Anda di halaman 1dari 13

KATEGORI: PERANCANGAN

SAMPUL DEPAN

LOMBA KARYA ILMIAH MAHASISWA


(LKIM) XVIII TAHUN 2020

PASAR IKAN OLAH PAYAU SEBAGAI SOLUSI KEKURANGAN AIR


BERSIH DI KAWASAN MUARA ANGKE

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA, 3 JUNI 2020
KATEGORI: PERANCANGAN

IDENTITAS PENULIS (hanya dilampirkan tidak di jilid)

LOMBA KARYA ILMIAH MAHASISWA


(LKIM) XVIII TAHUN 2020

PASAR IKAN OLAH PAYAU SEBAGAI SOLUSI KEKURANGAN AIR


TANAH DI KAWASAN MUARA ANGKE

Bellinda Juniaty Halomoan1

1
Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas
Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440
Email: bellindajuniaty@Hotmail.com

Peter Y. Gandakusuma, ST, M. Ars1

1
Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas
Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440
Email: spaxious@gmail.com

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA, JUNI 2020

LOMBA KARYA ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK


ABSTRAK
Krisis air bersih khususnya air tanah menjadi salah satu problem utama yang dihadapi Kota Jakarta.
Ketergantungan sebagian masyarakat terhadap penyedotan air tanah menyebabkan muka tanah
Jakarta turun ±12cm per tahun. Bahkan Jakarta diprediksi menjadi 1 dari 11 kota yang krisis air
bersih di 2030 (WHO). Resiliensi adalah kemampuan subjek untuk bangkit kembali setelah
mengalami ancaman, tragedi, maupun bencana. Untuk mencapai kondisi Resiliensi harus disediakan
media adaptasi sehingga ketika terjadi krisis air tanah, masyarakat bisa langsung menerima suplai
air bersih dari sumber alternatif. Prinsip perancangan kota dicontoh dari "Chennai: City of 1000
Tanks" yaitu Rainwater Catchment, Groundwater Recharge, Pollution Remediatio. Prinsip ini
diwujudkan ke dalam tiga buah rancangan. Pasar Ikan Olah Payau dengan prinsip Collect, Bale
PEMAS dengan prinsip Retain, ReWater dengan prinsip Remediate. Ketiga proyek ini terletak di
Jakarta Utara, mengejar target Masyarakat Berpenghasilan Rendah, yang terkena dampak krisis air
tanah.
Pada makalah ini Penulis menjabarkan PISOP/ Pasar Ikan Olah Payau, yaitu Pasar Ikan Wisata di
Muara Angke berluasan tapak 1.1 Ha dan luas bangunan 1.76 Ha. Program ditentukan setelah
menganalisis tapak Muara Angke yang memiliki potensi besar di bidang wisata.
Bangunan PISOP menghasilkan resiliensi dengan dua cara. Pertama resiliensi terhadap krisis air
tanah, diselesaikan dengan instalasi-instalasi penangkapan air hujan, yang akan filtrasi air dan
ditampung pada bak retensi. Sehingga air dapat diekstraksi oleh warga sekitar lewat pos-pos air yang
dilengkapi disinfektan.
Kedua resiliensi ekonomi, dengan pengadaan pasar wisata yang memiliki dua target: pengunjung
regular pasar ikan dan wisatawan asing untuk kegiatan belanja suvenir.
Program ruang utama di PISOP antara lain: Pasar ikan grosir, Pasar ikan retail, Area pameran,
Pasar wisata, Pameran tetap wisata, Restoran samping laut
Kata kunci: Krisis air tanah, Resilience, Pengolahan air, Pemulihan air Payau

