ABSTRAK
Pada proses pengolahan ikan dihasilkan bahan sisa dalam bentuk cair dan pad at, jika
tidak ditangani secara baik akan menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Sering terjadi
perbedaan persepsi dan kepentingan antara industri dengan masyarakat sekitarnya dalam
upaya penerapan produksi bersih. Industri ingin menerapkan produksi bersih dengan
miminimasi limbah, namun masyarakat sekitar ingin memanfaatkan sisa-sisa buangan industri
terse but untuk menggerakkan usaha yang bernilai ekonomis. Maksud dan Tujuan dari
penulisan ini adalah untuk mendapatkan alternatif solusi dari ~erbedaan persepsi dan
kepentingan tersebut. Alternatif solusi tersebut antara lain Industri: .
• Mengolah lebih lanjut bahan sisa proses produksi untuk mengurangi masalah pencemaran
lingkungan.
• Menciptakan kerjasama yang baik dengan masyarakat sekitar dalam penerapan produksi
bersih dengan menetapkan ruang lingkup dan tanggung jawab, sehingga tercapai
keseimbangan kepentingan masing-masing pihak dalam aspek ekonomi dan lingkungan.
Kata kunci : produksi bersih, minimisasi limbah, pengolahan ikan
ABSTRACT
Fish processing industries produce solid and liquid waste. Left untreated these wastes will
cause environmental pollution. There are differences in perception and interest between the
industry and the community surrounding the industry in the application of cleaner production.
The industry wants to apply cleaner production by waste minimization, but the community
wants to utilize the fish processing waste to run economical business. The objective of this
paper is to find a solution to the perception and interest difference. One solution, among others,
is that the industry should: .-.... "
• Treat the fish processing waste further to minimize the environmental pollution
• Cooperate with the surrounding community in the application of cleaner production by
setting the scope and responsibilities that balance the interest of each party in economic
and environmental aspects
Keywords: cleaner production, waste minimization, fish processing
PENDAHULUAN
Ikan laut basil tangkapan para nelayan air buangan dari proses produksi, se-
tidak langsung habis dikonsumsi dalam dangkan dalam bentuk padat berupa kepala
bentuk segar, sehingga diperlukan peng ikan, sirip, sisik dan isi perut. Bahan sisa
olahan lebih lanjut untuk mengawetkan tersebut jika tidak ditangani secara baik
hasil tangkapan tersebut. Didalam proses akan menimbulkan masalah pencemaran
pengolahan ikan, masih ada bahan sisa lingkungan.
yang dihasilkan dari proses produksi. Pada Industri Pengolahan ikan, sering
Bahan sisa yang ditimbulkan dalam bentuk terjadi perbedaan persepsi serta kepen-
cair dan pad at, dalam bentuk cair berupa tingan antara industri pengolahan ikan
Berita Litbang Industri 70
Volume XLVI, No.l, Mei 2011, pp 70-76 Kaj ian Penerapan Produksi Bersih
pacla Inclustri Pengolahan Ikan
Tabel : 1 . Analisis Input Output Pengalengan Ikan Tabel : 2. Analisis Input Output Pendukung Proses
Pengalengan Ikan
Input Tahapan Output
Proses Input Tahapan Proses Output
Ikan Pengisian& Potongan Ikan dalam Air & klorin Klorinasi Air limbah
Penimbangan kaleng terbuka klorin
kaleno
BBM, listrik Pernbuatan' uap/ Emisi gas
Ikan dalam Pree Cooking Ikan dalam kaleng boiler (NOx,Sox,
kaleng (110·C) terbuka CO)
Listrik & uap Air kondensat
air Uat» ielaqa
Ikan dalam Pengisian Ikan dan sa os dalam
kelang Saos kaleng Air garam Pembuatan air Air limbah
terbuka dingin
Air & Saos uap listrik untuk
Listrik & uap nenvimoanan
sebatas mengurangi laju proses pembu- menghasilkan produk baru yang memiliki
sukan yang berpotensi menimbulkan bau nilai ekonomis yang lebih baik, yang pada
yang menyengat. Adapun bagan alir proses akhimya akan meningkatkan efisiensi pe-
pengelolaan limbah padat diindustri rusahaan.
tersebut seperti pada gambar 1. Penanganan bahan sisa tersebut
dapat diproses untuk dijadikan tepung ikan
dan diambil minyaknya dengan cara
rendering. Ekstraksi yang dilakukan dengan
cara rendering ini temyata belum meng-
hasilkan rendemen minyak yang optimal,
baik dari segi volume yang dihasilkan
maupun dari kualitasnya. Hal tersebut lebih
disebabkan karena faktor pemanasan yang
tidak pas artinya terjadi fluktuasi pema-
nasan, terkadang terlalu tinggi dan kadang
Gambar 1 Bagan A1ir Pengelolaan Bahan Si sa terlalu rendah, hal ini terjadi karena faktor
Industri Pengolahan Ikan
peralatan yang masih sangat sederhana,
sehingga terkadarag masih banyak minyak
Bahan sisa yang terjadi jika tidak di- '"
ikan yang terdapat-pada jaringan, dan juga
tangani secara baik tentu akan menim-
minyak ikan yang terikut dalam limbah cair,
bulkan masalah. Seperti diketahui bahwa,
yang keduanya akan membentuk suatu
ikan termasuk kategori bahan makanan
sistem emulsi yang aktif. Belum optimalnya
yang mudah membusuk (perisable foods),
ekstraksi terse but, juga diakibatkan karena
sehingga bahan sisa berupa kepala ikan,
masih terdapat protein terlarut yang
serpihan daging ikan, isi pe rut ikan, sirip
berperan sebagai emulsifier.
ikan dan ekor jika tidak ditangani secara
Berdasar pada kenyataan itu diduga
cermat akan menimbulkan bau busuk yang
penggunaan enzim proteolitik (Papain)
menyengat. Bau yang menyengat akan
sebelum dilakukan rendering dapat men-
mengundang banyak lalat. Keadaan demi-
degradasi protein tersebut, sehingga fung-
kian tentu tidak diinginkan oleh Industri
sinya sebagai emulsifier menjadi tidak ada,
pengolahan makanan, banyaknya lalat
sehingga dapat dilakukan pemisahan
akan menganggu proses produksi. Sedang-
minyak hasil ekstraksi dengan lebih mudah
kan minyak ikan yang ikut terbuang akan
dan diharapkan akan memberikan rende-
mencemari lingkungan disekitamya. Ada-
men minyak ikan yang lebih banyak.
pun konsep pengelolaannya adalah seperti
Setiap pemotongan ikan akan meng-
terlihat pada gambar dibawah ini :
hasilkan bahan sisa yang tidak digunakan
.-.... sebagai bahan, pengalengan, untuk itu
lli3I (vt! bahan sisa tersebut perlu dilakukan peng-
Mlm; olahan yang lebih baik agar tidak me-
$iriJ'~ nimbulkan masalah baru khususnya masa-
llillJ1lJ
lah pencemaran Iingkungan. Bahan sisa
dari ikan disamping sebagai bahan baku
untuk tepung ikan juga dapat diambil
minyaknya.
Selain itu pada umumnya di sentra-
sentra pendaratan ikan yang ada di
Indonesia minim fasilitas, sehingga pena-
nganan yang dibutuhkan sering kali tidak
Gambar 2 Skema Pengelolaan Bahan Sisa Limbah memadai. Akibat kondisi demikian tentu
Cair akan berdampak pada kualitas hasil
Oari penjelasan di atas maka diper- tangkapan yang adan di jual.
lukan suatu upaya pencegahan terjadinya Proses pungut ulang (recovery) limbah
limbah (pollution prevention) yang tepat Ibahan sisa padatan industri pengalengan
untuk mengurangi terjadinya masalah ikan, dimanfaatkan untuk memperoleh
masalah pencemaran lingkungan dan di- produk baru yang memiliki nilai ekonomis
usahakan output dari proses tersebut lebih baik dan diharapkan dengan proses
Berita Litbang Industri 74
Volume XLVI, No.l, Mei 2011, pp 70-76 Kajian Penerapan Produksi Bersih
pacta Industri Pengolahan Ikan
pun gut ulang 1nl terjadi pengurangan dihasilkan jumlahnya cukup besar berkisar
timbulan limbah yang pada akhirnya akan 20- 35 % dari bahan baku yang di produksi.
mengurangi pencemaran terhadap Iing- Dengan jumlah yang cukup besar ini
kungan. Pemungutan ulang bahan sisa maka dibutuhkan suatu penanganan yang
untuk dimanfatkan kemudian diproses un- baik agar tidak mencemari lingkungan.
tuk menghasilkan minyak ikan dan bahan Penerapan prinsip produksi bersih dengan
tepung ikan yang memiliki nilai ekonomis memanfaatkan bahan sisa tersebut adalah
lebih baik. Ketika semakin banyak minyak salah satu altematif untuk meminimalisir
ikan dapat terambil dari bahan sisa hasil terjadinya limbah yaitu dengan memungut
proses pengalengan berupa potongan ulang (recovery) limbah padat tersebut dan
kepala, sirip, ekor, sisik dan isi perut maka selanjutnya diproses untuk menghasilkan
diharapkan timbulan limbah akan ber- produk samping yang memiliki nilai eke-
kurang. Secara skematis pungut ulang nom is lebih baik. Berkaitan dengan limbah
(recovery) bahan sisa tersebut dapat dilihat yang di timbulkan oleh industri pengalengan
pada sekema di bawah ini ikan, berikut ini disajikan neraca bahan
(input output) pada industri pengalengan
ikan.
l.~~o.l\
1imbilhl&O~ '0l~E25- ~5.eA
Keiillgl1mgun !lcl:ertl:li.!lill!l
Minyoklhn
C.l,.\;""E!1
Gambar 3 Pungut Ulang (Recovery) Bahan Sisa l'ROD~U
12," -13D :' g
untuk mencemari lingkungan dapat dimi- yang memiliki nilai ekonomi lebih bail
set nimisasi, mengingat kedua output tersebut serta pemanfaatan bahan sisa aka
sus masih mengandung bahan yang berman- membantu mengurangi masalah per
yar faat. Seperti diketahui bahwa dari hasil uji cemaran lingkungan.
pel yang dilakukan untuk padatan ternyata 2. Menciptakan kerjasama yang bai
ter masih mengandung:lemak sebesar 8,01 %. dengan masyarakat sekitar dalam pene
Sementara cairan sisa proses rata rata rapan produksi bersih dengan me nE
masing mengandung:Zat pad at terlarut se- tapkan ruang lingkup dan tanqqur»
besar = 10,24 %, protein = 3,93 %, minyak jawab, sehingga tercapai keseimbang
= 2,17 %, BOO = 25,72 grll dan COD = an kepentingan masing-masing pihal
64,82 gll. Memperhatikan hasil uji di atas dalam aspek ekonomi dan lingkungan.
maka output tersebut masih perlu pe-
nanganan lebih lanjut agar beban unit
pengolah limbahnya tidak berat. Upaya DAFTAR PUSTAKA
yang mungkin dilakukan adalah dengan
melakukan tambahan peralatan sebelum air 1. Bambang Irawan, Agus. 2001. Analisc
Ga
sisa proses di masukkan ke dalam unit Kemungkinan Penerapan Environ-
pengolah limbah, yaitu dengan melakukan mental Costing di Indonesia. Jurna
penyaringan terlebih dahulu, tujuannya Lintasan Ekonomi, Volume XVIII, No.1
ta untuk menyaring padatan yang masih ikut 2. Brody,~. 1965. Fisheries by Products
bl terlarut. Selanjutnya dilakukan pemanasan Technology. Westport, Connecticut,
ik: tujuannya adalah untuk mengambil protein AVI Publishing Com.lnc,
ye yang terlarut dan lemak yang masih tersisa, 3. Lopez Chaverii, Rcberto. 1999. Deve-
SE dengan pemanasan diharapkan protein lopment of Environmental Performan-
SE
akan terkoogulasi dan lemak/minyaknya ce Indicator, The Case of Fish Can-
ik akan mengapung di permukaan sehingga ning Plants. Tesis. Lund University,
C4 akan mudah untuk diambil. Sweden .
rr Bahan sisa proses produksi berupa 4. Stansby, M. E. 1982. Properties ot
rr potongan kepala, ekor, sirip dan isi perut, Fish Oils and their application to
k: dari Industri pengalengan ikan masih dapat handling of fish and to nutritional and
p di manfaatkan untuk menghasilkan produk industrial in Martin, R.E, ( ed ), Che-
a baru, berupa minyak ikan dan bahan mistry and Biochemistry of Marine
k tepung ikan. Food Products, AVI. West port Con-
n necticut. Publishing Co.
p 5. UNEP. 2001. Cleaner Production,
tf KESIMPULAN http//www.uneptie.org/pclcp/understan
ding.cp/Home.htm. Tanggal diakses
Bedasarkan uraian diatas, untuk 12/8/2004.
mensinergikan perbedaan _persepsi d~ 6. Waluyo. Lud. 2004. Mikrobiologi
kepentingan antara Industri dan masya- Umum. Malang, Penerbit Universitas
rakat diharapkan : Muhammadiyah, Malang.
1. Mengolah lebih lanjut bahan sisa proses
produksi dengan tenaga kerja internal
maupun eksternal dari masyarakat
sekitar, agar diperoleh manfaat berupa
diversifikasi produk, berupa minyak ikan