STUDI PERENCANAAN
INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
DI KOTA KUALA KAPUAS KABUPATEN KAPUAS
Oleh: Ainun Hasanah1), Dwi Anung Nindito2), dan I Made Kamiana3)
Seiring berkembangnya suatu daerah dan diikuti oleh lajunya pertumbuhan penduduk,
mengakibatkan meningkatnya volume bahan buangan manusia ke lingkungan. Kuala Kapuas memiliki
jumlah penduduk yang cukup besar yaitu 56.902 jiwa (BPS, 2010), sehingga diperlukan perencanaan
instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) yang dapat digunakan untuk mengolah bahan buangan
manusia sebelum dibuang ke lingkungan, agar lebih aman.
Perencanaan ini mengacu kepada beberapa peraturan atau standar yang berlaku di Indonesia,
antara lain: Tata Cara Perencanaan IPLT Sistem Kolam Tahun 1999, Dasar-dasar Teknik Pengelolaan
Air Limbah, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton pada SK SNI 03-2847-2002 serta Analisis Harga
Satuan Pekerjaan Bidang Cipta Karya Tahun 2013.
Hasil perhitungan dan perencanaan diperoleh dimensi hidrolis masing-masing kolam: (a) Tangki
imhoff memiliki panjang 7 m, lebar 4,7 m, dan kedalaman total 7 m; (b) Kolam Anaerobik memiliki
panjang 7,8 m, lebar 2,6 m, dan kedalaman 3 m; (c) Kolam Fakultatif memiliki panjang 18 m, lebar 6
m, dan kedalaman 2,5 m; (d) Kolam Maturasi memiliki panjang 6,6 m, lebar 3,3 m, dan kedalaman 2
m; serta (e) Unit Pengering Lumpur memiliki panjang 15 m, lebar 5 m, dan kedalaman 1 m. Hasil
perhitungan dan perencanaan diperoleh dimensi struktur kolam anaerobik, fakultatif dan maturasi
dengan menggunakan mutu beton fc’ 25 MPa, mutu baja fy 300 MPa, ketebalan pelat rencana 250
mm, diperoleh beton dengan tulangan tunggal, tulangan pokok berdiameter 16 mm dan tulangan bagi
berdiameter 12 mm, jarak antar tulangan pokok bervariasi (90-200 mm), sedangkan untuk jarak antar
tulangan bagi adalah 220 mm. Hasil perhitungan RAB untuk pembangunan IPLT di Kuala Kapuas
adalah sebesar Rp1.916.753.000 (Satu Milyar Sembilan Ratus Enam Belas Juta Tujuh Ratus Lima
Puluh Tiga Ribu Rupiah).
Kata Kunci: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja, RAB, Dimensi Hidrolis, Dimensi Struktur
IPLT. Oleh sebab itu, proyeksi jumlah 1. Menurunkan kandungan zat organik dari
penduduk sampai dengan 20 tahun ke depan dalam lumpur tinja.
harus diperhitungkan. 2. Menghilangkan atau menurunkan
kandungan mikroorganisme patogen
Sistem Sanitasi
(bakteri, virus, jamur dan lain sebagainya).
Sistem sanitasi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu
Penentuan Kapasitas (Debit) IPLT
sistem sanitasi setempat (on-site sanitation)
dan sistem sanitasi terpusat (off site Kapasitas IPLT ditentukan dengan
sanitation). menghitung jumlah sarana tangki septik yang
berada di wilayah terkait. Bila data jumlah
Sistem sanitasi setempat adalah sistem
tangki septik sulit didapat atau diinventarisasi,
pembuangan air limbah di mana air limbah
maka dapat dilakukan pendekatan 50-60%
dikumpulkan serta disalurkan ke dalam suatu
dari jumlah penduduk yang ada di daerah
jaringan saluran yang akan membawanya ke
pelayanan (Modul 3 Dasar-dasar Teknik dan
suatu tempat pengolahan air buangan atau
Pengelolaan Air Limbah).
badan air penerima, melainkan dibuang di
tempat (Oktarina dan Haki, 2012). Debit lumpur tinja = Persentase pelayanan x
jumlah penduduk daerah layanan x laju
Sistem sanitasi terpusat merupakan sistem
timbulan lumpur tinja ..........................(1)
pembuangan air buangan rumah tangga
(mandi, cuci, dapur dan limbah kotoran) yang Penentuan Sistem Pengolahan
disalurkan keluar dari lokasi pekarangan
Sistem pengolahan yang akan dipilih dalam
masing-masing rumah ke saluran pengumpul
perencanaan IPLT disesuaikan dengan
air buangan dan selanjutnya disalurkan secara
karakteristik dan kondisi daerah layanan,
terpusat ke bangunan pengolahan air
serta menyesuaikan hasil analisis data yang
buangan sebelum dibuang ke badan perairan
dikumpulkan. Hal yang perlu dipertimbangkan
(Fajarwati, 2000).
dalam pengolahan lumpur tinja: efektif,
Pengelolaan Air Limbah Sistem murah dan sederhana dalam hal konstruksi
Setempat (On Site System) maupun operasi dan pemeliharaannya,
kapasitas dan efisiensi pengolahan, lokasi
On site system merupakan sistem pengelolaan
pembangunan IPLT, serta jumlah penduduk
air limbah yang saat ini digunakan oleh
yang akan dilayani.
mayoritas penduduk Indonesia, baik yang
tinggal di perkotaan maupun yang tinggal di Alternatif metode pengolahan yang
pedesaan. Pengoperasian sistem setempat direkomendasikan oleh Departemen Pekerjaan
lebih sederhana sehingga dapat dimanfaatkan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya
oleh masyarakat, baik secara individual, berdasarkan jumlah penduduk yang dilayani
keluarga, maupun sekelompok masyarakat (berdasarkan CT/AL/RE-TC/001/98):
(komunal) (Oktarina dan Haki, 2012).
1. Alternatif pilihan 1 digunakan untuk
IPLT pelayanan maksimal 50.000 orang dan
jarak IPLT ke permukiman terdekat
Oktarina dan Haki (2012) menyatakan bahwa
minimal 500 m.
IPLT adalah instalasi pengolahan air limbah
2. Alternatif pilihan 2 digunakan untuk
yang didesain hanya menerima lumpur tinja
pelayanan 50.000-100.000 orang dan jarak
melalui mobil (truk tinja). Lumpur tinja
IPLT ke permukiman terdekat minimal 250
diambil dari unit pengola limbah tinja seperti
m.
tangki septik dan cubluk tunggal ataupun
3. Alternatif pilihan 3 digunakan untuk
endapan lumpur dari underflow unit
pelayanan >100.000 orang dan jarak IPLT
pengolahan air limbah lainya. IPLT dirancang
ke permukiman terdekat minimal 250 m.
untuk mengolah lumpur tinja sehingga tidak
membahayakan bagi kesehatan masyarakat Teknologi Pengolahan Lumpur Tinja
dan lingkungan sekitarnya.
Oktarina dan Haki (2012) menyatakan bahwa
Pengolahan lumpur tinja dilakukan dengan teknologi yang umum digunakan untuk
tujuan utama: mengolah lumpur tinja di Indonesia adalah
kombinasi tangki imhoff dan kolam stabilisasi
(AHSP). Adapun hasil perhitungan RAB mutu baja fy 300 MPa, ketebalan pelat
ditunjukkan pada Tabel 6 berikut. rencana 250 mm, diperoleh beton dengan
tulangan tunggal, dengan tulangan pokok
Tabel 6. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
SATUAN HARGA JUMLAH berdiameter 16 mm dan tulangan bagi
No. URAIAN PEKERJAAN KODE ANALISA VOLUME PEKERJAAN VOLUME SATUAN HARGA berdiameter 12 mm dengan jarak antar
PEKERJAAN (Rp.) (Rp.)
A PEKERJAAN PERSIAPAN SATUAN HARGA JUMLAH tulangan bagi adalah 220 mm. Jarak antar
No. URAIAN
1.1 Pembersihan LokasiPEKERJAAN KODE ANALISA VOLUME1358,3
A.2.2.1.9 PEKERJAAN VOLUME
M2
PEKERJAAN
SATUAN
Rp22.320
(Rp.)
HARGA
Rp30.317.256
(Rp.)
tulangan pokok pada kolam anaerobik
1.2 Pemasangan Bouwplank A.2.2.1.4 288,6 M Rp348.684 Rp100.630.202
A PEKERJAAN PERSIAPAN
1.3 Pembersihan
1.1 Pembuatan Gudang
Lokasi A.2.2.1.7
A.2.2.1.9 16
1358,3 M2
M2 Rp1.113.173
Rp22.320 Rp17.810.760
Rp30.317.256
antara lain: tulangan dinding (D16-90),
1.4 Pemasangan
1.2 Pekerjaan Dewatering
Bouwplank
1.3 Pembuatan Gudang
Ls
A.2.2.1.4
A.2.2.1.7
716,41
288,6
16
M3
M
M2
Rp100.000
Rp348.684
Rp1.113.173
Rp71.641.000
Rp100.630.202
Rp17.810.760
tulangan pelat lantai (D16-200). Jarak
Jumlah A Rp220.399.218
B 1.4 Pekerjaan Dewatering
PEKERJAAN TANAH Ls 716,41 M3 Rp100.000 Rp71.641.000 antar tulangan pokok pada kolam fakultatif
Jumlah A Rp220.399.218
2.1 Galian TanahTANAH
B PEKERJAAN Biasa (2 m) A.2.3.1.2 271,42 M3 Rp120.528 Rp32.713.710 antara lain: tulangan dinding (D16-160,
2.1 Galian
Galian Tanah
Tanah Biasa
Biasa (2(3 m)
m) A.2.3.1.3 649,27 M3 Rp143.493 Rp93.165.570
tulangan pelat lantai (D16-140). Jarak
2.1 A.2.3.1.2 271,42 M3 Rp120.528 Rp32.713.710
2.2 Galian
2.1 UruganTanah
TanahBiasa
Kembali
(3 m) A.2.3.1.9
A.2.3.1.3 306,9
649,27 M3 Rp71.920
Rp143.493 Rp22.072.248
Rp93.165.570
Anonim. 2016. Rencana Anggaran Biaya Sistem Kolam Kota Palembang (Studi
Bangunan. Kasus: IPLT Sukawinatan). Universitas
http://www.ilmusipil.com/rencana- Sriwijaya. Palembang.
anggaran-biaya-bangunan. Diakses
tanggal 30 September 2016.
Asroni, A. 2010. Balok dan Pelat Beton
Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fajarwati, A. 2000. Perencanaan Sistem
Penyaluran Air Buangan Domestik Kota
Palembang (Studi Kasus: Kecamatan Ilir
Timur 1 dan Kecamatan Ilir Timur II).
Program Studi Teknik Lingkungan,
Institut Teknologi Bandung.
Oktarina, D dan H. Helmi. 2013. Perencanaan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja