara dan disebutlah
‘ummah Muhammad’,samapi suatu ketika turun surat49 :13 ,yang berbunyi :Hai manusia
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki laki dan perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
mengenal.Ayaat ini berbicara tentang kesamaan derajat manusia ihadapan Allah dan
bahwa ketinggian manusia dihadapan Allah , diukur dari takwanya. Focus terhadap
kesamaan menjadi jelas saat awal pertama nabi Muhammad berda di Madinah , dimana
beliau menerima suku suku lain sebagai sekutu.Kehadirannya di Madinah membawa
harmoni diantara suku suku yang sedang bersaing dan bertengkar di sana.

2.b.2 Dalam menghadapi orang Badui Rasulullah menda[patkan kesulitan karena mereka
menantang Rasulullah untuk membuktikan kerasulannya . Akan tetapi dengan prilaku
dan sikap Rasulullah yang bebeda dengan bangsa Arab lainnya . Pengajaran dan sikap
dari ahlak Rasulullah justru merupakan pertentangan dengan norma norma kehidupan

9
bangsa Arab umumnya.dan banyak mendapatkan pertentangan dari orang Arab itu
sendir ,dimana kaum beliau berasal.

C, Strategi penyebaran agama Islam oleh Rasulullah Nabi Muhammad SAW

Strategi dalam menyampaika kalam Ilahi yang Rasul terima sangat menentukan dalam
proses pembentukan ummah, Sebab hasil yang dicapai adalah umat yang bertobat dan
menjalankan ajaran Islam yang menjadi pendukung Rasulullah dan sebagai anggota
ummah Muslimah.Orang yang pertama masuk Islam adalah Siti Khadijah sebagi istri
Nabi dan kemudian Ali kemenakannya yang hidur bersama rasulullah dari sejak kejil,
disusul oleh Harithsah anak angkat dan kawan Rasul..Diluar keluarga yang masuk Islam
adalah Abu Bakar teman dan orang Quraysh yang dikenal kuat ,jujur sabar dan adil, Abu
Bakar mengabdikan seluruh hidupnya bagi Islam . Baru setelah itu lahirlah kelompok
pengikut Rasul yang setia. Baru setelah terbentuk kelompok ini Rasul mulai
menyebarkannya ke public lebih luas .

4.Perkembangan Rasulullah dalam penyebaran Islam

Sebelumnya Nabi belum merasakan sebagai Rasul , maka setelah turun ayat 69.40 yang
berbunyi (sesunggunya Quran itu diturunkan kepa rasul yang mulia) saat itulah mulai
menggunakan istilah rasul. Pada periode makkah ke 2 dapat dilihat adanya transformasi
yang cukup besar, rasulullah mulai melihat perlunya suatu misi untuk mereformasikan
keadaan yang ada pada saat itu. Terhadap para penentangnya yang menggelarinya syair
majnun misalnya ia mulai9 mewartakan ancaman hukuman allah, sedangkan terhadap
mereka yang beriman diwartakanya ada pahala. Periode makkah ke 3 merupakan masa
yang suram sebab dalam periode ini rassul banyak mengalami banyuak tekanan baik dari
susku qurais maupun dari suku-suku lainya juga dari beberapa keluarga lainya. Dalam
suasana seperti itu ia tetap bertahan menyampaikan amanah allah tentang kekuasaan allah
yang tidak terbatas, beliau menempatkan diri lebih maju kedepan dimana amanat ilahi
makin jelas dan makin kongkrit. Pada periode madinah sangat tampak adanya tranformasi
yang lebih besar dimana akhlak rasul makin tampil di depan sehingga munculah ide-ide
baru dengan situasi yang ada misalnya tentang perincian ibadah, masalah masalah
pemertintahan, social, militer dan politik unsur-unsur itu bukan hanya sebagai betuk

