Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karna
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Tantangan dan Peluang Peradaban Islam”. Adapun tugas makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Atep Abdurofiq, M.Si
selaku dosen mata kuliah Studi Islam II.
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada pihak-pihak yang
telah membantu kami menyelesaikan tugas ini dari dukungan teman-teman, orang
tua, serta bimbingan dan kesempatan yang telah diberikan Bapak Atep Abdurofiq,
M.Si, kepada kami untuk membahas Tantangan dan Peluang Peradaban Islam.
Kami sudah berusaha sebaik mungkin dalam mengerjakan makalah ini,
namun mustahil apabila makalah yang kami buat tidak ada kekurangan maupun
kesalahan, maka dari itu kami berharap kritik dan saran dari para pembaca yang
dapat membangun kami menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap dari penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kami serta para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Kekuatan dan Kelemahan Umat Islam


B. Peluang dan Tantangan yang di Hadapi Umat Islam
C. Strategi Organisasi Sosial Keagamaan dan Politik dalam Membangun
Masa Depan Peradaban Islam

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kajian ilmiah mengenai Islam di Indonesia menyangkut berbagai


permasalahan yang tidak semuanya transparan bagi banyak orang,
sehingga hasilnya juga tidak bisa dianggap taken for granted (selalu
benar).1 Seperti contohnya mengenai tantangan dan peluang peradaban
Islam. Banyak yang tidak menyadari bahwa seiring berkembangnya arus
zaman maka berubah pula kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada
perubahan peradaban umat manusia terutama yang beragama. Perubahan
yang bersamaan dengan perkembangan zaman ini ada yang positif adapula
yang negatif serta tidak menutup kemungkinan pula bahwa peradaban
Islam berbeda dilihat dari sudut geografis.

Peradaban Islam di Indonesia tentu berbeda dengan yang ada di


Makkah, Madinah serta negara-negara lain. Kesenjangan peradaban Islam
antara Indonesia dan negara lain contohnya ketika kerajaan Hindu
Majapahit di sini mencapai kejayaannya, Anak Benua India justtru sudah
cukup lama berada dalam kekuasan Islam.

Kesenjangan intelektual dan kultural antara Indonesia dan Dunia


Islam pada umumnya juga dirasakan akibat kenyataan yang lain lagi.
Yaitu, bahwa Indonesia adalah bangsa Muslim non-Arab seperti Malaysia,
Brunei, Maladewa, (minoritas Islam) India, Pakistan, Afganistan, Iran,
Turki, dan beberapa republik Soviet Asia Tengah, sehingga dampak
peradaban Islam kurang dapat dirasakan secara langsung jika
dibandingkan dengan negara asal agama Islam yaitu Arab.

Namun, kita mengetahui bahwa pengenalan Islam di Indonesia


secara langsung dari dunia Arab itu menjadi lebih intensif ketika
diperkenalkan oleh saudagar-saudagar asal negeri Arab. Dibuktikan
1
Nurcholis Madjid, Tradisi Islam,Bandung: Paramadina, 1996, hlm. 3
dengan adanya penemuan peninggalan-peninggalan karya seni berupa
karya sastra, ilmu, musik, dan sebagainya yang memacu umat Muslim
untuk mengembangkan kreativitasnya yang dapat menjadi peluang
berkembangnya peradaban Islam. Hal ini juga memicu ketertarikan umat
muslim di Indonesia untuk menggali Islam lebih dalam berkat penemuan
mesin uap untuk kapal-kapal yang memudahkan transportasi ke Tanah
Suci—ini merupakan faktor yang cukup menarik. Juga kita ketahui bahwa
perkembangan ini membawa “dampak IPTEK” (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi) yang pertama kepada Islam Indonesia, yang dikenalkan dan
kemudian menyebarkan faham-faham ini “yang lebih murni”.

Oleh karena itu, dalam pembuatan makalah ini kami akan


membahas tentang apa saja tantangan dan peluang yang dialami Umat
Muslim dari berbagai zaman serta bagaimana solusi untuk mengatasi
permasalahan dengan meneladani tokoh-tokoh Muslim serta organisasi-
organisasi sosial dan politik Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kekuatan dan kelemahan Umat Islam?
2. Bagaimana tantangan dan peluang yang dihadapi Umat Islam?
3. Bagaimana strategi Organisasi Sosial Keagamaan dan Politik dalam
Membangun Masa Depan Peradaban Islam?

