Oleh :
KELOMPOK 2
Maka untuk memenuhi Peraturan Menteri Lingkunan Hidup No. 8 Tahun 2006,
Pemrakarsa Pembangunan Revitalisasi Teluk Kendari membentuk Tim Teknis Studi Analisis
Lingkungan. Dalam studi andal, kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak
disebut isu pokok. Dampak yang ditetapkan sebagai isu pokok ini diperoleh dari hasil proses
pelingkupan (scooping) yaitu proses untuk mengidentifikasi dampak penting terkait kegiatan
proyek, kondisi asal proyek dan dasar hukum. Proses pelingkupan dalam hal ini diperlukan
untuk menentukan dampak penting terhadap lingkungan untuk studi secara mendalam. Proses
pelingkupan dampak penting melalui proses sebagai berikut:
Teluk Kendari memiliki luas ±11,36 Km2, secara geografis berada di 3058’3”-
403’11”LS dan 122032”-122036”BT. Kondisi morfometrika dan hidrodinamika merupakan
perairan esturia dan kaki bukit nipa-nipa. Teluk Kendari terbagi dalam 3 (tiga) bagian,
masing-masing: Bagian Muara sungai (sungai wanggu), Bagian tengah teluk (pusat diklat
dayung), dan Bagian mulut teluk yang menghadap laut banda. Kedalaman teluk mencapai 0 –
23 Meter. Terdapat 13 sungai yang bermuara di teluk Kendari dengan tiga sungai yang cukup
Besar yaitu Sungai Wangu, Sungai Kambu, dan Sungau Lahundape. Ekosistem kawasan
teluk Kendari meliputi kawasan hutan mangrove seluas 543,54 Ha (Tahun 1960), 96,5 Ha
(Tahun 1995), dan Tahun 2005 tinggal 39 Ha. Juga terdapat 7 (tujuh) jenis vegetasi
campuran, sumber daya perikanan dengan 45 jenis spesies. Beban pencemaran bersumber
dari limbah industri, pertanian, rumah tangga dimana kondisi perairan telah mengandung
logam berat seperti timbal.
Rencana Revitalisasi Teluk Kendari
Revitalisasi Kawasan teluk Kendari akan dilakukan oleh PT. Permata Kendari
Metropolitan, sebuah perusahaan local yang bertaraf nasional dengan anggaran mencapai Rp.
660 Milyar. Rencana revitalisasi ini sudah dimulai pada tanggal 14 Juni 2012 yang ditandai
dengan peletakan batu pertama oleh Walikota Kendari, Ir. Asrun didampingi Gubernur
Sulawesi Tenggara, H. Nur Alam, SE. Anggaran sebesar itu dipastikan akan dibebankan pada
APBD Kota Kendari dan APBD Provinsi Sulawesi Tenggara. Rencana revitalisasi teluk akan
diarahkan pada pembangunan Gedung Olah Raga (GOR), Sarana Olah Raga (SOR)
Pariwisata, Pedagangan, Jasa, Resort, Perumahan Elit, Taman Kota dan Sarana Pool
multifungsi dengan waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut antara 7 –
8 tahun. Proyek revitalisasi ini akan mengurangi luas kawasan teluk seluas 259 Ha. Hal ini
berarti luas kawasan teluk hanya tersisa 825,4 Ha. Jika rentang waktu selama 50 tahun
mengalami penyempitan hampir setengah dari luas awalnya, dengan asumsi kebijakan
pembangunan ditambah tingkat kepadatan penduduk belum seperti saat ini, maka dapat
diprediksi, teluk kendari akan tinggal kenangan, bahkan jika reklamasi terus dilakukan, teluk
ini akan hilang pada tahun 2030. Selain rekmalasi sebagai salah satu factor, terdapat
persoalan sedimentasi/erosi, sampah, dan lain-lain.
BAB III
METODE STUDI
Kawasan teluk kota kendari termasuk iklim kering (dry climate), dengan suhu rata-
rata berkisar 32,4oc, bertekanan udara rata-rata 1.011,158 milibar dengan
kelembapan udara rata-rata 85,08%, Kecepatan angin berkisar 1,814167 m/detik
Curah Hujan berkisar 1991,2 mm per tahun, dengan jumlah hari hujan berkisar 171
hari
3. Kualitas Udara
4. Kondisi Tanah
Kondisi tanah perairan teluk kendari banyak mengandung sedimentasi dan sampah
limbah industri dan komersial
5. Air
1. Kondisi Ekonomi
Teluk kendari merupakan icon terbesar yang ada di kota kendari, selain itu
teluk kendari memberikan manfaat yang cukup besar terhadap kota kendari Tercatat
pada tahun 2010, nilai ekonomi teluk mencapai Rp. 6,4 Milyar yang bersumber dari
pengelolaan pelabuhan, transportasi local (perahu penyebrangan), perikanan tangkap,
wisata pantai, restoran terapung/warung tenda, olahraga dayung, kegiatan riset, dan
habitat mangrove.
4. Kesehatan Masyarakat
BAB VI
KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP
POTENSIAL BERDAMPAK PENTING
4.2 Dampak Potensial Penting Kesehatan Masyarakat
1. Perubahan Pola Penyakit
Kaji potensi dan prediksi perubahan pola penyakit masyarakat di sekitar lokasi proyek
penimbunan lahan dan pembangunan gedung terutama yang berhubungan dengan sistim
pernafasan.
BAB V
PENENTUAN LINGKUP KEPAKARAN
Dalam Studi ANDAL ini, pemrakarsa dapat menunjuk pelaksana studi yang memiliki
kompetensi dan keahlian sesuai bidang yang ditelitinya. Minimal Pelaksana Studi harus
mencakup kepakaran sebagai berikut:
2. Biologi
a. Ahli Biologi
b. Ahli Kehutanan
c. Ahli Teknik Lingkungan
Berdasar analisis hasil observasi Laporan Tim Teknis dan pemrakarsa Kegiatan
Pembangunan Revitalisasi Teluk Kendari menetapkan batas-batas studi supaya pada
pelaksanaannya menjadi fokus, tepat dan efektif. Batas wilayah ini yang digunakan untuk
menentukan titik-titik sampel dalam pengumpulan data primer dan sekunder untuk kebutuhan
penelitian, pengkajian dan prediksi dampak. Penentuan titik-titik sampel harus dalam batas
wilayah studi yang dimaksud sebagai berikut: