Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH AGAMA ISLAM

EKONOMI SYARIAH
Makalah ditulis sebagai tugas pengganti kuliah
Pendidikan agama dan etika islam dari dosen pengajar
DR.H.JAJA JAHARI,M.Pd

Disusun oleh:
Rio Nirvan Ardiyansah 1104193057

Kelas
TF 43 02

FAKULTAS TEKNIK ELETRO


TELKOM UNIVERSITY
2020
BAB 10

GHAZWUL FIKRI

A. Pengertian Ghazwul Fikri.

Menurut Bahasa, Ghazwul fikri berasal dari kata ghazwul dan al-fikr, yang secara harfiah


dapat diartikan “Perang Pemikiran”. Maksudnya ialah upaya-upaya gencar pihak musuh-musuh
Allah untuk meracuni pikiran umat Islam agar jauh dari Islamnya, lalu akhirnya membenci
Islam. Menurut Istilah, Ghazwul Fikri adalah penyerangan dengan berbagai cara terhadap
pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak lagi bisa
mengeluarkan darinya hal – hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal – hal yang
tidak islami.

Sebagian orang menyebut ghazwul fikr dengan istilah perang ideologi, perang budaya,


perang urat syaraf, dan perang peradaban. Intinya, ia adalah peperangan dengan format yang
berbeda, yaitu penyerangan yang senjatanya berupa pemikiran, tulisan, ide-ide, teori,
argumentasi, propaganda, dialog dan perdebatan.

Sejarah Ghazwul Fikri.

Ghazwul Fikri sudah ada setua umur manusia, makhluk yang pertama kali melakukannya
adalah iblis laknatullah ketika berkata kepada Adam AS,

“Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya kalian berdua tidak
menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi.” Terdapat pada Q.S. Al – A’Raaf (7) :20. Dalam
perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang mereka, karena itu akan
bertentangan dengan informasi yang telah diterima oleh Adam as. Tetapi, iblis mengemas dan
menyimpangkan makna perintah Allah SWT. Sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan
menambahkan alasan pelarangan Allah yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam as tidak
punya pengetahuan tentang sebab tersebut. Demikianlah para murid–murid iblis dimasa kini
selalu berusaha melakukan ghazwul fikri dengan menyimpangkan fakta dan informasi yang ada
sesuai dengan maksud jahatnya. Setan melakukannya dengan cara yang sangat halus dan licin.
Akibatnya, hanya orang–orang yang dirahmati Allah SWT yang mampu mengetahuinya.

“Akan tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang


memperebutkan makanannya.” Lalu seseorang bertanya: “Apakah karena saat itu jumlah kita
sedikit, yaa Rasulullah?”. Lalu Rasulullah menjawab, “Tidak. Bahkan jumlah kalian banyak,
namun kalian seperti buih di tengah lautan. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada
musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-
Wahan.” Seseorang bertanya : “Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi shollallahu ’alaih
wa sallam bersabda : “Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745).

Hal tersebut di atas telah disampaikan oleh Rasulullah pada 14 abad yang lalu dan terbukti
bahwa kondisi umat Islam sekarang adalah seperti yang telah dikabarkan oleh Rasulullah SAW
saat itu, yaitu bagai buih di tengah lautan, terombang ambing kesana kemari tergantung angin
dan gelombang yang membawanya.
Kondisi seperti ini bukanlah tanpa sebab, kearena memang ada yang menginginkan umat
Islam menjadi buih dan terkena penyakit Al Wahan. Sebagaimana firman Allah SWT :

QS. Al- Baqarah (2) :120 yang artinya : Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan
senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan
mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.

Dengan demikian, tidak ada henti-hentinya mereka memerangi umat Islam hingga umat Islam
mengikuti ajaran atau kehendak mereka. Apa pun akan dilakukan kepada umat Islam, agar umat
Islam berpaling dari ajarannya dan akhirnya mengikuti keinginan/mendukung mereka.

Namun mereka sadar bahwa memerangi umat Islam, tidak bisa dilakukan dengan cara
memerangi secara fisik/militer (Ghazwul ‘Asykari) semata. Umat Islam sangat kuat jika
diperangi secara fisik. Penyebabnya adalah umat Islam memiliki semangat dan konsep jihad fi
sabilillah, selagi mereka masih memegang teguh Al Qur’an dan As Sunnah, sehingga tidak
pernah mengalami kekalahan militer. Akhirnya Yahudi dan Nasrani menyadari bahwa setelah
mengalami kekalahan terus menerus dalam Perang Salib selama 8 periode (1095 – 1291 M),
mereka membuat strategi baru dalam memerangi/merusak umat Islam, yaitu dengan memerangi
secara pemikiran (Ghazwul Fikri).

