Anda di halaman 1dari 5

Pengertian ghazwul fikr dapat dilihat dari segi bahasa dan segi istilah.

Ghazwul secara bahasa artinya serangan, serbuan, invasi, sedangkan fikr adalah pemikiran. Sedangkan secara istilah ghazwul fikr artinya penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat Islam guna merubah apa yang ada di dalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal yang bathil. Mengapa kita harus memahami ghazwul fikr? karena ghazwul fikr itu sangat penting bagi kita kita, yaitu : 1. Mengenal musuh Islam. 2. Mengenal sarana-sarana yang dapat memukul Islam 3. Mengenal keadaan alam Islam 4. Menghindari keraguan dalam Islam. 5. Menjadikan dakwah kepada Allah dengan melihat ayat-ayat-Nya. Adapun sasaran dari ghazwul fikr itu sendiri antara lain : 1. Menjauhkan umat Islam dari diennya / Undang-undangnya yaitu Al Quranur-karim. 2. Berusaha memasukkan orang yang kosong keislamannya kedalam aturan kafirin. 3. Memadamkan cahaya Allah. Sedangkan metoda-metoda ghazwul fikr antara lain : 1. Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas. a. Tasykik (Pendangkalan/peragu-raguan), yaitu gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan dan pendangkalan kaum muslimin terhadap agamanya. b. Pencemaran/pelecehan, yaitu upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dan menggambarkan Islam secara buruk. c. Tadhlil (penyesatan), yaitu upaya orang kafir untuk menyesatkan umat Islam dengan cara halus sampai kasar. d. Taghrib (westernisasi), yaitu gerakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam, mendorong kaum muslimin untuk menerima seluruh pemikiran dan perilaku barat. e. Selalu membuat fitnah, supaya Dien Islam menjadi buruk citranya dihadapan manusia, Islam itu terorislah, Islam itu tradisionalis dan sebagainya, mereka lakukan dengan cara membuat tandingan kepada Islam itu sendiri, seolah-olah Islamlah yang melakukannya. 2. Menyerang Islam dari dalam

a. Penyebaran sekularisme, yaitu usaha memecahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. b. Penyebaran nasionalisme, yang dapat membunuh ruh ukhuwah islamiyah. c. Pengrusakan ahlak umat Islam terutama generasi mudanya. Ghazwul fikr dapat menyebar melalui berbagai sarana, yang dikenal dengan 3F dan 5S, dimana 3F itu terdiri dari Food (makanan), Fun (Hiburan), Fashion (Cara berpakaian). Sedangkan 5S terdiri dari Song (lagu), Sex, Sport (olahraga), Shopping (berbelanja/konsumerisme), dan science (ilmu pengetahuan). Ghazwul fikr dapat menyebabkan berbagai hal antara lain : 1. Umat Islam menyimpang dari Al Quran dan As Sunnah. 2. umat Islam menjadi minder dan rendah diri 3. umat Islam menjadi ikut-ikutan terhadap budaya orang kafir 4. umat Islam menjadi tepecah belah. 5. Ummat Islam akan menjadi phobia terhadap aturan Islam itu sendiri. Comment: Sejarah membuktikan, ummat Islam tdk pernah kalah dlm peperangan fisik (qital), tapi seringkali terjebak dalam tipu muslihat musuh, diantaranya adl dg apa yg anda sebut dg ghazwul-fikr ini, atw juga kita kenal dg psy-war, hegemoni, propaganda, dsb... Dlm salah satu wawancara, syaikh Ayman Azzhawahiry (hafizhahullah) pernah menyatakan bahwa, "lebih dari setengah peperangan ini merupakan perang media", dan tentu saja ucapan beliau ini berangkat dari pengalaman dan pemahamannya yg luas atas sejarah peperangan di masa lalu dan realitasnya hari ini di zaman modern. Bahkan, spt kita tahu, musuhpun memberikan perhatian, upaya dan dana yg sgt besar guna melancarkan ghazwul-fikr ini terhadap ummat Islam. di sinilah arti penting optimalisasi alternatif media-media dakwah popular dalam melakukan kontra-hegemoni dan kontra-propaganda, melindungi ummat dari penyesatan opini dan pemutarbalikkan fakta, serta diseminasi fakta, berita dan analisa yg berpihak terhadap Islam dan ummat Islam. InsyaaLlah. Semoga Allah SWT menerima upaya anda dan kita semua sbg bhakti kita kepada-Nya. amiin.