10
kebutuhan dari kebutuhan yang baru melainkan sikap moral yang baru kemenangan-
kemenangan yang dicapai menyebabkan muncul tindakan yang otoritatif. Pengakuan
terhadap allah juga semakin mrnjadi luas beliau menjadi all powerful being yang
menantang roaul dalam segala tindakanya baik sebagai nabi maupun sebagaqi
negarawan, baik sebagai penyebar agama maupu secra politis. Para pengikutnya menjadi
semakinj mantap dalam mengikuti dan men taati ajaran agama
5. Prilaku Rasulullah sebagai pemimpin dan negarawan
Tidakdapat disangka lagi bahwa perkembangan islam sebagai agama sekaligus
medukung berkemabangnya konsep ummah awalnya menybarkan islam itu di sukun ya
senriri tepai kemudian ia melaihat bahwa amant itu harus disampaikan secara luas
didalam keaneka ragaman suku di arab terdapat suatu kebutuhan yang sangat men dasr
yaitu rasa aman, kemakmuran dan kehidupan yang layak unsur itulah yang dapat
menyatukan keaneka ragaman saat itu.n setelah rasul hijrah kemadinah jalur perdagangan
kea rah utara di kuasainya demikian juga jalan yang menuju siriah dan irak hal ini
terbantu diakrnakan rasulullah meneriama susku-suku yang begabung dalam islam
dengan sarat mengakui Muhammad sebagai rasul Allah, hubungan darah diantara suku –
suku sebagai mendapat rasa aman sudah tidak berlaku lagi begitu juga pertalian ikatan
keluarga menjadi lemah dan diganti menjadi ikatan keagamaan. Kepemimpinan rasul
juga tampak dalam penyatuan wilayah islam secara admisnistratif, dia memilih orang-
orang untuk mengatur masalah untuk mengatur administarif dalam hal ini dia memilih
wakil-wakilnya. Kepemimpinan Muhammad oleh Bahrumrangkuti dirumuskan sebagai
berikut : yaitu persuaisi yaitu sifat yang dapat merumuskan persoalan ummah atau
bangsanya dan mencari penyelasian. Institusional yaitu sifat pemimpin yang membangun
sesuatu yang terpadu dan luas yang dibutuhkan utuk menyelenggarakan suatu institusi
atau lembaga dominan yaitu sifat pemimpin yang perkataanya tidak dapat dibantah atau
di tawar-tawar.

D.Peranan Nabi Ibrahim dalam pembentukan ummah Muslimah

Kisah nabi Ibrahim dalam Al-quran dapat dilihat pada surat 16 ayta 123 yang berbunyi “
kemudian kami wahyukan kepadamu ikutlah agama Ibrahim seorang yang hanif dan
buaknlah dia termasuk orang orang yang mempersekutukan tuhan, ketiak rasul muli

11
dengan misi islam dia berjumap dengan agama yang bersifat majemuk yaitu agama
yahudi Kristen dan arab kafir. Hal yang poko dalam misinya adalahb menciptakan
kesatuan di tengah situasi yang majemuk ini. Misinya ialah mendasri agam minotaistis
yang universal sekaligus menghapus agama yang sudah ada, ide kitab agama isalam abru
muncul pada periode madinah peranan Ibrahim aganya cukup masuk akalkarena ida
monoteistis saat banyak berhala yang disembah ide tentang allah yang esa diwartakan
oleh Ibrahim itu cukup dengan ide allah taala yang da pada bangsa arab pada saat itu
agama yang dibawa oleh Muhammad merupakan penetapan kembali tasa nama Ibrahim
setelah Muhammad berada dimadinah maka makin jelas refresi kepada Ibrahim makin
banyak. Ibrahim sebagai kesayangan allh atau Khalil Allah yang merupakan sebutan yang
dikenal baik oleh orah yahudi Kristen atau islam, sebutan itu muncul dua kali dalam
perjanjian lama dan satu kali dalam perjanjian baru tertulis dalam surat 4 ayat 125 yang
menyebutkan dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganya. Orang islam
menyebut diri sebagai keturunana Ibrahim dan mempunyai satu pengikat dalam Kabah di
mekah yang menurut islam dibangunolah Ibrahim dan Ismail dengan itu maka Ibrahim
merupakan nenek moyang spiritual dan juga nenek moyang secara fisik melalui fisik
kterunan Ibrahim. Dari paparan diatas jelas bahwa Ibrahim adalah pendiri ummah yahidi
dan Kristen juga sekaligus pendiri ummah islam. Ibrahgim menjadi kake moyang arab
sehingga tepat sekali bila ibrahin Commond Ground di tengah kemajemukan Arab saat
itu sementara yahudi dan Kristen sudah meneyeleweng dari agam Ibrahim dan Nabi
Muhammad adalah yang menegakan Ummah Muslimah kembali kepada agama Ibrahim.