B. Tujuan Ghazwul Fikri.

Target atau sasaran dari Ghazwul Fikri adalah pola pikir, akhlak (perilaku), dan aqidah dari
umat Islam. Apabila seseorang sering menerima paham sekuler, maka ia pun akan berpikir ala
sekuler. Bila seseorang dicekoki dengan pola pikir komunis, materialis, liberalis, kapitalis atau
yang lainya, maka merekapun akan cenderung berpikir dengan salah satu paham tersebut.
Ghazwul Fikri dilancarkan/dilahirkan dalam bentuk media-media baik cetak maupun elektronik.
Dari sana pula timbul persaingan untuk saling memperkenalkan sesuatunya dan semakin banyak
iklan maka semua orang akan melihat dan menjadikannya sebagai gaya hidup atau properti
dalam menentukan jalan hidupnya.
Dilakukannya ghazwul fikri adalah agar kaum muslimin menjadi condong sedikit terhadap
gaya, perilaku dan pola pikir barat, seperti dalam Q.S. Al Israa (17) : 73-76 yang berbunyi :

“Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami
wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap kami, dan kalau
sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Dan kalau kami tidak
memperkuatkan (hati)mu, niscaya kamu hampir condong sedikit kepada mereka. Kalau terjadi
demikian, benar–benarlah kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat – lipat ganda didunia
ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat
seorang penolongpun terhadap kami. Dan sesungguhnya benar – benar mereka hamper
membuatmu gelisah di negeri (mekah) untuk mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi
demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak tinggal sebentar saja.”
Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan selanjutnya adalah agar kaum muslimin
mengikuti sebagian dari gaya, perilaku dan pola pikir mereka. Sebagaimana disebutkan
dalam Q.S.Ad-Dukhan: 25-26
“Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan. Dan kebun – kebun
serta tempat – tempat yang indah – indah.”
Pada tahap ini diharapkan kaum muslimin beriman pada sebagiannya ayat – ayat Al –
Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW, tetapi kafir terhadap sebagian yang lainnya. Sebagaimana
dalam Q.S.Al Baqarah: 85 

“Kemudian kamu (bani israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir
segolongan dari pada kamu dari kampong halaman. Kamu bantu membantu terhadap mereka
dengan membuat dosa dan permusuhan tetapi jika mereka dating kepadamu sebagai tawanan,
kamu tebus mereka. Padahal mengusir itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman pada
sebagian Al Kitab (taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang
yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari
kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat, Allah tidak lengah dari apa yang
kamu perbuat.”
Pada tahap akhir, mereka menginginkan agar generasi kaum muslimin mengikuti syahwat
dan meninggalkan shalat. Sebagaimana dalam Q.S.Maryam:59

“ Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia – nyiakan shalat
dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka akan menemui kesesatan.”
C. Media Ghazwul Fikri.
Media yang diserang oleh Ghazwul Fikri :
1. Pendidikan 6. Hukum
2. Sejarah 7. Pengiriman Pelajar dan Mahasiswa ke
3. Ekonomi Luar Negeri
4. Ilmu Alam dan Sosial 8. Media massa
5. Bahasa

D. Metode Ghazwul Fikri.

1. Tasykik, yaitu menimbulkan keragu-raguan dan pendangkalan dalam jiwa kaum muslimin
terhadap agamanya. Yang menjadi sasaran utama dalam metode ini adalah validitas sumber-
sumber hukum islam, yaitu Al-quran dan Hadis. Berbagai teori bohong diungkapkan oleh
para orientalis untuk menimbulkan keragu-raguan akan kebenaran wahyu Allah. Mereka
menuduh bahwa isi Al-quran sudah tidak rasional agar kaum muslimin tidak lagi
mengkajinya.                 
2. Tasywih, yaitu pengaburan. Adalah upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggaan
kaum muslimin terhadap islam dengan cara menggambarkan islam secara buruk. Seringkali
mereka menyematkan gelar seperti teroris, fundamentalis, ekstrimis, islam garis keras, dan
lain-lain. Tentunya julukan tersebut tidak hanya sebagaihinaan semata bagi kaum muslimin,
melainkan juga salah satu bentuk Tasywih agar kaum muslimin mulai tidak bangga terhadap
agamanya sendiri.
3. Tadzwiib, yaitu pelarutan, pencampuradukan antara pemikiran dan budaya islam dengan
pemikiran dan budaya jahiliyah. Tujuanya jelas yaitu agar tidak lagi ada jarak pemikiran dan
budaya islam dengan pemikiran dan budaya kufur, sehingga orang islam tidak tahu lagi mana
pemikiran dan budaya islam dan mana yang bukan.
4. Taghrib, atau pembaratan (westernisasi), yaitu mendorong kaum muslimin untuk menyenangi
dan menerima pemikiran, kebudayaan dan gaya hidup orang-orang barat. Taghrib berusaha
keras untuk mengeringkan nilai-nilai islam dari jiwa kaum muslimin dan mengisinya dengan
nilai-nilai barat yang menyimpang
Semoga pembaca yang membaca makalah ini mendapatkan mafaat dari ilmu ini. Semoga
bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai