PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sudah mulai berkembang lagi sejak abad ke-7 dan berkembang secara
pesat ke seluruh dunia dari waktu ke waktu. Dalam penyebarannya secara otomatis
Islam telah meletakkan nilai-nilai kebudayaannya.
Kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi, cipta, rasa, karsa, dan karya
manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal
manusia untuk berkiprah dan berkembang. Hasil olah akal,budi,rasa,dan karsa yang
telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal berkembang
menjadi sebuah peradaban.
Dalam perkembangannya perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang
mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber pada nafsu hewani,
sehingga akan merugikan dirinya sendiri. Di sini agama berfungsi untuk membimbing
manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan
yang beradab atau perdaban Islam.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
3
PEMBAHASAN
4
ketundukan dan keta’atannya kepada Allah selaku mahkluk ciptan-Nya. Selain itu
manusia dapat mencurahkan segala isi hatinya kepada Allah SWT, serta dapat
meminta pertolongan agar keluar dari masalah yang dihadapinya. Dimasjid juga,
mereka mengisi hatinya dengan kekuatan spiritual yang baru sehingga Allah selalu
menganugerahkan kesabaran, ketangguhan,kesadaran, kewaspadaan, serta aktifitas
yang penuh semangat. (an-Nahlawi, 1995 :136). Pada awal penyebaran Islam, masjid
memiliki fungsi sebagai markas besar tentara dan pusat gerakan pembebasan umat
dari penghambaan kepada manusia, berhala atau thaghut. Kemudian selanjutnya
masjid digunakan sebagai pusat pendidikan. Fungsi Masjid paling utama adalah
sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat berjama’ah. Kalau kita perhatikan, shalat
berjama’ah adalah merupakan salah satu ajaran Islam yang pokok, sunnah Nabi dalam
pengertian muhaditsin, bukan fuqaha, yang bermakna perbuatan yang selalu
dikerjakan beliau. Ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamtentang shalat
berjama’ah merupakan perintah yang benar benar ditekankan kepada kaum muslimin.
“Abdullah Ibn Mas’ud r.a. berkata: “Saya melihat semua kami (para shahabat)
menghadiri jama’ah. Tiada yang ketinggalan menghadiri jama’ah, selain dari
orang-orang munafiq yang telah nyata kemunafiqannya, dan sungguhlah sekarang di
bawa ke Masjid dipegang lengannya oleh dua orang, seorang sebelah kanan, seorang
sebelah kiri, sehingga didirikannya ke dalam shaff.”
(HR: Al Jamaah selain Bukhari dan Turmudzy).
Dalam hadits lain dikatakan:
“Ibnu Umar r.a. berkata: “Bersabdalah Rasulullah s.a.w.: “Shalat berjama’ah melebihi
shalat sendiri dengan dua puluh tujuh derajad.” (HR: Bukhari dan Muslim).
5
melaksanakan shalat saja. Di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, selain
dipergunakan untuk shalat, berdzikir dan beri'tikaf, Masjid bisa dipergunakan untuk
kepentingan sosial. Misalnya, sebagai tempat belajar dan mengajarkan
kebajikan (menuntut ilmu), merawat orang sakit, menyelesaikan hokum li'an
dan lain sebagainya.
Dalam perjalanan sejarahnya, masjid telah mengalami perkembangan yang pesat, baik
dalam bentuk bangunan maupun fungsi dan perannya. Hampir dapat dikatakan,
dimana ada komunitas muslim di situ ada Masjid. Memang umat Islam tidak bisa
terlepas dari Masjid. Disamping menjadi tempat beribadah, Masjid telah menjadi
sarana berkumpul, menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat da’wah dan lain
sebagainya.
Dalam pandangan Nurcholis Majid (1988:70) bahwa daya tarik Islam yang
pertama dan utama adalah besifat psikologis, Islam yang secara radikal bersifat
egaliter dan mempunyai semangat keilmuan merupakan konsep revolusioner yang
sangat memikat dalam membebaskan orang-orang lemah (mustadh’afin) dari
belenggu hidupnya.
1. Sistem Politik
2. Sistem kemasyarakatan
6
3. Ilmu Pengetahuan
7
3.wujud artefak (benda)
Salah satu tokoh yang dikenal sebagai sejarawan dan dijuluki Bapak Sosiologi
Islam adalah Ibnu Khaldun. Tulisan-tulisan dan pemikiran Ibnu Khaldun terlahir
karena studinya yang sangat dalam,pengamatan terhadap berbagai masyarakat. Ibnu
Khaldun menulis sebuah buku yang berjudul Al’Ibar(Sejarah umum) yang diterbitkan
di Kairo tahun 1248 M.Ibnu Khaldun juga dipandang sebagai peletak dasar ilmu
sosial dan politik Islam.
8
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem
sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling
berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya
menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya
konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda
atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling
konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Contoh kebudayaan Islam yang berbentuk hasil karya di antaranya: seni ukiran
kaligrafi yang terdapat di masjid-masjid, arsitektur-arsitektur masjid dan lain
sebagainya.
Catatan :
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak
bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan
ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak)
manusia.
9
2.8 Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam
1. Di bidang Seni : Syair, Kaligafi, Hikayat, Suluk, Babad, Tari Saman, tari
Zapin.
2. Di bidang Fisik : Masjid, Istana, Keraton,
3. Di Bidang Pertunjukan : Sekaten, Wayang, Hadrah, Qasidah,
4. Di bidang Tradisi : Aqiqah, Khitanan, Halal Bihalal, Sadranan, Berzanzi
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kebudayaan yang Islami adalah hasil olah akal, budi, cipta, rasa, karsa, dan
karya manusia yang tidak terlepas dari nilai-nilai ketuhanan. Hasil olah yang
universal berkembang menjadi sebuah peradaban. Dalam perkembangannya,
perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak
terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu hewani sehingga akan
merugikan diri manusia sendiri. Di sinilah, agama berfungsi untuk
membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga
menghasilkan kebudayaan yang beradab.
2. Pada masa klasik hidup ulama mahzab dan filosuf-filosuf besar dan agung.
3. Masjid selain sebagai tempat ibadah, juga berfungsi sebagai salah satu
simbol bagi Islam, tempat pusat komunikasi dan informasi, tempat belajar
tentang ajaran Islam.
4. Nilai Islam yang beraroma Negara Arab secara tidak langsung masuk
meresap ke dalam budaya Indonesia, seperti ejaan, kebiasaan, dsb.
11
B. Saran
1. Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi semua pihak untuk dapat lebih
mengembangkan Sistem Kebudayaan Islam di Indonesia dan dapat pula mengerti dan
paham tentang konsep kebudayaan islam di indonesia.
2. Penulisan makalah ini tidak lepas dari yang namanya konsep dan sebuah rujukan
yang dijadikan bahan penulisan makalah. Untuk itu kami mohon kepada Bapak
pembimbing mata kuliyah pendidikan agama islam (PAI) agar mengajarkan kepada
para pelajar khususnya bagi mahasiswa agar tidak melanggar dari norma-norma agama
yang sudah ditetapkan, karena selain merugikan diri sendiri juga akan merugikan orang
lain.
DAFTAR PUSTAKA
4. http://sahrul-media.blogspot.com
12