o Afi Abdiawan
o Ujang Abdillah
o Alfikri Hadryan
JURUSAN MANAJEMEN S1
FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2017
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................25
8
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah tentang
Problematika Islam ini ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis (24)
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa sekarang ini kebanyakan umat islam hanya menggap bahwa agama itu
adalah persoalan belakangan, kebanyakan hanya mementingkan dunia dari pada akhiratnya.
Seakan akan agama itu hanya sebagai pemenuhan syarat untuk menjadi seorang warga negara.
Kebanyakan umat islam saat ini hanya mencantumkan agama islam dalam KTP mereka tetapi
tidak mencantumkan dalam hati, mengamalkan hal hal yang diperintahkan dan menjauhi
larangan larangan yg dilarang dalam agama.
Untuk itu sebagai umat islam yang baik hendaknya kita mengetahua problem-problem
apa saja yang sedang dihadapi oleh umat islam saat ini dan bagaimana cara kita untuk
mengatasi problem-problem tersebut.
8
5. Agar bisa mengatasi permasalahan Umat Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Problematika Islam
Problematika berasal dari kata problem yang artinya soal, masalah, perkara sulit,
persoalan. Problematika sendiri secara leksikal mempunyai arti: berbagai problem. Fakta
umat Islam di masa sekarang berada pada salah satu masa terburuknya sejak cahaya Islam
muncul di Makkah dan benderang di Madinah. Keadaan umat Islam sekarang lebih buruk
daripada masa-masa suram ketika bangsa Mongol menghancurkan Baghdad, membunuh
khalifah dan menjadikan jalanan Baghdad basah oleh darah umat Islam. Masa itu memang
merupakan masa yang sangat suram bagi umat Islam, namun kondisi umat Islam sekarang
lebih buruk dari masa tersebut.kondisi umat islam saat ini memburuk, bisa dilihat dari
berbagai bidang manapun.
Dalam pembahasan materi ini, yang dimaksud dengan problema adalah: kesenjangan
yang terjadi antara kondisi ideal (mitsaliyah) dan kondisi ril (waqi’iyyah). Maksudnya adalah,
adanya ketimpangan kondisi umat, dimana kondisi umat Islam sekarang ini sangat jauh jika
dibandingkan dengan kondisi ideal umat Islam seperti yang disebutkan dalam Al-Quran dan
Hadits serta realitas umat terdahulu. Realita sekarang menunjukkan bahwa eksistensi ummat
Islam seperti yg disebutkan dalam al Qur’an dan Hadits serta realitas umat terdahulu hilang
atau dengan kata lain, umat Islam sekarang sedang terpuruk.
Menurut Ihsan Tanjung (http://hudzaifah.org/) kondisi umat Islam saat ini penuh
dengan kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan itu terkait dengan kapasitas intelektual
dan problematika moral. Kelemahan dalam kapasitas intelektual (Al Jahlu). Kelemahan umat
Islam yang terkait dengan kapasitas intelektual meliputi:
8
pengkaderan lemah maka akan mustahil melahirkan anasir-anasir dalam nadhatul
umat(kebangkitan umat).
Umat Islam sekarang ini tidak memiliki strategi yang jelas. Rencana
perjuangannya penuh dengan misteri. Hal tersebut disebabkan umat Islam tidak
diproduk dari pembinaan-pembinaan yang baik dan tidak memiliki wawasan ilmu
pengetahuan yang memadai.
Masa kini umat Islam lengah dalam menjaga keamanan diri dan kekayaan
baik moril dan materil sehingga negeri-negeri muslim yang kaya akan sumber
daya alam dirampok oleh negeri-negeri non muslim. Begitu pula dengan Iman,
umat lslam tidak lagi menjaganya tidak ada amniyah pada aqidah dan dibiarkan
serbuan-serbuan aqidah datang tanpa ada proteksi yang memadai.
8
Umat Islam dewasa ini tidak menyadari bahwa begitu banyak nikmat-
nikmat yang Allah SWT berikan dan tidak mensyukurinya. Jika umat Islam
mersyukuri segala nikmat Allah dari bentuk syukur itu akan muncul kuatut
tanfidzyaitu kekuatan untuk memobilisir diri dan sekarang umat Islam lemah
sekali dalam memobolisir diri apalagi memobilisir secara kolektifitas.
