Anda di halaman 1dari 11

Gahzwul Fikri

Kelompok : 10
firda silvia s. 2204010107
sulastri. 2204010118
Kelas : D farmasi
Gahzwul Fikri

1. Faktor yang mempengaruhi


2. Pengertian
3. Makna Ghazwul Fikri
4. Sejarah
5. Kelebihan
6. Bidang yang Diserang
7. Tujuan
8. Sasaran
9. Dampak positif dan Negatif
10. Empat Program yang termasuk
Ghazwul Fikri
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Perang pemikiran menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia. Tidak hanya mengenai
masalahmasalah ilmu pengetahuan, tapi juga seluruh dimensi kehidupan diawali dengan pemikiran itu
sendiri. Terutama persepsi yang seringkali kita munculkan, seringkali kita dengar dari orang-orang, itu
jelas merupakan bagian dari proses yang sedang digarap dalam proses Al Ghazwul Fikri.

Penting kita melihat bagaimana sebenarnya kondisi umat Islam sekarang ini. Banyak sekali
kemundurankemunduran, khususnya pada abad-abad terakhir ini. Setelah umat Islam di masa-masa
kejayaannya pertama di masa Rasulullah saw, kemudian masa para sahabatnya. Dilanjutkan para tabiin
dan tabiin sampai 7 abad berikutnya. Sampai kemudian dilanjutkan lagi dengan peradaban di Andalus
sebagai inspirasi dari renaissance yang terjadi di barat. Renaissance dalam Islam ada 2 yaitu:

- Renaissance di timur yang seringkali oleh sejarawan muslim dilihat dengan kebangkitan
Islam, peradaban dan ilmu pengetahuan di Baghdad.
- Renaissance di barat yaitu dengan peradaban yang pernah dimiliki oleh Islam yang berada di
Andalus, sebagai inspirator bagi berkembangnya ilmu pengetahuan bahkan lahirnya
pencerahan atau renaissance di Eropa.

Jika kita melihat pada kehebatan umat Islam saat itu, lalu mengapa saat ini umat Islam justru mengalami
anti klimaks yang sangat merugikan umat Islam itu sendiri. Ini bukan sesuatu yang terjadi secara tibatiba,
apalagi mempermasalahkan Allah SWT dengan mengatakan bahwa ini adalah takdir. Oleh karena itu
penting sekali kita mencoba mengevaluasi, merenungkan, mencari sebab-sebab apa sajakah yang
mengakibatkan kemunduran kaum muslimin ini. Para ulama berhasil menemukan dan merumuskan
sebab-sebab kemunduran kaum muslimin ini ditinjau dari 2 faktor.

1. Faktor Internal
a. Akibat jauhnya umat Islam dari Kitabullah dan As Sunnah .
Kitabullah yang dulu pertama kali diajarkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya, yang kemudian
Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya dengan sebaik-baik pengajaran. Kitabullah yang telah
mengangkat harkat derajat manusia dari ke-jahiliyah-an yakni masyarakat yang diliput dengan
kebodohan. Dengan Kitabullah mereka bangkit dengan memiliki persepsi yang baru tentang kehidupan.
Rasul membacakan ayat-ayat Allah kepada para sahabatnya, sehingga membentuk skema berfikir dan
konsep diri yang mengakibatkan cara melihat para sahabat kepada dirinya berbeda dengan cara melihat
waktu dulu sebelum mereka menjadi muslim. Mereka tidak pernah berfikir akan mampu mengalahkan
Romawi dan Persia, tetapi dengan Islam mereka memiliki konsep diri yang baru dan kepercayaan diri
yang tinggi bahwa mereka akan menjadi bangsa besar bahkan mampu menenggelamkan Romawi dan
Persia dan itu sudah terbukti. Jauhnya umat Islam dari Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya merupakan
salah satu yang mengakibatkan umat Islam kini mempunyai konsep diri yang buruk sekali. Seringkali kita
menghambat diri kita dari kemajuan yang seharusnya kita capai dengan misalnya mengatakan tidak
mungkin menyaingi mereka (musuh-musuh Islam). Menjauhkan umat Islam dari bahasa Al Qur’an
adalah akibat yang timbul dari perang pemikiran ini. Seringkali kita mempunyai persepsi bahwa belajar
bahasa Al Qur’an (bahasa Arab) itu sulit.

b. Adanya ketidakpercayaan umat kepada Islam.