Syarat-syarat keanggotaan Ummah

Ummah muslimah sebagai suatu komunitas agamawi diamana anggotanya tidak lagi
berdasarkan atas sistim suku keanggotaan dalam ummah muslimah tidak lagi bedasrkan
pada keanggotaan suku tertentu melainkan mempunyai persyaratan persyaratn yang
sesuai dengan sifat ummah muslimahyang suprarasial. Syarat keanggotaan ummah
muslimah yaitu
1. Islam dalam hubungannya ummah dan Islam tampak jelas dimana terdapat beberapa
kandungan ide didalamnya , ide yang terkandung dalam islam adalah ide penyerahan diri

12
termaktub dalam Quran surah 21:108 yang meyatakan :’katakanlan sesungguhnya yang
diwahyukan kepadaku hanyalah : sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Tuhan Yang Esa ,
karena itu hendaklah kamu berserah diri. Quran S 11:14 yang menyebutkan :……….dan
bahwasanya tidak ada tuah selain dia maka maukah kamu berserah diri. Dari kedua ayat
tersebut jelas tampak ide penyerahan diri.
Ide penundukan diri serta ibadah penyangkalan diri kepada Allah ada pada surat 39:66
dan 06:14 Ide terimakasih dan ide berusaha keras untuk mencapai kebenaran
2. Iman pengguinaan Amina (amin) di dalam Alquran mengandung beberapa ide yaitu :
Ide merasa aman pada surat 2:239 kemudian ide percaya pada surat 85:7. Ciri-ciri
percaya berhubungan erat dengan ILM (Ilmu) berhubungan erat dengan Al-Haqq dalam
qs 22:54 berhubungan erat dengan itmaana pada surat 1328 mengandung unsur takut
kepada Allah pada surat 8: kemudian megikat manusia ada pada surat 150 berhubungan
erat dengan sikap tunduk serta merendahkan diri pada surat 57.16, 22:54, 3:199
kemudian berhunbungan erat dengan perbuatan baik pada surat 103.23, 98:7 . 95:6 , 85 :
11, 84:25
3.Hanif , pengertian hanif dalam al Quran termaktub dalam QS 30:30
Insan hanif adalah anggota ummah yang sungguh sungguh dimana mereka tunduk
kepada agama yang diciptakan Allah.
4.Din , arti yang sesungguhnya adalah ketaatan yang didalamnya terkandung
menyerahkan diri dan melayani.( menghamba), Maka setiap anggota ummah sebaiknya
memiliki sifat menghamba diri pada Allah SWT.
Empat uraian diatas adalah bentuk bathiniah Ummah diman hal ini akan diikuti dalam
bentuk tindakan lahiriah yaitu antara lain :
b. Ibadah lahiriah
1. Shalat merupakan tugas utama seorang muslim dan wajib melaksanakan shalat
sebagai bentuk ibadat yangdiprintahkan Allah , ibadat yang dikerjakandengan badab dan
hati sebagai jawaban sukur atas kebaiak Tuhan, seperti dalam s 108 :1,2
2. Saum ,arti katanya berpantang tidak makan yang dibatasi waktu Saum atau puasa
terjadi pada peride Madinah dan termaktub pada S2 : 183 sd 187.

13
3. Zakat mempunyai arti ‘pembersihan /penyucian ‘, sebab dengan melaksanakan zakat
dengan besaran yg ditentukan maka si pemberi zakat akan memiliki jiwa yang tentram
karena melalui zakat ini harta dibersihkan dari hal hal yang tidak benar.
4. Haji ,merupaka ibadat wajib kepada Allah bagi yang mampu ,Melalui Haji ini
manusia dapat memohon pengampunan kepada Allah, Dalam pengaturan perintah dan
pelaksanaannya termaktu dalam QS 2 : 189

Universalisme dan Partikularisme Ummah

Di dalam Al’quran unsur universalistic dan particularistic berada secara bersamaan dan
selalu berupakan masalah manusia dan hal-hal yang beehubungan dengannya. Sikap yang
universal ditampakan oleh Al’quram pada surat 49:13 dan surah 4:1 . sikap yang partikularistik
selalu menunjuk kepada masalah masalah yang ada kaitanya dengan islam sebagai pemeluk
suatu agama misalnya pemeluk islam disebut sebagai kharu ummatin yaiyu umat yang terbaik qs
3:110

a. Universalisme dan particularisme umah


1. Kedudukan Nabi Muhammad
2. Kedudukan agama islam
3. Keselamatan yang terbatas hanya pada agama islam
b. Tolernasi dan intoleransi Ummah Muslimah
1. Toleransi Muhammad terhadap orang Makkah yang kafir
2. Toleransi terhadap ahl al kitab
3. .Intoleransi ke Nabian
4. La ikraha fi al din
c. Jihad
d. Ide perang dalam al quran

