Anda di halaman 1dari 8

A.

ISLAM BERKEMAJUAN

Islam merupakan agama yang mendorong kemajuan. Ada dua pondasi alasan utama
mengapa Islam agama berkemajuan, yaitu :

1. Al-Qur’an

Al-Qur’an memerintahkan dan mengajarkan manusia untuk maju dan


didukung oleh hadits Rasulullah Saw juga dalam konteks yang diberikan Rasulullah
sangat mendukung terwujudnya Islam yang berkemajuan. Contohnya wahyu pertama
yang diturunkan kepada Rasulullah adalah Q.S Al-Alaq ayat 1 – 5 yang merupakan
perintah untuk membaca dan menulis, surat Al-Alaq mengajarkan kepada umat
manusia untuk memiliki kekuatan membaca dan menulis karena peradaban Islam
yang terbangun itu ditopang oleh dua aspek yang sangat kuat, yaitu :

a. Aspek iqro, yaitu membaca


b. Aspek al-qalam, yaitu menulis

Contoh lainnya adalah Q.S Al-Ra’d ayat 11 yang berbunyi :

‫اِ َّن هّٰللا َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَ ْو ٍم َح ٰتّى يُ َغيِّر ُْوا َما بِا َ ْنفُ ِس ِه ۗ ْم‬ 
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidaklah mengubah kondisi sebuah kaum atau suatu
komunitas tanpa dirinya sendiri atau kaumnya sendiri melakukan perubahan yang
diwali dari dirinya sendiri.”

Ayat ini mengajarkan manusia untuk menjadi pelaku perubahan (agent of


change) yang baik menuju kemajuan, itu harus didasari oleh kerja keras, ketekunan,
kedisiplinan, keyakinan, keterampilan, dan komitmen yang berkelanjutan untuk
memetakan sebuah masalah, dengan kita melakukan perubahan yang signifikan, baik,
dan bermanfaat bagi masyarakat.

2. Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw adalah sosok pembangun peradaban dan contoh/figur


yang melakukan perubahan yang sangat dahsyat dalam sejarah Islam, apa yang
dilakukan Rasulullah didalam konteks kehidupan masyarakat Makkah dan Madinah
merupakan contoh yang sangat konkrit, bagaimana satu figur Rasulullah mampu
melakukan perubahan yang sangat mendasar dan merupakan tokoh yang membawa
nilai-nilai kemajuan dalam masyarakatnya. Masyarakat Arab Jahiliyah berubah dan
berkembang menjadi masyarakat yang maju dan berperadaban, maka kota Madinah
adalah kota peradaban yang dibangun oleh Rasulullah yang merupakan simbol
kesuksesan dan keberhasilan dakwah Rasulullah dalam memajukan dan melakukan
perubahan masyarakatnya dari yang tidak baik menjadi hal yang baik.

Rumusan Islam Berkemajuan

Berikut adalah poin-poin yang bisa membuat Islam menjadi agama yang
berkemajuan.

a. Islam berkemajuan menyebarkan benih-benih kebenaran, kebaikan,


kedamaian, dan kemaslahatan bagi semua manusia
b. Islam berkemajuan menjunjung tinggi dan menghargai nilai-nilai kemuliaan
manusia baik dia laki-laki maupun perempuan secara setara dan tanpa
diskriminsi
c. Islam berkemajuan anti terorisme, anti kekerasan atau perang dan anti
penindasan, serta anti berbagai tindak ketidakadilan atau ketidakjujuran dalam
bentuk apapun
d. Islam berkemajuan melahirkan keutamaan yang memayungi berbagai suku,
bangsa, ras, golongan, dan agama seluruh umat manusia di muka bumi

Adapun lima pilar penyangga Islam berkemajuan, yaitu :

a. Tauhid yang murni

Tauhid adalah ajaran yang paling sentral dalam Islam, ajaran jantung
keimanan seorang muslim, ajaran pertama dan utama yang harus didahulukan
oleh umat islam, serta membentuk manusia yang tabah ketika sedang diuji dan
tidak takabur

b. Memahami Al-Qur’an dan surah secara mendalam

Memahami tauhid dengan pemahaman yang mendalam tidak akan membuat


seorang yang beriman menjadi taklid atau asal

c. Melembagakan amal sholeh yang fungsional dan solutif


Tidak hanya ibadah tetapi kontribusi nyata terhadap kemanusiaan
Muhammadiyah atau gerakan amal dengan ribuan amal yang bermanfaat
untuk umat