1. PENDAHULUAN Padahal PDAM hanya mampu menyediakan


1.1 Latar Belakang 54%-nya. Menurut PAM Jaya, Jakarta akan
Infrastruktur dan kebijakan pengolahan terus defisit air baku setidaknya hingga
air di Jakarta belum mampu mensuplai 2025.[2] Terbatasnya Sumber air Bersih juga
kebutuhan air Baku memicu banyak penyakit seperti
Gastroenteritis, DBD, dan TBC. Terdapat
400.000 kasus antara 2007 sampai 2010. [3]
Maka menjawab persoalan ini, Sekretariat
Jakarta Berketahanan menyusun 3 Pilar
Ketahanan Jakarta, bersama dengan 12
arahan dan 32 strategi. Beberapa strategi
penyediaan air bersih yaitu sebagai berikut.
1. Mengendalikan Penggunaan air tanah
2. Menurunkan Tingkat Kebocoran air/
air tidak berekening
Gambar 1. Penyebab kekurangan air bersih 3. Mendorong penurunan konsumsi Air
di Jakarta (Sumber: Strategi Ketahanan Kota Bersih melalui Demand Management
Jakarta, 2018)
4. Mengoptimalkan Penyediaan Air
Jakarta menjadi 1 dari 11 kota yang Bersih dari Sumber Konvensional
diprediksi akan mengalami krisis air bersih di
5. Meningkatkan Pemanfaatan Sumber
tahun 2030. [1] Dengan penduduk 10 juta dan
Air Alternatif
kebutuhan standar rata-rata 150 L per orang
per hari. Kebutuhan air bersih seluruh warga 6. Mengembangkan Sistem Pengolahan
Jakarta adalah 547,5 juta m3 setiap tahunnya. Air Limbah Domestik Setempat
(SPALD-S)
7. Mendorong Percepatan Berdasarkan informasi di atas dan observasi
Pembangunan Sistem Pengolahan Air lapangan, peneliti menyimpulkan bahwa
Limbah Domestik Terpusat (SPALD- kunci permasalahan terdapat di
T) di 15 Zona pengurangan air tanah. Efek Makronya
terbukti dengan penurunan muka tanah
Krisis air bersih berdampak lebih besar sebesar ±12cm per tahun (Badan Geologi,
kepada Masyarakat Berpenghasilan
November 2019). Pada skala Mikro
Rendah (MBR)
pengurangan air tanah menyebabkan
Pada 19 Maret 2020, peneliti melaksanakan
survey ke 3 area rentan air bersih. Yaitu penurunan muka tanah di area pesisir,
Kampung Nelayan, Kampung Apung, dan aquifier tanah pun mulai mengalami intrusi
Tambora. Ketiga area ini sempat diungkit sehingga air menjadi payau. Sedangkan
media seperti Kompas pada 2016, Mongabay warga MBR terus bergantung dengan air
pada 2017, dan Lensabima pada 2019. [4] tanah sebagai sumber air bersih utama. Maka
Setelah meninjau ketiga area ini, peneliti itu pertanyaan penelitian yang diajukan
menyimpulkan bahwa krisis air bersih di adalah:
Jakarta kebanyakan dirasakan oleh kaum a. Bagaimana arsitektur bisa berperan
MBR. Melihat kondisi Kampung Tambora, mengurangi problem krisis air tanah
jelas bahwa akses air PAM tidak sampai ke dalam skala perkotaan dan skala
kampung karena warga memilih untuk tidak bangunan?
membayar biaya pemasangan. Di Kampung 1.3 Tujuan Perancangan
Nelayan, warga juga memilih untuk tidak Perancangan ini bertujuan
memasang saluran PAM karena selain faktor a. Membuat model proyek arsitektur
biaya, air PAM seringkali mati setelah bulan yang berorientasi meningkatkan
ke-2 karena letak Kampung Nelayan di resiliensi terhadap krisis global (krisis
pesisir jauh dari pompa air PAM. air tanah)
Kampung Apung penyebabnya khusus 1.4 Manfaat Perancangan
karena PDAM belum bisa meraih lokasi a. Menjadi sebuah model/ contoh dari
kampung tersebut dengan infrastruktur bangunan yang merestorasi dan
eksisting. menyediakan air bersih
b. Sebagai Preseden Pasar Ikan Berbasis
Wisata, yang hadir untuk
meningkatkan ekonomi masyarakat
c. Menjadi Model proposal proyek yang
unggul secara visi pemerintah lokal
maupun unggul secara potensi
ekonomi. Sehingga dapat diajukan
kepada pihak swasta maupun
pemerintah.
Gambar 2. Penyebab kekurangan air bersih
di Jakarta (Sumber: Observasi langsung 1.5 Batasan Penelitian
penulis) Penelitian ini merupakan bagian dari Studio
Perancangan Arsitektur 7 UNTAR Semester
1.2 Perumusan Masalah Genap 2020. Materi ditekankan pada
kegiatan studio merancang bangunan dalam
konteks perkotaan yang diawali riset dan 2. Groundwater Recharge maksudnya
kajian. Sehingga Batasan dari penelitian ini arsitektur berlaku layaknya bak
adalah reservoir yang menampung air hujan
a. Batasan Waktu: Studio terdiri dari 5 maupun air sungai. Pada bak itupun
minggu riset literatur dan 12 minggu dilakukan injeksi air ke tanah
Perancangan Bangunan sehingga aquifier tanah tidak kering ,
juga masyarakat mempunyai
1.6 Luaran Penelitian cadangan air bersih.
Hasil Perancangan pada LKIM ini memiliki 3. Pollution Remediation yaitu
beberapa Luaran Wajib Yaitu: arsitektur yang berperan untuk
menjernihkan air kotor / air kotoran.
2. STUDI PUSTAKA
Pengolahan air limbah menuju air
Studi Kasus: “Chennai City of 100 Tanks” bersih[5]
dan implementasi kepada Jakarta 1. Screening: Berfungsi memisahkan
benda-benda yang mengapung seperti
ranting pohon, dedaunan, kertas-
kertas. Umumya dipakai jenis
saringan yang kasar (coarse screen)
bukan halus (fine screen)
2. Prasedimentasi: Proses pengendapan
berfungsi untuk memisahkan benda-
benda tersuspensi (suspended matter)
yang terdiri dari pasir kasar, pasir
halus dan lumpur yang sangat halus
Gambar 3. Ilustrasi City of 1000 Tanks dari air baku. Umumnya diperlukan
(Sumber: Ooze Architects) waktu pengendapan 2-3 jam untuk
jenis partikel ini
Proyek “City of 1,000 Tanks” oleh Ooze 3. Koagulasi dan Flokuasi:
Architects merupakan respon sistem Proses koagulasi adalah proses
pemberian koagulan dengan
perkotaan terhadap bencana banjir,
maksud mengurangi gaya tolak
kekurangan air bersih, dan polusi air di
menolak antara partikel colloid.
Chennai.
Proses flokulasi adalah proses
Pada abad-20 Chennai mulai memblokir pemberian flokulan dengan maksud
beberapa akses air, sebagai akibatnya kota menggabungkan flok-flok kecil
Chennai harus dapat memproduksi air sehingga menjadi besar dan semakin
bersihnya sendiri. besar sehingga cukup besar untuk
Terdapat 3 prinsip utama yang di diendapkan.
implementasikan terhadap berbagai 4. Filtrasi
bangunan di Chennai Penyaringan air melalui media
1. Rainwater catchment/ penangkapan berbutir yang porous (Contoh:
air hujan, maksudnya setiap karbon, pasir, kerikil)
bangunan memiliki kemampuan 5. Netralisasi dan Disinfeksi (Air siap
menampung air hujan untuk dipakai minum)
sebagai cadangan air bersih. Netralisasi PH dan penambahan
Klorin sehingga air siap minum.
3. METODE PENYELESAIAN Gambar 5. Hubungan Kausal
MASALAH diimplemesikan dengan Isu Krisis Air
Metode penyelesaian masalah yang Bersih (Sumber: Sustainable and Resilient
digunakan adalah “Design for Resilience”. Building Design Approaches, Methods, and
Resilience dalam psikologi, mengacu pada Tools) [6]
proses adaptasi, menghadapi kerusakan, Bagan ini kemudian diterapkan kembali
ancaman, tragedi, stress, dan trauma. menurut pehaman peneliti terhadap krisis air
Resilience berkaitan dengan elastisitas,
bersih. Perubahan iklim akan menyebabkan
kualitas internal untuk beradaptasi, dan
penurunan muka tanah, respon yang
kemampuan untuk pulih kembali dengan
cepat dari situasi yang sulit. dilakukan bisa berupa mitigasi atau adaptasi.
Mitigasi krisis air tanah adalah dengan cara
membuat sumur resapan sehingga air tanah
terestorasi, sedangkan adaptasi dengan
mengganti sumber air agar masyarakat tidak
bergantung dengan air tanah lagi.

Perbedaan antara resiliensi (Resilience) dan


berkelanjutan (Sustainable) berkaitan dengan
respon yang diambil. Resiliensi terjadi
ketika masyarakat berhasil beradaptasi
dengan krisis air bersih dengan cara
Gambar 4. Hubungan Kausal Environmental beralih ke sumber air alternatif, sedangkan
Issues, Climate Change, Design Response kondisi berkelanjutkan/ Sustainable terjadi
ketika masyarakat berhasil melaksanakan
(Sumber: Sustainable and Resilient Building
mitigasi.
Design Approaches, Methods, and Tools) [6]
4. HASIL ANALISA DAN
Berikut merupakan relasi sebab-akibat dari
PERANCANGAN
isu lingkungan (environmental issues),
Pra Proyek: Sistem Penyediaan air bersih
Perubahan iklim (climate change), dan
dan restorasi air tanah dalam skala
respon desain. Bagan ini menjadi acuan perkotaan
penulis untuk menjawab tema soal dimana “Mengendalikan air Tanah” menjadi satu dari
bangunan yang resilient harus memiliki sifat empat Strategi Ketahanan Kota Jakarta yang
adaptasi, yaitu kemampuan untuk pulih masuk ke dalam kategori Quick Win. Maka,
kembali dari guncangan yang ada. peneliti mengelaborasi studi kasus: Chennai
city of 1000 tanks oleh Ooze Architects
dengan visi Jakarta Berketahanan. Peneliti
mengkonsepkan tiga proyek berprinsip
Collect-Retain-Remediate:
1. Collect: Sebuah model bangunan
berprinsip “menangkap air hujan”.
Proyek dikerjakan oleh Bellinda
Juniaty Halomoan
Judul Proyek: PISOP (Pasar Ikan Pra Proyek: Pemilihan lokasi PISOP
Olah Payau) (Pasar Ikan Olah Payau)
2. Retain: Sebuah model bangunan
yang bersifat melakukan retensi air.
Tujuan utamanya untuk injeksi air
tanah. Proyek dikerjakan oleh Indira
Sapphira.
Judul Proyek: Bale PEMAS
3. Remediate: Model bangunan yang
sifatnya merestorasi air kotor maupun
air kotoran. Proyek dikerjakan oleh
Nathania Shareen Rimbani.
Judul Proyek: ReWater

Gambar 7. Penentuan Kawasan Perancangan


(Sumber:Perancang)
Terdapat empat faktor penentu tapak
rancangan. Pertama, kondisi air tanah yang
lebih buruk di bagian Utara dibandingkan
Selatan Jakarta . Kedua, area Jakarta Utara
yang semakin tenggelam. Ketiga perumahan
Kumuh pesisir di Jakarta dan terakhir
Kampung Nelayan di Jakarta. Untuk itu
penulis memilih tapak di Kawasan
Perikanan Muara Angke.
Gambar 6. Lokasi 3 proyek pengolahan air
bersih berprinsip Collect-Retain-Remediate
(Sumber:Perancang)

Gambar 8. Penentuan Komplek Perancangan


(Sumber:Perancang)
Kawasan ini memiliki potensi kelautan serta
Potensi wisata. Mengutip riset Perencanaan
Lanskap Wisata Ekokultur Kampung
Nelayan Muara Angke, Jakarta Utara oleh
Kartika Putri, disebutkan bahwa 4 potensi
wisata Muara Angke yaitu: Wisata
Mangrove, Wisata Penangkapan Ikan,
Wisata Pengolahan Ikan, dan Wisata Belanja. Gambar 10. Target Perancangan
(Sumber:Perancang)
Mempertimbangkan data tapak yang ada,
maka ditetapkanlah sebuah design goals
sebagai konsep awal perancangan.
1. Siapa yang terkena dampak krisis
air bersih?
Residen Kampung Muara Angke
2. Mengapa bisa terjadi ?
a. Taraf ekonomi warga menyebabkan
warga untuk memilih
mengkompromikan penggunaan air
berkualitas rendah
b. Akses PDAM ke area Muara Angke
kurang baik karena letaknya di Pesisir
3. Bagaimana menyelesaikannya?
a. Meningkatkan taraf ekonomi warga
lewat program Pasar Ikan Berbasis
Wisata
b. Utilitas air untuk mitigasi dan
adaptasi terhadap krisis air bersih.
Mitigasi yaitu bangunan dapat
produksi air bersih setara kualitas air
minum. Adaptasi yaitu bangunan
berfungsi untuk restorasi air payau.

Gambar 9. Tapak Perancangan


(Sumber:Perancang)
Tapak terpilih merupakan tanah eksisting
dengan peruntukkan tanah sebagai pasar.
Terletak di Jl. Dermaga 1, tapak memiliki
luas 4.400 m2. KDB: 40%, KLB: 1.6, KB:4,
KDH: 30%, KTB: 5.5. Maka Luas bangunan
yang diizinkan adalah 1.76 Hektar.
Konsep: PISOP sebagai area mitigasi 2. Retention: Air kemudian ditahan
bencana kekurangan air bersih dalam Bak Tampung. Pada tahap ini
menuju sistem filtrasi terdapat katup
yang bisa dibuka sesuai kebutuhan.
Terdapat juga pipa air residu yang
membuang first flush untuk
digunakan sebagai air siram bagi
vertical garden. Ini dilakukan untuk
menjaga kualitas air yang masuk bak
filtrasi.
3. Filtration: Pada tahap ini
dilaksanakan filtrasi dengan Algae,
Karbon, Pasir, dan Kerikil
Gambar 11. Siklus pengolahan air hujan 4. Water pump: Terdapat dua skenario
pada bangunan PISOP yang bisa terjadi pada air di tahap ini.
(Sumber: Perancang) Pertama bila bak retensi penuh maka
air akan dipompa menuju Bak Retensi
1 maupum Bak Retensi 2. Kedua bila
bak retensi penuh maka air akan di
injeksi ke tanah untuk restorasi air
payau
5. Disinfection & Extraction: Ini
adalah pusat mitigasi warga
Kampung Muara Angke bila terjadi
krisis air bersih. Air dari water pump
Gambar 12. Skenario penggunaan air hujan
(4) akan dialirkan ke bak retensi yang
dalam PISOP.
akhirnya disedot oleh mesin
(Sumber:Perancang)
ekstraksi. Sebelum air keluar
Perancangan dimulai dengan konsep
tentunya akan diberi zat kimia seperti
pengolahan air bersih. Perancang
Klorin.
menginkorporasikan instalasi penangkapan-
6. Water Re-usage: Air di Bak Retensi
pengolahan- reservoir dan ekstrasi air bersih
yang sifatnya bersih belum siap
setaraf air minum. Air yang digunakan adalah
minum juga dapat dialirkan ke
air hujan sesuai prinsip “Collect” (Bab 4.1).
reservoir air bangunan. Reservoir ini
Didasari dengan literatur pengolahan limbah
terdapat di bagian atap dari Core 1
pada Bab 2.2, sistem pengolahan air bersih di
dan Core 2, masing masing
PISOP terdiri sebagai berikut
menampung kebutuhan air Massa
1. Floccuation: Air hujan, setelah
bangunan 1 dan 2.
melewati Green Roof sudah akan
mengalami pengurangan partikel. Ini
dikarenakan lapisan green roof sudah
terdiri dari Media Tanam, Agregat,
Plastik, dan Wol Mineral
Gambar 13. Proses Pembentukan Massa
(Sumber:Perancang)
Gambar 15. Sirkulasi pengunjung,
Gambar di atas menunjukin proses
wisatawan, dan pengelola dalam PISOP
penggubahan Massa. Pertama, dibuat sebuah
(Sumber:Perancang)
path sebagai entrance utama tapak. Path ini
sengaja dibuat untuk membelah tapak
Pada konteks Program, bangunan dibagi
menjadi dua area: area wisata dan area pasar.
menjadi dua massa. Massa Pasar Ikan berada
Kedua, perancang menentukan sirkulasi
di sebelah Utara sedangkan Massa Turis
kendaraan umum yang aksesnya condong ke
berada di bagian Selatan. Di antara kedua
Massa Turis dan Massa Pasar Reguler.
massa terdapat path sebagai pintu masuk
Sedangkan sirkulasi servis dilapangkan
utama (pejalan kaki). Jalur ini juga berfungsi
untuk loading Pasar Reguler
untuk mitigasi warga saat krisis air bersih.
Ketiga, Massa di extrude untuk meraih
Jalur utama ini juga merupakan entrance
bentuk dasar. Keempat, Massa dibolongi
utama bagi wisatawan, calon pembeli pasar,
dengan instalasi air bersih yang diletakkan
dan pengelola Gedung. Massa Bangunan
sesuai titik berat massa. Terakhir, massa
Turis ini aktif di Pagi sampai Sore hari
digubah lagi untuk mecapai estetika yang
(09.00-18.00)
kontekstual dengan bangunan sekitar.
Di area Utara terdapat back entrance untuk
Konsep: PISOP sebagai Pasar Wisata Parkir dan loading Pasar. Pasar Ikan Grosir
meningkatkan ekonomi kawasan maupun Retail pada Massa B merupakan
program yang sifatnya regular (tidak
musiman). Back Entrance ini dipisahkan
karena terdapat Pasar Ikan Grosir yang
umumnya ramai di jam sore (17.00 ke atas).
Loading Ikan ke Pasar juga umumnya
dilaksanakan subuh (Jam 03.00-06.00)

Gambar 14. Sirkulasi eksterior bangunan


(Sumber:Perancang)

Gambar 16. Hubungan antar lantai bangunan


PISOP
(Sumber:Perancang)
Lantai Massa Pasar Ikan Massa Wisatawan
(Utara) (Selatan
Dasar Pasar Ikan Grosir, Restauran Samping
Area Servis 1 Laut, Creative
(Lift Servis, Market, Pameran
Pengepakan Ikan, Bahari, Area Servis
Freezer) 2 (Lift Servis,
Akses menuju
Kantor Pengelola
Gedung)
1 Pasar Ikan Grosir, Restauran Samping
Area Servis I (Lift Laut, Pameran Gambar 19. Visualisasi Creative Market
Servis), Pasar Bahari, Area Servis untuk wisatawan
Ikan Retail II, Akses menuju
Kantor Pengelola
Gedung
2 Kios Maritim, Kantor Pengelola
Area Servis I, Gedung, Musholla,
Pasar Ikan Retail, Area Servis II,
Outdoor Park Outdoor Park
Atap Outdoor Park Outdoor Park

