Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASPEK SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

(Diajukan Untuk Memenuhi Tigas Mata Kuliah Studi Islam)

Dosen Pengajar: Dr. Yakub, MA

Disusun Oleh Kelompok 8:

1. Adinda Dyah Kumala 11220540000015

2. Alyssa Naura az Zahra 11220540000017

3. Muhammad Dicky Fernanda 11220540000042

JURUSAN PENGEMBABNGAN MASYARAKAT ISLAM 1A

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penyusun ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan seluruh limpahan rahmat, taufik serta hidayahnya. sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Aspek Sejarah dan
Kebudayaan Islam. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Studi Islam, dosen pengampu Dr. Yakub, MA

Tujuan penyusunan makalah ini merupakan suatu bentuk partisipasi


penyusun terhadap wawasan studi islam. Penyusun berharap makalah ini dapat
menjadi salah stau acuan yang dipertimbangkan dalam bidang Studi Islam. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukam juga kritik
yang membangun demi perbaikan makalah ini.

Selasa, 28 Oktober 2022

Pemakalah

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan Makalah
yang berjudul “Aspek Sejarah dan Kebudayaan Islam”.

Dalam setiap bagian dari makalah ini tentu melekat jasa dan kontribusi banyak
orang. Untuk itu walau jelas tak cukup untuk membalasnya, kami mengucap terima
kasih kepada semua pihak yang telah terlibat untuk menyelesaikan makalah ini. Terima
kasih pula kepada rekan-rekan yang telah membantu dan mendukung seluruh proses
dalam pembuatan makalah ini. Kami merasa masih banyak kekurangan atas penyusunan
makalah ini, maka dari itu kami akan menerima segala bentuk saran ataupun kritik yang
membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah. Kami berharap pembaca
mendapat pengetahuan dan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.

Demikianlah sepatah dua patah kata yang dapat kami sampaikan. Segala
kebaikan datang dari Tuhan Yang Maha Esa dan segala kesalahan datang dari penulis.
Maka dari itu, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan.

Selasa, 8 November 2022

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................4

PEMBAHASAN.....................................................................................................4

A. Sejarah dan Kebudayaan Islam...............................................................................4

B. Periodesasi Sejarah dan Kebudayaan Islam............................................................6

C. Proses Masuknya Islam ke Indonesia.....................................................................8

BAB II PENUTUP...............................................................................................12

A. Kesimpulan..........................................................................................................12

B. Saran....................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara esensial kehadiran Nabi Muhammad pada masyarakat Arab adalah


terjadinya kristalisasi pengalaman baru pada dimensi ketuhanan yang
mempengaruhi segalah aspek kehidupan masyarakat, termaksut hukum-hukum
yang digunakan pada masa itu. Keberhasilan Nabi Muhammad dalam
memenangkan kepercayaan Bangsa Arab relative singkat. Kemampuannya
dalam memodifikasi jalan hidup orang-orang Arab yang sebelumnya jahilia
kejalan orang-orang yang bermoral Islam.

Dalam berdakwah, Nabi Muhammad tidak hanya menggunakan aspek


kenabiannya dengan menggunakan tablik namun juga menggunakan strategi
politik dengan memunculkan aspek-aspek keteladanannya dalam menyelesaikan
persoalan. Seperti, dakwah di Mekkah yang terbagi menjadi dua yaitu dakwah
secara diam-diam dan dakwah secara terbuka. Disini dapat kita lihat adanya
strategi Nabi dalam menyeruh umat manusia untuk beribadah kepada Allah
SWT. Walaupun dalam menjalankan perintah Allah, Nabi mendapat banyak
tantangan yang besar dari berbagai pihak namun atas izin Allah segalah hal yang
dilakukan Nabi dapat berjalan lancar.

Semakin bertambah jumlah pengikut Nabi semakin besar pula tantangan


yang harus di hadapi Nabi, mulai dari cara diplomatik disertai bujuk rayu hingga
tindakan kekerasan dilancarkan orang-orang quraisy untuk menghentikan
dakwah Nabi. Namun Nabi tetap pada pendirian untuk menyiarkan agama Islam.

Sistem pemerintahan dan strategi politik Nabi dapat kita lihat jelas
setelah terbentuknya negara Madinah. Di sini Islam semakin kuat dan
berkembang karena bersatunya visi misi masyarakat Islam. Peradabannya salah
satunya yaitu Piagam Madinah. Melalui Piagam Madinah Nabi Muhammad
memperkenalkan konsep negara ideal yang di warnai dengan wawasan,

1
transparansi, partisipasi, adanya konsep kebebasan dan tanggung jawab sosial
politik secara bersama.

Latar Belakang Masalah Berita Islam di Indonesia telah diterima sejak


orang Venesia (Italia) yang bernama Marcopolo singgah di kota Perlak dan
menerangkan bahwa sebagian besar penduduknya telah beragama Islam
(Mansur, 2004). Sampai sekarang belum ada bukti tertulis tentang kapan
tepatnya Islam masuk ke Indonesia, namun banyak teori yang
memperkirakannya. Pada umumnya teori-teori tersebut dikaitkan dengan jalur
perdagangan dan pelayaran antara Dunia Arab dengan Asia Timur. Pulau
Sumatra misalnya, karena letak geografisnya, sejak awal abad pertama Masehi
telah menjadi tumpuan perdagangan antarbangsa dan pedagang- pedagang yang
datang ke Sumatra (Alfian, 2005).