d. Berorientasi kekinian dan masa depan

Tidak perlu lihat terus masa lalu yang jaya tetapi ciptakan peluang baru

e. Bersikap toleran, moderat, dan suka bekerja sama dengan orang lain

B. ILMU AMALIYAH DAN AMAL ILMIAH

Islam adalah agama ilmu. Mengapa Islam adalah agama ilmu ? itu dikarenakan wahyu
yang turun pertama bukanlah anjuran untuk beribadah, seperti sholat, berpuasa, haji, atau
zakat misalnya. Tetapi perintah untuk “iqro/bacalah” jadi kita diperintahkan untuk membaca,
itulah yang diterima pertama kali oleh Sang Baginda Nabi Muhammad Saw di Gua Hira,
yaitu surah Al-Alaq ayat 1 – 5. Iqro dalam surah ini tak hanya bermakna membaca buku atau
kitab saja tetapi iqro juga bermakna mengkaji, merenung, meneliti, mengobservasi, dan
seterusnya. Hampir tidak ada peradaban di dunia ini tanpa dimulai dengan tradisi membaca
dan menulis.

Selain perintah membaca, Islam juga memerintahkan kita untuk berpikir dan
menggunakan akal sehat. Dalam Islam pun ada tuntunan bahwa tidak berlaku kewajiban
beragama bagi yang tidak berakal. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama ilmu dan
membaca, menulis, meneliti, mengobservasi atau kegiatan keilmuan lainnya adalah
kewajiban dalam Islam. Karena itu, kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam sangat tinggi
sekali dan bahkan Allah Swt menjanjikan akan meningkatkan/meninggikan derajat orang-
orang yang berilmu. Seperti dalam firman-Nya, yaitu surah Al- Mujadalah ayat 11. Ilmu yang
dimakasud disini bukan hanya ilmu agama saja tetapi semua ilmu diberbagai bidang. Karena
dorongan dan perintah ajaran Islam, generasi muslim sejak masa Nabi hingga abad
pertengahan melahirkan karya-karya dan sumbangsi yang sangat besar bagi peradaban dunia
diberbagai bidang, contohnya Al-Khawarizm menulis buku aljabar yang bersejarah dengan
nama kitab “Al-Jabr Wal-Muqabalah” (sekitar 830 M), Ibnul-Haitsam merupakan “bapak
optika” karena karyanya kitab “Al-Manazir’ (sekitar 1000 M), Ibnu Sina penemu sifat
menular pada penyakit dan pengembangan awal farmakologi klinis dengan kitabnya “Qanun
fi Al-Thibb/kanun kedokteran” karya Ibnu Sina ini menjadi buku pelajaran kedokteran
standar di Eropa sampai abad ke-18, dan masih banyak lagi ribuan ilmuan muslim diberbagai
bidang serperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Rush, Ibnu Khaldun yang melahirkan karya karena
terdorong oleh perintah Al-Qur’an

Selain sebagai agama ilmu, Islam juga adalah agama amal, yaitu agama yang menuntut
beriringannya iman, ilmu dan amal. Iman tanpa kecerdasan akan melahirkan umat yang
lumpuh dan sebaliknya kecerdasan tanpa iman akan melaahirkan kebiadaban. Demikian pula,
ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tak berbuah, buahnya ilmu dapat diperoleh
melalui pengalaman dan amal. Perpaduan ilmu dan amal akan mewujudkan suatu amal ilmiah
atau ilmu amaliyah.

Buya Hamka , seorang ulama dan penulis ternama mengatakan “untuk kebahagiaan diri
sendiri, ilmu pengetahuan hendaklah diamalkan dengan agama Islam adalah agama ilmu dan
amal.”. Contoh dari gerakan amal ilmiah dan ilmu amaliyah, yaitu Muhaammadiyah.

KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, mengajarkan kepada kita tentang


pentingnya ilmu amaliyah dan amal ilmiah yang dibingkai dengan niat ikhlas semata-mata
ibadah kepada Allah Swt. Pada pengajian rutin subuh, Kiai Dahlan mengajarkan tafsir surah
Al-Ma’un secara berulang-ulang selama beberapa hari. Kemudian salah seorang murid
bertanya kepada Kiai Dahlan “mengapa materi pengajian tidak ditambah-tambah ?”
kemudian Kiai Dahlan bertanya “apakah kalian sudah benar-benar mengerti akan maksud
surah Al-Ma’un ? apakah kalian sudah mengamalkannya ?”. Kemudian Kiai Dahlan
menjelaskan kepada muridnya bahwa mengamalkannya untuk dipraktekkan dalam wujud
nyata, KH. Ahmad Dahlan menekankan bahwa ilmu yang kita dapatkan harus diamalkan dan
amal yang kita lakukan harus berdasarkan ilmu yang benar. Untuk itulah kita dilaraang taklid
buta.

C. IBADAH SESUAI TUNTUNAN RASULULLAH

Apa sih sebenarnya makna ibadah menurut ajaran Islam ? ibadah adalah gabungan
antara ketaatan dan pengagungan kepada Allah Swt, ketaatan tanpa pengagungan hanyalah
bagi budak atau binatang peliharaan yang taat saat diperintah namun tidak pernah memuji
pemiliknya, sedangkan pengagungan tanpa ketaatan adalah sifat penjilat, maka ibadah kepada
Allah Swt adalah dengan cara memujinya, membesarkan namanya, menaati perintahnya, dan
menjauhi larangannya. Sumber hukum Islam dalam pelaksanaan ibadah adalah Al-Qur’an
dan sunnah, Al-Qur’an adalah firman Allah Swt yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad
Saw, sementara sunnah adalah segala yang diajarkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad
Saw kepada umatnya.

Tahukah kita bahwa Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafii dan Imam Hambalik
sebagai penghulu madzhab, mereka memiliki ikatan guru dan murid, mereka sepakat berkata
“jika hadits itu shohib, maka itulah madzhab ku”

Apa urgensi ibadah bagi seorang hambanya ? ibadah adalah wajib dilakukan oleh
setiap manusia setidaknya ada empat alasan, yaitu

a. Manusia adalah ciptaan, maka setiap ciptaan pasti menghamba kepada penciptanya
sebagaimana benda yang dibuat manusia pasti harus tunduk kepada pembuatnya
b. Manusia adalah makhluk yang lemah, sering mengeluh, dan merasa kurang.
Karenanya ibadah adalah cara terbaik untuk meminta solusi dan kekuatan dari yang
Maha Kaya dan Maha Kuasa, yaitu Allah Swt
c. Manusia butuh pedoman hidup untuk menjawab pertanyaan dimana, kenapa,
bagaimana, dan untuk apa sebenarnya hidup
d. Urgensi ibadah adalah manusia butuh bantuan dari orang lain, manusia adalah
makhluk sosial yang tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri

Prinsip-prinsip Ibadah dalam Islam

Perinsip ibadah ada dua, yaitu ikhlas dan ittiba.

a. Ikhlas, berarti tujuan ibadah hanyalah mengharap pahala, ridho, dan balasan dari
Allah Swt. Tanpa ikhlas ibadah akan sia-sia, karena tersesat dari tujuan utamanya
b. Ittiba, berarti mengikuti cara yang diperintahkn oleh Allah dan dicontohkan oleh Nabi
Muhammad Saw. Tanpa ittiba, maka setiap orang akan mengaharang cara ibadahnya
masing-masing

Jika pekerjaan tidak menghasilkan apa yang diminta maka dua sebabnya, yaitu :

a. Salah atau tidak jelas tujuannyaa


b. Salah cara meraihnya

Syirik dalam ibadah adalah dengan menunjukkan ibadah tidak untuk mencari pahala,
balasan, dan ridho Allah Swt. Syirik dalam ibadah yang paling ringan adalah ria, yaitu
mencari perhatian manusia agar dipuji dan diperhatikan. Sedangkan syirik dalam ibadah yang
besar adalah dengan cara meminta, menyembah, memohon atau meyakini hadirnya baik dan
buruk kepada makhluk Allah. Semuanya tidak akan bermanfaat dan bertolak karena memang
yang berhak disembah dan mampu memberikan kebaikan dan keburukan manusia hanya
penciptanya

Bid’ah dalam ibadah adalah membuat sesuatu dalam amalan, tindakan, perkataan,
bacaan sebagai bagian dari ibadah kepada Allah padahal tidak ada perintah dari Allah
maupun contohnya dari Nabi Muhammad Saw

Kenapa ada perbedaan antara ulama ? itu semua disebabkan antara lain :

a. Penguasaan ilmu yang berbeda


b. Riwayat nabi yang berbeda
c. Bacaan, guru, atau buku yang berbeda
d. Letak geografis yang berbeda
e. Keilmuan yang berbeda
f. Pengalaman sosial yang berbeda

Ada perbedaan yang seharusnya tidak dimunculkan setiap kita beribadah, yaitu :

a. Berbeda disebabkan setiap suku, bangsa, dan tradisi


b. Berbeda dengan lembaga dan organisasi
c. Berbeda karena kebencian suatu kaum tertentu
d. Berbeda disebabkan menentang syariat