C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat
menganalisa dan memahami apa saja kekuatan dan kelemahan Umat Islam
sehingga mahasiswa dapat menganalisa tantangan serta peluang yang
dihadapi Umat Islam seiring perkembangan zaman yang mempengaruhi
peradaban Islam. Mahasiswa juga dapat mencari teladan dari tokoh-tokoh
Muslim serta organisasi keagamaan dan politik sehingga mampu
memberikan solusi terhadap permasalahan untuk menghadapi masa depan
peradaban Islam.
D. Manfaat
1. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan Umat Islam.
2. Dapat memahami tantangan dan peluang yang dihadapi Umat Islam.
3. Dapat memahami dan meneladani strategi Organisasi Sosial
Keagamaan dan Politik dalam Membangun Masa Depan Peradaban
Islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KEKUATAN DAN KELEMAHAN UMAT ISLAM


1. Kekuatan Umat Islam

Perkembangan zaman yang terjadi saat ini sungguh luar biasa


pesat. Berbagai macam penemuan telah dilakukan oleh masyarakat di
seluruh dunia, mulai dari penemuan budaya, teknologi bahkan
perkembangan ideologi. Hal ini merupakan hal yang wajar karena pada
dasarnya manusia adalah makhluk yang tidak pernah bisa berhenti
untuk berkarya. Namun demikian, seiring perkembangan zaman
tantangan umat Islam sungguh berat dalam menghadapi era modern
ini, dimana umat Islam seperti dihadapkan pada era globalisasi,
informasi, dan teknologi. Sehingga muncul pertanyaan apakah umat
Islam siap untuk menghadapi era globalisasi, informasi, dan teknologi
ini.

Dalam menghadapi era globalisasi ini umat islam masih


memiliki kekuatan – kekuatan, antara lain :

1) Tingginya Kemampuan Literasi


Buku dianggap sebagai salah satu warisan sebuah
peradaban yang gemilang, maka peradaban Islam menjadi
peradaban masa depan yang ditopang oleh buku. Di samping
menjadi sumber inspirasi bagi kemajuan Islam, buku juga
menjadi ukuran sejauh mana sebuah peradaban dipandang
maju. Para khalifah Islam pada masa lalu memahami benar hal
ini. Pada abad ke-10, misalnya, di Andalusia terdapat 20
perpustakaan umum, salah satu yang terkenal diantaranya
adalah Perpustakaan Umum Cordova, yang saat itu memiliki
tidak kurang dari 400 ribu judul buku. Ini termasuk jumlah
yang luar biasa untuk ukuran zaman itu. Padahal empat abad
setelahnya, dalam catatan Chatolique Encyclopedia.
Perpustakaan Gereja Canterbury yang terbilang paling lengkap
pada abad ke-14, hanya miliki 1800 judul buku. Jumlah itu
belum seberapa, apalagi jika dibandingkan dengan
Perpustakaan Darul Hikmah di Kairo yang mengoleksi tidak
kurang dari dua juta judul buku.
2) Umat Islam yang Cinta Tolerans
Masyarakat madani yang kita cita-citakan hanya dapat
terwujud bila kita mengarah kepada ittihadul ummah.
Kemenangan islam yang mengalahkan kaum paganis musyrikin
telah membuktikan bahwa suatu tradisi ditangan daulah
islamiyah masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain
dapat hidup tentram dan damai. Hidup yang rukun,
berdampingan dan saling menghargai telah ditunjukan oleh
kebesaran jiwa islam sejak periode madinah dan futtuh mekkah
maupun pada saat kejayaan pemerintahan Islam di Andalusia
3) Persaudaraan

Persaudaraan sesama muslim merupakan kunci utama


kekuatan umat Islam. Orang beriman yang bersaudara itulah
yang memperkuat umat islam dan yang persaudarakan umat
islam adalah Allah. Inilah barang termahal, yaitu persatuan
yang tidak bisa dibeli dengan harta sedunia terjadi kerukunan
kebersamaan dan persatuan diantara umat Islam sehingga Allah
kuatkan Islam.

2. Kelemahan Umat Islam


Selain mempunyai kekuatan, kondisi umat Islam saat ini juga
penuh dengan kelemahan–kelemahan. Kelemahan – kelemahan itu
terdiri dari kapasitas intelektual dan problematika moral. Kelemahan
dalam kapasitas intelektual adalah sebagai berikut :
1) Lemah dalam Pengorganisasian

Sekarang ini terjadi gerakan – gerakan yang


mengibarkan bendera kebathilan, mereka membangun
pengorganisasian yang solid sementara umat Islam lemah
dalam pengorganisasian sehingga kebathilan akan diatas angin
sedangkan umat Islam akan menjadi pihak yang kalah.

2) Lemah dalam Pendidikan


Kelemahan dalam aspek pendidikan formal dan
informal sangat dirasakan oleh umat Islam masa kini. Jika
pendidikan, pembinaan dan pengkaderan lemah maka akan
mustahil terjadinya kebangkitan umat.
3) Lemah dalam Ilmu Pengetahuan

Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi sedang


berkembang pesat, tetapi umat Islam terasa tertinggal bila
dibandingkan umat yang lainnya, hal ini disebabkan karena
wawasan umat Islam yang sempit dan terbatas juga lemah
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Selain itu kemauan
umat untuk menuntut ilmu juga sangat rendah.

4) Lemah dalam Keamanan


Masa kini umat Islam lengah dalam menjaga keamanan
diri dan kekayaan baik moril dan materil. Begitu pula dengan
iman, tidak sedikit umat lslam yang sudah tidak lagi
menjaganya dan membiarkan pengaruh – pengaruh aqidah lain
datang tanpa ada proteksi.
5) Lemah dalam Perencanaan – perencanaan
Saat ini banyak umat islam yang tidak memiliki tujuan
yang jelas. Berbagai rencana yang dibuat penuh dengan misteri.
Hal tersebut disebabkan oleh umat Islam yang tidak
mendapatkan pembinaan yang baik dan tidak memiliki
wawasan ilmu pengetahuan yang memadai.

Sedangkan kelemahan dalam problematika moral yang


dihadapi oleh umat islam adalah sebagai berikut :

a. Hilangnya Rasa Sabar

Kesabaran merupakan salah satu pertolongan


yang paling pokok bagi keberhasilan seorang muslim,
namun saat ini banyak orang yang tidak bersabar dan
pada akhirnya melakukan hal – hal yang merugikan
dirinya sendiri dan orang – orang disekitarnya.

b. Hilangnya Keberanian

Umat Islam pada zaman dahulu memiliki prinsip


laa marhuba illalah sehingga tidak memiliki keberanian
kepada Allah SWT dan selalu mengikuti perintahnya.
Namun sekarang umat Islam mengalami penyakit, yaitu
Al Juban . Oleh karena itu rasa takut yang dulu ada kini
berubah menjadi keberanian menentang perintah Allah
SWT.

c. Hilangnya Sikap Teguh Pendirian

Saat ini umat Islam mulai memperlihatkan


kemudahan dalam mengalami penyimpangan –
penyimpangan dalam hidupnya, baik disebabkan oleh
termakan rayuan maupun terserang oleh teror-teror.
Salah satu contoh hilangnya sabat ini adalah banyaknya
hal – hal yang sering diucapkan namun tidak
dipraktekan.
d. Hilangnya Komitmen
Dewasa ini banyak kaum muslimin yang tidak
bisa berkomitmen terhadap Islam bahkan tidak
sepenuhnya sadar bahwa Islam harus menjadi hal yang
paling utama dalam hidupnya.
B. TANTANGAN DAN PELUANG YANG DIHADAPI UMAT ISLAM
1. Tantangan Umat Islam
Belakangan ini umat Islam sedang diguncang oleh banyak isu,
baik dalam skala nasional maupun internasional. Polemik tentang
peran agama di Indonesia seakan tidak ada hentinya. Terlebih lagi, jika
menyangkut sebuah kepercayaan yang pemeluknya adalah mayoritas
dari warga bangsa. Sikap saling berbantahan akan menguras energi
masing-masing kelompok untuk menunjukkan bahwa pahamnyalah
yang paling benar. Tanpa disadari, musuh-musuh Islam akan tertawa
melihat fenomena tragis ini. Maka dari itu, saat ini Islam mendapatkan
banyak tantangan dari berbagai isu yang beredar tersebut. Berikut ini
adalah beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh umat Islam, yaitu
a. Pernikahan Beda Agama
Di penghujung tahun lalu, Indonesia digegerkan lagi
dengan persoalan menikah lintas agama. Sebenarnya polemik
tersebut sudah terjawab dalam UU nomor 1 tahun 1974 yang
menyebutkan pada pasal 2 ayat (1), "Perkawinan adalah sah
apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan
kepercayaannya itu." Jika ada agama yang mengharamkannya,
maka tidak sah. Hal itu berlaku bukan hanya pada Islam.
Namun, ketegasan pemerintah masih belum terlihat sehingga
terdapat celah untuk menikah beda agama di luar negeri karena
Kantor Catatan Sipil tetap dapat mencatat pernikahan beda
agama di luar negeri.
Hukum pernikahan beda agama atau biasa juga dikenal
dengan pernikahan lintas agama selalu menjadi polemik yang
cukup kontroversial dalam masyarakat, khususnya negara yang
memiliki berbagai macam penduduk dengan agama yang
berbeda-beda.
Dilihat dari dua sudut pandang pada hukum pernikahan
berbeda agama dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan
pasangan yang menikah, yaitu :
a) Hukum seorang laki-laki muslim menikahi perempuan non
muslim (beda agama)