Tabel 1. Program- program yang terdapat


pada PISOP
Gambar 20. Visualisasi Exhibition Space
( Sumber:Perancang )

Gambar 21. Visualisasi Vertical Garden dan


filtrasi air hujan
Gambar 17. Program dan Potongan
Perspektif Memanjang

Gambar 18. Program dan Potongan


Perspektif Memendek
Gambar 22. Visualisasi Entrance PISOP
6. LAMPIRAN

Gambar 23. Visualisasi Pasar Ikan Retail

5. KESIMPULAN

PISOP (Pasar Ikan Olah Payau) merupakan Lampiran 1. Blockplan dan Siteplan
sebuah rancangan bangunan dengan luas
tapak 1.1 Hektar dan luas bangunan 1.7
Hektar yang ditujukan untuk menyelesaikan
krisis air tanah. Pada buku Architecture &
Resilience: Interdiciplinary Dialogue [7]
disebutkan untuk mencapai kondisi
resilience harus dilakukan Placemaking,
yaitu menyelesaikan isu Makro (isu alam)
dengan cara menyelesaikan isu Mikro (isu
sosial). Pada rancangan ini PISOP
menyelesaikan problem krisis air bersih Lampiran 2. Tampak dan Potongan
dengan cara:
a. Makro: Menangkap dan mengolah
air hujan sehingga dapat
menyediakan cadangan air bersih. Ini
sejalan dengan prinsip rancangan
kota Collect, Retain, dan Remediate
yang disebutkan pada bagian 4.1 serta
dilatarbelakangi Strategi Ketahanan
Kota Jakarta, Pilar SIAP, Arahan 3
Strategi 7.
Lampiran 3. Denah Lantai Dasar
b. Mikro: Sebagai bangunan untuk
mitigasi bencana air bersih, dimana
warga bisa ekstraksi air kualitas
minum lewat posko yang sudah
disediakan. Program bangunan juga
berupa Pasar Ikan Wisata yang bisa
meningkatkan taraf ekonomi warga
Kampung Muara Angke
DAFTAR PUSTAKA (DAN PENULISAN
PUSTAKA)

Buku
[3] Sekertariat Jakarta Berketahanan.
(2018). “Strategi Ketahanan Kota
Jakarta”, Pemprov DKI Jakarta, 41
[6] Kosanovic, S. and Tillman, T. and
Konstantinou, T. and Radivojevic A.
and Hildebrand, L. (2018) “Sustainable
Lampiran 4. Denah Lantai 1 and Resilient Building Design
Approaches, Methods, and Tools” TU
Delft
[7] Kim, T; Bauman, I.; Lawrence, R.;
Doina, P. (2018) “Architecture and
Resilience: Interdiciplinary Dialogues”
Taylor & Francis Ltd

Internet/ Media Cetak Online


[1] Mulyo W., G. (2019). “Jakarta
Diprediksi Krisis Air 2030”.
Lampiran 5. Denah Lantai 2 AntaraNews,2019
[2] Pam Jaya. (2017). “Air Tanah Jakarta
Sudah Disedot Secara Berlebihan”.
Pamjaya.co.id
[4] Sari, N. (2016). “Warga Tambora
Keluhkan Air Bersih kepada Anies”.
Megapolitan.kompas.com
Ambari, M. (2017). “Warga Pesisir
Masih Kesulitan Akses Air Bersih,
Kenapa Masih Terjadi?”.
Mongabay.co.id
Lampiran 6. Utilitas Bangunan Chan, B. (2019). “Krisis Air Bersih
Dialami Warga Desa Tambora”.
Lensabima.com

Jurnal:
[5] Razif, M, 1985, Pengolahan Air
Minum, Teknik Penyehatan, Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan, ITS-
Surabaya

Anda mungkin juga menyukai