Ekonom rabbani untuk regional madani, adalah sebuah tagline yang baru diangkat oleh dan dicanangkan di Rakernas FoSSEI kemarin. Idea yang dicanangkan oleh para presnas dan disepakati oleh semua regional yang hadir dalam rakernas tersebut. Idea, yang menurut harapan mereka, menjadi misi bersama tiap langkah mereka yang concern dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Islam di tanah air. Kerinduan mereka, pada suatu perubahan yang mendasar dan membawa kesejahteraan dan maslahah bagi umat manusia. Ekonom Rabbani, saya lebih melihat sebagai sebuah cita-cita sebagaimana yang dicita-citakan Dr Muhammad Syafii Antonio M.Ec, bahwa mereka adalah para intelektual hybrid yang satu sisi mereka sangat kepakaran mengenai dunia keuangan,ekonomi, dan bisnis di saat yang sama analysis mereka bersumber dari petunjuk Rabbani dan merujuk langsung pada kekayaan khazanah Islam atau turats yang menjadi referensi dunia islam di basic keilmuan. Maka, hampir mendekati apa yang didefinisikan oleh Dr Ugi Suharto, dalam wawancaranya di Jurnal Islamia, worldview ekonomi Islam, kata Ustadz yang terpilih menjadi mahasiswa ekonomi terbaik di IIUM ini, harusnya terintegrasi dengan sistematis dan utuh dengan bangunan ekonomi Islam itu sendiri. Epistemologinya Islam, sebab seorang muslim tanpa worldview Islam hanya akan menjadi korban dalam ekspansi pemikiran yang menurut Ust Hamid Fahmy Zarkasy, korbannya tidak kelihatan, yang ada adalah mereka yang linglung dan bingung siapa dirinya dan untuk apa dirinya lalu berpihak ke siapa ?? jika ke Islam, harus siap dengan stigma teroris jika ke barat harus siap dituduh konspirator. Oh My God !! Lain halnya dengan istilah regional madani,apalagi menggandengkannya dengan tataran bersifat cita-cita seperti Ekonom Rabbani namun lebih khusus, konsep masyarakat madani oleh sebagian sarjana muslim dan cendikiawan muslim dengan tergesa banyak yang menggandengkannya dengan konsep Civil Society yang malah notabene secular. Sebagai sebuah produk peradaban Barat, Civil society berangkat dari kenyataan sejarah dan pengalaman yang dialami oleh masyarakat barat pasca revolusi prancis dengan sejalan seiring dengan masa renaissance dan aufklarung. di dialami sebagai masa pencerahan dan symbol fase barat yang lebih beradab. Trauma dan geli, yang dialami masyarakat barat saat hidup dalam kungkungan agama. Sindiran pedas seorang intelektual barat pernah mengibaratkan jika berjalan di belakang seorang wanita saja seseorang harus hati-hati maka berjalan di belakang seorang pendeta jauh sangat lebih hati-hati. Jika dipetakan lebih lanjut, Civil Society ini ternyata ada di semua kubu pemikiran barat. Mulai dari kalangan Karl Marx yang pernah menghangatkan sejarah dunia dengan warna merah darah, hingga Hegelian dan Gramsci bahkan aristoteles tak satupun yang melewatkan civil society dalam bahasan mereka pada sebuah dunia yang dimpikan lebih beradab dan kesejahteraan serta kemakmuran menjadi cita utama dari perjalanan konsep civil society ini. Berbanding terbalik dengan apa yang dinyatakan oleh Syed Muhammad Naquib Al Attas (1978), dalam bukunya Islam and secularism, Syed Naquib Al Attas menguraikan perspektif lain dari akarnya bahasa melayu yang menurut beliau sangat berat jika dipisahkan dari kemapanan tradisi agama dari mulai membentuk epistemology hingga mengatur hal-hal terkecil yaitu bahasa arab. Madinah, memang menjadi rujukan awal sebuah kehidupan yang mana Baginda Nabi SAW dan para sahabat-sahabatnya membangun sebuah system kehidupan. Tidak saja sebagai utusan Allah tetapi semuanya tidak terkecuali Fazlur Rahman, rujukan utama kalangan liberal, menyatakan

