Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

PROBLEMATIKA ISLAM

Diajukan untuk memenuhi tugas


pada makalah
OLEH :

NAMA : (ISI SENDIRI)


NIM : (ISI SENDIRI)

FAKULTAS TARBIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI BONE
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan Rahmat dan
Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Problematika Islam”
Adapun isi dari Makalah ini Terkait Apa Itu Problematika Islam,Problematika
Moral,Problematika Fiqih,Problematika Akidah dan Bagaimana Mengatasi
Permasalahan Umat Islam.Semoga Makalah ini dapat menambah wawasan kita semua
dan dapat memenuhi kriteria tugas yang Dosen berikan serta dapat menjadi nilai
tambah untuk penulis.
Tak ada yang sempurna, begitu pula dengan penulisan makalah ini. Oleh
sebab itu penulis menerima kritik positif dari pembaca sebagai perbaikan bagi penulis
dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfat.
Akhir kata penulis ucapkan “TerimaKasih”

Bone,20 Desember 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Penelitian 1

D. Manfaat Penelitian 2

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Problematika Islam 3

B. Problematika Moral 5

C. Problematika Fiqih 7

D. Problematika Aqidah 13

E. Solusi Permasalahan Umat Islam 19

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa sekarang ini kebanyakan umat islam hanya menggap


bahwa agama itu adalah persoalan belakangan, kebanyakan hanya
mementingkan dunia dari pada akhiratnya. Seakan akan agama itu hanya
sebagai pemenuhan syarat untuk menjadi seorang warga negara.
Kebanyakan umat islam saat ini hanya mencantumkan agama islam dalam
KTP mereka tetapi tidak mencantumkan dalam hati, mengamalkan hal hal
yang diperintahkan dan menjauhi larangan larangan yg dilarang dalam
agama.

Untuk itu sebagai umat islam yang baik hendaknya kita


mengetahua problem-problem apa saja yang sedang dihadapi oleh umat
islam saat ini dan bagaimana cara kita untuk mengatasi problem-problem
tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Problematika Islam?

2. Apa itu Problematika Moral?

3. Apa itu Problematika Fiqih?

4. Apa itu Problematika Akidah?

5. Bagaimana mengatasi permasalahan umat islam?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk dapat mengetahui Problematika Islam.


2. Untuk mengetahui kelemahan dalam Problematika Moral.
3. Agar mengetahui Problematika Fiqih.

1
4. Agar mengetahui Problematika Akidah.
5. Agar bisa mengatasi permasalahan Umat Islam.
D. Manfaat Penelitian

Penulisan Dalam penyusunan Makalah ini,penulis mempunyai beberapa


tujuan,yaitu:

1. Untuk mengetahui Problematika Islam itu sendiri

2. Untuk mengetahui Problematika Moral,Fiqih,dan Akidah

3. Untuk mengetahui Solusi Permasalahan Umat Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PROBLEMATIKA ISLAM

Problematika berasal dari kata problem yang artinya soal, masalah, perkara sulit,
persoalan. Problematika sendiri secara leksikal mempunyai arti: berbagai problem.
Fakta umat Islam di masa sekarang berada pada salah satu masa terburuknya sejak
cahaya Islam muncul di Makkah dan benderang di Madinah. Keadaan umat Islam
sekarang lebih buruk daripada masa-masa suram ketika bangsa Mongol menghancurkan
Baghdad, membunuh khalifah dan menjadikan jalanan Baghdad basah oleh darah umat
Islam. Masa itu memang merupakan masa yang sangat suram bagi umat Islam,
namun kondisi umat Islam sekarang lebih buruk dari masa tersebut.kondisi umat
islam saat ini memburuk, bisa dilihat dari berbagai bidang manapun.

Dalam pembahasan materi ini, yang dimaksud dengan problema adalah:


kesenjangan yang terjadi antara kondisi ideal (mitsaliyah) dan kondisi ril
(waqi’iyyah). Maksudnya adalah,adanya ketimpangan kondisi umat, dimana kondisi
umat Islam sekarang ini sangat jauh jika dibandingkan dengan kondisi ideal umat
Islam seperti yang disebutkan dalam Al-Quran dan Hadits serta realitas umat
terdahulu. Realita sekarang menunjukkan bahwa eksistensi ummat Hadits serta
realitas umat terdahulu. Realita sekarang menunjukkan bahwa eksistensi ummaT
Islam seperti yg disebutkan dalam al Qur'an dan Hadits serta realitas umat terdahulu
hilang atau dengan kata lain, umat Islam sekarang sedang terpuruk.

Menurut Ihsan Tanjung (http://hudzaifah.org/) kondisi umat Islam saat ini penuh
dengan kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan itu terkait dengan kapasitas
intelektual dan problematika moral. Kelemahan dalam kapasitas intelektual (Al Jahlu).
Kelemahan umat Islam yang terkait dengan kapasitas intelektual meliputi:

1. Dho'fut Tarbiyah (lemah dalam pendidikan).


Kelemahan dalam aspek pendidikan formal dan informal (pengkaderan)
sangat dirasakan oleh umat Islam masa kini. Jika pendidikan juga pembinaan
dan pengkaderan lemah maka akan mustahil melahirkan anasir-anasir dalam
nadhatul umat(kebangkitan umat).

3
2. Dho'fut Tsaqofah (lemah dalam ilmu pengetahuan).
Dewasa ini sedang sangat pesat perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tetapi umat Islam terasa tertinggal bila dibandingkan umat yang
lainnya, ini disebabkan karena wawasan umat Islam yang sempit dan terbatas
juga lemah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan ini disebabkan
kemauan umat untuk menuntut ilmu sangat rendah.

3. Dho'fut Takhthith (lemah dalam perencanaan-perencanaan).


Umat Islam sekarang ini tidak memiliki strategi yang jelas. Rencana
perjuangannya penuh dengan misteri. Hal tersebut disebabkan umat Islam
tidak diproduk dari pembinaan-pembinaan yang baik dan tidak memiliki
wawasan ilmu pengetahuan yang memadai.

4. Dho'fut Tanjim (lemah dalam pengorganisasian).


Sekarang ini terjadi gerakan-gerakan yang mengibarkan bendera
kebathilan, mereka membangun pengorganisasian yang solid sementara umat
Islam lemah dalam pengorganisasian sehingga kebathilan akan di atas angin
sedangkan umat Islam akan menjadi pihak yang kalah. Sesuai perkataan
khalifah Ali ra "Kebenaran tanpa sistem yang baik akan dikalahkan oleh
kebathilan yang terorganisasi dengan baik"

5. Dho'ful Amniyah (lemah dalam keamanan).


Masa kini umat Islam lengah dalam menjaga keamanan diri dan
kekayaan baik moril dan materil sehingga negeri-negeri muslim yang kaya
akan sumber daya alam dirampok oleh negeri-negeri non muslim. Begitu
pula dengan Iman, umat lslam tidak lagi menjaganya tidak ada amniyah pada
aqidah dan dibiarkan serbuan-serbuan aqidah datang tanpa ada proteksi yang
memadai.

6. Dho'fut Tanfidz (lemah dalam memobilisasi potensi-potensi diri).

Umat Islam dewasa ini tidak menyadari bahwa begitu banyak nikmat-
nikmat yang Allah SWT berikan dan tidak mensyukurinya. Jika umat Islam
mersyukuri segala nikmat Allah dari bentuk syukur itu akan muncul kuatut

4
tanfidzyaitu kekuatan untuk memobilisir diri dan sekarang umat Islam lemah
sekali dalam memobolisir diri apalagi memobilisir secara kolektifitas.

B. PROBLEMATIKA MORAL

Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia


atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak
memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif
di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh
manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses
sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang
memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit.

Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus
memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan
dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari
kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang
dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan
nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga
sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki standar
moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun
sejak lama.

Lebih jelas lagi Huzaifah menuturkan gejala yang terjadi dalam umat Islam
mengenai kelemahan dalam problematika moral (Maradun Nafs). Kelemahan-kelemahan
dalam problematika moral yang terjadi pada umat Islam sekarang yaitu:

1. Adamus Saja'ah (hilangnya keberanian).

Umat Islam tidak seperti dahulu yang berprinsip laa marhuba illalah (tiada yang
ditakuti selain Allah) sehingga tidak memiliki keberanian seperti orang-orang
terdahulu yakni Rasulullah dan para sahabatnya yang terkenal pemberani.
Sekarang ini umat Islam mengalami penyakit Al Juban (pengecut). Rasa takut dan
berani itu berbanding terbalik sehingga jika seorang umat Islam takut kepada

5
Allah maka ia akan berani kepada selain Allah tetapi sebaliknya jika ia takut
kepada selain Allah maka ia akan berani menentang aturan-aturan Allah SWT

4
2. Adamus Sabat (hilangnya sikap teguh pendirian).

Umat Islam mulai memperlihatkan mudah mengalami penyimpangan-


penyimpangan dan perjalanan hidupnya karena disebabkan oleh :
O Termakan oleh rayuan-rayuan.

O Terserang oleh intimidasi atau teror-teror.

Salah satu illutrasi hilangnya sabat (keteguhan) ini adalah prinsif-prinsif hidup
kaum muslimin tidak lagi dipegang hanya sering diucapkan tanpa dipraktekan.
Sebagai contoh Islam mengajarkan kebersihan sebagian dari Iman tetapi di
negari-negeri kaum muslim kondisinya tidak bersih menjadi pemandangan
pada umumnya

3. Adamut Dzikriyah (hilangnya semangat untuk mengingat Allah)

Dalam Islam lupa diri sebab utamanya ialah karena lupa kepada Allah.
Umat Islam dzikirullah-nya lemah maka mereka kehilangan identitas mereka
sendiri sebagai Al Muslimum. Sebagaimana Allah berfirman dalam Qs.
AlHasyr ayat 19 "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada
Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka
itulah orang-orang yang fasik".

4. Adamus Sabr (hilangnya kesabaran).

Kesabaran merupakan salah satu pertolongan yang paling pokok bagi


keberhasilan seorang muslim, sesuai firman Allah Qs.2:153 "Hai orang-orang
beriman mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan)
shalat sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar".
Kesabaran meliputi:
 Ashabru bitha'at (sabar dalam ketaatan).

 Ashabru indal mushibah (ketaatan ketika tertimpa


musibah).

 Ashabru anil ma'siat (sabar ketika menghadapi


maksiat).

6
5. Adamul Ikhlas (hilangnya makna ikhlas).

Ikhlas tidak identik dengan tulus. Tulus artinya melakukan sesuatu tanpa
perasaan terpaksa padahal bisa saja orang itu ikhlas walaupun ada perasaan
terpaksa. Contohnya pada seseorang yang melakukan shalat subuh yang baru
saja jaga malam sehingga sanat terasa kantuk tetapi karena shalat adalah
suatu kewajiban perintah Allah swt ia tetap mengerjakannya

6. Adamul Iltizam (hilangnya komitmen).

Dewasa ini kaum muslimin kebanyakan tidak istiqomah berkomitmen


terhadap Islam bahkan tidak sepenuhnya sadar bahwa Islam harus menjadi
pengikat utama dalam hidupnya sehingga mereka banyak menggunakan
isme- isme yang lain.

C. PROBLEMATIKA FIQIH

Kata fiqih , secara etimologi berarti pemahaman yang mendalam yang


membutuhkan pengerahan potensi akal. Pengertian ini dapat ditemukan dalam Sabda
Rasulullah.
Apabila Allah mengingatkan kebikan bagi seseorang maka Ia akan
memberikan pemahaman, agama (yang mendalam). (H.R. al-Bukhari muslim,
Ahmad ibnu Hanbalm al- Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Sedangkan secara istilah, fiqih adalah mengetahui hukum-hukum syara'yang


bersifat amaliah yang diproleh melalui dalil-dalilnya yang terperinci. Kata fiqih
didefinisikan oleh para
Ulama dengan berbagai definisi yang berbeda-beda. Sebagiannya lebih
merupakan ungkapan sepotong-sepotong, tapi ada juga yang memang sudah mencakup
semua batasan ilmu fiqih itu sendiri. Al Imam Abu Hanifah punya definisi tentang fiqih
yang unik, yaitu: Mengenal jiwa manusia terkait apa yang menjadi hak dan kewajibannya.
Sebenarnya definisi ini masih terlalu umum, bahkan masih juga mencakup wilayah akidah
dan keimanan bahkan juga termasuk wilayah akhlaq. Sehingga fiqih yang dimaksud oleh
beliau ini disebut juga dengan istilah Al Fiqhul Akbar. Contoh problematika fikih dalam
islam adalah Nikah Mutah dan +ilboobs.

7
A. Nikah mut'ah

ialah perkawinan antara seorang lelaki dan wanita dengan maskawin tertentu
untuk jangka waktu terbatas yang berakhir dengan habisnya masa tersebut, dimana
suami tidak berkewajiban memberikan nafkah, dan tempat tinggal kepada istri, serta
tidak menimbulkan pewarisan antara keduanya.

Ada 6 perbedaan prinsip antara nikah mut'ah dan nikah sunni (syar'i):

1. Nikah mut'ah dibatasi oleh waktu, nikah sunni tidak dibatasi oleh waktu.
2. Nikah mut'ah berakhir dengan habisnya waktu yang ditentukan dalam
akad atau fasakh, sedangkan nikah sunni berakhir dengan talaq atau
meninggal dunia.
3. Nikah mut'ah tidak berakibat saling mewarisi antara suami istri,
nikah sunni menimbulkan pewarisan antara keduanya.
4. Nikah mut'ah tidak membatasi jumlah istri, nikah sunni dibatasi
dengan jumlah istri hingga maksimal 4 orang.
5. Nikah mut'ah dapat dilaksanakan tanpa wali dan saksi, nikah
sunni harus dilaksanakan dengan wali dan saksi.
6. Nikah mut'ah tidak mewajibkan suami memberikan nafkah kepada
istri, nikah sunni mewajibkan suami memberikan nafkah kepada istri.

Dalil-Dali Haramnya Nikah Mut'ah

Haramnya nikah mut'ah berlandaskan dalil-dalil hadits Nabi saw juga


pendapat para ulama dari 4 madzhab. Dalil dari hadits Nabi saw yang
diwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya Shahih Muslim menyatakan bahwa
dari Sabrah bin Ma'bad Al-Juhaini, ia berkata: "Kami bersama Rasulullah saw dalam
suatu perjalanan haji. Pada suatu saat kami berjalan bersama saudara sepupu kami
dan bertemu dengan seorang wanita. Jiwa muda kami mengagumi wanita tersebut,
sementara dia mengagumi selimut (selendang) yang dipakai oleh saudaraku itu.
Kemudian wanita tadi berkata: "Ada selimut seperti selimut". Akhirnya aku
menikahinya dan tidur bersamanya satu malam. Keesokan harinya aku pergi ke
Masjidil Haram, dan tiba-tiba aku melihat Rasulullah saw sedang berpidato
diantara pintu Ka'bah dan Hijr Ismail. Beliau bersabda, "Wahai sekalian manusia, aku

8
pernah mengizinkan kepada kalian untuk melakukan nikah mut'ah. Maka sekarang
siapa yang memiliki istri dengan

7
cara nikah mut'ah, haruslah ia menceraikannya, dan segala sesuatu yang
telah kalian berikan kepadanya, janganlah kalian ambil lagi. Karena Allah azza
wa jalla telah mengharamkan nikah mut'ah sampai Hari Kiamat (Shahih Muslim
II/1024).
Dalil hadits lainnya: Dari Ali bin Abi Thalib ra. ia berkata kepada Ibnu
Abbas ra bahwa Nabi Muhammad saw melarang nikah mut'ah dan memakan daging
keledai jinak pada waktu perang Khaibar (Fathul Bari IX/71).
Berdasarkan hadits-hadits tersebut diatas, para ulama berpendapat sebagai
berikut:

 Dari Madzhab Hanafi, Imam Syamsuddin Al-Sarkhasi (wafat 490


H) dalam kitabnya Al-Mabsuth (V/152) mengatakan: "Nikah mut'ah
ini bathil menurut madzhab kami. Demikian pula Imam Ala Al Din
Al-Kasani (wafat 587 H) dalam kitabnya Bada'i Al-Sana'i fi Tartib
Al-Syara'i (II/272) mengatakan, "Tidak boleh
nikah yang bersifat sementara, yaitu nikah mut'ah".

 Dari Madzhab Maliki, Imam Ibnu Rusyd (wafat 595 H) dalam


kitabnya Bidayatul Mujtahid wa Nihayah Al-Muqtashid (IV/325 s.d
334) mengatakan, "hadits-hadits yang mengharamkan nikah mut'ah
mencapai peringkat mutawatir" Sementara itu Imam Malik bin Anas
(wafat 179 H) dalam kitabnya Al- Mudawanah Al-Kubra (II/130)
mengatakan, "Apabila seorang lelaki menikahi wanita dengan
dibatasi waktu, maka nikahnya batil."
 Dari Madzhab Syafi', Imam Syafi'i (wafat 204 H) dalam
kitabnya Al-Umm (V/85) mengatakan, "Nikah mut'ah yang dilarang
itu adalah semua nikah yang dibatasi dengan waktu, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang, seperti ucapan seorang lelaki kepada
seorang perempuan, aku nikahi kamu selama satu hari, sepuluh hari atau
satu bulan." Sementara itu Imam Nawawi (wafat 676 H) dalam kitabnya
Al-Majmu' (XVII/356) mengatakan, "Nikah mut'ah tidak diperbolehkan,
karena pernikahan itu pada dasarnya adalah suatu aqad yang bersifat
mutlaq, maka tidak sah apabila dibatasi dengan waktu."
 Dari Madzhab Hambali, Imam Ibnu Qudamah (wafat 620 H)

9
dalam kitabnya Al- Mughni (X/46) mengatakan, "Nikah Mut'ah ini
adalah nikah yang bathil." Ibnu Qudamah juga menukil pendapat
Imam Ahmad bin Hambal (wafat 242 H) yang menegaskan bahwa
nikah mut'ah adalah haram.
B. +ilboobs
akronim dari Jilbab dan boobs (dada) ini menjadi istilah yang makin ramai
diperbincangkan di media sosial pada awal Agustus 2014. Sebagian orang sudah
mendengarnya sejak setahun silam, yakni merujuk pada cara berpakaian wanita
berkerudung yang masih menggunakan pakaian ketat membentuk tubuh, terutama di

bagian atas atau dada. Sebutan ini memang ditujukan untuk perempuan yang
menggunakan jilbab tapi hobi berpakaian ketat sehingga lekuk tubuhnya masih terlihat
jelas. Salah satu jenis media yang digunakan dalam grup jilboobs adalah media baru
(facebook).

Perbandingan Jilbab dan Jilboobs

Dalam perkembangannya, model berjilbab wanita muslim Indonesia mengalami


perubahan beriringan dengan munculnya komunitas jilbab yang membawa identitas Islam.
Perempuan muslim di Indonesia sudah menjadikan jilbab sebagai gaya hidup. Mereka juga
berfikir bahwa jilbab dapat membuat mereka semakin cantik yang merujuk pada
mitos tentang kecantikan. Jilbab menjadi pakaian yang dapat disesuaikan dengan
perkembangan fashion yang terkadang dalam penciptaannya luput dari aspek Syar'at.
Barnard menyatakan bahwa fashion merupakan fenomena kultural yang digunakan
kelompok untuk mengkonstruksi dan mengkomunikasikan identitasnya. Jilbab dapat
digunakan menjadi simbol untuk merepresentasikan gaya hidup kelompok sosial melalui
fashion. Jilbab tidak dominan lagi digunakan untuk nilai-nilai keagaman tetapi digunakan
untuk bergaya atau hanya sekedar aksesoris yang dipadukan dengan busana yang ketat dan
tidak sesuai dengan ajaran Islam, kelompok masyrakat tersebut di sebut sebagai kaum
Jilboobs, mereka menggunakan jilbab tetapi memperlihatkan aurat atau bagian-bagian

10
tubuh yang seharusnya tidak terekspos dengan sangat jelas,tetapi itu direspon oleh
masyarakat sebagai hal yang negatif karena merusak nilai-nilai keagamaan tentang jilbab
itu sendiri.
Fenomena jilboobs memang mulai marak dikalangan wanita indonesia saat ini dimana
sebagaian wanita pengguna jilbab pada umumnya mengenakan jilbab namun disisi lain
menonjolkan aurat seorang wanita dengan menggunakan pakaian yang memperlihatkan
lekuk dan bentuk payudaranya, Pakaian yang ketat serta celana yang ketat dengan Jilbab
diatas kepala supaya terlihat seksi adalah bukan merupakan hakikat jilbab yang
sebenarnya. Karena adalam berjilbab hendaknya yang ditutup adalah Kepala ,payudara,
Muka, namun disisi lain sebagaian ulama berpendapat penggunaan Jilbab hendaknya
cukup hanya menutup kepala dan Payudara.
Seperti yang kita tahu, tidak semua aturan dalam syariat islam, dirinci dalam al-Quran.
Rincian cara shalat, zakat, haji, tidak disebutkan dalam al-Quran. Kita mengetahuinya dari
hadis Nabi. Akan tetapi masalah jilbab, Allah ta'ala telah merinci dan menjelaskan dengan
sangat jelas dalam al-Quran. Yang ini menunjukkan bagaimana perhatian Allah terhadap
wanita bani Adam. Allah memerintahkan para wanita untuk menjulurkan pakaian mereka,
sperti yang tertuang dalam QS. Al Ahzab : 59 yang artinya

‘Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak


perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka‘.

Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut dengan jilbab adalah kain lebar yang
dipasang menutupi khimar (kerudung). Demikian keterangan Ibnu Mas'ud, Ubaidah,
Qatadah, Hasan al-Bashri, Said bin Jubair dan yang lainnya.

11
Ayat lain yang menunjukkan perintah Allah untuk berhijab terdapat pada QS.
An Nur : 31, yang artinya
‘Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya. &an mereka harus menutupkan
kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,
atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka‘ .

Dalam ayat ini, Allah perintahkan dua hal bagi wanita muslimah yaitu
menjulurkan kain kerudung mereka hingga menutupi dada dan tidak menampakkan
perhiasannya, kecuali yang nampak.
Semua yang dipakai wanita adalah perhiasan baginya. Emas-emasan yang
dia kenakan, termasuk pakaiannya. Karena itu, Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa
semua bagian tubuh wanita tidak boleh terlihat, kecuali pakaiannya. Dan pakaiannya,
yang menutupi seluruh badannya adalah perhiasan yang dikecualikan. Sementara
Ibnu Abbas mengatakan bahwa perhiasan yang boleh dinampakkan adalah telapak
tangan, dan wajah. Apapun itu, semua ketarangan dan ayat di atas menunjukkan
bahwa Allah perintahkan wanita muslimah untuk menyimpan seluruh auratnya
secara sempurna. Dan tidak boleh ada yang nampak selain, yang dikecualikan. Jika
kita mengambil pendapat Ibnu Abbas, selain telapak tangan dan wajah. Inilah yang
diperintahkan Allah dalam al-Quran.
Dengan demikian, kita bisa memastikan, bahwa pakaian yang menutupi sebagian
aurat, namun masih menampakkan aurat yang lain, kerudung yang hanya menutupi
leher, tapi tidak menutupi bagian dada, lengan baju yang masih menampakkan bagian
hasta, rok yang tinggi sehingga betis masih kelihatan, semua ini tidak termasuk
menutup aurat seperti yang Allah perintahkan. Tidak terkecuali, pakaian ketat. Ini
tidak jauh beda dengan menampakkan aurat. Karena fungsi menutupi aurat adalah
menyembunyikannya, sehingga tidak terlihat lelaki yang bukan suami maupun
mahramnya.

12
D. PROBLEMATIKA AQIDAH
Kata aqidah berasal dari salah satu kata dalam bahasa Arab yaitu ‘aqad, yang
artinya ikatan. Berdasarkan ahli bahasa, pengertian aqidah adalah sesuatu yang dengannya
diikatnya hati dan perasaan manusia atau yang dijadikan agama oleh manusia dan dijadikan
pegangan (Hamka, dalam Studi Islam). Sehingga pengertian akidah/aqidah ini dapat
diibaratkan sebagai perjanjian yang kokoh yang tertanam jauh di dalam lubuh hati sanubari
manusia. Pengertian aqidah juga merupakan suatu bentuk pengakuan ataupun persaksian
secara sadar mengenai keyakinan, keimanan, dan kepercayaan bahwa ada suatu zat yang
Esa yang Maha Kuasa, yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu (Surah Al-Ikhlash:1-4).
Dalam intisari aqidah ahlussunnah dijelaskan bahwa aqidah diambil dari kata dasar
al-‘aqdu yaitu ar-rabth (ikatan), al-ibraam (pengesahan), al-ihkaam(penguatan), at-
tawatstsuq
(menjadi kokoh, kuat) dan seterusnya.
Dalam buku aqidah tersebut diterangkan bahwa pengertian aqidah (akidah)
adalah ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan.
Selain itu, pengertian aqidah dalam agama artinya berhubungan dengan keyakinan, bukan
perbuatan seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya para Rasul Dalam buku tersebut
diterangkan bahwa singkatnya pengertian aqidah adalah apa yang telah menjadi ketetapan
hati seseorang. Baik benar dan salah. Ditambahkan bahwa pengertian aqidah secara
istilah bahwa aqidah adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi
tenteram karenanya sehingga menjadi suatu keyakinan yang teguh dan kokoh, yang
tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Ditambahkan dalam buku aqidah tersebut bahwa pengertian Aqidah islam adalah
keimanan yang pasti dan teguh dengan Rububiyyah Allah Ta'ala, Uluhiyyah-Nya, asma' dan
sifat sifat-Nya, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari kiamat, pada
takdir baik maupun buruk. Selain dari itu, aqidah islam juga beriman dengan semua yang
berhubungan dengan urusan gaib, pokok-pokok agama, dan apa yang telah disepakati
oleh Salafush Shalih dengan ketundukan yang bulat kepada Allah Ta'ala baik dalam
perintah-Nya, hukum-Nya, ataupun ketaatan kepada-Nya, serta meneladani Rasulullah.
Contoh problematika Akidah adalah Aliran Sesat.

A.Aliran Sesat

13
Kata sesat dapat diartikan sebagai keyakinan yang dianut seseorang yang menjadi
keyakinan publik, atau menjadi keyakinan para pengikutnya, sehingga orang yang diikuti
keyakinannya yang sesat disebut menyesatkan. Sedangkan pengertian “sesat menyesatkan”
(dallun mudillun) adalah paham atau pemikiran yang di anut dan diamalkan oleh sebuah
kelompok yang bertentangan dengan aqidah dan syariat Islam serta dinyatakan oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) menyimpang dalil Syar'i.
Aliran sesat dapat didefinisikan sebagai suatu kepercayaan yang menyimpang dari
mainstream masyarakat, namun batasan ini menjadi rancu karena kriteria kesesatan bersifat
multikriteria. Oleh karena itu silang pendapat apakah suatu aliran sesat atau tidak
merupakan masalah tersendiri yang tidak mudah. Aliran hanya dapat dinyatakan sebagai
sesat apabila mengacu pada satu kumpulan kriteria yang dinyatakan secara apriori sebagai
“tidak sesat”. Oleh karena itu ukuran sosiologis, politis dan psikologis hanya merupakan
penjelas saja tentang kemungkinan-kemungkinan mengapa seseorang atau kelompok
menjadi bagian dari aliran sesat.
Pengertian sesat dalam al-Qur'an dan Hadist mencangkup semua jenis penyimpanan
dari jalan yang lurus, baik dalam level kecil atau besar, disengaja atau tidak disengaja.
Sementara pengertian “sesat” dalam istilah “aliran sesat” adalah penyimpangan dari dasar-
dasar Islam (ushuluddin) yang di rumuskan oleh MUI pada tanggal 6 Nopember 2007, ke
dalam 10 kriteria, yaitu:

1. Mengingkari salah satu rukun iman dan rukun islam.

2. Meyakini atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan dalil syari.

3. Meyakini turunnya wahyu sesudah al-<uran.

4. Mengingkari otentisitas dan kebenaran al-<uran.

5. Menafsirkan al-<uran tidak berdasar kaidah-kaidah tafsir.

6. Mengingkari kedudukan hadist Nabi sebagai sumber ajaran Islam.

7. Menghina, melecehkan dan/atau merendahkan Nabi dan Rasul.

8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dana Rasul terakhir.

9. Mengubah, menambah, dan mengurangi pokok-pokok ibadah yang


telah ditetapkan syari’at.

14
Kesepuluh maklumat yang dikeluarkan oleh MUI bukan tanpa dasar,
bahkan dilandasi oleh banyak dalil dari Al Qur'an dan Al Hadist serta bersesuaian
dengan prinsip- prinsip Ahlussunah Wal Jama'ah. Setelah membaca berbagai
referensi, penulis menemukan berbagai jenis aliran sesat yang pernah ada
dilingkungan masyarakat Indonesia. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Ahmadiyah
Jemaat Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad (1835- 1908 M) di
India, mendapat dukungan dan kerjasama penuh dengan pemerintah kolonial Inggris
waktu itu. Sekarang pun markas besar Ahmadiyah berada di London. Ahmadiyah
masuk Indonesia tahun 1935 dan tersebar. Pusatnya sekarang di Parung Bogor.
Mirza Ghulam Ahmad mendeklarasikan dirinya sebagai Imam Mahdi atau Al-Masih
al-Mau'ud (Juru Selamat yang Dijanjikan). Bahkan para pengikutnya meyakininya
sebagai nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Pokok-pokok ajaran Ahmadiyah:

1) Mirza Ghulam Ahmad mengaku dirinya Nabi dan Rasul utusan Tuhan.

2) Mengaku menerima wahyu di India. Kitab suci mereka bernama


Tadzkirah. Isinya memutarbalikkan ayat-ayat suci Al Qur'an, ayat yang
awal diputar ke belakang, ayat yang satu disambung ayat

lainnya sesuai dengan selera nabi India tersebut.


3) Mengakui Kitab mereka sama sucinya dengan Al Qur'an.

4) Wahyu tetap turun sampai hari kiamat begitu juga Nabi dan Rasul diutus
sampai hari kiamat.

5) Mempunyai tempat suci sendiri yaitu Qadian dan Rabwah. Nabi Mirza
tidak pernah naik haji ke Makkah.

6) Mereka mempunyai surga sendiri yang letaknya di Qadian dan Rabwah


dan sertifikat kapling surga tersebut di jual kepada jama'ahnya dengan
harga sangat mahal.

7) Wanita Ahmadiyah haram nikah dengan laki-laki bukan Ahmadiyah


tetapi sebaliknya boleh.

15
8) Tidak boleh bermakmum dibelakang orang yang bukan Ahmadiyah.

9) Ahmadiyah mempunyai tanggal, bulan dan tahun sendiri yaitu Suluh,


Tabliqh, Aman, Syahadah, Hijrah, Ikhsan, Wafa', Zuhur, Tabuk, Ikha',
Nubuwah, Fatah. Nama tahunnya adalah Hijri Syamsi (HS).

b) Kerajaan Lia Eden (Salamullah)

Agama Salamullah adalah agama baru yang menghimpun semua agama,


didirikan oleh Lia Aminuddin, umur 51 tahun tinggal di Jl. Mahoni 30 Jakarta
Pusat. Ajaran Lia Aminuddin yang profesi awalnya perangkai bunga kering ini
difatwakan MUI pada 22 Desember 1997 sebagai ajaran yang sesat dan
menyesatkan. Pada tahun 2003, Lia Aminuddin mengaku mendapat wahyu berupa
pernikahannya dengan pendampingnya yang dia sebut Jibril. Karena itu, Lia
Aminuddin diubah namanya menjadi Lia Eden sebagai lambang surga, menurut
kitabnya yang berjudul Ruhul Kudus. Pengikutnya makin menyusut, kini tinggal
70-an orang, maka ada "wahyu-wahyu" yang menghibur atas larinya orang dari
Lia. Pokok-pokok ajarannya :

1) Malaikat Jibril akan muncul lagi ke Bumi dan bersemayam di diri Lia,
maka dimanapun Lia berada selalu bersama Malaikat Jibril as.

2) Lia mengakui menjadi juru bicara Jibril as. dan mengaku sebagai
Nabi/Rasul.

3) Lia mengaku mendapatkan wahyu.

4) Lia mengaku mendapatkan mukjizat.

5) Agama yang dibawa oleh Lia bernama Salamullah / Agama Perenialisme


yang menghimpun segala agama.

6) Lia mengaku sebagai Imam Mahdi.

7) Imam Mukti (anaknya) dianggap sebagai Nabi Isa as.

8) Abdul Rahman diyakini sebagai wa'sil/Imam besar.

16
9) Mencukur semua jenis rambut lalu membakarnya dianggap sebagai
bentuk ibadah yang diperintahkan Jibril melalui Lia Aminuddin

c) Cerakan Lembaga Kerasulan (LK)

Mereka berpendapat bahwa Rasul itu diutus sampai kiamat. Rasul itu personnya,
oleh sebab itu harus ada lembaganya (sama dengan Menteri dengan
Departemennya). Kalau Rasul meninggal maka harus ada Rasul baru yaitu Imam
mereka. Tidak taat pada Imam mereka berarti tidak taat pada

Rasul dan itu dosa besar. Gerakan ini ingin mendirikan NII (Negara Islam
Indonesia) versi mereka sendiri dengan tokohnya : Aceng Syaifuddin. Pokok-
pokok ajarannya :

1) Rasul diutus sampai hari kiamat.


2) Wajib bai'at serta taat pada Imam.
3) Dosa bisa ditebus dengan uang kepada Imam. Besar kecilnya
tergantung
4) Di luar kelompok mereka adalah kafir.
5) Perkawinan harus dihadapan imam mereka dan diadakan oleh imam
mereka. Sedangkan orang tua tidak perlu tahu.

6) Membagi periode Makkah dan Madinah. Sekarang dianggap masih


periode Makkah, jadi belum wajib Sholat, puasa, haji serta belum
diharamkan khamar dan minuman memabukkan lainnya.

d) LDII (Lembaga Dahwah Islam Indonesia) / Islam +amaah

Pendiri dan pemimpin tertinggi pertama gerakan ini adalah Madigol Nurhasan
Ubaidah Lubis bin Abdul bin Thahir bin Irsyad. Lahir pada tahun 1915 di Desa
Bangi, Kec. Purwoasri, Kediri, Jawa Timur. Paham yang dianut oleh LDII tidak
berbeda dengan aliran Islam Jama'ah/Darul Hadits yang telah dilarang oleh Jaksa
Agung Republik Indonesia pada tahun 1971. Keberadaan LDII mempunyai akar
kesejarahan dengan Darul Hadits/Islam Jama'ah yang didirikan pada tahun 1951
oleh Nurhasan Al Ubaidah Lubis (Madigol).

17
Setelah aliran tersebut dilarang tahun 1971, kemudian berganti nama dengan
Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI) pada tahun 1972 (tanggal 13 Januari 1972.
Pengikut gerakan ini pada pemilu 1971 berafiliasi dan mendukung
GOLKAR).Aliran sesat yang telah dilarang Jaksa Agung 1971 ini kemudian dibina
oleh mendiang

16
Soedjono Hoermardani dan Jenderal Ali Moertopo. LEMKARI dibekukan di seluruh
Jawa Timur oleh pihak penguasa di Jawa Timur atas desakan keras MUI (Majelis
Ulama Indonesia) Jatim di bawah pimpinan KH. Misbach. LEMKARI diganti nama
oleh Jenderal Rudini (Mendagri), 1990/1991, menjadi LDII (Lembaga Dakwah
Islamiyah Indonesia). Penyelewengan utamanya, menganggap al-Qur'an dan as-
Sunnah baru sah diamalkan kalau manqul (yang keluar dari mulut imam atau
amirnya). Gerakan ini membuat syarat baru tentang sahnya keislaman seseorang.
Orang yang tidak masuk golongan mereka dianggap kafir dan najis.Modus operan
di gerakan ini mengajak siapa saja ikut ke pengajian

mereka secara rutin. Peserta akan diberikan ajaran tentang shalat


dan sebagainya berdasarkan hadits, lalu disuntikkan doktrin-doktrin bahwa
hanya Islam model manqul itulah yang sah, benar. Pelanggaran-pelanggaran
yang dilakukan, boleh ditebus dengan uang oleh anggota ini. Pokok-pokok
ajaran Islam Jama'ah / LDII :

1) Orang Islam di luar kelompok mereka adalah kafir dan najis, termasuk
kedua orang tua sekalipun.
2) Kalau ada orang di luar kelompok mereka yang melakukan shalat di
masjid mereka maka bekas tempat sholatnya dicuci karena dianggap sudah
terkena najis.
3) Wajib taat pada amir atau Imam mereka.
4) Mati dalam keadaan belum baiat kepada Amir/Imam LDII maka akan mati
jahiliyah (kafir).
5) Al Qur'an dan Hadits yang boleh diterima adalah yang mankul (yang
keluar dari mulut Imam/Amir mereka) selain itu haram diikuti.
6) Haram mengaji Al Qur'an dan Hadits kecuali kepada Imam/Amir
mereka.
7) Dosa bisa ditebus kepada sang Amir atau Imam dan besarnya tebusan
tergantung besar kecilnya dosa yang diperbuat dan ditentukan oleh
Amir/Imam.

8) Harus rajin membayar infak, shodaqoh dan zakat kepada Amir/Imam


mereka. Selain kepada mereka adalah haram.

18
9) Harta benda diluar kelompok mereka dianggap halal untuk diambil atau
dimiliki dengan cara bagaimanapun, misalnya: merampok, mencuri,

10) Korupsi asal tidak ketahuan. Bila berhasil menipu orang Islam diluar
mereka dianggap berpahala besar.

E. SOLUSI PERMASALAHAN UMAT ISLAM


1. Islamisasi Pengetahuan

Islamisasi pengetahuan yang kita maksud adalah penguasaan sains dan


ternologi sesuai dengan tuntunan islam serta keberpihakan atau loyalitas
ilmuwan
muslim kepada agamanya dan negaranya, serta kepedulian Negara khususnya
kepada pengetahuan dan ilmuwan. Hal ini mengingat, ilmu pengetahuan seolah
menjadi senjata yang sangat ampuh untuk menaklukkan alam semesta.

2. Istiqamah dan sadar

Secara singkat Solusi yang ditawarkan adalah yang mampu menjamin


shalah dan ishlah; yang fardhu ‘ain dan fardhu kifayah; yaitu keselamatan
pribadi dan perbaikan sosial, bangsa dan negara. Seorang pribadi muslim akan
bisa menjadi shalih dan selamat meskipun masyarakat dan Negara carut marut,
mana kala ia beriman dengan benar, beribadah dengan benar dan melakoni
kehidupan dengan akhlak mulia, serta menghindari segala fitnah.

3. Kemandirian ekonomi negara Muslim

Kemandirian ekonomi negara Muslim adalah hal yang seharusnya


dijadikan hal penting. Meski saat ini kondisi perekonomian hampir di semua
negara Muslim dalam kondisi memprihatinkan, namun basis-basis bagi
kemandirian itu harus ditanamkan dengan kokoh. Selain iptek yang tak
kalah
penting adalah pertanian mengarah pada swasembada, kemudian usaha-usaha
bagi pemenuhan kebutuhan primer masyarakat. Selain itu pembangunan yang
butuh banyak dana dapat dilakukan dengan kebersamaan sesama negara

19
Muslim.

4. Membentuk jaringan dan kerjasama antar gerakan dan


elemen organisasi islam.

Lembaga, pusat studi dan kajian serta ormas islam harus memiliki
jaringan yang kuat dan luas sehingga informasi dan ukhuwah dapat
senantiasa terbina. Dari sana kemudian gagasan kemajuan islam dapat
disintesiskan dan kerja serta gerakan dapat disinergiskan sehingga dakwah
bisa lebih optimal.

5.Konsentrasi memperbaiki pendidikan juga menghapus

sekulerisasi dari akar- akarnya.

Islamisasi ilmu juga harus pula dibarengi dengan upaya memperbaiki


sistem pendidikan. Semua tokoh pembaharu dan penyokong gagasan
islamisasi sains sepakat bahwa perbaikan sistem pendidikan adalah hal
yang urgen bagi terbentuknya peradaban islam. Bagaimanapun system
pendidikan masih didominasi oleh pemikiran sekula Oleh karena itu
perlu usaha keras untuk melakukan perbaikan
6. Menghapuskan perselisihan pan)ang antar negara Muslim
dengan ukhuwah Islamiyah.

Egoisme, nasionalisme sempit kesukuan, harus diganti dengan


semangat persatuan umat islam. Yang harus dibangun adalah kesadaran
bahwa umat islam saat ini tengah dalam kondisi terpuruk, oleh karenanya
umat islam harus berupaya menegakkan kembali izzah islam dan hal itu
membutuhkan banyak energi, oleh karenanya sangat dibutuhkan persatuan
dan persaudaraan dikalangan umat islam sehingga dapat dibentuk sinergi.

7. Kenalilah islam lebih mendalam lagi.


Manfaatkan keberadaan anda di perantauaninidengan menuntut
ilmu,mengikuti majelis-majelis taklim, kuliah studi islam, membaca buku
islami,mendengarkan kaset-kaset ceramah agama, yang dapatmenambah

20
pengetahuan anda tentang agama Allah, dan menambah kedekatan anda
dengan kitabullah dan sunnah Rasulullah.

19
8.Pererat hubungan anda dengan ustadz (orang yang anda
yakini kebenaran akidahnya).

Mungkin anda tidak sempat mengikuti majelis taklim dan kuliah, akan tetapi
anda dapat mendiskusikan (bertanya) kepada para ustadz-ustadz melalui telepon
atau sms untuk hal-hal yang musykil bagi anda dalam masalah agama.

9.Bertemanlah dengan orang-orang yang mengingatkan anda

kepada Allah

Kalau saja anda tidak bisa menghadiri majelis taklim, kuliah serta sungkan
bertanya kepada para ustadz, pererat hubungan anda dengan teman sejawat yang
mengikuti aktivitas-aktivitas keislaman tersebut, semoga anda mendapatkan
bau wangi dan wewangian dari mereka di Dunia dan Akhirat.

10. Baca dan Pelajari Al Qur’an dan Hadits


“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa” [Al-Baqarah:2]

”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya),
jika

kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” [An-Nisaa':59]

“Aku telah meninggalkan pada kamu dua hal. Kitab Allah dan sunnahku, kamu
tidak akan sesat selama berpegang padanya. (Riwayat Tirmidzi)

21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Demikianlah, bahwa dengan kondisi yang terjadi dengan umat islam saat ini,
permasalahannya yang kompleks tidak boleh menjadikan umat berputus asa, malah
hal ini menjadi tantangan besar bagi umat, khususnya intelektual muslim untuk
mengupayakan terciptanya kesadaran bersama dan usaha-usaha berbaikan yang
sinergi antar seluruh elemen muslim. Dan hanya dengan bersungguh-sungguh
sajalah langkah-langkah menuju terbentuknya peradaban islam dan pengembalian
kejayaan islam itu dapat terwujud

22
DAFTAR PUSTAKA

Syaikh, Muhammad. 2011. Syarah Problematika Jahiliyah. Jakarta: Darul Falah.

Abudin, Nata. 2001. Filsa+at Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Sudarsono. 2013. &asar-dasar Agama Islam. Surakarta: Rineka Cipta

Farid, Ahmad. 2008. Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Jakarta: Pustaka

Imam Asy-Syafi'i

Syafe'I, Rahmat. 2015. Ilmu Ushul Fiqih. Bandung: Pustaka Setia

Jaiz, Ahmad. 2002. Aliran dan Paham Sesat di Indonesia. Jakarta: Pustaka

Alkautsar

23

Anda mungkin juga menyukai