D. PROFIL TOKOH AHMAD DAHLAN DAN BUYA HAMKA


1. KH. AHMAD DAHLAN

Diantar rentan waktu tahun 1868 sampai 1945 hadir seorang pembaharu untuk
kemajuan bangsa ini beliau adalah Muhammad Darwis atau yang lebih dikenal KH.
Ahmad Dahlan. Beliau adalah putra ke-4 dari KH. Abu Bakar dan Ny Hj. Abu Bakar,
ayahnya adalah imam besar di Masjid Kauman Yogyakarta, beliau adalah keturunan ke-
12 Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik), Maulana Malik Ibrahim adalah salah satu tim
dakwah yang bisa dikenal Wali Songo yang berdakwah di tanah Jawa. Jadi, KH. Ahmad
Dahlan adalah masih keturunan Wali Songo.
Darwis kecil adalah anak yang santun, dia ramah, dan berbakti kepada kedua
orangtuanya dan Darwis kecil adalah anak yang semangat dalam belajar, dia belajar
kepada ayahnya selaku imam besar masjid Kauman dan ulama yang ada di sekitar kraton
Yogyakarta. Kemudian setelah itu, pada usia 15 tahun beliau melanjutkan belajar ke
Mekkah. Di Mekkah ini beliau bertemu dengan ulama-ulama itu secara langsung dan
membaca literatur. Di usianya yang masih belia beliau bertemu dengan orang-orang
besar, pembaharu Islam, yaitu Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dan berbagai literatur
tokoh-tokoh pembaharuan muslim modern. Belajar selama lima tahun dengan banyak
ulama, ketekunan beliau dan kecerdasan beliau, ia tampil menjadi seorang santri yang
sangat menonjol.

Selang lima tahun beliau pulang ke Indonesia, saat beliau sampai di Indonesia, beliau
melihat keadaan Indonesia yang sangat tertinggal dengan negara luar, kemiskinan,
pendidikan dan macam-macam yang ada di Indonesia. Umat Islam di Indonesia tertinggal
jauh, agama Islam tercampur dengan budaya lokal, mistik dan dikenal sebagai Tahayul,
Bid’ah, dan Khurafat.

Maka KH. Ahmad Dahlan mulai melakukan pembaharuan dengan mengubah ajaran
yang awalnya islam ritual menjadi islam aksi sosial dan diberikan sentuhan cara berpikir
modern dan menjadi Islam berkemajuan. Islam menjadi kehidupan nyata yang dikaji oleh
KH. Ahmad Dahlan, berkontribusi dalam kehidupan, bukan hanya doa-doa saja. Langgar
Kidoel adalah tempat beliau melakukan muslim yang modern, akhirnya pada tahun 1912
beliau mendirikan organisasi yang disebut dengan Muhammadiyah, di Kauman
Yogyakarta organisasi ini di dirikan.

2. PROF. DR. HAMKA

Hamka adalah berupa singkatan dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah, Hamka atau
yang lebih dikenal dengan Buya Hamka, dia adalah tokoh besar yang terkenal bukan
hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia, beliau memiliki banyak sekali karya mulai dari
sastra, buku ilmiah, fikih, tafsir dan lainnya contohnya novel “Tenggelamnya Kapal Van
Der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka’bah”. Nama kecil beliau adalah Abdul Malik,
ayahnya Abdul Karim, kakeknya Amrullah.
Hamka kecil lahir di Sumatera Barat pada tahun 1908, beliau SD hanya 2 – 3 tahun
kemudian pindah ke Sumatera Thawalib merupakan sekolah agama yang didirikan oleh
ayahnya, beliau adalah tipe anak yang akratif dan cerdas sampai ayahnya menyebut
Hamka
“Si Bujang Jauh” karena sering ngelaancong kemana-mana, senantiasa belajar, bosan
dengan satu tempat akhirnya beliau pindah ke Jawa di usia 16 tahun.

Di jawa beliau bertemu dengan tokoh-tokoh besar, seperti Hos Cokroaminoto dan Ki
Bagus Hadikusumo yang merupakan salah satu tokoh Muhammadiyah, dan akhirnya
beliau banyak belajar dan terinspirasi dengan tokoh Muhammadiyah, akhirnya beliau
menjadi anggota Muhammadiyah, ikut berdakwah dan menyebarkan perserikatan
Muhammadiyah.

Kemudian beliau kembali lagi ke Sumatera Barat dan sudah menjadi ahli pidato,
berdakwah tetapi dia dikeritik oleh banyak orang karena ilmunya yang masih sedikit,
akhirnya beliau pergi ke Mekkah belajar disana, mendalami ilmu-ilmu agama dan
bertemu juga dengan ulama-ulama besar disana. Setelah sekian tahun, beliau puang ke
Indonesia dan sudah menjadi Hamka yang luar biasa, talentanya yang melekat sampai
sekarang adalah beliau merupakan seorang penulis yang berdakwah melalui tulisan.
Setelah pulang dan aktif di Muhammadiyah kemudian dia masuk ke Masyumi, kemudian
menjadi anggota Dewan Konstiante di masanya Soekarno tetapi terjadi konflik akhirnya
bermusuhan dan menjadi lawan politiknya Soekarno dan masuk penjara. Di sana dia
menulis tafsir yang sangat terkenal yaitu “Tafsir Al-Azhar”.

Anda mungkin juga menyukai