Pernikahan seorang lelaki muslim menikahi seorang


wanita yang non muslim dapat diperbolehkan, tapi di sisi
lain juga dilarang dalam Islam, untuk itu terlebih dahulu
sebaiknya kita memahami terlebih dahulu sudut pandang
dari non muslim itu sendiri.

1) Laki-laki yang menikah dengan perempuan ahli kitab


(Agama Samawi),
yang dimaksud agama samawi atau ahli kitab
disini yaitu orang-orang (non muslim) yang telah
diturunkan padanya kitab sebelum Al-Qur'an. Dalam
hal ini, para ulama sepakat dengan kitab Injil dan
Taurat, begitu juga dengan nasrani dan yahudi yang
sumbernya sama. Untuk hal seperti ini, pernikahannya
diperbolehkan dalam islam. Adapun dasar dari
penetapan hukum pernikahan ini, yaitu mengacu pada
Al-Qur'an, Surat Al-Maidah : 5
“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-
baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi
Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal
pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-
wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-
wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga
kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab
sebelum kamu, bila kamu telah membayar maskawin
mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan
maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya
gundik-gundik. Barang siapa yang kafir sesudah
beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka
hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk
orang-orang merugi.”
2) Lelaki muslim menikah dengan perempuan bukan ahli
kitab.

Yang dimaksud dengan non muslim yang bukan


ahli kitab disini yaitu kebalikan dari agama samawi
(langit), yaitu agama ardhiy (bumi). Agama Ardhiy
(bumi), yaitu agama yang kitabnya bukan diturunkan
dari Allah SWT., melainkan dibuat di bumi oleh
manusia itu sendiri. Untuk kasus yang seperti ini, maka
diakatakan haram. Adapun dasar hukumnya yaitu Al-
Qur'an, surat Al-Baqarah : 222

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita


musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya
wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah
kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan
wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari
orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka
mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga
dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia
supaya mereka mengambil pelajaran.”
3) Perempuan muslim menikah dengan laki-laki non
muslim
Dari Al-Qur'an, surat Al-Baqarah : 221
sudah jelas tertulis bahwa:
"...Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik
(dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka
beriman...”
Pernikahan seorang muslim perempuan sudah
menjadi hal mutlak diharamkan dalam Islam, jika seorang
perempuan tetap memaksakan diri untuk menikahi lelaki
yang tidak seagama dengannya, maka apapun yang mereka
lakukan selama bersama sebagai suami istri dianggap
sebagai perbuatan zina.
a. Toleransi Agama yang Kebablasan

Toleransi adalah konsep moderat untuk


menggambarkan sikap saling menghormati dan saling
bekerja sama di antara komponen-komponen
masyarakat yang berbeda. Baik beda agama, suku
bangsa, etnis, bahasa, budaya, maupun politik. Dalam
toleransi beragama harus dipahami hanya sebagai
bentuk pengakuan kita akan adanya agama-agama lain
selain agama kita dalam bentuk system, tata cara
peribadatannya dan memberikan kebebasan mereka
untuk menjalankan keyakinan agama mereka masing-
masing. Bukan berarti kita harus mengikuti apa yang
mereka lakukan dalam agama mereka, terutama dalam
hal akidah karena hukumnya adalah haram bagi kita
umat islam.
b. Banyaknya muncul paham-paham baru dalam islam
yang menyebabkan pertentangan dan perpecahan dalam
umat islam.
c. Berkembang pesatnya agama Islam di seluruh dunia
namun belum bersatunya negara-negara islam sehingga
belum terkumpul kekuatan yang besar dalam islam.
d. Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi
barat, nilai-nilai agama berangsur-angsur mulai
bergeser

Umat Islam harus konsisten mengikuti jalan yang


lurus sebagaimana ditetapkan Kitabullah dan Sunnah
Rasul-Nya. Selain itu, harus waspada terhadap jalan-jalan
lain yang dipromosikan dan dipropagandakan orang yang
tidak suka dengan Islam, meskipun dari lisannya mungkin
meluncur kalimat-kalimat pemanis. Masih banyak lagi
masalah yang timbul (dan berpotensi timbul) ke
permukaan. Saat ini, Indonesia bahkan dunia sangat
membutuhkan soliditas kaum Muslimin. Tanpa persatuan
yang teguh dan semangat untuk saling membantu, umat
Islam akan kembali dijajah dalam berbagai aspek
kehidupan.

2. Peluang Umat Islam

Pada zaman yang semakin berkembang ini banyak tantangan –


tantangan yang dihadapi oleh umat islam dari berbagai bidang.
Namun, dibalik tantangan – tantangan yang dihadapi, dapat kita
temukan beberapa peluang yang dapa tmemajukan umat islam.
Beberapa contoh peluang tersebut adalah sebagai berikut :
a) Semua Ilmu Pengetahuan Sudah Tertera di dalam Al – Quran

Seharusnya umat Islam itu memiliki peluang yang


sangat besar untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,
karena semua ilmu pengetahuan jelas sudah tertera di dalam Al
Quran. Al Quran yang diwahyukan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad bertujuan untuk menjadi pedoman hidup manusia.
Oleh karena itu umat Islam tak boleh tertinggal dalam hak
penguasaan teknologi, namun perlu diingat pula umat islam
juga jangan sampai meninggalkan Al Quran.

b) Berkembangnya Ekonomi Syariah

Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dalam satu


dekade terakhir ini berkembang pesat dan semakin menarik.
Pasca 1998, bank-bank umum berbasis sistem syariah mulai
tumbuh. Kini, ada kurang lebih sekitar 10 bank umum syariah
di Indonesia. Belum lagi, ditambah dengan puluhan bank
perkreditan syariah di berbagai wilayah. Menariknya lagi,
pertumbuhan perbankan syariah diikuti juga dengan asuransi
syariah, pegadaian syariah, koperasi syariah, BMT/jasa
keuangan syariah dan pasar modal syariah.Begitu pula dengan
perkembangan sektor zakat dan wakaf sebagai salah satu pilar
ekonomi Islam. Kesadaran sebagian umat Islam untuk
menunaikan zakat dan wakaf semakin besar. Apalagi, baru-
baru ini Presiden SBY me-launching wakaf tunai. Fenomena
tersebut membuktikan bahwa masyarakat Indonesia memiliki
kesadaran untuk menerapkan syariat Islam dalam bidang
ekonomi.
c) Lebih Mudah dalam Melakukan Dakwah
Berbicara dakwah memang selalu identik dengan
seorang ustadz yang sedang khutbah di atas mimbar. Dihadiri
oleh para mustami atau jamaah dan dilaksanakan di masjid.
Itulah pandangan dari seorang yang awam akan hakikat
dakwah yang sebenarnya. Jika kita perhatikan, batasan dakwah
itu tidak terbatas oleh tempat dan metode. Dakwah bisa
dilakukan dimana saja, kapan saja, dan dengan cara apa saja,
selama tidak menyimpang dari koridor yang sewajarnya. Oleh
karena itu, cakupan dakwah memiliki arti yang luas dan metode
yang tak terbatas.
Semua cara bisa kita lakukan dengan tidak merubah
dari substansinya. Salah satunya dengan memanpaatkan media
massa yang berkembang saat ini. Seperti dakwah dengan
menggunakan media-media digital, seperti ceramah pengajian
yang disimpan di computer berupa Mp3, video, dan
sebagainya. Dengan demikian, maka isi pengajian tidak akan
mudah hilang. Jika kita lupa atau mau mendengarkan kembali
maka tinggal di play saja. Semuanya menjadi mudah dan
praktis. Lebih jauh lagi, sekarang telah beredar Al-Quran
digital, hadist digital, dan buku-buku islami digital. Semuanya
dibuat untuk memudahkan kita dalam memahami ajaran-ajaran
agama. Misalnya, ketika kita akan mencari suatu tema dalam
Al-Quran maka kita tidak mesti membuka lembar perlembar.
Tetapi kita tinggal langsung masukkan kata kuncinya maka Al-
Quran digital tersebut akan memunculkan hasilnya. Selain itu,
dalam Al-Quran digital juga diisi dengan audionya. Sehingga
kita bisa membaca sekaligus mendengarkan bacaannya.
Atas dasar itu, maka tidak ada salahnya jika kita mulai
melirik dan menggunakan media-media ini untuk kepentingan
dakwah – dengan tidak meninggalkan tradisi mengaji di masjid
secara berjamaah. Tetapi media ini digunakan sebagai sarana
penambah dan pelengkap untuk berdakwah.
C. Strategi Organisasi Sosial Keagamaan dan Politik dalam Membangun
Peradaban Islam

Dapat kita ketahui bahwa politik indonesia tidak pernah luput dari
perjuangan para tokoh-tokoh muslim serta organisasi yang memliki
peranan penting dalam mengajarkan dan menyebarkan paham berpolitik
dengan berpegang teguh pada ajaran islam, dan inilah beberapa tokoh dan
organisasi yang mendedikasikan kepada pembangunan politik di
indonesia, yaitu :

1. Muhamadiya
Didirikan oleh KH, Ahmad Dahlan pada tahun 1912. Umat
islam sedang dalam kondisi yang sangat terpuruk. bersama seluruh
bangsa Indonesia mereka terbelakang dengan tingkat pendidikan
yang sangat rendah kemakmuran dan ekonomi yang parah serta
kemampuan politis yang tidak berdaya. Lebih memperhatinkan lagi
identitas keislaman merupakan salah satu poin negatif kehidupan
umat. Islam waktu itu identik dengan profil kaum santri yang
selalu mengurusi kehidupan akhirat sementara tidak tahu dan tidak
mau tahu dengan perkembangan zaman sementara lembaga
organisasi keagamaan juga masih berkelut dengan urusan yang
tidak banyak bersentuh dengan dinamika realitas sosial apalagi
berusaha untuk memajukan.
Prinsip utama gerakan Muhammadiyah merupakan hasil
pemahaman terhadap ajaran islam yang termaksub dalam al-qur’an
dan sunnah hasil pemahaman demikian dirumuskan sebagai pola
kelakuan perjuangan muhammadiyah yang kemudian mendorong
memberi arah dan bentuk setiap aktifitas Muhammadiyah.
keseluruhan dari prinsip perjuangan Muhammadiyah dapat
dikelompokan menjadi lima prinsip yaitu :
b) Prinsip gerakan islam
c) Prinsip gerakan sosial
d) Prinsip gerakan dakwah
e) Prinsip gerakan ilmu
f) Prinsip gerakan tajdid

KH, Ahmad Dahlan juga melihat perlunya dilakukan


pembaharuan system pendidikan islam dari pesantren menjadi
system pendidikan modern, karena itu tidak mengherankan jika
berdirinya muhammadiyah diawali dengan “pendiri sekolah
islam, yakni gabungan antara pendidikan umum dengan system
madrasah, dirumah sendiri, dikampung kaum yogyakarta
melalui lembaga pendidikan inilah pendiri Muhammadiyah ini
mencoba merealisasikan gagasannya untuk menjadi organisasi
sosial keagamaan berlebel Reformasi.” Maka dari itulah lima
prinsip muhamadiyah dijadikan sebagai hubungan sistematis
yang dijadikan prioritas dalam menjalankan aktivitas
berdasarkan satu prinsip bahkan semua prinsip sekaligus.

Kehadiran sebuah organisasi sosial keagamaan


dipandang sebagai suatu kemajuan dikalangan umat islam. Hal
itu merupakan tradisi keagamaan yang dipengaruhi oleh
budaya keraton dan sinkretis. Sehingga menyebabkan KH,
Ahmad Dhlan memilih pembaharuan sebagai upaya
memurnikan ajaran islam dengan cara mengembalikannya
kepada dua sumber utama yaitu; Al-Qur’an dan As-sunnah.

Sejak muhamadiyah berdiri secara “bernawitu”


menjadi sebuah gerakan islam yang berpegang teguh terhadap
ajaran Allah swt, Al-quran maupun Rasullulah. Hal ini
dibalutkan dalam pemikiran modern sehingga menumbuhkan
cara hidup yang dinamik, rasional, dan individual serta gaya
hidup kota yang duniawi dan mampu mengkombinasikan pola
dan metode organisasi barat yang modern dengan prinsip dan
nilai islam mempunyai kepercayaan pada diri sendiri.

Adapun dinamika demokrasi politik kebangsaan dan


orientasi pada idea masyrakat madani di masa depan. Peran
muhammadiyah dapat dilihat dari kemampuan gerakan
menempatkan diri sebagai pencerah sebagai etos gerakannya.
Dan hal inilah yang sebuah pesan yang telah diperbaharui oleh
Kh, Ahmad Dahlan. Sehingga kini muhamadiyah mampu
menyerap berbagai pusat keunggulan pada masanya.

Gerakan itu dapat dilihat setelah mengalami perubahan


formalisasi atas pembaharuannya dalam berbagai lembaga dan
terutama sesudah pengembangan Tarjih sebagai lembaga
fatwa hukum fikih. Setelah Kh, Ahmad Dahlan wafat
muhammadiyah mengalami kemajuan yang identik dengan
tajrih yang diartikan sebagai lembaga fatwa syariah (fiqih).