Lebih jelas lagi Huzaifah menuturkan gejala yang terjadi dalam umat Islam
mengenai kelemahan dalam problematika moral (Maradun Nafs). Kelemahan-kelemahan dalam
problematika moral yang terjadi pada umat Islam sekarang yaitu:
Umat Islam tidak seperti dahulu yang berprinsip laa marhuba illalah (tiada
yang ditakuti selain Allah) sehingga tidak memiliki keberanian seperti orang-
8
orang terdahulu yakni Rasulullah dan para sahabatnya yang terkenal
pemberani. Sekarang ini umat Islam mengalami penyakit Al Juban (pengecut).
Rasa takut dan berani itu berbanding terbalik sehingga jika seorang umat Islam
takut kepada Allah maka ia akan berani kepada selain Allah tetapi sebaliknya
jika ia takut kepada selain Allah maka ia akan berani menentang aturan-aturan
Allah SWT
Dalam Islam lupa diri sebab utamanya ialah karena lupa kepada Allah.
Umat Islam dzikirullah-nya lemah maka mereka kehilangan identitas mereka
sendiri sebagai Al Muslimum. Sebagaimana Allah berfirman dalam Qs. Al
Hasyr ayat 19 "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada
Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka
itulah orang-orang yang fasik".
8
shalat sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar". Kesabaran
meliputi:
Ikhlas tidak identik dengan tulus. Tulus artinya melakukan sesuatu tanpa
perasaan terpaksa padahal bisa saja orang itu ikhlas walaupun ada perasaan
terpaksa. Contohnya pada seseorang yang melakukan shalat subuh yang baru
saja jaga malam sehingga sanat terasa kantuk tetapi karena shalat adalah suatu
kewajiban perintah Allah swt ia tetap mengerjakannya
8
ulama dengan berbagai definisi yang berbeda-beda. Sebagiannya lebih merupakan ungkapan
sepotong-sepotong, tapi ada juga yang memang sudah mencakup semua batasan ilmu fiqih itu
sendiri. Al Imam Abu Hanifah punya definisi tentang fiqih yang unik, yaitu: Mengenal jiwa
manusia terkait apa yang menjadi hak dan kewajibannya. Sebenarnya definisi ini masih terlalu
umum, bahkan masih juga mencakup wilayah akidah dan keimanan bahkan juga termasuk
wilayah akhlaq. Sehingga fiqih yang dimaksud oleh beliau ini disebut juga dengan istilah Al
Fiqhul Akbar. Contoh problematika fikih dalam islam adalah Nikah Mut’ah dan Jilboobs.
A. Nikah mut'ah ialah perkawinan antara seorang lelaki dan wanita dengan
maskawin tertentu untuk jangka waktu terbatas yang berakhir dengan habisnya masa
tersebut, dimana suami tidak berkewajiban memberikan nafkah, dan tempat tinggal kepada
istri, serta tidak menimbulkan pewarisan antara keduanya.
Ada 6 perbedaan prinsip antara nikah mut'ah dan nikah sunni (syar'i):
1. Nikah mut'ah dibatasi oleh waktu, nikah sunni tidak dibatasi oleh waktu.
2. Nikah mut'ah berakhir dengan habisnya waktu yang ditentukan dalam akad atau
fasakh, sedangkan nikah sunni berakhir dengan talaq atau meninggal dunia.
3. Nikah mut'ah tidak berakibat saling mewarisi antara suami istri, nikah sunni
menimbulkan pewarisan antara keduanya.
4. Nikah mut'ah tidak membatasi jumlah istri, nikah sunni dibatasi dengan jumlah
istri hingga maksimal 4 orang.
5. Nikah mut'ah dapat dilaksanakan tanpa wali dan saksi, nikah sunni harus
dilaksanakan dengan wali dan saksi.
6. Nikah mut'ah tidak mewajibkan suami memberikan nafkah kepada istri, nikah
sunni mewajibkan suami memberikan nafkah kepada istri.
Haramnya nikah mut'ah berlandaskan dalil-dalil hadits Nabi saw juga pendapat para
ulama dari 4 madzhab. Dalil dari hadits Nabi saw yang diwayatkan oleh Imam Muslim
8
dalam kitabnya Shahih Muslim menyatakan bahwa dari Sabrah bin Ma'bad Al-Juhaini, ia
berkata: "Kami bersama Rasulullah saw dalam suatu perjalanan haji. Pada suatu saat kami
berjalan bersama saudara sepupu kami dan bertemu dengan seorang wanita. Jiwa muda
kami mengagumi wanita tersebut, sementara dia mengagumi selimut (selendang) yang
dipakai oleh saudaraku itu. Kemudian wanita tadi berkata: "Ada selimut seperti selimut".
