Oleh :
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga Laporan Optimalisasi Sumur Resapan Mengatasi Krisis Air di DKI Jakarta.
Mengingat adanya keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan dalam menyusun
Laporan Optimalisasi Sumur Resapan Mengatasi Krisis Air di DKI Jakarta. ini belum
sempurna untuk itu dimohon Bapak/ibu berkenan untuk memberikan koreksi, kritik ataupun
saran agar Laporan Optimalisasi Sumur Resapan Mengatasi Krisis Air di DKI Jakarta ini
dapat mencapai hasil yang lebih baik.
Demikian kami sampaikan, semoga penyusunan Laporan Optimalisasi Sumur Resapan
Mengatasi Krisis Air di DKI Jakarta ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkannya. Terima kasih
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
STUDI KASUS
3
BAB III
TREATMENT
Salah satu solusi yang diambil pemerintah DKI Jakarta untuk mengatasi krisis air tanah
tersebut dengan sumur resapan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Gubernur DKI
Jakarta nomor 68 tahun 2005 tanggal 8 Juni 2005. Sumur resapan adalah teknologi sederhana
yang dibuat untuk menampung dan meresapkan air hujan atau upaya untuk menambah
cadangan air tanah.
Dari data Pemprov DKI Jakarta mencatat saat ini sumur resapan yang sudah dibangun
baru mencapai 37.840 titik atau sekitar 16,71 persen dari total kebutuhan 226.466 titik. Maka
untuk itu Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mencanangkan Gerakan Peduli Sumur Resapan
yang diprakarsai Dinas Pertambangan Provinsi DKI Jakarta dengan mengambil lokasi di pusat
belanja Senayan City, Jakarta. Sumur resapan sangat penting dalam upaya menjaga
kelestarian cadangan air tanah, serta menjamin ketersediaan air bersih bagi warga Jakarta.
Bahkan sumur resapan ini menjadi salah satu upaya yang diandalkan Pemprov DKI
Jakarta untuk mengatasi masalah krisis air tanah di DKI Jakarta. Hal ini ditandai dengan
pencanangan gerakan sumur resapan untuk menyelamatkan air tanah di DKI Jakarta oleh
Gubernur DKI Jakarta. upaya menjaga kelestarian air tanah yang berkelanjutan harus
dilakukan untuk melestarikan air tanah, dan salah satu cara yang efektif adalah dengan
membuat sumur resapan.
Kemampuan sumur resapan berdasarkan penelitian akumulasi jumlah air hujan yang
diresapkan dalam satu tahun dengan sumur resapan meningkat sebesar 69% (1.429 mm/tahun)
dari total curah hujan setahun (2.044 mm/tahun) atau bertambah sekitar 42% dari kondisi
tanpa sumur resapan (569 mm/tahun) pada tahun 2007. Dengan demikian sumur resapan
setara dengan pengendalian limpasan 6 m3/jam atau 83.3 l/detik/ha. Sedangkan
penanaman pohon 1 ha setara dengan pengendalian runoff 20 liter/detik sehingga sumur
resapan lebih efektif 4 kali lipat dibandingkan vegetatif dan efeknya lebih cepat dan sangat
baik untuk pemulihan air tanah (Arifjaya 2008). Data tersebut dapat menjelaskan bahwa
perlunya sumur resapan saat ini sangat dibutuhkan karena rehabilitasi lahan memerlukan
waktu 8 tahun minimalnya untuk mengembalikan fungsi hidrologi,selain itu musim hujan
terjadi selama 6 bulan yang tiap musim hujan terjadi banjir di wilayah Jakarta. Selain
4
berfungsi sebagai pencegah banjir, sumur resapan dapat meningkatkan volume air tanah pada
saat musim kemarau.
5
BAB IV
OPINI
Menurut studi kasus di atas menurut saya alangkah lebih baik jika pemerintah daerah
DKI Jakarta lebih memperhatikan dan mengembangkan potensi-potensi yang dapat
memperbaiki krisis air di DKI Jakarta. Oleh karenanya diperlukan adanya suatu
pengembangan penerapan sistem drainase berwawasan lingkungan (eko-drainase) yaitu salah
satunya sumur resapan di setiap pemukiman warga agar nantinya kelebihan air terutama air
hujan dapat ditampung dan dikendalikan supaya meresap ke dalam tanah sehingga
mengurangi luapan air permukaan yang menyebabkan banjir pada musim hujan dan
kekeringan pada musim kemarau. Penggunaan river side polder pada perencanaan real estate
di Jakarta juga perlu dilakukan sebagai contoh lain penggunaan drainase berwawasan
lingkungan
Allah SWT menurunkan hujan menurut ukuran untuk disimpan bumi untuk
dimanfaatkan oleh seluruh makhluk hidup. Hujan merupakan nikmat baik untuk kehidupan di
dunia dan kehidupan di akhirat melalui ibadah. Allah SWT berfirman: “Dan Kami turunkan
air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti
Kami berkuasa melenyapkannya”. (Al-Mu’minun[23]:18) (Agfian Ijlal Ramadhan)
Menurut Studi Kasus di atas untuk mempertahankan ketersediaan air maka diperlukan
diperlukan perencanaan pengembangan sistem drainase ramah lingkungan yang baik agar
tidak terjadi genangan saat musim hujan dan meresapkan kembali air hujan kedalam tanah.
Alternatif untuk mempertahankan hal tersebut adalah membuat sumur resapan di taman-
taman pembatas jalan di seluruh kota Jakarta, sehingga limpasan air hujan langsung
diresapkan ke dalam sumur resapan. Konsep yang digunakan adalah dengan cara air berlebuh
ditahan selama mungkin agar dapat meresap kembali ke dalam tanah atau dapat diolah
kembali untuk dimanfaatkan, sehingga volume limpasan yang masuk ke drainase lebih sedikit
dan dapat meningkatkan daya guna air berlebih tersebut. Perwujudan sistem drainase yang
berwawasan lingkungan dapat didukung dengan membuat bangunan-bangunan air, yaitu
kolam detensi, kolam retensi, dan sumur resapan. Bangunan-bangunan tersebut membantu
untuk menyerapkan air berlebih ke dalam tanah sehingga konservasi air dapat dilaksanakan.
(Anisa Nurrahma)
6
BAB V
KESIMPULAN
1. Pemerintah Daerah DKI Jakarta belum giat mencanangkan sumur resapan guna
melestarikan kualitas air tanah
2. Kondisi air tanah di DKI Jakarta sangat terbatas terlebih pada lingkungan masyarakat
dekat pantai/laut.
3. Potensi air hujan di Jakarta belum dimaksimalkan dengan banyaknya jumlah taman kota
4. Dengan kondisi tersebut perlu adanya kegiatan yang menunjang pemanfaatan air hujan
guna mengatasi permasalahan krisis air di DKI Jakarta salah satunya dengan
memaksimalkan metode drainase ramah lingkungan.
7
DAFTAR PUSTAKA