Disusun oleh :
Muhammad Ibrahim Isa 11190490000104
Ervan Setyawan 11190490000108
Asparoni 11190490000117
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia yang telah
dilimpahkan kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan judul Tantangan dan
Peluang Bagi Masa Depan Peradaban Islam
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Studi
Islam II. Kami mendapat salah satu tema dari beberapa tema di silabus yaitu Tantangan dan
Peluang Bagi Masa Depan Peradaban Islam.
Melalui kesempatan ini, tidak lupa kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada dosen mata kuliah Studi Islam II Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu Bapak Atep Abdurofiq M. Si yang telah
memberikan tugas ini dan mengajarkan materi serta memberi bimbingannya.
Kami menyadari, bahwa dalam kamian makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan kami. Namun kami sangat berharap
makalah ini dapat bermanfaat dan berguna dalam rangka menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan. Oleh sebab itu, Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan memohon kritik dan saran yang membangun agar segala bentuk
kekurangan dapat diperbaiki di masa mendatang.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kajian ilmiah mengenai Islam di Indonesia menyangkut berbagai permasalahan
yang tidak semuanya transparan bagi banyak orang, sehingga hasilnya juga tidak bisa
dianggap taken for granted (selalu benar).1 Seperti contohnya mengenai tantangan dan
peluang peradaban Islam. Banyak yang tidak menyadari bahwa seiring berkembangnya
arus zaman maka berubah pula kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada perubahan
peradaban umat manusia terutama yang beragama. Perubahan yang bersamaan dengan
perkembangan zaman ini ada yang positif adapula yang negatif serta tidak menutup
kemungkinan pula bahwa peradaban Islam berbeda dilihat dari sudut geografis.
Di zaman sekarang ini, tak sedikit dari umat Islam yang lemah iman, karena
telah salah kaprah dalam menyikapi perkembangan zaman atau globalisasi yang kian
merombak kehidupan islami sehari-hari. Globalisasi ataupun modernisasi bagi umat
Islam tidak perlu diributkan, paling penting dari semua adalah seberapa besar peran
Islam dalam menata umat manusia menuju tatanan dunia baru yang lebih maju dan
beradab serta bagaimana tantangan dan peluang umat di kemudian hari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka terdapat beberapa
masalah yang perlu bahas, diantaranya:
a. Apa saja kekuatan dan kelemahan umat Islam?
b. Apa saja tantangan dan peluang umat Islam pada peradaban masa depan?
c. Bagaimana strategi dalam mewujudkan masyarakat yang terintegrasi?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingan dicapai dalam pembuatan makalah ini, diantaranya:
a. Agar dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan umat Islam
b. Agar dapat memahami tantangan internal dan eksternal umat Islam.
c. Agar memahami peluang umat Islam untuk masa depan.
d. Agar memahami strategi masyarakat dalam berintegrasi
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
• Kelemahan yang dimiliki umat Islam
Selain mempunyai kekuatan, kondisi umat Islam saat ini juga penuh dengan
kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan itu terkait dengan kapasitas intelektual
dan problematika moral. Kelemahan dalam kapasitas intelektual (Al Jahlu) sebagai
berikut,
6
tanfidz yaitu kekuatan untuk memobilisir diri dan sekarang umat Islam lemah
sekali dalam memobolisir diri apalagi memobilisir secara kolektifitas.
• Faktor Internal
a. Runtuhnya khilafah, saat 3 maret 1924 mustapa kamal melakukan
keruntuhan daulah islamiyah melalui pembubaran khalifah. Setelah itu diikuti
dengan pemisahan agama dan negara dan model model sekuler lainnya.
Kemudian setelah itu seolah olah islam memang sudah benar benar hancur.
b. Perpecahan umat islam dan kurang ukhuwah
c. Menjadikan negara muslim menjadi kecil dan banyak dan selalu dalam
keadaan terpecah belah. Biar negara dengan mayoritas muslim lebih
disibukkan oleh pembagian batas negara.
d. Fanatisme mazhab
e. Hingga saat ini banyak warga muslim yang masih sering terjebak dengan
permasalahan mazhab yg bisa juga di sebut permasalahan Furu'
f. Pluralisme gerakan
g. Banyaknya gerakan islam seharusnya dapat menjadikan strategi bagi umat
islam itu sendiri contohnya umat islam bisa berdakwah
h. Tingkat elektualitas
i. Keterpurukan ekonomi sering terjadi bersamaan dengan sedikitnya intelektual
disana
j. Salah presepsi terhadap ajaran islam
k. Selain dampak yg disebutkan diatas ada dampak lain dari keberhasilan
sekularisasi sebagai mana merosotnya pemahaman muslim terhadap konsep
islam.
• Faktor Eksternal
1) Gazwul Fikri
Pemikiran yang dimiliki Gazwul Fikri bisa menjadikan kaum yang di invasai bisa
dengan mudah sebagai pengikut setia terhadap setiap pemikiran dsb. Secara garis
besar langkah yg mereka ambil meliputi merusak, memcah, menjelek-jelekkan,
memperdaya, dan menghancurkan.
2) Sekulerisme
Pemahaman ini telah menjadi something yg dianggap baik oleh negara barat karena
dengan sejarahnya yg lalu. Banyak yg menganggap bahwa agama telah memainkan
peran tidak positif terhadap masyarakat luas
7
Hal ini sangat ditakuti oleh bangsa barat kusunya amerika. Dengan hal ini bisa
disimpulkan bahwa negara muslim hingga saat ini masih terjajah.
Semua cara bisa kita lakukan dengan tidak merubah dari substansinya. Salah
satunya dengan memanpaatkan media massa yang berkembang saat ini. Seperti dakwah
dengan menggunakan media-media digital, seperti ceramah pengajian yang disimpan
di computer berupa Mp3, video, dan sebagainya.
Atas dasar itu, maka tidak ada salahnya jika kita mulai melirik dan
menggunakan media-media ini untuk kepentingan dakwah – dengan tidak
meninggalkan tradisi mengaji di masjid secara berjamaah. Tetapi media ini digunakan
sebagai sarana penambah dan pelengkap untuk berdakwah.
8
C. Strategi dalam Mewujudkan Masyarakat yang Terintegrasi
Ketua Umum PP Muhammadiyan ini lantas menyebut lima strategi perjuangan umat
Islam guna menuju negara Indonesia yang maju, adil, dan berkeadaban.
Dalam konteks ini, Pancasila tidak cukup sekadar menjadi slogan dan retorika
tanpa diinternalisasikan dan diinstitusionalisasikan secara objektif dan tersistem
dengan pengamalan yang konsisten oleh elite dan warga bangsa. “Dalam
rekonstruksi kehidupan kebangsaan tersebut, Pancasila dan NKRI harus tetap
dijaga agar tetap berada dalam relnya sebagaimana telah menjadi kesepakatan
nasional 18 Agustus 1945, tidak dibawa ke ‘kanan’ atau ke ‘kiri’, serta tidak
dipertentangkan dengan agama dan kebudayaan luhur bangsa yang menjadi sumber
nilai yang hidup di tubuh Pancasila itu sendiri.”
Sisi lain, Haedar, perlu juga melakukan moderasi politik Islam yang mampu
adaptif dan negosiatif dengan budaya politik Indonesia untuk memperluas
preferensi politik Islam ke ranah sosiologis kebangsaan yang lebih inklusif.
9
DAFTAR PUSTAKA
• https://www.kompasiana.com/fikyaini/5dd91088097f362814412c62/presentasi-kelompok-
8
• http://www.suaramuhammadiyah.id/2020/02/27/strategi-perjuangan-umat-islam-ke-
depan-menurut-haedar-nashir/
• http://novifatonah.blogspot.com/2016/01/kekuatan-dan-kelemahan-umat.html
• Nurcholis Madjid, Tradisi Islam,Bandung: Paramadina, 1996
10