Akhirnya aku menikahinya dan tidur bersamanya satu malam. Keesokan harinya aku pergi
ke Masjidil Haram, dan tiba-tiba aku melihat Rasulullah saw sedang berpidato diantara
pintu Ka'bah dan Hijr Ismail. Beliau bersabda, "Wahai sekalian manusia, aku pernah
mengizinkan kepada kalian untuk melakukan nikah mut'ah. Maka sekarang siapa yang
memiliki istri dengan cara nikah mut'ah, haruslah ia menceraikannya, dan segala sesuatu
yang telah kalian berikan kepadanya, janganlah kalian ambil lagi. Karena Allah azza wa
jalla telah mengharamkan nikah mut'ah sampai Hari Kiamat (Shahih Muslim II/1024).
Dalil hadits lainnya: Dari Ali bin Abi Thalib ra. ia berkata kepada Ibnu Abbas ra
bahwa Nabi Muhammad saw melarang nikah mut'ah dan memakan daging keledai jinak
pada waktu perang Khaibar (Fathul Bari IX/71).
Dari Madzhab Maliki, Imam Ibnu Rusyd (wafat 595 H) dalam kitabnya
Bidayatul Mujtahid wa Nihayah Al-Muqtashid (IV/325 s.d 334) mengatakan,
"hadits-hadits yang mengharamkan nikah mut'ah mencapai peringkat mutawatir"
Sementara itu Imam Malik bin Anas (wafat 179 H) dalam kitabnya Al-
Mudawanah Al-Kubra (II/130) mengatakan, "Apabila seorang lelaki menikahi
wanita dengan dibatasi waktu, maka nikahnya batil."
Dari Madzhab Syafi', Imam Syafi'i (wafat 204 H) dalam kitabnya Al-Umm (V/85)
mengatakan, "Nikah mut'ah yang dilarang itu adalah semua nikah yang dibatasi
8
dengan waktu, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, seperti ucapan
seorang lelaki kepada seorang perempuan, aku nikahi kamu selama satu hari,
sepuluh hari atau satu bulan." Sementara itu Imam Nawawi (wafat 676 H) dalam
kitabnya Al-Majmu' (XVII/356) mengatakan, "Nikah mut'ah tidak diperbolehkan,
karena pernikahan itu pada dasarnya adalah suatu aqad yang bersifat mutlaq,
maka tidak sah apabila dibatasi dengan waktu."
Dari Madzhab Hambali, Imam Ibnu Qudamah (wafat 620 H) dalam kitabnya Al-
Mughni (X/46) mengatakan, "Nikah Mut'ah ini adalah nikah yang bathil." Ibnu
Qudamah juga menukil pendapat Imam Ahmad bin Hambal (wafat 242 H) yang
menegaskan bahwa nikah mut'ah adalah haram.
B. Jilboobs akronim dari Jilbab dan boobs (dada) ini menjadi istilah yang makin
ramai diperbincangkan di media sosial pada awal Agustus 2014. Sebagian orang sudah
mendengarnya sejak setahun silam, yakni merujuk pada cara berpakaian wanita
berkerudung yang masih menggunakan pakaian ketat membentuk tubuh, terutama di bagian
atas atau dada. Sebutan ini memang ditujukan untuk perempuan yang menggunakan jilbab
tapi hobi berpakaian ketat sehingga lekuk tubuhnya masih terlihat jelas. Salah satu jenis
media yang digunakan dalam grup jilboobs adalah media baru (facebook).
8
tentang kecantikan. Jilbab menjadi pakaian yang dapat disesuaikan dengan perkembangan
fashion yang terkadang dalam penciptaannya luput dari aspek Syar’at. Barnard menyatakan
bahwa fashion merupakan fenomena kultural yang digunakan kelompok untuk
mengkonstruksi dan mengkomunikasikan identitasnya. Jilbab dapat digunakan menjadi
simbol untuk merepresentasikan gaya hidup kelompok sosial melalui fashion. Jilbab tidak
dominan lagi digunakan untuk nilai-nilai keagaman tetapi digunakan untuk bergaya atau
hanya sekedar aksesoris yang dipadukan dengan busana yang ketat dan tidak sesuai dengan
ajaran Islam, kelompok masyrakat tersebut di sebut sebagai kaum Jilboobs, mereka
menggunakan jilbab tetapi memperlihatkan aurat atau bagian-bagian tubuh yang seharusnya
tidak terekspos dengan sangat jelas,tetapi itu direspon oleh masyarakat sebagai hal yang
negatif karena merusak nilai-nilai keagamaan tentang jilbab itu sendiri.
Fenomena jilboobs memang mulai marak dikalangan wanita indonesia saat ini dimana
sebagaian wanita pengguna jilbab pada umumnya mengenakan jilbab namun disisi lain
menonjolkan aurat seorang wanita dengan menggunakan pakaian yang memperlihatkan
lekuk dan bentuk payudaranya, Pakaian yang ketat serta celana yang ketat dengan Jilbab
diatas kepala supaya terlihat seksi adalah bukan merupakan hakikat jilbab yang sebenarnya.
Karena adalam berjilbab hendaknya yang ditutup adalah Kepala ,payudara, Muka, namun
disisi lain sebagaian ulama berpendapat penggunaan Jilbab hendaknya cukup hanya
menutup kepala dan Payudara.
Seperti yang kita tahu, tidak semua aturan dalam syariat islam, dirinci dalam al-Quran.
Rincian cara shalat, zakat, haji, tidak disebutkan dalam al-Quran. Kita mengetahuinya dari
hadis Nabi. Akan tetapi masalah jilbab, Allah ta’ala telah merinci dan menjelaskan dengan
sangat jelas dalam al-Quran. Yang ini menunjukkan bagaimana perhatian Allah terhadap
wanita bani Adam. Allah memerintahkan para wanita untuk menjulurkan pakaian mereka,
sperti yang tertuang dalam QS. Al Ahzab : 59 yang artinya
8
Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut dengan jilbab adalah kain lebar yang dipasang
menutupi khimar (kerudung). Demikian keterangan Ibnu Mas’ud, Ubaidah, Qatadah, Hasan
al-Bashri, Said bin Jubair dan yang lainnya.
Ayat lain yang menunjukkan perintah Allah untuk berhijab terdapat pada QS. An Nur :
31, yang artinya
Dalam ayat ini, Allah perintahkan dua hal bagi wanita muslimah yaitu menjulurkan
kain kerudung mereka hingga menutupi dada dan tidak menampakkan perhiasannya, kecuali
yang nampak.
Semua yang dipakai wanita adalah perhiasan baginya. Emas-emasan yang dia
kenakan, termasuk pakaiannya. Karena itu, Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa semua bagian
tubuh wanita tidak boleh terlihat, kecuali pakaiannya. Dan pakaiannya, yang menutupi
seluruh badannya adalah perhiasan yang dikecualikan. Sementara Ibnu Abbas mengatakan
bahwa perhiasan yang boleh dinampakkan adalah telapak tangan, dan wajah. Apapun itu,
semua ketarangan dan ayat di atas menunjukkan bahwa Allah perintahkan wanita muslimah
untuk menyimpan seluruh auratnya secara sempurna. Dan tidak boleh ada yang nampak
selain, yang dikecualikan. Jika kita mengambil pendapat Ibnu Abbas, selain telapak tangan
dan wajah. Inilah yang diperintahkan Allah dalam al-Quran.
Dengan demikian, kita bisa memastikan, bahwa pakaian yang menutupi sebagian
aurat, namun masih menampakkan aurat yang lain, kerudung yang hanya menutupi leher,
tapi tidak menutupi bagian dada, lengan baju yang masih menampakkan bagian hasta, rok
yang tinggi sehingga betis masih kelihatan, semua ini tidak termasuk menutup aurat seperti
yang Allah perintahkan. Tidak terkecuali, pakaian ketat. Ini tidak jauh beda dengan
menampakkan aurat. Karena fungsi menutupi aurat adalah menyembunyikannya, sehingga
8
tidak terlihat lelaki yang bukan suami maupun mahramnya. Jika sebatas menutupi, orang
bisa menutupi dengan plastik transparan. Namun jelas bukan ini yang dimaksud.
Pengertian aqidah juga merupakan suatu bentuk pengakuan ataupun persaksian secara
sadar mengenai keyakinan, keimanan, dan kepercayaan bahwa ada suatu zat yang Esa yang
Maha Kuasa, yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu (Surah Al-Ikhlash:1-4).
Dalam intisari aqidah ahlussunnah dijelaskan bahwa aqidah diambil dari kata dasar
al-‘aqdu yaitu ar-rabth (ikatan), al-ibraam (pengesahan), al-ihkaam(penguatan), at-tawatstsuq
(menjadi kokoh, kuat) dan seterusnya. Dalam buku aqidah tersebut diterangkan bahwa
pengertian aqidah (akidah) adalah ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang
mengambil keputusan. Selain itu, pengertian aqidah dalam agama artinya berhubungan dengan
keyakinan, bukan perbuatan seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya para Rasul
Dalam buku tersebut diterangkan bahwa singkatnya pengertian aqidah adalah apa yang
telah menjadi ketetapan hati seseorang. Baik benar dan salah. Ditambahkan bahwa pengertian
aqidah secara istilah bahwa aqidah adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa
menjadi tenteram karenanya sehingga menjadi suatu keyakinan yang teguh dan kokoh, yang
tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Ditambahkan dalam buku aqidah tersebut bahwa pengertian Aqidah islam adalah
keimanan yang pasti dan teguh dengan Rububiyyah Allah Ta’ala, Uluhiyyah-Nya, asma’ dan sifat
sifat-Nya, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari kiamat, pada takdir baik
maupun buruk. Selain dari itu, aqidah islam juga beriman dengan semua yang berhubungan
dengan urusan gaib, pokok-pokok agama, dan apa yang telah disepakati oleh Salafush Shalih
dengan ketundukan yang bulat kepada Allah Ta’ala baik dalam perintah-Nya, hukum-Nya,
8
ataupun ketaatan kepada-Nya, serta meneladani Rasulullah. Contoh problematika Akidah adalah
Aliran Sesat.
A. Aliran Sesat
Kata sesat dapat diartikan sebagai keyakinan yang dianut seseorang yang menjadi
keyakinan publik, atau menjadi keyakinan para pengikutnya, sehingga orang yang diikuti
keyakinannya yang sesat disebut menyesatkan. Sedangkan pengertian “sesat menyesatkan”
(dallun mudillun) adalah paham atau pemikiran yang di anut dan diamalkan oleh sebuah
kelompok yang bertentangan dengan aqidah dan syariat Islam serta dinyatakan oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) menyimpang dalil Syar’i.
Aliran sesat dapat didefinisikan sebagai suatu kepercayaan yang menyimpang dari
mainstream masyarakat, namun batasan ini menjadi rancu karena kriteria kesesatan bersifat
multikriteria. Oleh karena itu silang pendapat apakah suatu aliran sesat atau tidak
merupakan masalah tersendiri yang tidak mudah. Aliran hanya dapat dinyatakan sebagai
sesat apabila mengacu pada satu kumpulan kriteria yang dinyatakan secara apriori sebagai
“tidak sesat”. Oleh karena itu ukuran sosiologis, politis dan psikologis hanya merupakan
penjelas saja tentang kemungkinan-kemungkinan mengapa seseorang atau kelompok
menjadi bagian dari aliran sesat.
Pengertian sesat dalam al-Qur’an dan Hadist mencangkup semua jenis penyimpanan
dari jalan yang lurus, baik dalam level kecil atau besar, disengaja atau tidak disengaja.
Sementara pengertian “sesat” dalam istilah “aliran sesat” adalah penyimpangan dari dasar-
dasar Islam (ushuluddin) yang di rumuskan oleh MUI pada tanggal 6 Nopember 2007, ke
dalam 10 kriteria, yaitu:
2. Meyakini atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i.
8
6. Mengingkari kedudukan hadist Nabi sebagai sumber ajaran Islam.
Kesepuluh maklumat yang dikeluarkan oleh MUI bukan tanpa dasar, bahkan
dilandasi oleh banyak dalil dari Al Qur’an dan Al Hadist serta bersesuaian dengan prinsip-
prinsip Ahlussunah Wal Jama’ah. Setelah membaca berbagai referensi, penulis menemukan
berbagai jenis aliran sesat yang pernah ada dilingkungan masyarakat Indonesia. Beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Ahmadiyah
Jemaat Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad (1835-
1908 M) di India, mendapat dukungan dan kerjasama penuh dengan
pemerintah kolonial Inggris waktu itu. Sekarang pun markas besar
Ahmadiyah berada di London. Ahmadiyah masuk Indonesia tahun 1935 dan
tersebar. Pusatnya sekarang di Parung Bogor. Mirza Ghulam Ahmad
mendeklarasikan dirinya sebagai Imam Mahdi atau Al-Masih al-Mau'ud (Juru
Selamat yang Dijanjikan). Bahkan para pengikutnya meyakininya sebagai
nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Pokok-pokok ajaran Ahmadiyah:
8
3) Mengakui Kitab mereka sama sucinya dengan Al Qur'an.
4) Wahyu tetap turun sampai hari kiamat begitu juga Nabi dan Rasul
diutus sampai hari kiamat.
1) Malaikat Jibril akan muncul lagi ke Bumi dan bersemayam di diri Lia,
maka dimanapun Lia berada selalu bersama Malaikat Jibril as.
8
2) Lia mengakui menjadi juru bicara Jibril as. dan mengaku sebagai
Nabi/Rasul.
Mereka berpendapat bahwa Rasul itu diutus sampai kiamat. Rasul itu
personnya, oleh sebab itu harus ada lembaganya (sama dengan Menteri
dengan Departemennya). Kalau Rasul meninggal maka harus ada Rasul baru
yaitu Imam mereka. Tidak taat pada Imam mereka berarti tidak taat pada
Rasul dan itu dosa besar. Gerakan ini ingin mendirikan NII (Negara Islam
Indonesia) versi mereka sendiri dengan tokohnya : Aceng Syaifuddin. Pokok-
pokok ajarannya :
8
5) Perkawinan harus dihadapan imam mereka dan diadakan oleh
imam mereka. Sedangkan orang tua tidak perlu tahu.
8
sebagainya berdasarkan hadits, lalu disuntikkan doktrin-doktrin bahwa hanya
Islam model manqul itulah yang sah, benar. Pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan, boleh ditebus dengan uang oleh anggota ini. Pokok-pokok ajaran
Islam Jama'ah / LDII :
4) Mati dalam keadaan belum baiat kepada Amir/Imam LDII maka akan
mati jahiliyah (kafir).
5) Al Qur'an dan Hadits yang boleh diterima adalah yang mankul (yang
keluar dari mulut Imam/Amir mereka) selain itu haram diikuti.
7) Dosa bisa ditebus kepada sang Amir atau Imam dan besarnya tebusan
tergantung besar kecilnya dosa yang diperbuat dan ditentukan oleh
Amir/Imam.
10) Korupsi asal tidak ketahuan. Bila berhasil menipu orang Islam diluar
mereka dianggap berpahala besar.
8
2.5 Solusi Permasalahan Umat Islam
1. Islamisasi Pengetahuan
Lembaga, pusat studi dan kajian serta ormas islam harus memiliki jaringan
yang kuat dan luas sehingga informasi dan ukhuwah dapat senantiasa terbina.
Dari sana kemudian gagasan kemajuan islam dapat disintesiskan dan kerja serta
gerakan dapat disinergiskan sehingga dakwah bisa lebih optimal.
8
5. Konsentrasi memperbaiki pendidikan juga menghapus sekulerisasi dari akar-
akarnya.
Mungkin anda tidak sempat mengikuti majelis taklim dan kuliah, akan
tetapi anda dapat mendiskusikan (bertanya) kepada para ustadz-ustadz melalui
telepon atau sms untuk hal-hal yang musykil bagi anda dalam masalah agama.
8
9. Bertemanlah dengan orang-orang yang mengingatkan anda akan Allah.
Kalau saja anda tidak bisa menghadiri majelis taklim, kuliah serta sungkan
bertanya kepada para ustadz, pererat hubungan anda dengan teman sejawat yang
mengikuti aktivitas-aktivitas keislaman tersebut, semoga anda mendapatkan bau
wangi dan wewangian dari mereka di Dunia dan Akhirat.
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa” [Al-Baqarah:2]
”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” [An-Nisaa’:59]
“Aku telah meninggalkan pada kamu dua hal. Kitab Allah dan sunnahku,
kamu tidak akan sesat selama berpegang padanya. (Riwayat Tirmidzi)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demikianlah, bahwa dengan kondisi yang terjadi dengan umat islam saat ini,
permasalahannya yang kompleks tidak boleh menjadikan umat berputus asa, malah hal ini
menjadi tantangan besar bagi umat, khususnya intelektual muslim untuk mengupayakan
terciptanya kesadaran bersama dan usaha-usaha berbaikan yang sinergi antar seluruh elemen
muslim. Dan hanya dengan bersungguh-sungguh sajalah langkah-langkah menuju
terbentuknya peradaban islam dan pengembalian kejayaan islam itu dapat terwujud.
8
DAFTAR PUSTAKA
Abudin, Nata. 2001. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Farid, Ahmad. 2008. Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Jakarta: Pustaka Imam
Asy-Syafi'i
Jaiz, Ahmad. 2002. Aliran dan Paham Sesat di Indonesia. Jakarta: Pustaka Alkautsar