Meneliti sejarah bangsa Indonesia tidak akan lepas dari umat Islam, baik
dari perjuangan melawan penjajah maupun dalam lapangan pendidikan. Melihat
kenyataan betapa bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam mencapai
keberhasilan dengan berjuang secara tulus ikhlas mengabdikan diri untuk
kepentingan agamanya disamping mengadakan perlawanan militer.

Oleh karena itu, bertolak dari latar belakang inilah yang kemudian
menghantarkan saya untuk membuat penulisan atau makalah terkait dengan
masalah yang ada, dengan judul “Aspek Sejarah dan Kebudayaan Islam”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas serta untuk membatasi
pokok pikiran masalah yang akan dibahas di dalam penulisan makalah ini, maka
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah aspek sejarah dan kebudayaan Islam berlangsung?


2. Bagaimanakah periodesasi sejarah dan kebudayaan Islam
3. Bagaimanakah proses masuknya Islam ke Indonesia?

2
C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas dan secara umum
tujuan atau kegunaan kegiatan penyusunan Makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah aspek sejarah dan kebudayaan Islam


berlangsung.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah periodesasi sejarah dan kebudayaan
Islam.
3. Untuk mengetahui proses masuknya Islam ke Indonesia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Kebudayaan Islam

Kata “Sejarah” berasal dari bahasa arab “syajaratun” , artinya pohon. Apabila
digambarkan secara sistematik, sejarah hampir sama dengan pohon, memiliki
cabang ranting, bermula dari sebuah bibit, kemudian tumbuh dan berkembang, lalu
layu dan tumbang. Seirama dengan kata sejarah adalah silsilah, kisah, hikayat yang
berasal dari bahasa arab. Sejarah dalam dunia barat disebut histoire (Perancis),
historie (Belanda),dan history (Inggris),berasal dari bahasa yunani, istoria yang
berarti ilmu.

Sejarawan muslim Ibnu Khaldun mendefinisikan, sejarah adalah catatan


tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia; tentang perubahan-
perubahan yang terjadi pada watak masyarakat, seperti keliaran, keramah-tamahan,
dan solidaritas golongan; tentang revolusi pemberontakan oleh segolongan rakyat
melawan golongan yang lain dengan akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan negara-
negara, dengan tingkat bermacammacam; tentang bermacam-macam kegiatan dan
kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupannya, maupun dalam bermacam-
macam cabang ilmu pengetahuan dan pertukaran; dan pada umunya, tentang segala
perubahan yang terjadi dalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri.

Namun demikian, kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga


menuntut suatu pembatasan. Oleh karena itu, sejarah haruslah diartikan sebagai
tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa lampau yang dilakukan di
tempat tertentu. Dengan demikian, muncullah kajian sejarah suku bangsa tertentu, di
tempat tertentu, atau pada zaman tertentu, seperti sejarah bangsa Eropa, sejarah
Yunani, sejarah Islam, sejarah Islam abad pertengahan, sejarah Islam di Spanyol, dan
sebagainya.

Sejarah mencakup perjalanan hidup manusia dalam mengisi perkembangan


dunia dari masa ke masa. Setiap sejarah mempunyai arti dan bernilai, sehingga
manusia dapat membuat sejarah sendiri dan sejarah pun dapat membentuk manusia.

4
Menggunakan sejarah sebagai bahan hidup akan menimbulkan berbagai macam
analisis dalam suasana budaya sejarah tersebut.

Oleh karena itu, sejarah tersebut hendaknya diinterpretasikan ke dalam zaman


sekarang apakah sesuai atau tidak sebagai bahan pertimbangan untuk berpegang pada
sejarah. Sejarah Islam sangat arat dengan Islam sebagai agama penuntun, maupun
petunjuk bagi umat Islam sehingga Islam dalam sejarah memberikan arti lebih
penting bahkan menentukan kehidupan umat manusia. Peranan agama dalam
kehidupan manusia mempunyai arti sebagai peraturan dalam kehidupan, baik
kehidupan dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, sejarah islam yang sebenarnya
berpangakal dan bersumber dari Alquran dan hadis. Karena din mempunyai arti
mendalam yang lebih daripada hanyayang dapat dicakup dalam agama, igama atau
ugama.

Dengan demikian, pengertian Sejarah Peradaban Islam adalah keterangan


mengenai pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam dari sutu waktu ke
waktu lain, sejak zaman lahirnya Islam sampai sekarang.

Istilah kebudayaan diartikan bermacam-macam pengertian sesuai dengan


tinjauan para ahli (pakar). Ada yang berpendapat bahwa kebudayaan sama dengan
peradaban, tetapi ada pula yang mengartikan kebudayaan sebagai kesenian.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berasal dari bahasa sanskerta buddhayah
jamak dari budhi, artinya akal. Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa kebudayaan
buah budi manusia hasil perjuangan terhadap alam dan zaman (kodrat
masyarakat).Menurut Sidi Ghazalba kebudayaan merupakan cara berfikir dan cara
merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia
yang membentuk kesatuan sosial, dalam suatu ruang dan suatu waktu.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan merupakan hasil


dari pemikiran manusia atau hasil karya manusia yang dapat di lihat dan dirasakan,
dengan kata lain manusialah yang menciptakan kebudayaan.

Tujuan Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

a. Untuk mengetahui sejarah kehidupan umat Islam pada masa lalu.


b. Untuk mengetahui berbagai peristiwa kehidupan yang terjadi pada masa lalu.

5
c. Untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan tentang sejarah umat Islam pada
masa lalu.

Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

Adapun manfaat mempelajari sejarah kebudayaan umat Islam antara lain sebagai
berikut :

a. Dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman.


b. Dapat menjadikannya sebagai sumber motivasi atas kesuksesan umat terdahulu.
c. Dapat menjadikanya sebagai bahan pelajaran yang berharga, bahan renungan
yang tak ternilai harganya

B. Periodesasi Sejarah dan Kebudayaan Islam

Periodisasi merupakan unsur yang sangat penting untuk mempermudah pemahaman


dan mengetahui karakteristik dalam pembahasan sejarah. Hal itu juga berlaku
dalam pembabakan atau periodisasi sejarah Islam, yang membentuk
kebudayaannya sendiri. Peradaban Islam atau sejarah Islam bisa dibagi menjadi tiga
periode, yaitu Periode Islam Klasik, Pertengahan, dan Modern. Periodisasi tersebut
menjadi penanda sejarah di Timur Tengah yang menjadi pusat berkembangnya
Islam.

1. Periode Klasik (650-1250 M)

Periode klasik dibagi menjadi dua fase, yaitu: Fase ekspansi, integrasi, dan
kemajuan (650-1000) Fase disintegrasi (1000-1250) Pada fase ekspansi,
integrasi, dan kemajuan, kejayaan Islam diwakili oleh Bani Umayyah, yang
berhasil memperluas pengaruh Islam hingga Afrika Utara dan Spanyol bagian
barat. Selain itu, Persia hingga India merupakan wilayah yang terpengaruh oleh
kejayaan Islam saat itu.

Pada periode klasik, bidang ilmu pengetahuan, seni, budaya, dan


arsitektur berkembang pesat. Hal itu dibuktikan dengan berkembangnya
beberapa kota yang dikuasai oleh Islam, seperti Kordoba dengan Istana Az-
Zahra, Granada dengan Istana Al-Hambra, Damaskus yang menjadi kota
metropolitan, dan Bagdad yang menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan

6
di dunia. Para ilmuwan juga muncul sebagai simbol majunya peradaban islam,
seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam al-Asya'ri, Imam al-Maturidi,
dan Al-Jubba'i.

Lalu, memasuki fase disintegrasi yang berlangsung antara 1000-1250,


kejayaan Islam mulai surut. Surutnya kejayaan Islam ditandai dengan
melemahnya kekuasaan Islam hingga akhirnya kota Bagdad, yang menjadi
simbol kemajuan peradaban Islam, dihancurkan oleh pasukan Mongol pimpinan
Hulagu Khan. Setelah itu, beberapa wilayah kekuasaan Islam mulai terpecah
karena melemahnya sistem pemerintahan, pemimpin yang kurang cakap,
perebutan kekuasaan, dan berbagai wilayah Islam yang ingin melepaskan diri.

2. Periode Pertengahan(1250 – 1800 M)

Periode pertengahan Islam terbagi ke dalam dua fase, yakni: Fase kemunduran
(1250-1500) Fase tiga kerajaan besar (1500-1700). Di era ini, peradaban Islam
terpecah menjadi dua, yakni peradaban Islam yang berpusat di Mesir dan Persia.
Peradaban Islam yang berpusat di Mesir terdiri dari Arab, Irak, Suriah, Palestina,
Mesir dan Afrika Utara. Sementara yang berpusat di Persia terdiri dari Iran,
sebagian negara di Semenanjung Balkan, Asia Kecil, dan Asia Tengah.
Kemudian, memasuki fase tiga kerajaan, yang ditandai dengan tingginya
tekanan terhadap Kesultanan Utsmaniyah, Kesultanan Mughal, dan Kerajaan
Syafawi.

Pada periode ini, tiga kerajaan besar tersebut mengalami kehancuran di


bidang politik dan pertahanan. Selain itu, ilmu pengetahuan tidak bisa
berkembang karena kurangnya perhatian pemerintah. Secara perlahan, hal ini
membawa kehancuran, karena di Barat sedang digencarkan pemahaman ilmu
pengetahuan. Kehancuran tersebut disebabkan oleh konflik dengan bangsa
Eropa, yang saat itu mulai melakukan pelayaran guna mencari sumber daya yang
sangat mereka butuhkan.

3. Periode Modern (1800)

Islam yang mengalami kemunduran di periode pertengahan kemudian memasuki


era modern. Periode moder ini ditandai dengan kebangkitan peradaban Islam

7
yang berlangsung dari 1800 hingga saat ini. Saat itu, umat Islam mulai sadar
bahwa mereka tertinggal dengan peradaban Barat yang lebih maju. Hal ini
kemudian menandai kebangkitan Islam di berbagai bidang, seperti politik, sosial,
budaya, dan militer. Pada periode modern, dunia Islam mulai muncul pemikiran-
pemikiran filosofis dan metodologis. Hal itu bertujuan untuk melakukan suatu
pembaruan di dalam Islam pada era kontemporer.

C. Islam Sejak Zaman Rasulullah SAW

1. Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Secara esensial, kehadiran Nabi Muhammad pada masyarakat Arab adalah


terjadinya kristalisasi pengalaman baru pada dimensi ketuhanan yang
mempengaruhi segalah aspek kehidupan masyarakat, termasuk hukum-hukum
yang digunakan pada masa itu. Nabi Muhammad dilahirkan pada tahun Gajah,
tahun dimana ketika pasukan Gajah Abraham menyerang Mekkah untuk
menghancurkan Ka‟bah. Namun pasukan Abraham mengalami kehancuran.
Peristiwa itu kira-kira terjadi pada tahun 570 M (12 Rabiul Awal). Nabi
Muhammad di percayakan oleh Halimah dari suku Banu Sa‟ad untuk diasuh dan
dibesarkan hingga nabi berusia 6 tahun. Pada usia 6 tahun, Nabi Muhammad
telah kehilangan kedua orang tuanya. Setelah Aminah ibu Nabi meninggal,
Abdul Muthalib kakek Nabi mengambil tanggung jawab merawat Nabi. Namun
dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal dunia karena rentan.

Tanggungjawab selanjutnya beralih kepada paman Nabi, Abu Thalib.


Sang paman sangat disegani dan dihormati dikalangan orang quraisy dan
penduduk Makkah secara keseluruhan, walaupun dia miskin. Dalam usia muda,
Nabi Muhammad hidup sebagai pengembala kambing keluarganya dan kambing
penduduk Makkah . Sejak kecil, nabi hidup mandiri, tidak cengeng, jujur,
disiplin, sabar, pemaaf dan tidak pendendam, sopan, ramah, sayang kepada
semua orang, berbakti kepada orang tua dan patuh kepada Allah. Kegiatan ini
membuatnya jauh dari segalah nafsu duniawi, sehingga dia terhindar dari
berbagai macam noda yang dapat merusak namanya. Oleh karena itu sejak muda
Nabi sudah dijuluki alamin (orang yang terpercaya).

8
Ketika Nabi Muhammada berusia 25 tahun, ia berangkat ke Siria
membawa barang dagangan seorang saudagar wanita kaya raya yang telah lama
menjanda, Khadijah. Dalam perdagangan ini, Nabi Muhammad memperoleh
laba yang sangat besar. Khadijah kemudian melamar Nabi, ketika itu Nabi
Muhammad berusia 25 tahun dan khadijah 40 tahun . Khadijah adalah wanita
pertama yang masuk Islam dan banyak membantu Nabi dalam perjuangan
menyebar Islam. Perkawinan Nabi dengan khadijah dikaruniai enam orang anak,
dua putra dan empat orang putri ialah: Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah,
Ummu Kulsum dan Fatimah. Dua putranya meninggal waktu kecil. Nabi
Muhammad tidak menikah lagi sampai Khadijah meninggal ketika Nabi
Muhammad berusia 50 tahun.

2. Masa Kerasulan

Beberapa kilometer di Utara Makkah, pada tanggal 17 ramadhan 611 M, Di Gua


Hira malaikat Jibril muncul di hadapan Nabi Muhammad untuk menyampaikan
wahyu Allah yang pertama. Pada usia Nabi yang menjelang 40 tahun itu Allah
telah memilih Muhammad sebagai Nabi. Pada wahyu kedua Nabi di perintahkan
untuk menyeru manusia kepada satu agama.

Pada saat beliau tidur dan terbangun tiba-tiba ia ketakutan yang luar
biasa, seluruh tubuhnya, seluruh diri batinnya, dicengkram oleh sebuah kekuatan
yang sangat besar, seolah-olah seorang malaikat telah mencengkram beliau
dalam pelukan yang menakutkan yang seakan mencabut kehidupan dan nafas
darinya.ketika beliau berbaring disana,beliau mendengar perintah,”Bacalah!”.

Dengan turunnya wahyu pertama itu juga sekaligus menunjukan bahwa


Muhammad telah dipilih atau lebih tepatnya diangkat oleh Allah sebagai Nabi.
Setelah wahyu pertama itu datang, Jibril tidak lagi muncul lagi untuk beberapa
lama sementara nabi Muhammad menantikannya dan selalu datang ke Gua Hira.
Setelah turunnya wahyu itu, juga sekaligus menjadi perintah bagi Nabi untuk
mulai berdakwah.

3. Masa Makkah

9
Kota Makkah terletak diperut lembah, yang dikelilingi oleh bukit-bukit dari
segala arah, dari sebelah timur membentang bukit Abu Qubais (Jabal Abu
Qubais) dan dari barat dibatasi oleh dua bukit (gunung) Qa‟aiqa‟ dan keduanya
berbentuk bulan sabit mengelilingi perkampungan Makkah. Dan dikenal bagian
yang rendah dari lembah tersebut dengan Al-Bathhaa‟ yang ada padanya
Ka‟bah dan dikelilingi oleh rumah-rumah orang Quraisy, sedangkan bagian
yang tinggi dikenal dengan Al-Mu‟alaah dan pada bagian ujung-ujung kedua
bukit yang berbentuk bulan sabit tersebut dibangun rumah-rumah sederhana
milik orang Quraisy Dzawaahir yaitu orang-orang pedalaman (A‟rob) Quraisy
yang miskin dan merupakan serdadu-serdadu perang.

Makkah adalah lembah yang sangat tandus kondisi geografis seperti


inilah berpengaruh besar dalam membentuk sikap dan watak masyarakatnya.
Pada umumnya penduduk Makkah bertempramen buruk dan tidak mampu
berpikir secara mendalam. Ditambah dengan sistem politik di Makkah, yang
dilakukan oleh pemuka-pemuka kaum Quraisy untuk mempertahankan jabatan,
kedudukan atau kekuasaan mereka. Sehingga hal itu juga berpengaruh pada
watak dan perilaku mereka yang cenderung lebih agresif, egois, keras kepala
serta tidak mudah bagi mereka untuk dapat menerima pendapat atau keyakinan
orang lain.

Sebelum masa masuknya Islam kebanyakan kaum Arab beribadat dengan


cara melakukan penyembahan berhala dan mereka menjadikan Ka‟bah sebagai
pusat peribadatan mereka, hal tersebut bisa dikatakan sudah cukup lama
berlangsung sampai akhirnya Nabi Muhammad datang dan membawa keyakinan
lain yaitu ketauhi dan.

Tentunya hal tersebut tidak semerta-merta dapat dengan mudah diterima


bahkan ditolak habis-habisan oleh kaum kafir Quraisy. Banyak alasan bagi
mereka untuk menolak keyakinan yang dibawa oleh Nabi Muhammad tersebut,
salah satunya adalah apa yang mereka yakini adalah sesuatu yang telah lama
mengakar dan menjadi keyakinan mereka serta nenek moyang mereka. Sehingga
keyakinan tersebut sudah tertanam kuat dalam keyakinan mereka.

10
Para pemahat serta penjual atau patung merasa datangnya Islam akan
menghalangi mata pencaharian mereka. Karena tentunya jika Islam menyebar
maka mereka akan kehilangan mata pencaharian mereka, yang mana sangat
bergantung pada apa yang diyakini masyarakat pada masa itu. Kemudian kaum
Quraisy juga tidak setuju dengan seruan Nabi Muhammad Saw. tentang
persamaan hak antara hamba sahaya dan bangsawan. Intinya Nabi Muhammad
Saw ingin menghapuskan sistem perbudakan yang telah lama berjalan kaum
Quraisy juga menolak ajaran tentang kebangkitan dan pembalasan hari akhir.

Karena reaksi keras dari kaum Quraisy itulah yang tentunya menghambat
dakwah nabi Muhammad Saw. karena tentunya akan beresiko sekali dan bahkan
mengancam keselamatan dan nyawa Nabi sehingga pada akhirnya Nabi harus
melakukan sistem dakwah yag lain. Dakwah Nabi Muhammad Saw. dilakukan
dengan dua cara pertama yaitu dengan cara sembunyi-sembunyi dan terbuka.

Para pengikut Nabi yang juga termasuk kalangan bangsawan


terselamatkan dari siksa kaum Quraisy saat itu, dan bagi mereka yang tidak
memiliki perlindungan, harus menahan siksa yang pedih dari kaum Quraisy saat
itu. Nabi juga mendapatkan jalan buntu dalam dakwahnya. Intinya Nabi dan
para pengikutnya mendapat hambatan serta siksaan baik secara fisik dan mental
dari kaum Quraisy saat itu.

Sehingga kemudian Nabi memutuskan untuk menyebarkan dakwahnya


di wilayah lain dengan harapan dakwahnya akan berkembang dengan pesat
alasan lainnya adalah untuk menghindari serangan dari pemuka-pemuka Quraisy
saat itu. Namun ternyata harapan dan perkiraaan Nabi salah besar, ketika Nabi
memutuskan untuk menyebarkan Islam di Thaif, reaksi yang didapat sama
dengan reaksi yang biasa nabi dapat di Makkah. Di Thaif Nabi diejek, disoraki,
dan dilempari batu, akhirnya Nabi memutuskan kembali ke Makkah. Sampai-
sampai ketika Nabi berjalan kembali ke Makkah orang Thaif membuntuti Nabi
sambil melemparinya dengan batu sampai terluka di bagian kepala dan
badannya. Ternyata apa yang diharapkan dan perkirakan Nabi tidak terwujud
dan ini semakin menyurutkan semangat Nabi, karena Nabi juga telah mengalami
peristiwa yang cukup menyedihkan yaitu meninggalnya dua sosok penting

11
dalam hidupnya yaitu pamanya Abu Thalib dan juga istrinya sayyidatina
Khadijah.

Setelah peristiwa isra‟dan mi‟rajnya, suatu perkembangan besar bagi


kemajuan dakwah islam muncul. Perkembangan itu diantaranya datang dari
sejumlah penduduk yatsrif yang berhaji ke Mekah. Jamaah haji yang datang dari
yastrib berjumlah 73 orang, atas nama penduduk yastrib, mereka meminta
muhammad saw dan muslimin mekah agar berkenan pindah ke yastrib.

Dalam perjalanan ke yastrib, nabi ditemani oleh abu bakar ash-siddiq.


Sementara itu, penduduk yastrib menunggu-nunggu kedatangannya. Ketika nabi
saw datang, mereka menyambut nabi dan kedua sahabatnya dengan penuh
kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap nabi, nama kota yastrib
diubah menjadi madinatun nabi. Kejadian itu disebut dengan “hijrah”.

4. Masa Madinah

Nabi Muhammad meninggalkan rumahnya pada malam 27 Shafar tahun ke14


dari kenabian atau 12 September 622 M. Peristiwa hijrah Rasulullah Saw dari
Mekkah ke Madinah merupakan kehendak dan perintah Allah Swt dengan tujuan
agar penyebaran agama islam yang dilakukan oleh Rasulullah Saw menjadi lebih
pesat lagi. Selama 13 tahun Rasulullah berdakwa ajaran Islam di mekkah, Nabi
Muhammad telah banyak mengalami pertentangan dan permusuhan. Namun
Madinah merupakan kota yang penduduknya lebih mudah menerima ajaran
Rasulullah dari pada penduduk Mekkah. Masyarakat Madinah menyambut
kedatangan Nabi Muhammmad dengan suka cita, orang-orang Madinah
berbondong-bondong memeluk Islam. Oleh karena itu islam lebih cepat
berkembang di madinah.

Penduduk Madinah yang terdiri dari kaum Muhajirin, Anshar, dan


nonmuslim tersebut, merupakan sebuah keberagaman yang ada pada masa lalu
dan sudah menjadi suatu hal yang tidak bisa lagi dipungkuri eksistensinya. Tapi
bukan hal itu yang akan digaris bawahi, yang terpenting adalah jiwa sosialis
masyarakat madinah sangat tinggi. Ini terbukti dari persaudaraan yang tinggi dan
sangat kokoh. Tidak ditemukan konflik karena masalah perbedaan. Kalaupun

12
ada masalah itu dengan cepat segara terselesaikan, karena nabi sangat bijak
dalam hal itu dan sangat hati-hati terhadap peletakan sebuah nilai
kemasyarakatan.

Nabi berhasil membentuk sistem yang luar biasa bagus. Masyarakat


Madinah merasa bahwa dirinya itu satu. Maka dari itu, apabilah ada satu yang
sakit maka yang lain turut merasakan. Hal ini lebih khusus lagi pada umat
Muslim sendiri, di mana sudah menjadi kewajiban di setiap Muslim
sebagaimana dalam riwayat Nabi seringkali memerintahkannya.

Perkembangan Islam juga tidak terlepas dari peranan moral Nabi yang
begitu mulia dan sangat bijak dalam memutuskan sebuah perkara. Sehingga
tidak sedikit kasus yang telah diselesaikan. Bahkan ketika ada perselisihan antar
suku, Nabi selalu mendapat undangan untuk memberikan jalan keluar.

D. Proses Masuknya Islam ke Indonesia

Ada banyak teori yang menerangkan bagaimana sejarah masuknya agama Islam
masuk ke Indonesia, dari semua teori tersebut kebanyakan menggambarkan Islam
masuk pada masa awal-awal Hijriah atau sekitar tahun 700 Masehi. Pada masa
kekhilafan Islam di tanah Arab, kekhilafahan tersebut mengutus utusannya untuk
datang ke nusantara dan menyebarkan agama Islam di nusantara. Hal ini dibuktikan
dengan adanya Kampung Arab atau pemukiman Arab di pesisir barat pantai
Sumatera yang banyak dijumpai oleh para pedagang pada masa itu. Dengan adanya
pemukiman Arab inilah yang diyakini menjadi salah satu teori awal mula masuknya
Islam di Indonesia. Selain melalui Teori Arab, beberapa Teori di bawah ini juga
diketahui menjadi awal mula masuknya Islam di Nusantara atau Indonesia.
Beberapa teori tersebut akan dijelaskan di bawah ini :

1. Teori India (Gujarat)

Teori ini dicetuskan oleh GWJ. Drewes dan di kembangkan oleh Snouck
Hurgronje dan kawan-kawan, selain itu teori india atau teori Gujarat ini juga di
yakini oleh sejarawan Indonesia Sucipto Wirjosuprato yang meyakini awal mula
sejarah masuknya islam di Indonesia adalah melalu india (Gujarat).

13
Teori india atau teori Gujarat adalah teori yang menyebutkan bahwa
agama islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari india muslim
(Gujarat) yang berdagang di nusantara pada abad ke-13. Para saudagar dari
Gujarat yang datang dari Malaka kemudian menjalin relasi dengan orang-orang
di wilayah barat di Indonesia kemudian setelah itu terbentuklah sebuah kerajaan
Islam yang bernama kerajaan Samudra Pasai.

Banyak bukti yang menguatkan teori Gujarat ini, salah satunya adalah
makam Malik As-Saleh yang merupakan salah satu pendiri kerajaan Samudra
Pasai. Corak dari batu nisan Malik As-Saleh sangat mirip dengan batu nisan
yang ada di Gujarat. Bahkan makam salah satu walisongo yakni makam
Maulana Malik Ibrahim juga memiliki batu nisan khas Gujarat seperti makam
Malik As-Saleh.

2. Teori Arab (Mekah)

Kemudian selanjutnya ada teori Arab (Mekah) yang merupakan teori Islam yang
menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Arab (Mekah)
pada masa kekhalifahan. Teori ini didukung oleh J.C. van Leur hingga Buya
Hamka atau Abdul Malik Karim Amrullah.

Pada bukunya yang berjudul sejarah umat islam yang terbit pada tahun
1997, Buya Hamka menjelaskan bukti-bukti masuknya agama Islam di
Indonesia. bukti yang dimaksud Buya Hamka ini adalah berupa sumber dari
naskah kuno Cina yang menyebutkan bahwa sekelompok Bangsa Arab yang
bermukim di pesisir barat Pulau Sumatera pada tahun 625 Masehi. Selain itu, di
kawasan tersebut yang pada saat itu merupakan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya
juga ditemukan batu nisan yang bertuliskan nama Syekh Rukunuddin yang
wafat pada tahun 672 Masehi.

3. Teori Persia (Iran)

Teori yang menyatakan bahwa asal mula sejarah masuknya agama islam ke
Indonesia dari Negara Persia (yang sekarang bernama Negara Iran) adalah teori
yang didukung oleh Husen Djadjadiningrat dan Umar Amir Husen.
Djajadiningrat berpendapat jika teori Persia ini selaras dengan asal mula

14
masuknya Islam ke Indonesia. hal ini dikarenakan menurut Djajadiningrat
kebudayaan Islam di nusantara memiliki banyak kesamaan dengan kebudayaan
Islam di Persia.

Salah satu contoh kebudayaan Islam di nusantara yang mirip dengan


kebudayaan Islam di Persia adalah kaligrafi-kaligrafi yang ada di makam batu
nisan di nusantara. Ada pula beberapa ritual keagamaan seperti tabot di daerah
Bengkulu dan Tabuik di daerah Sumatera Barat yang hampir sama persis dengan
ritual keagamaan di Persia yang diadakan setiap tanggal 10 bulan Muharam.

4. Teori Cina

Teori cina merupakan teori yang menyebutkan bahwa asal mula sejarah
masuknya agama islam ke Indonesia berasal dari Cina, agama Islam sendiri
berkembang di Cina pada masa Dinasti Tang (618-905 Masehi). Islam masuk ke
Cina sendiri dibawa oleh panglima Muslim yang bernama Saad bin Waqash
yang berasal dari Madinah pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan. Bahkan
salah satu kota di Cina pada masa itu yakni kota Kanton pernah menjadi pusat
dakwah muslim di Cina.

Dalam buku Islam in Cina yang ditulis oleh Jean A. Berlie (2004)
menyebutkan bahwa relasi antara orang-orang Islam dari Arab dengan orang-
orang di Cina terjadi pada tahun 713 Masehi. Masuknya Islam ke nusantara juga
diyakini bersamaan dengan banyaknya migrasi orang-orang Cina muslim ke
Asia Tenggara terutama wilayah nusantara yang kebanyakan memasuki wilayah
Sumatera bagian selatan pada tahun 879 Masehi atau abad ke-9 Masehi.

Banyak yang meyakini bahwa Islam masuk ke Indonesia pada tahun 700
Masehi atau pada abad ke-7, hal ini dikarenakan dari catatan Cina kuno
menerangkan bahwa pada masa itu terdapat perkampungan Arab atau
pemukiman Arab di daerah pesisir barat pulau Sumatera hingga ke sekitar selat
Malaka.

15
Banyak catatan-catatan yang menyebutkan bagaimana awal mula Islam
masuk ke Indonesia, kemudian siapa yang membawanya, bagaimana
pengaruhnya terhadap masyarakat di nusantara dan lainnya. bahkan catatan
Islam masuk ke Indonesia terdiri dari berbagai teori yang masing-masing teori
juga menyimpulkan bukti serta pendapatnya.

Misalnya saja catatan dari Cina yang menyebutkan Islam masuk ke


Indonesia pada masa abad ke-7 atau tahun 700 Masehi. Dimana pada masa itu
merupakan masa perdagangan antar negri dan jalur nusantara ini juga
merupakan jalur yang strategis untuk pelayaran perdagangan pada masa itu.

Pulau Sumatera juga menjadi wilayah di nusantara yang menerima


penyebaran agama Islam terlebih dahulu dibandingkan dengan pulau lainnya
atau daerah lainnya. Pulau Sumatera menjadi daerah yang pertama mendapat
penyebaran agama Islam dikarenakan posisi pulau Sumatera yang dekat dengan
selat Malaka yang pada masa itu merupakan pusat bisnis atau pusat
perdagangan.

Di selat Malaka ini banyak terdapat pedagang dari seluruh penjuru negri
dan salah satunya adalah pedagang yang berasal dari Timur Tengah seperti Arab
dan Persia. Pedagang dari Timur Tengah tidak hanya berdagang namun juga
sambil menyebarkan agama Islam di nusantara.

Berdasarkan buku Islam dalam Arus Sejarah Indonesia dijelaskan


mengenai asal sejarah bagaimana berkembangnya Islam diIndonesia, serta peran
penting dari penyimpul bangsa yang ada. Selain itu, terdapat juga pembahasan
mengenai proses awal islamisasi yang berkaitan dengan perdagangan dan juga
pembentukan kerajaan.

16
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara garis besar,defenisi kebudayaan islam dikelompokkan kedalam enam


kelompok sesuai dengan tinjauan dan sudut pandang masing-masing membuat
defenisi. Kelompok pertama menggunakan pendekatan deskriptif dengan
menekankan pada sejumlah isi yang terkandung didalamnya seperti definisi yang
dipakai oleh tailor bahwa kebudayaan itu adalah keseluruhan yang amat kompleks
meliputi ilmu pengetahuaan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan
berbagai kemampuan serta kebiasaan yang diterima manusia sebagai anggota
masyarakat.

Kebudayaan Islam merupakan kebudayaan yang berdasarkan kepada nilai-


nilai ajaran Islam dan persoalan-persoalan keagamaan dan sosial kemasyarakatan
berupa tafsir, sejarah Islam, sastra, teologi, fikh, dan pendidikan. Islam memberikan
kebebasan kepada insani untuk hidup berkebudayaan. Namun, sudahlah nyata
bahwa tidak ada kebebasan di dunia ini yang tidak terbatas. Islam mengajarkan
bahwasanya di dalam mencari ilmu pengetahuan atau filsafat atau seni satu hal
perlu diingat, yaitu bagaimana nilainya bagi jiwa. Hal yang dicari menurut Islam
ialah yang bermanfaat, yang dijauhi menurut Islam ialah yang mudharat.

Pada 17 Ramadhan 611 M, di Gua Hira Malaikat Jibril muncul di hadapan


Nabi Muhammad untuk menyampaikan wahyu Allah SWT. Nabi di perintahkan
untuk menyeru manusia kepada satu agama yaitu Islam. Masa dakwa Rasulullah
terbagi menjadi dua Fase yaitu Fase Makkah dan Madinah. Pada Fase Makkah
kebijakan dakwa Rasulullah adalah dengan menonjolkan kepemimpinan dengan
menonjolkan aspek-aspek keteladanannya. Dakwah yang dilakukan oleh Nabi pada
Fase ini terbagi menjadi dua yaitu secara sembunyisembunyi dan secara terang-
terangan.

Pada Fase Madinah ada beberapa bidang yang dikembangkan sebagai wujud dari
upaya Nabi untuk membentuk Negara Islam diantaranya yaitu pembentukan sistem

17
sosial kemasyarakatan, militer, politik, dakwah, ekonomi, dan sumber pendapatan
Negara. Pada fase ini Islam menjadi agama yang sangat berkembang dengan visi
dan misi yang satu yaitu menjadi negara Islamiah dengan pedoman Al-qur‟an dan
Sunnah Nabi. Dan Nabilah yang memperkenalkan pertama kali konsep Negra
Demokrasi yang sekarang banyak di anut oleh negara-negara modern Islam maupun
non Islam.

B. Saran

1. Sebagai umat Islam yang merupakan agama yang paling sempurna kita
sebaiknya menjaga dan terus mengembangkan kebudayaan Islam
terutama kita warga negara Indonesia yang memiliki banyak kebudayaan
yang bernuansa Islami.
2. Selain itu, kita juga harus mempelajari sejarah yang ada, salah satunya
sejarah Islam agar mengetahui dan mengikuti hal-hal yang pernah
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW yang akan menuntun kita kepintu
syurga. Serta dapat berperilaku yang selektif terhadap pengaruh
globalisasi sesuai dengan nilainilai agama yang di anut dan adat
kebiasaan di negrinya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, H. (1982). Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya Jilid I. Jakarta :


Universitas Indonesia Press. 

Badri Yatim. (2008). Sejarah Kebudayaan Peradaban Islam. Jakarta : PT.


RajaGrafindo. Persada. 

L. Stoddard. (1966). Dunia Baru Islam. Jakarta: Panitia Penerbitan.

Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Umat Islam Bagian 1 dan 2. (1999). Terjemahan


Ghufron. A. Mas'adi dari A History of Islamic Societies. Jakarta: Raja Grafindo.

Grunebaum, Gustave E. Von. (1983). Islam Kesatuan Dalam Keragaman. Jakarta :


Perkhidmatan

Dermenghem, Emile. (1958). Muhammad and The Islamic Tradition. New York :
Harper.

Ismail, Faisal Ismail. (2017). Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII-
XII M). Sleman: IRCiSoD.

Mansur. (2004). Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah. Jogjakarta : Global Pustaka
Utama.

Yunus Muhammad. (1985). Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta:


Hidakarya.

19

Anda mungkin juga menyukai