JUDUL:
SUSTAINABLE DEVELOPMENT
“Bangunan Tropis dengan Konsep Rumah Panggung Modern”
Di Kelapa Gading - Jakarta
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan artikel ini, yaitu untuk menjelaskan pentingnya pembangunan
Berkelanjutan bagi masa sekarang dan di masa yang akan datang, melalui contoh penerapan pada
bangunan rumah di Kelapa Gading Jakarta.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SUSTAINABLE DEVELOPMENT
Secara alami Jakarta adalah kota rawa dan hidup dengan air, selain menerima limpahan air
dari daerah hulu. Jakarta itu penuh dengan rawa. Buktinya banyak daerah di Jakarta bernama
rawa: Rawa Bebek, Rawa Belong, Rawa Bening, dan seterusnya. Jika melihat peta Batavia awal
Abad ke-20, banjir pun ternyata tak mampu diatasi. Kenapa? Karena tata kotanya melawan air.
Itulah awal mula masalah Jakarta dengan air.
Dari konsep pembangunan Berkelanjutan yang salah dari masa kolonial, Jakarta itu
melawan air. Misalnya, area Jakarta Utara yang tadinya mangrove dikeringkan, sehingga mulai
banyak banjir. Masalahnya adalah daya tampung aliran dan limpahan air yang tidak seimbang,
Misalnya, di daerah yang tadinya rawa-rawa lalu diuruk dan dibuat perumahan dengan menutup
area hijau dengan beton, Di lahan yang diuruk, air memang hilang tapi air berpindah ke tempat
lain, ke daerah yang lebih rendah, dan membuat banjir.
Dapat dilihat pada tahun 1986-1990 Kelapa Gading secara alami seluruhnya adalah air dan
mungkin ini adalah area tangkapan air terakhir diperkotaan Jakarta, namun pada tahun 2006 menjadi
kering, penuh dengan bangunan dan tidak ada lagi tempat untuk air, dan tiap tahunnya air akan tetap
ada dan mencari tempat untuk hadir, namun hal ini tidak didukung dengan area hijau dan resapan air
yang cukup di banding pada tahun sebelumnya.
Dan inilah pentingnya bagaimana kita memperbaiki dan merencanakan dasar awal pembangunan
berkelanjutan yang baik sehingga tidak merugikan dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang.
Belajar dari rumah Betawi yang adalah panggung, kita tidak mengambil bentuknya Betawi,
tapi sistem pada bangunannya,
Sejatinya nenek moyang kita telah lebih dulu menemukan solusi dari berbagai macam
permasalahan dalam bangunan dan lingkungan, contohnya pada rumah Betawi, dengan konsep
rumah panggung, jika terjadi banjir tidak akan naik kerumah dan secara langsung
menyumbangkan lahannya untuk area resapan air, penggunaan ventilasi dan bukaan yang banyak
dengan celah celah antar kayu sehingga udara dan cayaha dapat masuk dengan mudah,
Terbukti pada tahun 2015 daerah kelapa gading Kembali mengalami banjir, ratusan rumah
terendam, dan rumah ini sudah menyumbangkan lahannya untuk mengembalikan kelapa gading
Kembali menjadi daerah tangkapan air, bayangkan jika seluruh bangunan dijakarta menggunakan
konsep yang sama, jalannya jalan layang mungkin banjir tidak akan bertambah parah atau tidak
akan ada lagi, atau bahkan banjir yang awalnya kita anggap musibah dapat menjadi berkah
dengan memanfaatkan dengan tambak ikan dan lain sebagainya.
Terkait masalah suhu pada siang hari bangunan ini mempunyai bukaan yang cukup, udara
dapat masuk melalui celah-celah bukaan dan ventilator pada bagian atap sehingga tidak perlu lagi
menggunakan pendingin ruangan,
KESIMPULAN
Sebagai generasi sekarang sepatutnya kita mulai sadar diri akan pentingnya menjaga lingkungan
dan menghemat energi agar generasi selanjutnya juga dapat merasakan apa yang kita rasakan, jika
sekarang masih banyak masalah terhadap lingkungan dan pembangunan, maka dari itu mulai dari
sekarang mulai memperbaiki Langkah awal dalam merencanakan pembangunan berkelanjutan.
Dan rumah yang berlokasi di Kelapa Gading Jakarta ini, bisa menjadi suatu ide solusi ataupun
dorongan inspirasi bagi masyarakat ataupun pemerintah dalam menghadapi berbagai macam masalah
terhadap lingkungan, pembangunan, dan penerapan dalam penghematan energi, dan tidak menutup
kemungkinan masyarakat kelak tidak berlomba lomba dalam membuat bangunan tinggi dan megah
namun dengan membangun rumah ataupun bangunan yang ramah terhadap lingkungan, dengan
memanfaatkan alam dan tanggap terhadap bencana.
DAFTAR PUSTAKA
Indopress. 2018, “Arsitek Yu Sing : Banjir Karena Jakarta Melawan Air”. Diakses pada 13 April 2021,
dari Arsitek Yu Sing: Banjir karena Jakarta Melawan Air - INDOPRESS