Formalisasi itu menjadi lebih hebat setelah


muhammadiyah menunjukan ketertarikannya terhadap
kekuasaan dan permainan politik setelah kemerdekaan
indonesia 1945 dan bertepatan dengan berdirinya masyumi. Hal
ini pun didasari oleh kekaguman terhadap keberhasalan Kh,
Ahmad dahlan dalam membangkitkan semangat sosial dan
kebudayaan pemeluk islam.

2. Persis (Persatuan Islam)

Persatuan islam merupakan organisasi yang berlabel


modernis lahirnya persatuan islam di telah memberi warna baru
bagi sejarah peradaban islam di Indonesia. Kemunculan Persis
didasari oleh keinginan masyarakat pada pembentukan pendidikan
islam. Maka dari itulah pendidikan islam otomatis mengikuti
perkembangan tersebut sehingga lahirnya organisasi islam
termaksud Persis.
Persis merupakan organisasi yang bergerak dalam
pendidikan, dakwah dan sosial kemasyarakatan yang sesuai dengan
tuntunan Al-Qur’an dan Hadis. Seperti rencana jihad atau program
kerja Persis adalah mendidik dan membina para anggotanya agar
mengajarkan pendidikan untuk menanamkan, memperdalam dan
mengokohkan pengertian akidah, ibadah, muamalah dan akhlak
islam.
Keberhasilan persis tidak luput dari peran penting tokoh
yang telah mengharumkan nama persis dengan pengajaran dan
dakwahnya salah satunya itu berkat Ahmad Hasan yang merupakan
seorang pemikir islam yang sangat menyukai diskusi. Bahkan
sejarah telah mencatat bahwa Ahmad Hassan sering melakukan
diskusi kritis bersama Presiden Soekarno tentang berbagai hal yang
salah satunya adalah diskusi tentang konsep Negara bangsa.
Diantara tokoh Persis yang berperan besar dalam mengajaran dan
dakwah adalah Ahmad Hassan. Beliau dipandang sebagai guru
besar persatuan islam. Ahmad Hassan adalah ilmuwan Persis,
seorang mujtahid dan sosok ulama yang mandiri dan serba bisa.
Sejak tahun 1924, Persis telah menyelenggarakan kelas pendidikan
akidah dan ibadah bagi orang dewasa. Lembaga pendidikan itu
kemudian semakin berkembang sejak Ahmad Hassan masuk dalam
Persis pada tahun 1926. Perkembangan di Persis tidak hanya terjadi
pada pendidikan tetapi di bidang literasi dan publikasi seperti
pencetakan buku-buku dan majalah juga berkembang pesat.

Dalam pandangan Ahmad Hasan sendiri mengenai politik


merupakan alat untuk mencapai cita-cita umat islam. Politik juga
merupakan bagian dari tugas agama dan lebih jauh Ahmad Hassan
menjelaskan bahwa agama tidak terbatas pada akidah dan ibadah,
tetapi berjuang dalam medan politik agar mencapai kemenangan
ideologi islam. Maka dari situlah Ahmad Hasan mengunakan
metode pendakwahan dan pengajaran dalam melangsungkan
pemikiran berpolitiknya.

Adapun persis sendiri dalam menghadapi politik setelah


kemerdekaan tidak semulus yang seperti pemikiran Ahmad Hasan.
Pada masa ini persis dihadapkan pada pergolakan politik yang
belum stabil. pemerintah republik Indonesia seperti mulai tergiring
kearah demokrasi terpimpin yang di rancangkan oleh presiden
Soekarno dan mengarah pada pembentuk negara dan masyarakat
dengan ideologi Nasionalis, agama, komonis (NASAKOM.)
setelah beberapa kali pergantian pemimpin persis dihadapkan pada
berbagai persoalan eksternal dengan munculnya berbagai aliran
keagamaan yang menyesatkan seperti aliran pembaharu isa bugis,
islam jama’ah, darul hadist, inkarus sunnah, syi’ah, ahmadiyah dan
faham sesat lainnya. Hal ini menimbulkan proses regenerasi dari
tokoh-tokoh persis kepada eksponen organisasi otonom
kepemudaan (pemuda persis).

3. Nahdatul Ulama

Nahdatul Ulama lahir di surabaya, organisasi diperkasai


oleh sejumlah ulama terkemuka. Arti dari organisasi ini adalah
kebangkitan para ulama. Nahdatul ulama (NU) didirikan untuk
menampung gagasan keagamaan para ulama tradisional atau
sebagai reaksi atas prestasi ideologi gerakan modernisme islam
yang mengusung gagasan purifikasi . Organisasi masyarakat Islam
ini telah memberikan sumbangsih besar terhadap bangsa dan
negara Indonesia.

Sebagai organisasi kerakyatan dalam sejarahnya, NU telah


banyak berdialog dengan kultural bangsa. Bagi Nahdatul ulama
berjuang di jalan agama adalah prioritas, dan membuat agama itu
diterima semua kalangan juga prioritas. Inilah inti ajaran NU, amar
ma’ruf nahi munkar .

Menurut Kacung Marijan, upaya itu pada ahirnya akan


mendorong tumbuh dan berkembangnya “organisasi
kemasyarakatan yang lebih mandiri dan mampu melaksanakan
fungsinya sebagai sarana masyarakat untuk berserikat,
menyalurkan aspirasi serta berpartisipasi dalam pembangunan.”.

Upaya Nahdatul Ulama dalam berpoitik dapat dilihat


dengan cara memperkuat civil society yang sesunguhnya adalah
impelemntasi dari nilai-nilai keislaman. maka dari itu NU dituntut
harus inovatif termaksud mengawal aspirasi masyarakat terhadap
pemerintah. Dalam hubungan dengan pemeritah Nahdatul ulama
menjalankan fungsi kontrol sosial, memberikan kritik yang
membangun terhadap pemerintah. Sebagai basic kekuatan sipil
dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.

4. Masyumi

Masyumi terbentuk setelah serangkaian diskusi mengenai


masa depan politik Islam, timbul gagasan untuk mendirikan
organisasi politik. Pada Oktober 1945, sebuah komite dikepalai
Natsir dibentuk untuk merealisasikan rencana tersebut. Tak lama,
Wakil Presiden Mohammad Hatta mengeluarkan Maklumat No X
tentang anjuran membentuk partai-partai politik.

Kongres memutuskan pembentukan satu-satunya partai


politik yang menyalurkan aspirasi politik umat Islam. Peserta
kongres memilih nama Masyumi bukan karena merujuk pada
Majelis Syuro Muslimin Indonesia di masa Jepang. Dan
dipertimbangkan nama lain yang diusulkan, Partai Rakyat Islam.
Sukiman Wirjosandjojo selaku ketua kongres akhirnya terpilih
sebagai ketua umum.Sebagaimana disebutkan dalam Anggaran
Dasar, Masyumi memiliki tujuan: terlaksananya ajaran dan hukum
Islam dalam kehidupan orang-seorang, masyarakat,dan negara

Republik Indonesia,menuju keridhaan Illahi.


Secara sistematika politik yang dibentuk masyumi adalah sebagai
politik yang tidak terlepas dari fungsi-fungsi lain seperti artikulasi
kepentingan, seleksi kepentingan dan komunikasi politik. Dan
secara implisit upaya pendidikan politik masyumi adalah usaha
untuk mencapai tujuan dengan cara memperluas pengetahuan
kecakapan umat islam indonesia dalam perjuangan politik. Adapu
n perjuangan politik Masyumi yang paling kuat adalah perjuangan
ideologis untuk menghadapi komunis yang diperjuangkan oleh PKI
berdasarkan teori-teori Marx, Engles Lenin, Stalin dan Mao Tse
Tung. Keyakinan masyumi sebagai propaganda ideologi yang bisa
menyesatkan adalah PKI. Yang disebarkan melalui media cetak
seperti Marxise .

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam memajukan peradaban Islam yang maju kita harus dapat


menganalisa kekuatan dan kelemahan kita sebagai Umat Islam sehingga
kita bisa memaksimalkan kemampuan serta mengatasi kelemahan yang
kita miliki. Serta perlu ada peran dari berbagai lapisan masyarakat untuk
membawa Islam lebih maju dari sekarang dari mulai dari civitas
academia, ilmuwan, pemerintah, organisasi sosial keagamaan serta partai
politik.

DAFTAR PUSTAKA
http://studiislamfarmasi.blogspot.co.id/2016/05/tantangan-dan-peluang-bagi-
masa-depan.html

Nurcholis Madjid, Tradisi Islam, Bandung: Paramadina, 1996, hlm. 7

Nurcholis Madjid, Tradisi Islam,Bandung: Paramadina, 1996, hlm. 3


Nurcholis Madjid, Tradisi Islam,Bandung: Paramadina, 1996,hlm. 8

Anda mungkin juga menyukai