bahwa Baginda Nabi SAW adalah selain sebagai pemimpin ummat juga sebagai kepala negara. Walaupun gokilnya fakta ini diingkari oleh murid-muridnya sendiri di Indonesia. Tetapi Madinah tidak berhenti sebagai sebuah nama kota yang didoakan oleh nabi diberi rahmat oleh Allah dua kali lipat lebih banyak dari Mekkah. Madinah tidak berhenti sebagai The Main Role Model sebuah gambaran dan tatanan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan di bawah naungan Islam. Kembali pada sejumlah poin yang dipaparkan oleh Syed Muhammad Naquib Al Attas mengenai regional madani, penerjemahan religion dalam bahasa inggris untuk entry agama dirasa kurang dari makna yang dikehendaki oleh karakteristik keyakinan sebagai seorang Muslim. Oleh karena itu yang paling mendekati adalah Din. Nah, Din diuraikan menjadi Dyn,Dana, Dayyan, Duyyun, yang memiliki kandungan makna hutang,keadaan berhutang,penyerahan diri, dan kecenderungan alami. Untuk Dana, atau duyyun, memberikan gambaran proses hidup manusia sebagai keadaan berhutang dengan Sang Penciptanya. Nah logikanya, orang diberi hutangan akan menerima syarat-syarat yang pemberi hutang. Jadilah ada makna tunduk, berserah dan taat agar proses berhutang itu menjadi mudah. Agar hutangan itu diterima oleh Yang Maha Memberikan Kehidupan manusia harus mengikut syarat-syarat yang ditetapkaNya sebaimana menurut Syed Naquib Al Attas mengenai firman Allah SWT Demi langit yang mengandung Hujan ( QS At Thariq : 11 ) Raj menurut Al Attas secara literal bermakna kembali hujan sebagai sebuah proses yang terus menerus dan selalu kembali setiap saat. Maka pengembalian ini, menurut Al Attas dilihat dari segi manfaat, keuntungan, dan perolehan. Oleh karena itu Raj bermakna similar dengan Rabah.Ribhun,Roobih yang semuanya berarti untung, laba dan keuntungan. Lain halnya konsep laba dalam akuntansi Islam ada yang menyebutnya sebagai Ghallah ada juga yang tetap menggariskannya sebagaimana Ribhun. Atau keuntungan. Maka, menurut Syed Al Attas, apabila seorang ingin beruntung hidupnya di dunia dan akhirat sebagai seorang abid atau hamba yang berhutang maka ia harus mengembalikan dirinya kepada Allah SWT Yang Maha Menciptakan kehidupan dan Yang Maha Mematikan.jadinya beragama adalah bentuk rasa berhutang pada Yang Maha Pencipta. Benarlah sabda Baginda Nabi SAW Man Dana Nafsahu raabiha barangsiapa yang memperhambakan dirinya, dialah yang beruntung begitu kata Nabi akhir zaman ini. Tetapi uniknya sekalipun telah dipaparkan secara detail oleh Syed Naquib Al Attas bahwa Madani mempunyai relasi yang kuat dengan konsep din berikut turunannya dan mempunyai akar kata hingga membentuk istilah Maddana yang bermakna membangun, atau membina kota, ia lahir justru setelah muncul Madinah !, Berarti kita bisa simpulkan bahwa Madani adalah tatanan masyarakat yang menjadikan berperilaku dan berkarakteristik seperti penduduk Madinah yang menyerahkan diri kepada aturan dan syariah Allah sebagai syarat untuk memperoleh keuntungan dan kebahagiaan. Sebagai syarat kalau dirinya adalah hamba Allah yang berhutang padaNya dengan cara menerapkan aturan dan kehendakNya dalam berperilaku sebagai makhluk sosial. Jadilah Madani duduk bersama Tamaddun,Madaniyah, Peradaban, Tatanan Masyarakat yang beradab dengan menjadikan ketaatan sebagai inspirasi membangun jati diri bangsa dan pola pikir ummatnya jika tak beradab maka jadilah biadab !!

Ala Kulli Hal, Ekonom Rabbani Untuk Regional Madani menempatkan kembali antara perilaku individu pelaku ekonomi ke sarangnya, atau ke worldview bahwa ia punya kewajiban sebagai seorang hamba pada Rabbnya agar ia beruntung dunia akhirat berbuat sesuai petunjuk Yang Memberikan Hutangan.agar berperilaku ekonomi yang jauh dari gharar,zhalim,gambling dan maksiyat. Dualism jiwa yang biasa terjadi pada kalangan intelektual barat diharapkan bukan bagian dari elemen kejiwaan seorang ekonom Rabbani. Kalau Politik saja bisa untuk Dawah apalagi Ekonomi sangat bisa Untuk Maslahah. Begitulah gambarannya. Komprehensif dan truly Rabbani !!

Anda mungkin juga menyukai