EKONOMI SYARIAH
Makalah ditulis sebagai tugas pengganti kuliah
Pendidikan agama dan etika islam dari dosen pengajar
DR.H.JAJA JAHARI,M.Pd
Disusun oleh:
Rio Nirvan Ardiyansah 1104193057
Kelas
TF 43 02
Free Public Sphere adalah ruang publik yang bebas sebagai sarana untuk
mengemukakan pendapat warga masyarakat. Di wilayah ruang publik ini semua
warga Negara memiliki posisi dan hak yang sama untuk melakukan transaksi sosial
dan politik tanpa rasa takut dan terancam oleh kekuatan – kekuatan di luar civil
society.
2. Demokrasi
Demokrasi adalah prasayarat mutlak lainnya bagi keberadaan civil society yang
murni (genuine). Tanpa demokrasi masyarakat sipil tidak mungkin terwujud.
Demokrasi tidak akan berjalan stabil bila tidak mendapat dukungan riil dari
masyarakat. Secara umum demokrasi adalah suatu tatanan sosial politik yang
bersumber dan dilakukan oleh, dari, dan untuk warga Negara.
3. Toleransi
4. Pluralisme
5. Keadilan social
Keadilan sosial adalah adanya keseimbangan dan pembagian yang proporsional atas
hak dan kewajiban setiap warga Negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan:
ekonomi, politik, pengetahuan dan kesempatan. Dengan pengertian lain, keadilan
sosial adalah hilangnya monopoli dan pemusatan salah satu aspek kehidupan yang
dilakukan oleh kelompok atau golongan tertentu.
Politik didalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyasah. Oleh sebab itu,
didalam buku-buku para ulama salafush shalih dikenal istilah siyasah syar’iyyah,
misalnya dalam Al Muhith. Siyasah berakar kata sâsa – yasûsu. Dalam kalimat Sasa
adaawaba yasusuha siyasatan berarti Qama’alaiha wa radlaha wa adabbaha
(mengurusinya, melatihnya dan mendidiknya). Bila dikatakan sasa al amra artinya
dabbarahu (mengurusi / mengatur perkara).
Jadi, asalnya makna siyasah (politik) tersebut diterapkan pada pengurusan dan
pelatihan gembalaan. Lalu, kata tersebut digunakan dalam pengaturan urusan-urusan
manusia dan orang yang mengurusi urusan-urusan manusia tersebut dinamai
politikus (siyasiyun). Dalam realitas bahasa Arab dikatakan bahwa ulil amri saat
mengurusi urusan rakyatnya, mengaturnya, dan menjaganya.
"Siapa saja yang bangun pagi dengan gapaiannya bukan Allah maka ia bukanlah
(hamba) Allah, dan siapa saja yang bangun pagi namum tidak memperhatikan urusan
kaum muslimin maka ia bukan dari golongan mereka." (HR. Al Hakim).