Konsep ummah di Indonesia banyak dipengaruhi oleh kondisi budaya, proses social dan
politik dari sejak jaman penjajahan Belanda hingga kemerdekaan Indonesia dengan
terbentuknya Pancasila sebagai Falsafah Negara dan bangsa Indonesia ,

Kesimpulan

Sebagai penutup dapat dinyatakan bahwa persepsi salah dan kecurigaan berlebihan terhadap
Barat dapat menyebabkan keterkurungan umat Islam. Karena itu, perlu pemahaman bahwa
fenomena negara-bangsa lebih mewakili kepentingan jangka pendek.Demikian juga isu-isu yang

14
berkembang semisal demokrasi, hak asasi manusia, emansipasi, dan persamaan maupun isu-isu
kontemporer lainnya lebih didekatkan dengan cara baca kontemporer juga. Hal ini dimaksudkan
menghindari bias dan kecurigaan berlebihan atas prakarsa baik dari norma maupun historisitas.
Terma ummahdan negara-bangsa (nation-state) secara artifisial bertentangan satu dengan yang
lain. Ummahlebih dipahami sebagai entitas agamawi yangterbebas oleh koloni spasial
nasionalisme dan teritorialisme. Sementara di pihak lain, negara-bangsa justru mengukuhkan
kelekatan entitas yang serba . Namun susunan sosio-politik sebagaimana yang digambarkan
sejarah tidak menggambarkan keharusan kesatuan sosio-politik yang tunggal. Justru al-Qur’an
memberikan pandangan diversifitas sebagai nilai positif bagi pembangunan manusia termasuk di
dalamnya fenomena negara-bangsa

Ummah sebagaimana yang kita tahu dan sering dengar, (singkatnya) menunjukkan sebuah
kumpulan orang, atau banyak saudara Muslim kita di Indonesia khususnya, memahami
ummahsebagai kumpulan orang-orang Islam, sehingga redaksinya (karena mungkin bagi mereka
mengandung unsur Arab, dan Islam sarat akan karakteristik Arab) maka sering dikembangkan,
‘Ummat Islam’. Ungkapan itu ada benarnya, dan di Indonesia redaksi ‘umat’ banyak mengalami
perluasan makna dan fungsi, jadi ‘ummat’ bukan hanya dimiliki semata oleh Islam dengan
‘Ummat Islam’nya, tapi disana ada Ummat Kristiani, Ummat Katholik, Ummat Hindu, Ummat
Budha, dan sebagainya yang tidak menutup kemungkinan Dari uraian singkat di atas, dapat
dinilai bahwa Piagam Madinah adalah sebuah kesepakatan yang dicetuskan untuk melakukan
“jalan tengah”, untuk tidak memihak pada kelompok tertentu demi menegakkan keadilan bagi
seluruh masyarakat Madinah yang multikultur, multi-etnis dan multi-religi dar sebuah
masyarakat yang plural dan heterogen. Hakekat kesatuan ummat dari pembahasan tadi dapat
dikatakan bahwa ummah bersifat komprehensif, kontekstual, dinamis, dan organik atau dalam
artian ummah seperti sebuah organisme yang bagian-bagiannya bergantung satu sama lainnya.
Bergantung untuk mengaktualisasikan kehidupan sosialnya secara internal dan menjaga dari
gangguan eksternal yang mengancam. Konsep ummah yang ada dalam Piagam Madinah, tentu
memberi ruang lingkup tersendiri, yaitu bahwa wilayah cakupan manusia sebatas pada peserta
penandatangan şahifah itu, dan dalam teritorial Madinah. Hal ini bukan berarti bahwa ummah
ingin memberi sekat besar atau kontradiktif dengan karakter substansialnya. Sebab, meskipun
demikian, konsep ummah dalam Piagam Madinah tentunya diharapkan bisa jadi permisalan bagi
umat untuk bertahan membentuk disiplin di dalam, dan membentuk aturan tegas bagi kalangan
luar yang mengusik ketentraman di dalam. Lain daripada itu, yang tidak kalah pentingnya lagi
adalah apa yang dibangun dalam şahifah tersebut merupakan bangunan sebuah tatanan
masyarakat (society) yang antara satu dengan lainnya saling bersepakat dan penuh kerelaan,
bukan komunitas (community). Sehingga, sering disebut bahwa sistem Masyarakat Madani (atau
akhir-akhir ini sering digiring untuk diterjemah

15

Anda mungkin juga menyukai