Anda di halaman 1dari 9

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 106

STUDI PERENCANAAN
INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT)
DI KOTA KUALA KAPUAS KABUPATEN KAPUAS
Oleh: Ainun Hasanah1), Dwi Anung Nindito2), dan I Made Kamiana3)

Seiring berkembangnya suatu daerah dan diikuti oleh lajunya pertumbuhan penduduk,
mengakibatkan meningkatnya volume bahan buangan manusia ke lingkungan. Kuala Kapuas memiliki
jumlah penduduk yang cukup besar yaitu 56.902 jiwa (BPS, 2010), sehingga diperlukan perencanaan
instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) yang dapat digunakan untuk mengolah bahan buangan
manusia sebelum dibuang ke lingkungan, agar lebih aman.
Perencanaan ini mengacu kepada beberapa peraturan atau standar yang berlaku di Indonesia,
antara lain: Tata Cara Perencanaan IPLT Sistem Kolam Tahun 1999, Dasar-dasar Teknik Pengelolaan
Air Limbah, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton pada SK SNI 03-2847-2002 serta Analisis Harga
Satuan Pekerjaan Bidang Cipta Karya Tahun 2013.
Hasil perhitungan dan perencanaan diperoleh dimensi hidrolis masing-masing kolam: (a) Tangki
imhoff memiliki panjang 7 m, lebar 4,7 m, dan kedalaman total 7 m; (b) Kolam Anaerobik memiliki
panjang 7,8 m, lebar 2,6 m, dan kedalaman 3 m; (c) Kolam Fakultatif memiliki panjang 18 m, lebar 6
m, dan kedalaman 2,5 m; (d) Kolam Maturasi memiliki panjang 6,6 m, lebar 3,3 m, dan kedalaman 2
m; serta (e) Unit Pengering Lumpur memiliki panjang 15 m, lebar 5 m, dan kedalaman 1 m. Hasil
perhitungan dan perencanaan diperoleh dimensi struktur kolam anaerobik, fakultatif dan maturasi
dengan menggunakan mutu beton fc’ 25 MPa, mutu baja fy 300 MPa, ketebalan pelat rencana 250
mm, diperoleh beton dengan tulangan tunggal, tulangan pokok berdiameter 16 mm dan tulangan bagi
berdiameter 12 mm, jarak antar tulangan pokok bervariasi (90-200 mm), sedangkan untuk jarak antar
tulangan bagi adalah 220 mm. Hasil perhitungan RAB untuk pembangunan IPLT di Kuala Kapuas
adalah sebesar Rp1.916.753.000 (Satu Milyar Sembilan Ratus Enam Belas Juta Tujuh Ratus Lima
Puluh Tiga Ribu Rupiah).
Kata Kunci: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja, RAB, Dimensi Hidrolis, Dimensi Struktur

PENDAHULUAN Kuala Kapuas (Kecamatan Selat) Kabupaten


Kapuas.
Pertumbuhan penduduk selalu diikuti dengan
peningkatan volume bahan buangan atau Perencanaan IPLT di Kota Kuala Kapuas
limbah ke lingkungan. Keadaan lingkungan (Kecamatan Selat) Kabupaten Kapuas
sangat mempengaruhi kondisi kesehatan meliputi:
masyarakat. Banyak penyakit dapat dimulai,
1. Bagaimanakah desain teknis dimensi
didukung, ditopang atau dirangsang oleh
(panjang, lebar, kedalaman) setiap unit
faktor-faktor lingkungan. Limbah atau bahan
pada IPLT di Kota Kuala Kapuas
buangan membutuhkan pengolahan terlebih
Kabupaten Kapuas?
dahulu sebelum dibuang ke lingkungan,
2. Berapa biaya yang diperlukan untuk
karena bahan buangan atau limbah
konstruksi IPLT di Kota Kuala Kapuas
berpotensi untuk menjadi pencemar dan
Kabupaten Kapuas?
membahayakan kesehatan masyarakat serta
dapat merusak lingkungan. TINJAUAN PUSTAKA
Kecamatan Selat merupakan kecamatan yang Proyeksi Jumlah Penduduk
terletak di ibukota Kabupaten Kapuas yang
Berdasarkan Modul 3 Dasar-Dasar Teknik dan
memiliki jumlah penduduk 56.902 jiwa (BPS,
Pengelolaan Air Limbah, dalam perencanaan
2010), dengan kondisi tersebut maka
suatu sistem IPLT, rencana pengembangan
diperlukan upaya untuk mengolah bahan
sarana dan prasarana air limbah harus
buangan manusia agar mengurangi
direncanakan untuk periode perencanaan 15-
pencemaran lingkungan. Oleh sebab itu, perlu
20 tahun ke depan. Data jumlah penduduk
dilakukan studi perencanaan IPLT di Kota
sangat menentukan seberapa besar debit
____________________________ bahan buangan (tinja) yang akan diolah pada
1) Ainun Hasanah adalah mahasiswa Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya
2) Dwi Anung Nindito, S.T., M.T adalah staf pengajar tetap di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya
3) Dr. Ir. I Made Kamiana, M.T adalah staf pengajar tetap di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 107

IPLT. Oleh sebab itu, proyeksi jumlah 1. Menurunkan kandungan zat organik dari
penduduk sampai dengan 20 tahun ke depan dalam lumpur tinja.
harus diperhitungkan. 2. Menghilangkan atau menurunkan
kandungan mikroorganisme patogen
Sistem Sanitasi
(bakteri, virus, jamur dan lain sebagainya).
Sistem sanitasi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu
Penentuan Kapasitas (Debit) IPLT
sistem sanitasi setempat (on-site sanitation)
dan sistem sanitasi terpusat (off site Kapasitas IPLT ditentukan dengan
sanitation). menghitung jumlah sarana tangki septik yang
berada di wilayah terkait. Bila data jumlah
Sistem sanitasi setempat adalah sistem
tangki septik sulit didapat atau diinventarisasi,
pembuangan air limbah di mana air limbah
maka dapat dilakukan pendekatan 50-60%
dikumpulkan serta disalurkan ke dalam suatu
dari jumlah penduduk yang ada di daerah
jaringan saluran yang akan membawanya ke
pelayanan (Modul 3 Dasar-dasar Teknik dan
suatu tempat pengolahan air buangan atau
Pengelolaan Air Limbah).
badan air penerima, melainkan dibuang di
tempat (Oktarina dan Haki, 2012). Debit lumpur tinja = Persentase pelayanan x
jumlah penduduk daerah layanan x laju
Sistem sanitasi terpusat merupakan sistem
timbulan lumpur tinja ..........................(1)
pembuangan air buangan rumah tangga
(mandi, cuci, dapur dan limbah kotoran) yang Penentuan Sistem Pengolahan
disalurkan keluar dari lokasi pekarangan
Sistem pengolahan yang akan dipilih dalam
masing-masing rumah ke saluran pengumpul
perencanaan IPLT disesuaikan dengan
air buangan dan selanjutnya disalurkan secara
karakteristik dan kondisi daerah layanan,
terpusat ke bangunan pengolahan air
serta menyesuaikan hasil analisis data yang
buangan sebelum dibuang ke badan perairan
dikumpulkan. Hal yang perlu dipertimbangkan
(Fajarwati, 2000).
dalam pengolahan lumpur tinja: efektif,
Pengelolaan Air Limbah Sistem murah dan sederhana dalam hal konstruksi
Setempat (On Site System) maupun operasi dan pemeliharaannya,
kapasitas dan efisiensi pengolahan, lokasi
On site system merupakan sistem pengelolaan
pembangunan IPLT, serta jumlah penduduk
air limbah yang saat ini digunakan oleh
yang akan dilayani.
mayoritas penduduk Indonesia, baik yang
tinggal di perkotaan maupun yang tinggal di Alternatif metode pengolahan yang
pedesaan. Pengoperasian sistem setempat direkomendasikan oleh Departemen Pekerjaan
lebih sederhana sehingga dapat dimanfaatkan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya
oleh masyarakat, baik secara individual, berdasarkan jumlah penduduk yang dilayani
keluarga, maupun sekelompok masyarakat (berdasarkan CT/AL/RE-TC/001/98):
(komunal) (Oktarina dan Haki, 2012).
1. Alternatif pilihan 1 digunakan untuk
IPLT pelayanan maksimal 50.000 orang dan
jarak IPLT ke permukiman terdekat
Oktarina dan Haki (2012) menyatakan bahwa
minimal 500 m.
IPLT adalah instalasi pengolahan air limbah
2. Alternatif pilihan 2 digunakan untuk
yang didesain hanya menerima lumpur tinja
pelayanan 50.000-100.000 orang dan jarak
melalui mobil (truk tinja). Lumpur tinja
IPLT ke permukiman terdekat minimal 250
diambil dari unit pengola limbah tinja seperti
m.
tangki septik dan cubluk tunggal ataupun
3. Alternatif pilihan 3 digunakan untuk
endapan lumpur dari underflow unit
pelayanan >100.000 orang dan jarak IPLT
pengolahan air limbah lainya. IPLT dirancang
ke permukiman terdekat minimal 250 m.
untuk mengolah lumpur tinja sehingga tidak
membahayakan bagi kesehatan masyarakat Teknologi Pengolahan Lumpur Tinja
dan lingkungan sekitarnya.
Oktarina dan Haki (2012) menyatakan bahwa
Pengolahan lumpur tinja dilakukan dengan teknologi yang umum digunakan untuk
tujuan utama: mengolah lumpur tinja di Indonesia adalah
kombinasi tangki imhoff dan kolam stabilisasi

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 108

atau hanya menggunakan kolam stabilisasi Beton Bertulang


saja. Jenis dan fungsi unit pengolahan yang
Dinding dan pelat lantai kolam anaerobik,
digunakan pada IPLT yaitu: 1) tangki imhoff
kolam fakultatif serta kolam maturasi terbuat
(bangunan konstruksi dari beton bertulang
dari beton bertulang. Momen-momen yang
kedap air berfungsi untuk menurunkan
diambil dalam perencanaan penulangan beton
kebutuhan oksigen biokimia dan suspended
bertulang adalah hasil perhitungan dari
solid, serta pembusukan dari lumpur yang
tekanan tanah aktif sebagai momen dinding,
terendapkan dari effluent lumpur tinja bak
serta tekanan uplift sebagai momen pelat
pengumpul. Di sini terjadi proses
lantai. Konsep perencanaan beton bertulang
pengendapan dan pencernaan secara
mengacu kepada peraturan di Indonesia yaitu
anaerobik, melalui zona sedimentasi, zona
SNI 03-2847-2002 (Asroni, 2010).
netral dan zona lumpur); 2) kolam anaerobik
(Kolam ini beroperasi tanpa adanya oksigen Mutu beton direncanakan fc’ = 25 MPa,
terlarut karena beban organik masih sangat sedangkan mutu baja fy = 300 MPa.
tinggi, sehingga bakteri membutuhkan banyak
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
oksigen untuk menguraikan limbah organik);
3) kolam fakultatif (berfungsi untuk Rencana anggaran biaya bangunan
menguraikan dan menurunkan konsentrasi merupakan perhitungan biaya bangunan
bahan organik yang ada di dalam limbah yang berdasarkan gambar bangunan dan spesifikasi
telah diolah pada kolam anaerobik. Proses pekerjaan konstruksi yang akan dibangun.
yang terjadi pada kolam adalah campuran Data yang dibutuhkan dalam menghitung
antara proses aerob dan anaerob. Kolam RAB, antara lain: gambar rencana bangunan,
fakultatif terbagi menjadi 3 zona atau lapisan. spesifikasi teknis pekerjaan, volume masing-
Lapisan paling atas disebut dengan zona masing pekerjaan yang akan dilaksanakan,
aerobik karena kaya akan oksigen. Zona daftar harga upah pekerja dan bahan
tengah disebut zona aerobik-anaerobik. bangunan, serta analisis harga satuan
Selanjutnya zona paling bawah disebut pekerjaan (Anonim).
dengan zona aerobik di mana oksigen tidak
METODE PERENCANAAN
ditemukan lag); 4) kolam maturasi (disebut
juga kolam pematangan, berfungsi untuk Lokasi Studi
menghilangkan mikroba patogen yang berada
Lokasi studi perencanaan adalah Kota Kuala
di dalam limbah melalui perubahan kondisi
Kapuas, Kabupaten Kapuas, Kalimantan
yang berlangsung dengan cepat serta pH
Tengah.
yang tinggi); 5) unit pengering lumpur
(berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang Jenis Data Yang Diperlukan
dihasilkan dari unit pengolahan biologis.
Data yang diperlukan dalam perencanaan ini
Lumpur selanjutnya dikeringkan secara alami
terdiri dari dua macam data pokok yaitu data
dengan bantuan sinar matahari dan angin.
primer (lokasi atau lahan yang dapat
Lumpur tersebut dapat digunakan sebagai
digunakan untuk pembangunan IPLT; Kondisi
pupuk)
lingkungan di sekitar lokasi/lahan
Tekanan Tanah Aktif pembangunan IPLT; dan prasarana jalan
menuju calon lokasi IPLT) dan data sekunder
Perhitungan tekanan tanah aktif digunakan
(data kependudukan yang meliputi data
untuk memperhitungkan besarnya tekanan
jumlah penduduk pada lokasi studi, data
horizontal yang terjadi pada dinding kolam
kependudukan ini akan digunakan untuk
akibat tekanan tanah disekitarnya.
menentukan besaran kapasitas dan metode
Tekanan Uplift pengolahan IPLT yang akan dipilih dan
direncanakan; Basic Price (Harga satuan
Perhitungan tekanan uplift digunakan untuk
bahan dan upah pekerja) Kabupaten Kapuas
memperhitungkan besarnya gaya angkat ke
terbaru untuk memperhitungkan rencana
atas akibat muka air tanah yang terjadi pada
anggaran biaya pembangunan IPLT)
lantai dasar kolam.

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 109

Pengolahan Data Perhitungan Proyeksi Penduduk


Kecamatan Selat 20 Tahun Mendatang
Pengolahan data yang diperlukan adalah
pengolahan data penduduk untuk Metode Geometrik
mendapatkan proyeksi penduduk sampai
dengan 20 tahun ke depan dengan Metode Pn = = .................(2)
Aritmatik atau Metode Geometrik, dipilih P2035 =
perhitungan yang paling mendekati 1 dengan P2035 = 72998 jiwa
Metode Standar Deviasi.
Jadi, jumlah penduduk Kecamatan Selat pada
Perencanaan Teknis Tahun 2035 adalah sebanyak 72.998 jiwa.
Perencanaan teknis dalam studi perencanaan Penentuan Lokasi IPLT
ini meliputi:
Lokasi yang dipilih untuk perencanaan
1. Penentuan kapasitas (debit) IPLT Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja di Kuala
2. Penentuan sistem pengolahan Kapuas adalah daerah Handel Palinget. Lokasi
Sistem pengolahan yang akan dipilih ini satu kawasan dengan Tempat
disesuaikan dengan kondisi daerah Pembuangan Akhir (TPA) Handel Palinget.
layanan serta hasil analisis data yang
berhasil dikumpulkan. Dipilihnya Handel Palinget sebagai lokasi
3. Perhitungan dimensi unit-unit pengolahan perencanaan IPLT dengan pertimbangan dari
Unit-unit pengolahan pada IPLT yang akan beberapa aspek sebagai berikut:
dihitung dimensinya: (a) Tangki imhoff; 1. Memiliki areal yang cukup luas yaitu ± 10
(b) Kolam anaerobik (anaerobic pond); (c) Ha, sehingga memungkinkan untuk
Kolam fakultatif (facultative pond); (d) dibangun IPLT.
Kolam maturasi (maturation pond); (e) 2. Daerah bebas banjir, karena tidak
Unit pengering lumpur (sludge drying termasuk dalam daftar kawasan rawan
bed). bencana banjir.
4. Perhitungan tekanan tanah aktif, tekanan 3. Daerah bebas gempa, karena wilayah
uplift, serta perhitungan struktur beton Kecamatan Selat secara umum merupakan
bertulang pada dinding dan lantai kolam daerah yang tidak pernah mengalami
anaerobik, kolam fakultatif dan kolam gempa (jauh dari sumber gempa).
maturasi. 4. Daerah bebas longsor, karena berada pada
5. Penggambaran dimensi unit-unit daerah yang cenderung datar.
pengolahan 5. Berjarak 7,5 km dari kota (wilayah
6. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya permukiman).
(RAB) 6. Memiliki akses penghubung berupa jalan
Desain IPLT selesai, selanjutnya dilakukan dengan perkerasan.
perhitungan rencana anggaran biaya 7. Rencana lokasi berjarak 20 m ke saluran
pembangunan berdasarkan SNI 2013 dan penerima
basic price Kabupaten Kapuas tahun 2016. 8. Rencana lokasi terletak pada lahan terbuka
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan intensitas penyinaran matahari
yang baik.
Perhitungan Proyeksi Penduduk 9. Kondisi tanah pada lokasi rencana IPLT
Untuk memperkirakan jumlah penduduk di berupa tanah lempung (tanah liat) yang
Kecamatan Selat sampai dengan 20 tahun sulit menyerap air (permeabilitas rendah),
mendatang dipilih Metode Geometrik karena aman dari resiko pencemaran, serta
hasil perhitungan standar deviasi merupakan lahan yang tidak produktif.
menunjukkan angka yang terkecil Penentuan Kapasitas (Debit) IPLT
dibandingkan dengan metode arithmatik,
yaitu 1706. Debit lumpur tinja= persentase pelayanan x
jumlah penduduk daerah layanan x laju
timbulan lumpur tinja
= 50% x 72.998 x 0,5 = 18.249,5 L/hari
= 18,2495 m3/hari = 19 m3/hari

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 110

Penentuan Sistem Pengolahan Perhitungan/perencanaan dimensi kolam


anaerobik ditunjukkan pada Tabel 2 berikut.
Jumlah penduduk Kecamatan Selat sebanyak
72.998 jiwa, maka sistem pengolahan yang Tabel 2. Perhitungan/Perencanaan Dimensi
dipilih adalah sistem alternatif 2 (untuk Kolam Anaerobik
pelayanan 50.000-100.000 orang dengan
jarak IPLT ke permukiman terdekat minimal
250 m). Unit-unit pengolahan IPLT yang
terdapat dalam sistem alternatif 2: tangki
imhoff, kolam anaerobic, kolam fakultatif,
kolam maturasi, dan unit pengering lumpur.
Perencanaan Unit Pengolahan IPLT
Perencanaan Tangki Imhoff
Perhitungan/perencanaan dimensi tangki
imhoff ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Perhitungan/Perencanaan Dimensi
Tangki Imhoff

Perencanaan Kolam Fakultatif


Kolam fakultatif digunakan 1 unit.
Perhitungan/perencanaan dimensi kolam
fakultatif ditunjukkan pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Perhitungan/Perencanaan Dimensi
Kolam Fakultatif

Perencanaan Kolam Anaerobik


Pada sistem pengolahan alternatif 2, kolam
anaerobik digunakan (2) unit dan disusun
secara seri yang terdiri dari kolam anaerobik I
dan II dengan dimensi yang sama.

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 111

Perencanaan Kolam Maturasi Perhitungan/Perencanaan Struktur


Beton Unit Pengolahan IPLT
Kolam maturasi direncanakan 2 unit dengan
dimensi yang sama. Perhitungan/perencanaan Perhitungan Tekanan Tanah Aktif
dimensi kolam maturasi ditunjukkan pada
Dari perhitungan tekanan tanah aktif
Tabel 4 berikut.
diperoleh momen pada setiap dinding kolam
Tabel 4. Perhitungan/Perencanaan Dimensi adalah sebesar:
Kolam Maturasi
1. Kolam Anaerobik : 9,559 tm
2. Kolam Fakultatif : 5,825 tm
3. Kolam Maturasi : 3,230 tm
Perhitungan Tekanan Uplift
Lantai kolam diasumsikan sebagai balok
dengan tumpuan jepit-jepit. Sehingga momen
yang terjadi, dihitung dengan rumus:
M(+) = 1/12.q.L2 = 1/12.q.B2 .............(3)
Diperoleh tekanan uplift pada setiap lantai
kolam adalah sebesar:
1. Kolam Anaerobik : 1,549 tm
2. Kolam Fakultatif : 6,75 tm
3. Kolam Maturasi : 1,588 tm
Perhitungan Tulangan Dinding Kolam
Perencanaan beton untuk dinding
menggunakan beton fc’ = 25 MPa, fy = 300
MPa, tebal dinding = 250 mm, tebal selimut =
40 mm, tulangan yang digunakan diameter 16
dan 12.
Diperoleh tulangan dinding pada masing-
Perencanaan Unit Pengering Lumpur masing kolam sebagai berikut:
Jumlah penduduk yang akan dilayani sampai 1. Kolam Anaerobik : Tul.pokok (D16-90),
dengan Tahun 2035 adalah sebanyak 72.998 Tul.bagi (D12-220)
jiwa. Sehingga kebutuhan drying bed operasi 2. Kolam Fakultatif : Tul.pokok (D16-160),
sebanyak 2 unit, dan kebutuhan drying bed Tul.bagi (D12-220)
stand-by sebanyak 1 unit, tanpa kebutuhan 3. Kolam Maturasi : Tul.pokok (D16-200),
lahan untuk perluasan (0 unit). Tul.bagi (D12-220)
Hasil perhitungan/perencanaan dimensi unit Perhitungan Tulangan Pelat Lantai Kolam
pengering lumpur dapat dilihat pada Tabel 5
Perencanaan beton untuk pelat lantai
berikut.
menggunakan beton fc’ = 25 MPa, fy = 300
Tabel 5. Perhitungan/Perencanaan Dimensi MPa, tebal dinding = 250 mm, tebal selimut =
Unit Pengering Lumpur 40 mm, tulangan yang digunakan diameter 16
dan 12.
Diperoleh tulangan dinding pada masing-
masing kolam sebagai berikut:
1. Kolam Anaerobik : Tul.pokok (D16-200),
Tul.bagi (D12-220)
2. Kolam Fakultatif : Tul.pokok (D16-140),
Tul.bagi (D12-220)
3. Kolam Maturasi : Tul.pokok (D16-200),
Tul.bagi (D12-220)

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 112

Gambar Hasil Perhitungan Dimensi dan


Penulangan

Gambar 4. Kolam Fakultatif

Gambar 1. Layout IPLT Kuala Kapuas

Gambar 5. Kolam Maturasi

Gambar 2. Tangki Imhoff

Gambar 6. Unit Pengering Lumpur

Perhitungan Rencana Anggaran Biaya


(RAB)
Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan
hasil perkalian antara volume pekerjaan
dengan harga satuan yang telah di analisis
Gambar 3. Kolam Anaerobik

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 113

(AHSP). Adapun hasil perhitungan RAB mutu baja fy 300 MPa, ketebalan pelat
ditunjukkan pada Tabel 6 berikut. rencana 250 mm, diperoleh beton dengan
tulangan tunggal, dengan tulangan pokok
Tabel 6. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
SATUAN HARGA JUMLAH berdiameter 16 mm dan tulangan bagi
No. URAIAN PEKERJAAN KODE ANALISA VOLUME PEKERJAAN VOLUME SATUAN HARGA berdiameter 12 mm dengan jarak antar
PEKERJAAN (Rp.) (Rp.)
A PEKERJAAN PERSIAPAN SATUAN HARGA JUMLAH tulangan bagi adalah 220 mm. Jarak antar
No. URAIAN
1.1 Pembersihan LokasiPEKERJAAN KODE ANALISA VOLUME1358,3
A.2.2.1.9 PEKERJAAN VOLUME
M2
PEKERJAAN
SATUAN
Rp22.320
(Rp.)
HARGA
Rp30.317.256
(Rp.)
tulangan pokok pada kolam anaerobik
1.2 Pemasangan Bouwplank A.2.2.1.4 288,6 M Rp348.684 Rp100.630.202
A PEKERJAAN PERSIAPAN
1.3 Pembersihan
1.1 Pembuatan Gudang
Lokasi A.2.2.1.7
A.2.2.1.9 16
1358,3 M2
M2 Rp1.113.173
Rp22.320 Rp17.810.760
Rp30.317.256
antara lain: tulangan dinding (D16-90),
1.4 Pemasangan
1.2 Pekerjaan Dewatering
Bouwplank
1.3 Pembuatan Gudang
Ls
A.2.2.1.4
A.2.2.1.7
716,41
288,6
16
M3
M
M2
Rp100.000
Rp348.684
Rp1.113.173
Rp71.641.000
Rp100.630.202
Rp17.810.760
tulangan pelat lantai (D16-200). Jarak
Jumlah A Rp220.399.218
B 1.4 Pekerjaan Dewatering
PEKERJAAN TANAH Ls 716,41 M3 Rp100.000 Rp71.641.000 antar tulangan pokok pada kolam fakultatif
Jumlah A Rp220.399.218
2.1 Galian TanahTANAH
B PEKERJAAN Biasa (2 m) A.2.3.1.2 271,42 M3 Rp120.528 Rp32.713.710 antara lain: tulangan dinding (D16-160,
2.1 Galian
Galian Tanah
Tanah Biasa
Biasa (2(3 m)
m) A.2.3.1.3 649,27 M3 Rp143.493 Rp93.165.570
tulangan pelat lantai (D16-140). Jarak
2.1 A.2.3.1.2 271,42 M3 Rp120.528 Rp32.713.710
2.2 Galian
2.1 UruganTanah
TanahBiasa
Kembali
(3 m) A.2.3.1.9
A.2.3.1.3 306,9
649,27 M3 Rp71.920
Rp143.493 Rp22.072.248
Rp93.165.570

antar tulangan pokok pada kolam maturasi


2.2 Urugan Tanah Kembali A.2.3.1.9 306,9 M3 Rp71.920
Jumlah B Rp22.072.248
Rp147.951.528
Jumlah B Rp147.951.528
C PEKERJAAN BETON
C PEKERJAAN BETON
3.1 Pembuatan
3.1 Pembuatan Beton
Beton K-250
K-250 A.4.1.1.8
A.4.1.1.8 129,04
129,04 M3
M3 Rp1.021.356
Rp1.021.356 Rp131.795.742
Rp131.795.742 antara lain: tulangan dinding (D16-200),
3.2 Bekisting Pelat Lantai
3.3 Bekisting Dinding
3.3 Bekisting Dinding
A.4.1.1.24
A.4.1.1.25
A.4.1.1.25
192,12
324
324
M2
M2
M2
Rp438.941
Rp437.941
Rp437.941
Rp84.329.306
Rp141.892.819
Rp141.892.819
tulangan pelat lantai (D16-200).
3.4 Pembesian (Ø 12)
3.4 Pembesian (Ø 12)
3.4 Pembesian (D16)
A.4.1.1.17
A.4.1.1.17
A.4.1.1.17
2889,21
2889,21
8408
Kg
Kg
Kg
Rp146.938
Rp146.938
Rp161.920
Rp42.453.474
Rp42.453.474
Rp136.142.336
3. Hasil perhitungan RAB yang mengacu
3.4 Pekerjaan
3.5 PembesianBeton
(D16)(150 kg Besi + Bekisting)
3.5 Pekerjaan Beton (150 kg Besi + Bekisting)
A.4.1.1.17
A.4.1.1.33
A.4.1.1.33
8408
71,84
71,84
Kg
M3
M3
Rp161.920
Rp5.982.054
Rp5.982.054
Jumlah C
Rp136.142.336
Rp429.750.788
Rp429.750.788
Rp966.364.466
kepada SNI 2013 dan basic price
D PEKERJAAN SANITASI DAN PEMIPAAN
4.1 Pipa Tanah Diameter 15 cm A.5.1.1.34 23,4 M
Jumlah C
Rp39.156
Rp966.364.466
Rp916.246
Kabupaten Kapuas Tahun 2016, untuk
D PEKERJAAN SANITASI DAN PEMIPAAN
4.2 Pipa Beton Diameter 15-20 cm
4.1 Pipa Tanah Diameter 15 cm
A.5.1.1.35
A.5.1.1.34
50
23,4
M
M
Rp78.460
Rp39.156
Rp3.923.010
Rp916.246
membangun Instalasi Pengolahan Lumpur
Jumlah D Rp4.839.256
4.2 Pipa BetonPENUTUP
E PEKERJAAN Diameter 15-20
ATAPcm A.5.1.1.35 50 M Rp78.460 Rp3.923.010 Tinja di Kuala Kapuas diperlukan biaya
sebesar Rp1.916.753.000 (Satu Milyar
Roof Light Fibreglass A.4.5.2.7 384 M2 Rp59.942
Jumlah D Rp23.017.882
Rp4.839.256
Jumlah E Rp23.017.882
E PEKERJAAN PENUTUP ATAP
Sembilan Ratus Enam Belas Juta Tujuh
F PEKERJAAN BESI DAN ALUMINIUM
Roof LightBesiFibreglass
Rangka Hollow A.4.5.2.7
A.4.2.1.21 384
119 M2
M2 Rp59.942 Rp170.829.641
Rp1.435.543 Rp23.017.882

F PEKERJAAN BESI DAN ALUMINIUM Jumlah (G) = A + B + C + D


Jumlah EF Rp170.829.641
+ E + F
Rp23.017.882
Rp1.533.401.990 Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Rupiah).
H = 10% x G Rp153.340.199
Rangka Besi Hollow A.4.2.1.21 119 M2 Rp1.435.543 Rp170.829.641
I = 15% x G Rp230.010.299
Total GJumlah
+ H +FI Rp1.916.752.488
Rp170.829.641 DAFTAR PUSTAKA
Jumlah (G) = A + B + C +Dibulatkan
D + E + F Rp1.533.401.990
Rp1.916.753.000
Terbilang "Satu Milyar Sembilan Ratus Enam Belas Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Tiga RibuH =Rupiah"
10% x G Rp153.340.199 Anonim. Modul 03 Dasar-Dasar Teknik dan
Pengelolaan Air Limbah.
I = 15% x G Rp230.010.299
Dari hasil perhitungan diperoleh Total Rencana G + H + I Rp1.916.752.488 Jakarta:
AnggaranTerbilang
Biaya (RAB) pembangunan IPLT di Dibulatkan Rp1.916.753.000 Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat
"Satu Milyar Sembilan Ratus Enam Belas Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Rupiah"
Kuala Kapuas adalah sebesar Jenderal Cipta Karya Direktorat
Rp1.916.753.000 (Satu Milyar Sembilan Ratus Pengembangan Penyehatan Lingkungan
Enam Belas Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Tiga Permukiman.
Ribu Rupiah). Anonim. 1999. Tata Cara Perencanaan
PENUTUP Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Sistem Kolam. 1999. Jakarta:
Kesimpulan Departemen Pekerjaan Umum Direktorat
Dari hasil perhitungan dan perencanaan, Jendral Pekerjaan Umum.
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut: Anonim. 2002.Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung SK SNI
1. Dimensi hidrolis masing-masing unit dalam 03-2847-2002. Jakarta: Badan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja sebagai Standardisasi Nasional.
berikut: (a) Tangki imhoff memiliki
panjang 7 m, lebar 4,7 m, dan kedalaman Anonim. 2013. Analisis Harga Satuan
total 7 m; (b) Kolam anaerobik memiliki Pekerjaan (AHSP) Bidang Cipta Karya.
panjang 7,8 m, lebar 2,6 m, dan Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.
kedalaman 3 m; (c) Kolam fakultatif Anonim. 2015a. Selat dalam Angka 2015.
memiliki panjang 18 m, lebar 6 m, dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas.
kedalaman 2,5 m; (d) Kolam maturasi
memiliki panjang 6,6 m, lebar 3,3 m, dan Anonim. 2015b. Kapuas dalam Angka 2015.
kedalaman 2 m; serta (e) Unit pengering Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas.
Lumpur memiliki panjang 15 m, lebar 5 m, Anonim. 2016. Peta Kabupaten Kapuas.
dan kedalaman 1 m. https://sites.google.com
2. Dimensi struktur kolam anaerobik, /a/tataruang.org/skpd-kalimantan-
fakultatif, dan maturasi yang tengah/kab-kapuas. Diakses tanggal 15
menggunakan mutu beton fc’ 25 MPa, Mei 2016.

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 114

Anonim. 2016. Rencana Anggaran Biaya Sistem Kolam Kota Palembang (Studi
Bangunan. Kasus: IPLT Sukawinatan). Universitas
http://www.ilmusipil.com/rencana- Sriwijaya. Palembang.
anggaran-biaya-bangunan. Diakses
tanggal 30 September 2016.
Asroni, A. 2010. Balok dan Pelat Beton
Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fajarwati, A. 2000. Perencanaan Sistem
Penyaluran Air Buangan Domestik Kota
Palembang (Studi Kasus: Kecamatan Ilir
Timur 1 dan Kecamatan Ilir Timur II).
Program Studi Teknik Lingkungan,
Institut Teknologi Bandung.
Oktarina, D dan H. Helmi. 2013. Perencanaan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya

Anda mungkin juga menyukai