Akibat persepsi umat Islam sendiri tentang Islam yang tidak jelas karena bukan Islam yang dipelajari dan
dipahami dari Al Qur’an dan Hadits. Dan orang-orang yang benar-benar menguasai tentang itu sangat
sedikit akibatnya adalah ketika nilai-nilai yang sesungguhnya cukup kaya dalam Qur’an dan Sunnah tidak
lagi dimiliki oleh umat Islam, pada saat itulah umat Islam kekurangan dan kehilangan nilai. Maka yang
terjadi adalah munculnya kekalahan internal.

c. Taklid (ikut-ikutan).
Karena umat tidak punya nilai, tidak memiliki prinsip-prinsip yang sangat berharga sebagaimana yang
ada di dalam Al Qur’an dan As Sunnah, akhirnya yang mereka lakukan adalah mencari nilai dari orang
lain. Kalau sudah demikian yang terjadi, maka mereka akan mengikuti apa saja sesuai dengan kebiasaan
orang lain. Akibatnya adalah ikut-ikutan. Ini yang pernah diantisipasi oleh Rasulullah SAW, dalam
haditsnya “Sungguh kalian akan mengikuti cara-cara Sunan, gaya-gaya orang-orang sebelum kalian satu
jengkal, satu hasta, satu depa, secara bertahap sehingga sampai mereka memasuki lubang biawak
sekalipun kalian akan mengikutinya”. Para sahabat bertanya, ”Yahudi dan Nasrani?”. Jawab Rasul, ”Siapa
lagi kalau bukan mereka”. Antisipasi ini nampaknya sudah terasa di masa sekarang. Penyebabnya adalah
umat ini telah kehilangan nilai, prinsip dan tidak punya paradigma dalam hidup serta konsep hidup tidak
jelas. Padahal dalam Qur’an dan Sunnah sangat kaya dengan seluruh prinsip kehidupan manusia.

d. Tafriqoh (terjadinya perpecahan di kalangan umat).


Banyaknya organisasi-organisasi dan partai-partai umat Islam yang diakibatkan karena umat sekarang
ini tidak punya nilai konsep persatuan dan kesatuan fikrah pemikiran, dan aqidah. Semua terpecah
dengan mengikuti pahamnya masing-masing. Akibatnya mereka pun tertinggal dari berbagai macam
gelombang kontemporer yang terus berkembang. Seringkali umat Islam tertinggal dalam perkembangan
dunia

2. Faktor Eksternal
a. Berasal dari musuh utama umat manusia yaitu syaitan dan iblis.
Kecemburuan iblis terhadap Adam sangat besar sekali dan dia tidak suka dengan prestasi dan kelebihan
yang telah Allah berikan kepada Adam as. Ketika Adam dan istrinya diperintahkan oleh Allah untuk
menempati surga dengan fasilitas yang mewah dan sempurna. Makanlah sesuai dengan kehendakmu
tetapi Allah menguji Adam dan janganlah engkau dekati pohon ini, lalu kamu nanti termasuk orangorang
yang zhalim. Saat itulah kesempatan syaitan masuk untuk melakukan sebuah proses untuk menyesatkan
Adam dengan cara was-was memberikan ide yang membuat Adam ragu dengan targetnya adalah agar
kehormatan keduanya itu terlepas.
Pengertian Ghazwul Fikri
Ghazwul fikri merupakan strategi terbaru musuh-musuh Islam dimana menyerang Islam tidak
lagi menggunakan senjata, berhadapan (face to face) melainkan menggunakan pemikiran.
Sebagaimana pepatah menyatakan bila ingin menghancurkan Islam, hancurkan generasi muda,
bila ingin menghancurkan generasi muda, hancurkan akhlak.

Makna Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri)


Invansi / serangan pemikiran atau dalam bahasa arab dinamakan ghazwul fikri dan dalam bahasa inggris
disebut dengan brain washing, thought control, menticide adalah istilah yang menunjukkan kepada
suatu program yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur oleh musuh – musuh
islam untuk melakukan pendangkalan pemikiran dan cuci otak kepada kaum muslimin. Hal ini mereka
lakukan agar kaum muslimin tunduk dan mengikuti cara hidup mereka sehingga melanggengkan
kepentingan mereka untuk menjajah / mengeksploitasi sumber daya milik kaum muslimin.

Sejarah Ghazwul Fikri


Sejarah Ghazwul Fikri (GF) sudah ada setua umur manusia, makhluk yang pertama kali melakukannya
adalah iblis laknatullah ketika berkata kepada Adam as., “ Sesungguhnya Allah melarang kalian
memakan buah ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi. “ (Q.S.Al –
A’Raaf:20)

Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang kalian…karena itu akan
bertentangan dengan informasi yang telah diterima oleh Adam as., tetapi iblis mengemas dan
menyimpangkan makna perintah Allah SWT. Sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan
alas an pelarangan Allah yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam as tidak punya pengetahuan
tentang sebab tersebut. Demikianlah para murid – murid iblis dimasa kini selalu berusaha melakukan
ghazwul fikri dengan menyimpangkan fakta dan informasi yang ada sesuai dengan maksud jahatnya.
Setan melakukannya dengan cara yang sangat halus dan licin. Akibatnya, hanya orang – orang yang
dirahmati Allah SWT yang mampu mengetahuinya.

Kelebihan – Kelebihan Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri)


Invansi pemikiran atau ghazwul fikri dilakukan oleh para musuh islam dengan pertimbangan –
pertimbangan bahwa dibandingkan dengan melakukan peperangan militer atau fisik, maka ghazwul fikri
memiliki kelebihan – kelebihan
Bidang – Bidang Yang di serang

1. Pendidikan

Pendidikan adalah aspek penting yang menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa. Oleh
sebab itu, bidang pendidikan merupakan target utama dari ghazwul fikri . Ghazwul fikri yang
dilakukan dibidang pendidikan, diantaranya dengan membuat sedikitnya porsi pendidikan agama di
sekolah – sekolah umum (hanya 2 jam sepekan).

Hal ini berdampak fatal pada fondasi agama yang dimiliki oleh para siswa. Dengan lemahnya basis
agama mereka, maka terjadilah tawuran, seks bebas pelajar yang meningkatkan AIDS,
penyalahgunaan narkoba, vandalism, dan sebagaimananya. Ini adalah dampak jangka pendek.

Sedangkan dampak jangka panjangnya lebih berbahaya, yaitu rendahnya kualitas pemahaman
agama para calon pemimpin bangsa dimasa depan. Ghazwul fikri lainnya dibidang ini adalah pada
teknis belajarnya yang campur baur antara pria dan wanita yang jelas tidak sesuai dan banyak
menimbulkan pelanggaran terhadap syariat.

2. Sejarah

Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan disesuaikan dengan semangat islam. Materi tentang
sejarah dunia dan ilmu pengetahuan telah ghazwul fikri (GF) habis – habisan sehingga hamper tidak
ditemui sama sekali pemaparan tentang sejarah para ilmuan islam dan sumbangannya dalam
perkembangan ilmu pengetahuan.

Dalam sejarah yang dibahas hanyalah ilmuan kafir yang pada akhirnya membuat generasi muda
menjadi silau dengan tokoh – tokoh kafir dan minder terhadap sejarahnya sendiri. Ketika berbicara
tentang sejarah islam, di benak mereka hanyalah terbayang sejarah peperangan dengan pedang
dan darah sebagaimana yang selalu digambarkan dalam kaca mata barat.

Hal ini lebih diperparah dengan sejarah nasional dan penamaan perguruan tinggi, gedung – gedung,
perlambangan, penghargaan dan pusat ilmu lainnya dengan bahasa Hindu Sanksekerta, sehinga
semakin hilanglah mutiara kegemilangan islam dihati para generasi muda.
3. Ekonomi

Ghazwul fikri yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi dari motto ekonomi yaitu, mencari
keuntungan sebesar – besarnya dengan pengorbanan sekecil – kecilnya. Ketika motto ini ditelan
habis – habisan tanpa dilakukan filterisasi, maka tidak lagi memperhatikan halal atau haram, yang
penting adalah bagaimana supaya untung sebesar – besarnya.

Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme, yaitu monopoli, riba dan
pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai monopoli sudah tidak perlu dibahas lagi, cukup
jika dikatakan bahwa Amerika Serikat sendiri telah diberlakukan UU anti – trust (bagaimana di
Indonesia?). Tentang riba dan haramnya bunga bank rasanya bukan pada tempatnya jika dibahas
disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya bank tanpa bunga (bagi hasil), fatwa
MUI, fatwa Universita Al Azhar Mesir, kesepakatan para ulama islam dunia membuktikan bahaya
bunga bank dan haramnya dalam islam. Tentang keberpihakan kepada para konglomerat, semoga
dengan perkembangan era reformasi saat ini dapat diperbaiki.

Tujuan Ghazwul Fikri


1. Menghambat kemajuan umat islam agar tetap menjadi pengekor barat. Berbagai macam
pendapat nyeleneh yang ditebarkan para orientalis lewat media cetak dan elektronik berhasil
menyita perhatian umat islam dan mengetuk sebagian besar potensinya,baik untuk melakukan
kajian, bantahan dan pelurusan.

2. Menjauhkan umat islam dari Al – Qur’an dan As Sunnah serta ajaran – ajarannya. Dengan
keraguan – raguan dan penyesatan terhadap umat islam, ghazwul fikri (GF) menyeret orang –
orang awam ke jurang yang memisahkan mereka dari keislaman – Nya. Bahkan ada sebagian
yang keluar dari islam dan berpindah ke agama lain.

3. Memurtadkan umat islam. Inilah yang digambarkan Al – Qur’an dalam Surah Al Baqarah:217
yang artinya “ Mereka tidak henti – hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat)
mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.
Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka
mereka itulah sia – sia amalannya di dunia dan akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka,
mereka kekal didalamnya.”

Sasaran dilakukannya Invansi Pemikiran (Ghazwul Fikri)


Sasaran dari ghazwul fikri adalah sebagai berikut :
1. Agar kaum muslimin menjadi condong sedikit terhadap gaya, perilaku dan pola pikir barat,
seperti dalam Q.S. Al Israa:73 yang artinya “ Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan
kamu dari apa yang telah kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara
bohong terhadap kami, dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat
yang setia. “ Q.S. Al Israa:74 yang artinya “ Dan kalau kami tidak memperkuatkan (hati)mu,
niscaya kamu hampir condong sedikit kepada mereka.” Q.S. Al Israa:75 yang artinya “ Kalau
terjadi demikian, benar – benarlah kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat – lipat ganda
didunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan
mendapat seorang penolongpun terhadap kami.” Dan Q.S.Al Israa:76 yang artinya “ Dan
sesungguhnya benar – benar mereka hamper membuatmu gelisah di negeri (mekah) untuk
mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak
tinggal sebentar saja.”

2. Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan selanjutnya adalah agar kaum muslimin
mengikuti sebagian dari gaya, perilaku dan pola pikir mereka. Sebagaimana disebutkan dalam
Q.S.Ad Dukhan:25 yang artinya “ Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka
tinggalkan.” Dan Q.S.Ad Dukhan:26 yang artinya “ Dan kebun – kebun serta tempat – tempat
yang indah – indah.”

3. Pada tahap ini diharapkan kaum muslimin beriman pada sebagiannya ayat – ayat Al – Qur’an
dan Hadist Rasulullah SAW, tetapi kafir terhadap sebagian yang lainnya. Sebagaimana dalam
Q.S.Al Baqarah:85 yang artinya “ Kemudian kamu (bani israil) membunuh dirimu (saudaramu
sebangsa) dan mengusir segolongan dari pada kamu dari kampong halaman. Kamu bantu
membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan tetapi jika mereka dating
kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka. Padahal mengusir itu (juga) terlarang bagimu.
Apakah kamu beriman pada sebagian Al Kitab(taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain?
Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam
kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat,
Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.”

4. Pada tahap akhir, mereka menginginkan agar generasi kaum muslimin mengikuti syahwat dan
meninggalkan shalat. Sebagaimana dalam Q.S.Maryam:59 yang artinya “ Maka datanglah
sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia – nyiakan shalat dan memperturutkan
hawa nafsu, maka mereka akan menemui kesesatan.”
Dampak Positif dan Negatif Gahzwul Fikri

Ø Dampak Positif dari Ghazwul Fikri


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempermudah memberikan pekerjaan pada manusia
yang ada di Negara ini.

Ø Dampak Negatif dari Ghazwul Fikri


- Perusakan akhlak umat islam terutama yang masih berusia muda.

- Berusaha menggiring umat islam kepada kekafiran, khususnya umat islam yang tipis pemahaman
keislamannya.

- Menjauhkan umat islam dari agamanya dan mendekatkannya pada kekafiran.

Empat Program yang termasuk Ghazwul Fikri


Paling tidak, ada ‘empat’ hal yang termasuk dalam program al-ghazwul-fikri.
Pertama

Tasykik yakni gerakan yang berupaya menciptakan keraguan dan pendangkalan akidah kaum Muslimin
terhadap agamanya. Misalnya, dengan terus-menerus menyerang (melecehkan) Al-Qur’an dan Hadits,
melecehkan Nabi Muhammad Saw atau mengampanyekan bahwa hukum Islam tidak sesuai dengan
tuntutan zaman.

Kedua

Tasywih yakni gerakan yang berupaya menghilangkan kebanggaan kaum Muslimin terhadap agamanya.
Caranya, memberikan gambaran Islam secara buruk sehingga timbul rasa rendah diri di kalangan ummat
Islam. Di sini, mereka melakukan pencintraan negatif tentang agama dan ummat Islam lewat media
massa dan lain-lain, sehingga Islam terkesan menyeramkan, kejam, sadis, radikal dan lain sebagainya.

Ketiga

Tadzwib yakni pelarutan budaya dan pemikiran. Di sini, kaum kuffar dan munafiqin melakukan
pencampuradukkan antara hak dan batil, antara ajaran Islam dan Kafir. Sehingga ummat Islam yang
awam kebingungan mendapatkan pedoman hidupnya.
Dan keempat

Taghrib yakni “pembaratan” dunia Islam, mendorong ummat Islam agar menerima pemikiran dan
budaya Barat, seperti sekularisme, pluralisme, nasionalisme dan lain sebagainya. Keempat hal tersebut
di atas, dirasakan atau tidak, kini telah banyak mempengaruhi ucap, sikap dan perilaku kaum Muslimin
dalam meniti kehidupannya. Tidak sedikit, di antara saudara seiman kita yang terperdaya oleh program
ini.

Kini, di hadapan kita terbentang banyak tantangan. Tidak sedikit muncul berbagai macam aliran
pemikiran, paham dan gerakan dari kaum kafirin dan munafiqin yang berupaya keras meracuni jiwa
tauhid kita. Bahkan lebih dari itu, kaum kafirin dan munafiqin saling bahu-membahu melakukan aksi
pemurtadan dengan berbagai macam cara dari mulai cara yang paling halus dengan iming-iming dan
kedok kemanusiaan. Memaksa banyak ummat Islam dengan cara kasar, brutal disertai penganiayaan
untuk meninggalkan agama Islam. “Dan tiada henti-hentinya mereka selalu memerangi kalian sehingga
kalian murtad dari agama kalian, jika mereka mampu..” (Al Baqarah, 2 : 217).

Seiring dengan itu, gerakan sekularisme berskala global pun sedang berupaya keras mengenyahkan
syariat Islam dari kehidupan ummat Islam. Penguasa negara-negara kapitalis yang notabene kaum
Salibis dan Zionis, rela mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk menjerumuskan kaum Muslimin ke
dalam jurang sekularisme yang mereka tawarkan. Allah SWT berfirman: “Mereka berkehendak
memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak
menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai”(At
Taubah, 9 : 32)

Saat ini pula, kaum kuffar tak henti-hentinya memunculkan isu terorisme, sebagai isu utama - main issue
- atau isu sentral - central issue. Sasaran kampanye antiterorisme itu sebenarnya sangat mudah
dipahami oleh kita, sasarannya tiada lain adalah kekuatan Islam. Tegasnya, ummat Islam yang berupaya
menerapkan syariat Islam dan menyerukan jihad melawan kezaliman kaum kafir bersiap-siaplah
mendapat label teroris.

Kampanye antiterorisme hakikatnya merupakan bagian dari Ghazwul fikri, yakni invasi, serangan, atau
serbuan pemikiran dengan tujuan mengubah sikap dan pola pikir agar sesuai dengan yang dikehendaki.
Dalangnya (Zionis) dan antek-anteknya berupaya secara sistematis untuk menempatkan Islam dan
ummatnya agar dipandang sebagai ancaman yang sangat menakutkan.

Semakin jelas kiranya, pada era global sekarang, medan perang utama Islam vis a vis kaum kafirin dan
munafiqinadalah ghazwul fikri, selain medan perang konvensional seperti yang terjadi di Afghanistan,
Palestina, Kashmir, dan lain-lain. Senjata utama kemenangan dalam perang pemikiran ini adalah media
massa, yang terbukti sangat efektif mempengaruhi pola pikir, pemahaman, dan perilaku masyarakat.
Oleh karena itu, pihak yang lemah dalam bidang penguasaan media massa akan menjadi pihak yang
kalah perang. Ringkasnya, siapa yang menguasai media, dialah yang akan menguasai dunia, karena “The
new source of power is information in the hand of many”, sumber utama kekuasaan yang baru adalah
informasi yang menyebar kepada banyak orang (opini publik). Opini yang terus-menerus melalui media
massa bisa menentukan yang “jahat” (batil) menjadi ‘baik” (hak) dalam persepsi masyarakat atau
sebaliknya.

Adapun sarana paling efektif Ghazwul fikri (perang pemikiran) yang dibarengi dengan ghazwuts tsaqofi
(perang kebudayaan) adalah media massa termasuk di antaranya radio, televisi, suratkabar, tabloid,
majalah, buku, buletin, selebaran dan lain sebagainya.

Dalam dunia komunikasi ada istilah populer, “siapa yang menguasai informasi, dialah penguasa dunia”.
Memang telah menjadi pendapat umum bahwa siapa yang menguasai informasi, dialah penguasa masa
depan, bahwa sumber kekuatan baru masyarakat bukanlah uang di tangan segelintir orang, melainkan
informasi di tangan banyak orang.

Anda mungkin juga menyukai