Mata Kuliah:
Manajemen Wilayah Pesisir dan Laut (B)
Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Wahyudi Citrosiswoyo, M. Sc.
Dibuat Oleh:
Farah Ghasani Putri (03311940000103)
Provinsi DKI Jakarta memiliki banyak potensi daerah yang bisa dikembangkan, namun
pada kali ini akan disampaikan tentang potensi pesisir dan lautnya saja yang diantaranya
meliputi:
1. Banyaknya Aktivitas Transportasi Laut di Lokasi Pelabuhan Laut Tanjung Priok.
Statistik Transportasi Laut DKI Jakarta, menjelaskan bahwa jumlah penumpang kapal
laut melalui Pelabuhan Laut Tanjung Priok tahun 2017 sebanyak 206,346 penumpang
dan total jumlah barang yang diangkut dengan rute antar pulau dan antar negara adalah
sebanyak 45,430,931 ton. Dari data ini menunjukkan kepada kita bahwa Pelabuhan Laut
Tanjung Priok DKI Jakarta merupakan Pelabuhan yang aktif sebagai tempat transportasi
baik itu untuk kapal penumpang maupun kapal angkut barang atau muatan.
2. Penanaman Mangrove
Penanaman mangrove memiliki banyak manfaat, antara lain: menjaga stabilitas pantai,
Membantu pengendapan, membantu menjaga ekosistem pesisir dan keseimbangan
alam, menjadi sumber oksigen bagi makhluk hidup lainnya, mengurangi pencemaran,
menyerap logam berbahaya dan meningkatkan kualitas air. Penanaman mangrove di
kawasan pesisir Jakarta sebenarnya sudah dilakukan, bahkan saat ini sudah dijadikan
tempat wisata dan edukasi, seperti: Kawasan Elang Laut, Pantai Indah Kapuk dan
Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk dan Wisata Edukasi Penanaman
Mangrove di Pulau Pari, Kepulauan Seribu.
Gambar 5. Nilai ikan yang dilelang di TPI DKI Jakarta pada tahun 2007-2009
(rupiah)
Adapun untuk data penjualan ikan dan nilainya pada periode berikutnya yaitu pada tahun
2009-2013 dapat dilihat pada Gambar 6 berikut ini.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik satu kesimpulan bahwa potensi perikanan di pesisir dan laut DKI
Jakarta cukup menjanjikan, sehingga upaya untuk melestarikan dan pemanfaatan yang ramah
terhadap ekosistem perikanan perlu dilakukan.
2.2 Permasalahan Pesisir DKI Jakarta Terkait dengan Kualitas Air akibat Aktivitas Industri
dan Urban
Kondisi pesisir erat kaitannya dengan sistem sungai, muara, dan laut pada wilayah tersebut.
Pesatnya kegiatan industri dan manusia jika tidak dilakukan dengan cara yang benar maka akan
berdampak pada menurunnya kualitas perairan lingkungan pantai. Pada daerah DKI Jakarta
misalnya yang merupakan kota metropolitan, tentunya merupakan tempat tumbuh dan
berkembangnya industri dan padatnya pemukiman penduduk. Banyaknya pembuangan limbah
tentunya sangat berpengaruh terhadap kualitas air didaerah pesisir dan lautnya. Berikut ini akan
disampaikan terkait dengan permasalahan kualitas air akibat dari industri dan urban didaerah pesisir
dan laut DKI Jakarta.
1. Tercemarnya Kualitas Air Laut DKI Jakarta
Tercemarnya kualitas air di laut DKI Jakarta dengan Indeks Pencemaran berkisar antara
2.29-4.25 yang artinya adalah tercemar ringan. Pembuangan limbah domestik
mengakibatkan nilai konsentrasi parameter DO, BOD, dan COD pada perairan Laut
Jakarta menyimpang dari baku mutu. Tabel 1 dibawah ini merupakan parameter yang
menurunkan kualitas perairan laut DKI Jakarta
Tabel 1. Parameter yang Menurunkan Kualitas Perairan Laut Jakarta
Station
Baku
Parameter L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 Kontrol
Mutu
Kekeruhan
1 8,7 8,0 0 0 0,6 0 1,4 0 0 ≤ 30
(NTU)
DO (mg/L) 6,0 5,4 4,1 5,8 4,5 4,1 5,5 3,0 3,8 3,2 ≥4
BOD (mg/L) 102, 189 126 150 173, 157, 205 150 205 157,5 ≤ 45
4 5 5
(mg/L) 213 205 244 268 323 275, 315 197 748 189 ≤ 80
5
Keterangan: angka dicetak tebal menunjukkan penyimpangan
KESIMPULAN
Daerah pesisir DKI Jakarta merupakan daerah yang memiliki potensi besar untuk bisa
dikembangkan. Dengan berbagai kekayaan alam yang ada di dalamnya, maka akan sangat rugi
jika aktivitas industri dan penduduk disekitarnya justru menjadi penghambat dalam
penegelolaan daerah pesisir dan laut DKI Jakarta. Dalam hal permasalahan kualitas air yang
merupakan sumber daya primer (kebutuhan pokok) khususnya sebagai sektor perikanan laut,
jika tidak benar-benar diperhatikan maka dapat merusak kehidupan dan ekosistem pesisir dan
laut DKI Jakarta. Terlebih lagi, ketika kualitas air di daerah pesisir DKI Jakarta buruk maka hal
ini berdampak langsung kepada pemukiman penduduk yang ada disekitarnya.
Penyebab terjadinya tekanan terhadap kualitas air di DKI Jakarta antara lain adalah karena;
1. Aliran sungai di DKI Jakarta kerap menjadi tempat pembuangan limbah cair maupun
limbah padat dari kegiatan pabrik maupun rumah tangga,
2. Padatnya pemukiman dan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk serta buangan industri
yang langsung dibuang ke badan air tanpa proses pengolahan telah menyebabkan
pencemaran sungai-sungai yang ada di Jakarta, dan air tanah dangkal di sebagian besar
daerah di wilayah DKI Jakarta, bahkan kualitas air di perairan teluk Jakarta sudah
menjadi semakin buruk.
3. Serta, dengan semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di
Jakarta, telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, “Statistik Transportasi DKI Jakarta 2018,” 2018.
Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, “Potensi Perikanan DKI Jakarta 2009,” 2010.
Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, “Statistik Perikanan DKI Jakarta 2015,” 2015.
E. Suhartono and P. N. Semarang, “Identifikasi Kualitas Perairan Pantai Akibat Limbah Domestik
Pada Monsun Timur Dengan Metode Indeks Pencemaran (Studi Kasus Di Jakarta,
Semarang, Dan Jepara),” Wahana Tek. SIPIL, vol. 14, no. 1, pp. 51-62–62, 2009.
E. D. Sadono, “Desentralisasi Dan Pengelolaan Wilayah Pesisir Di Indonesia Studi Pada Desa
Kohod Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang,” J. Kawistara, vol. 7, no. 3, p. 249,
2018, doi: 10.22146/kawistara.23591.
GMAPS, “DKI Jakarta - Google Maps,” 2021. https://www.google.co.id/maps/place/Jakarta
(accessed Jan. 17, 2021).
L. Dsikowitzky, L. Schäfer, Dwiyitno, F. Ariyani, H. E. Irianto, and J. Schwarzbauer,
“Evidence of massive river pollution in the tropical megacity Jakarta as indicated by faecal
steroid occurrence and the seasonal flushing out into the coastal ecosystem,” Environ. Chem.
Lett., vol. 15, no. 4, pp. 703–708, 2017, doi: 10.1007/s10311-017-0641-3.
R. Fathy, “Kerentanan Air, Pembangunan Inklusif Berkelanjutan Dan
Gerakan Sosial Lingkungan Ciliwung Institute,” vol. 1, pp. 1–18, 2019.
S. Yudo and N. I. Said, “Status Kualitas Air Sungai Ciliwung di Wilayah DKI Jakarta Studi
Kasus : Pemasangan Stasiun Online Monitoring Kualitas Air di Segmen Kelapa Dua –
Masjid Istiqlal,” J. Teknol. Lingkung., vol. 19, no. 1, p. 13, 2018, doi:
10.29122/jtl.v19i1.2243.