Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata adalah sebagai proses, kegiatan, dan hasil yang timbul dari hubungan dan
interaksi antara wisatawan, pemasok pariwisata, pemerintah tuan rumah, masyarakat tuan
rumah, dan lingkungan sekitarnya yang terlibat dalam menarik dan melayani pengunjung
(Goeldner & Ritchie, 2009). Menurut Spillane (1991) sendiri, pariwisata adalah kegiatan
berupa melakukan perjalanan, dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, kepuasan,
memperbaiki kesehatan, olahraga, istirahat, menjalankan tugas, ziarah, dan lainnya yang
sudah dilakukan sejak jaman dulu. Di Indonesia sendiri aktivitas wisata sudah
berkembang dan didukung dengan tempat wisata yang beragam mulai dari wisata budaya,
alam, petualangan dan sebagainya.

Untuk terwujudnya kegiatan pariwisata pada suatu wilayah atau kawasan, maka harus
memiliki. Diungkapkan oleh Gunn(2002 dalam Alam 2010) bahwa aspek daya tarik
wisata adalah sebagai daya pikat, dan perangsang.Daya tarik wisata terdiri atas
semua hal yang berhubungan dengan lingkungan alami, kebudayaan, dan keunikan
yang berguna untuk menarik wisatawan (Inskeep,1991 dalam Rachman,2011). Menurut
Mc Intosh, daya tarik wisata terdiri atas sumber daya alam meliputi iklim, bentuk alam,
flora,fauna, sungai,pantai, pemandangan alam, sumber mata air, sanitasi dan lainnya
(1995, dalam Rachman 2011). Sementara menurut Burkart dan Medlik (2004, dalam
Wardiyanto 2011) daya tarik wisata terdiri atas ketertarikan wisatawan yang dipengaruhi
oleh keragaman maupun kualitas atraksi seperti taman, pusat hiburan, pusat belanja, pusat
konvensi, kasino atau lainnya.

Sehingga untuk mendukung pembangunan dan pengembangan kawasan pariwisata


diantaranya menurut Yoeti (2002, dalam Rusnanda 2015) mengungkapkan tiga aspek
penting dalam pembangunan dan pengembangan kawasan pariwisata,meliputi:atraksi

1
(attraction), aksesibilitas (accesibility), fasilitas (amenities). Menurut Medlik (1980,
dalam Gautama 2012) terdapat langkah-langkah pengembangan pariwisata
meliputi4A,yaitu: attractiveness, accessibility, amenities, ancillary. Demikian pula
Nugroho (2009) mengemukakan aspek-aspek daya tarik wisata, aksesibilitas,
prasarana dan sarana, serta masyarakat dalam pengembangan kawasan pariwisata.
Dalam pengembangan kawasan pariwisata, Danau Sentani merupakan salah satu dari 88
yang termasuk ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) berdasarkan
Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 sehingga menjadi prioritas dalam
pembangunan kepariwisataan. Kawasan Strategis pariwisata adalah kawasan yang
memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata
yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan
ekonomi, social, dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan
hidup, atau pertahanan dan keamanan.

Berdasarkan RTRW 2008-2028 Kabupaten Jayapura, Danau Sentani ditetapkan sebagai


kawasan wisata unggulan di Jayapura, Karena memiliki keindahan dan keunikan
alamnya. kawasan pariwisata Danau Sentani merupakan prioritas pembangunan destinasi
wisata di Indonesia yang memiliki skala pelayanan nasional dan internasional. Jenis
wisata yang terdapat di Kabupaten Jayapura yaitu meliputi wisata alam, wisata budaya,
religi, sejarah, dan berbagai bentuk lainnya Sebagian besar memanfaatkan sumberdaya
perairan sebagai objek wisata alaam. Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Jayapura 2018, kunjungan objek wisata di kabupaten Jayapura jumlah
kunjungan orang di wisata alam Danau Sentani lebih tinggi sebanyak 62356, pantai
tablanusu sebanyak 34241 orang, pantai Amai dan Harlem 16812 pengunjung, kali
damsari 10422 pengunjung dan kali biru sebanyak 1530 pengunjung.

Salah satu bentuk jenis wisata alam yang terdapat di Kabupaten Jayapura yaitu berupa
wisata Danau Sentani.yang memanfaatkan daerah yang alami sebagai tujuan utamanya.
Faktor utama yang membuat Danau Sentani sebagai daya tarik wisata yakni
keberadaannya dikelilingi oleh jalan lintas antar kabupaten/kota di wilayah Kabupaten
Jayapura, Kota Jayapura Wisata Danau Sentani menawarkan berbagai kegiatan rekreasi

2
wisata seperti tour mengelilingi danau menggunakan perahu speedboat, mengunjungi
pulau-pulau pariwisata, berwisata kuliner serta menikmati keindahan alam dengan
panorama danau, pagelaran budaya, pameran barang seni Papua.

Festival Danau Sentani atau Pagelaran budaya yang ditampilkan berupa tarian-tarian adat
diatas perahu dan tarian perahu khas Papua yang ditampilkan langsung oleh masyarakat
asli Danau Sentani serta contoh pelaksanaan upacara adat seperti penobatan Ondoafi atau
kepala kampung. Pameran barang seni Papua meliputi berbagai kerajinan asli buatan
masyarakat papua seperti lukisan dari kulit kayu, noken (tas tradisional masyarakat
papua) dan berbagai kerajinan tangan lainnya. Wisata kuliner yang ditawarkan
merupakan kuliner-kuliner khas Papua seperti papeda dan sagu yang juga merupakan
makanan pokok masyarakat Papua. Kunjungan tour wisata meliputi berbagai pulau
pariwisata salah satunya yaitu Pulau Asei Besar dan Asei Kecil. Kegiatan wisata di
Danau Sentani memiliki peluang yang cukup menjanjikan, karena dapat menjadi salah
satu pendukung bagi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jayapura. Berdasarkan uraian
di atas penelitian tertarik untuk melakaukan kajian Pengembangan kawasan Pariwisata
Danau Sentani

3
1.2 Rumusan Masalah

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011tentang


Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-202, Sentani dan
Sekitanya termasuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) tetapi Danau Sentani
tidak termasuk sebagai KSPN. Danau Sentani yang berada di Kabupaten Jayapura
tepatnya di Distrik Sentani Timur, distrik ini merupakan distrik pendukung
pengembangan Kota Sentani, hal tersebut disebabkan oleh keberadaan distrik Sentani
Timur berbatasan dengan Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom. Letak wilayah yang
sangat strategis tersebut, secara tidak langsung memiliki potensi sangat besar apabila
pemerintah daerah dapat melihat dan mengembangkan potensi tersebut untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah maupun kesejahteraan masyarakat
Perkembangan kegiatan wisata alam yang ditandai dengan meningkatnya jumlah
kunjungan wisatawan dan transaksi antar wisatawan dengan masyarakat lokal tentunya
membawa sejumlah dampak ekonomi, Jumlah pengunjung pada tahun 2014 sebanyak
40.710 orang, tahun 2015 sebanyak 42.024 orang, tahun 2016 sebanyak 56.618 orang,
dan pada tahun 2017 sebanyak 59.226 orang.

Ketika berlangsungnya Festival Danau tingginya potensi objek wisata dan daya tarik
alam dalam kawasan Danau sentani memberikan dampak terhadap tingginya jumlah
wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan asing yang datang berkunjung
ke lokasi wisata alam ini. Dengan keunikan bentangan alam dan budaya banyak
mengundang wisatawan untuk datang menikmati wisata alam tersebut dengan sendirinya
akan memberikan dampak kepada masyarakat disekitarnya.

Festival Danau Sentani (FDS) yang diselenggarakan sekitar bulan Juni selama beberapa
hari dan telah berlangsung sejak tahun 2007 seharusnya dapat meningkatkan aktivitas
pariwisata sepanjang tahun dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan penduduk
yang bermukim di sekitar kawasan Danau Sentani. Namun pada kenyataannya tidak ada
keterlibatan masyarakat kampung dalam aktivitas pariwisata di sana, perubahan pola
permukiman sehingga menyebabkan masyarakat lokal terpinggirkan. misalkan seperti
dalam pengelolaan dan perawatan atas fasilitas-fasilitasnya. Kondisi kawasan pariwisata

4
di Pantai Khalkote pusat penyelenggaraan FDS cenderung kumuh karena tidak terawat,
tidak sama seperti pada saat pelaksanaan FDS yang bersih dan tertata rapi.

1. Seperti apa potensi dan kendala kawasan pariwisata diluar waktu pelaksanaan
Festival Danau Sentani ?
2. Seperti apa arahan pengembangan kawasan pariwisata setelah berakhirnya
Festival Danau Sentani ?

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian

1.3.1 Tujuan

1. Untuk mengidentifikasi potensi dan kendala kawasan pariwisata di luar waktu


pelaksanaan Festival Danau Sentani
2. Untuk menyusun arahan pengembangan kawasan pariwisata setelah berakhirnya
Festival Danau Sentani

1.3.1 Sasaran
1. Teridentifikasi potensi dan kendala kawasan pariwisata diluar waktu danau sentani
2. Tersususnya arahan pengembagan kawasan pariwisata setelah berakhirnya Festifal
danau sentani

1.3.2 Arahan

Setelah mendapatkan hasil analisis, arahan penataan pegembangan di kawasan


wisata Danau Sentani

5
1.4 Ruang Lingkup Penelitian

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Danau Sentani terletak dibagian utara Provinsi Papua dan secara administrasi
sebagian besar berada pada wilayah Kabupaten Jayapura dan sedikit berada di
wilayah Kota Jayapura. Luas wilayah Kabupaten Jayapura adalah luas Danau
mencapai 9.360 Ha atau meliputi 12, luas DAS Sentani (77.907 Ha) secara
geografis Danau Sentani terletak antara 2’30-2’43 cs dan 140’24-140’41 BT.
Danau Sentani mencakup 4 distrik ( Kecamatan) , yaitu Sentani Timur, Sentani,
Ebungfau dan Waibu. Sedangkan, di Kota Jayapura hanya 1 (satu) Distrik yang
bersentuhan dengan Danau Sentani yaitu Heram.

Kawasan Danau Sentani di batasi oleh :

a. Pengunungan Cyclop ( Cagar Alam Cyclop), disebelah Utara


b. Pengunungan dan lembah Abepura, disebelah Timur
c. Pengunungan Kemtuk, disebelah Selatan, dan
d. Pengunungan Nimboran, disebelah Barat

6
1. Peta Danau Sentani

1.4.2 Ruang Lingkup Substansial

Yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah :


Meliputi faktor-faktor pengembagan

1. Identifikasi factor-faktor pengembangan kawasan pariwisata diluar waktu


pelaksanaan Festival danau sentani
2. Tersususnya arahan pengembagan kawasan pariwisata setelah berakhirnya Festival
danau sentani

7
1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas, laporan ini dikelompokkan menjadi enam sub bab
agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai laporan ini. Sistematika
penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dikemukakan tentang informasi secara keseluruhan dari penelitian
ini, yang meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, sasaran
penelitian, ruang lingkup penelitian, lokasi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini mengemukakan tentang teori-teori yang dijadikan dasar


pembahasan dan analisis masalah, serta beberapa definisi dari studi pustaka yang
berhubungan dengan penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini penulis menjabarkan mengenai metode yang digunakan untuk
mendukung penelitian. Metode yang akan dibahas adalah metode pendekatan dan
metode pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini seperti data kuantitatif,
observasi, serta literatur untuk mendapatkan data wilayah studi yang terkait dengan
variabel penelitian.

8
1.6 Kerangka Berpikir

Sentani ditetapkan dengan status Kawasan Strategis


Pariwisata Nasional (KSPN) menurut, PP No 50
Tahun 2010 tentang RIPPKN Tahun 2010-2050.
Namun Danau Sentani tidak termasuk

Danau Sentani

Potensi

Daya tarik wisata dan Jumlah pengunjung


meningkat

Analisis Potensi dan Kendala

Arahan penegmbagan pariwisata


danau sentani

BAB II
9
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pariwisata

Pariwisata adalah sebagai proses, kegiatan, dan hasil yang timbul dari hubungan dan
interaksi antara wisatawan, pemasok pariwisata, pemerintah tuan rumah, masyarakat
tuan rumah, dan lingkungan sekitarnya yang terlibat dalam menarik dan melayani
pengunjung (Goeldner & Ritchie, 2009). Pariwisata saat ini menjadi salah satu sektor
yang menjadi pilihan utama dalam pengembangan wilayah.Undang-undang nomor 10
tahun 2009 tentang kepariwisataan, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan
wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Kepariwisataan adalah
keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta
multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta
interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan pengusaha.

2.2 Pengembangan Pariwisata

Menurut UU nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, daerah tujuan wisata yang
selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang spesifik
berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat kegiatan
kepariwisataan dan dilengkapi dengan ketersediaan daya tarik wisata, fasilitas umum,
fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait. Menurut
Cooper dkk dalam Sunaryo (2013: 159) menjelaskan bahwa kerangka pengembangan
destinasi pariwisata terdiri dari komponenkomponen utama sebagai berikut:
a. Obyek daya’ tarik wisata (Attraction) yang mencakup keunikan dan daya
tarik berbasis alam, budaya, maupun buatan/artificial.
b. Aksesibilitas (Accessibility) yang mencakup kemudahan sarana dan
sistem transportasi.

10
c. Amenitas (Amenities) yang mencakup fasilitas penunjang dan pendukung
wisata.
d. Fasilitas umum (Ancillary Service) yang mendukung kegiatan pariwisata.
e. Kelembagaan (Institutions) yang memiliki kewenangan, tanggung jawab
dan peran dalam mendukung terlaksananya kegiatan pariwisata.
wisatawan, namun dengan kurangnya amenitas akan menjadikan
wisatawan menghindari destinasi tertentu

Suatu wilayah atau kawasan dapat dikembangkan menjadi desitinasi wisata apabila
dapat menjawab keinginan wisatawan yang meliputi (Oka A. Yoeti dalam
Ardiwijaya, 2014): What to see. Daerah tujuan wisata harus memiliki atraksi wisata
yang unik (berbeda) dengan daerah lain seperti bentang dan gejala alam exotic, flora
fauna endemik, serta budaya masyarakat setempat. 1. What to do. Daerah tujuan
wisata harus dapat menciptakan dan mengemas aktifitas terkait atraksi yang ada
menjadi suatu aktifitas yang dapat memberikan kepuasan terhadap pengalaman dan
pengetahuan yang diperoleh selama berkunjung. 2. What to buy. Daerah tujuan
wisata harus menyediakan fasilitas untuk berbelanja terutama pusat kerajinan
cenderamata khas daerah setempat. 3. How to get there. Daerah tujuan wisata beserta
atraksinya harus memiliki kemudahan untuk dikunjungi dengan moda transportasi
yang nyaman dan aman, serta berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju
destinasi tersebut. 4. Where to stay. Daerah tujuan wisata harus dapat menyediakan
tempat tinggal sementara yang memadai dan bersih selama berkunjung, baik jenis
penginapan bentuk hotel maupun bentuk lainnya. 5. What to eat. Daerah tujuan
wisata harus dapat menyediakan tempat untuk keperluan makan minum bagi
wisatawan selama berkunjung

Keenam pertanyaan terebut kemudian dirumuskan menjadi indikator strategi


pengembangan yaitu (Ardiwijaya, 2014) : 1. Kesenangan, keindahan, kenyamanan,
keamanan dan kebersihan. 2. Aksesibilitas yang memadai untuk dapat
mengunjunginya. 3. Keunikan yang menjadi ciri khusus bersifat langka. 4. Sarana
dan prasarana penunjang yang lengkap untuk melayani wisatawan. 5. Nilai khusus

11
dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung
dalam suatu objek buah karya masyarakat setempat.

2.3 Daya Tarik Wisata

Undang-undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, Daya Tarik Wisata


adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya
disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau
lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas
umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan
melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

2.4 Aspek Pengembangan Pariwisata

a. Attraction

Menurut Suwena (2010: 88), atraksi atau obyek daya tarik wisata (ODTW)
merupakan komponen yang signifikan dalam menarik kedatangan wisatawan. Hal
yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata disebut dengan modal atau
sumber kepariwisataan (tourism resources). Modal atraksi yang menarik
kedatangan wisatawan ada tiga, yaitu 1) Natural Resources (alami) seperti
gunung, danau, pantai dan bukit; 2) atraksi wisata budaya seperti arsitektur rumah
tradisional di desa, situs arkeologi, seni dan kerajinan, ritual, festival, kehidupan
masyarakat sehari-hari, keramahtamahan, makanan; dan 3) atraksi buatan seperti
acara olahraga, berbelanja, pameran, konferensi dan lain-lain. Modal
kepariwisataan menurut Suwena (2010: 89) dapat dikembangkan menjadi atraksi
wisata di tempat modal wisata ditemukan (in situ) dan di luar tempatnya yang asli

12
(ex situ). Atraksi wisata dibedakan lagi menjadi atraksi penahan dan atraksi
penangkap wisatawan.

b. Accessibility

Menurut Sunaryo (2013: 173), aksesibilitas pariwisata dimaksudkan sebagai


“segenap sarana yang memberikan kemudahan kepada wisatawan untuk mencapai
suatu destinasi maupun tujuan wisata terkait”. Menurut French dalam Sunaryo
(2013: 173) menyebutkan faktor-faktor yang penting dan terkait dengan aspek
aksesibilitas wisata meliputi petunjuk arah, bandara, terminal, waktu yang
dibutuhkan, biaya perjalanan, frekuensi transportasi menuju lokasi wisata dan
perangkat lainnya.

c. Amenities

Sugiama (2011) menjelaskan bahwa amenitas meliputi “serangkaian fasilitas


untuk memenuhi kebutuhan akomodasi (tempat penginapan), penyediaan
makanan dan minuman, tempat hiburan (entertainment), tempat-tempat
perbelanjaan (retailing) dan layanan lainnya”. French dalam Sunaryo (2013: 173)
memberikan batasan bahwa amenitas bukan merupakan daya tarik bagi
wisatawan, namun dengan kurangnya amenitas akan menjadikan wisatawan
menghindari destinasi tertentu

d. Ancillary Service

Sunaryo (2013: 159) menjelaskan ancillary service lebih kepada ketersediaan


sarana dan fasilitas umum yang digunakan oleh wisatawan yang juga mendukung
terselenggaranya kegiatan wisata seperti bank, ATM, telekomunikasi, rumah sakit
dan sebagainya. Sedangkan Sugiama (2011) menjelaskan bahwa ancillary service

13
mencakup keberadaan berbagai organisasi untuk memfasilitasi dan mendorong
pengembangan serta pemasaran kepariwisataan destinasi bersangkutan.

14
2.5. Penelitian Terdahulu

Judul Penelitian / Rumusan Variabel Metode Simpulan


Nama peneliti Masalah
N0
/Pertanyaan
.
Penelitian/Tujua
n Penelitian

1. Pengembangan Untuk Daya tarik, Metode analisis Danau Sentani


potensi danau mengetahui Metode dengan merupakan salah satu
sentani sebagai kekuatan, SWOT, Srategi menggunakan destinasi wisata yang
destinasi kelemahan, pengembangan. SWOT untuk menarik di Kabupaten
Wisata: peluang peluang dan mengetahui Jayapura Papua.
dan tantangan tantangan yang potensi dan Karakter danau
ada dalam strategi merupakan jenis
upaya pengembangannya lanskap lahan basah
mengembangkan . (wetland),
Danau Sentani dengan kondisi Danau
sebagai destinasi Sentani saat ini masih
wisata dunia. tergolong baik dari
aspek fisik dan juga
non fisik
2. Pengembangan Mengidentifikasi Kawasan Skala Likert. Di antara empat
kawasan aspek dalam pariwisata, Berdasarkan uji aspek dalam
pariwisata danau pengembangan aspek chi square pengembangan
toba, kabupaten kawasan pengembangan, kawasan pariwisata
toba samosir pariwisata yang Danau Toba Danau Toba di
kondisinya Kabupaten Toba
bermasalahdan Samosir, aspek
usulan aksesibilitas dan

15
perbaikannya aspek dukungan sosial
masyarakat adalah
yang terendah. Hasil
penelitian
menunjukkan: aspek
daya tarik wisata
(kategori tinggi
menurut70%
responden), aspek
aksesibilitas (kategori
sedangmenurut80%
responden), aspek
prasarana dan sarana
(kategori tinggi
menurut
59%responden), dan
aspek dukungan sosial
masyarakat (kategori
sedang menurut 66%
responden).
3. Kriteria Untuk mengkaji Danau Toba Analisis deskriptif Berdasarkan hasil
Pengembangan faktor-faktor apa Parapat, kualitatif dan analisis skoring, Danau
Kawasan saja yang kriteria skoring, delphi. Toba merupakan
Wisata Danau berpengaruh pengembangan analisis triangulasi. wisata utama sekaligus
Toba Parapat, dalam kawasan. icon wisata Parapat.
Sumatera Utara pengembangan wisata pendukungnya
kawasan wisata adalah Taman Wisata
sehingga dapat Kera, Batu Gantung,
dirumuskan Bangun Dolok dan
kriteria Camping ground,
pengembangan Dolok Simarbalatuk,

16
yang tepat wisata belanja, wisata
dikawasan wisata budaya, wisata kuliner.
Danau Tobai Berdasarkan hasil
Parapat. analisis delphi, faktor-
faktor yang
menentukan
perkembangan
kawasan wisata berupa
kesadaran masyarakat
dalam kebersihan dan
menjaga kelestarian
lingkungan, keunikan
atraksi, kualitas sarana
dan utilitas wisata,
peran lembaga
pengelola, keterkaitan
spasial dan non
spasialantar objek
wisata dalam kawasan
dan antar kawasan.
Sedangkan kriteria
penting dalam
pengembangan
kawasan wisata Danau
Toba Parapat adalah
harus memiliki iklim
yang sejuk, lingkungan
tidak terkena polusi,
masyarakat ikut serta
dalam menjaga
kebersihan dan

17
kelestarian lingkungan,
mengadakan paket
wisata antar objek-
objek wisata yang ada
di parapat danpaket
wisata dengan kawasan
wisata Samosir di
Tomok dan Tuk-tuk,
adanya peran
kelembagaan dalam
pengelola pariwisata
dan atraksi wisata
budaya tari Tor-tor dan
musik Gondang Batak
serta pemanfaatan
media online untuk
promosi
4. Dampak Wisata Studi mengenai Dampak Pengumpulan Analisis nilai ekonomi
Danau Sentani dampak ekonomi ekonomi, sampel Danau Sentani
Terhadap kegiatan wisata perkembangan menunjukkan bahwa
Ekonomi Lokal alam di Danau wilayah, variabel yang
Dan Tingkat sentani yang strategi berpengaruh signifikan
Perkembangan telah dilakukan pengembangan, positif terhadap jumlah
Wilayah Di sebelumnya wisata Danau kunjungan wisata yaitu
Kabupaten hanya sebatas Sentani meliputi pendapatan,
Jayapura aspek makro kebersihan, dan
pendidikan
5. Pengembangan Untuk bagaimana Pengembangan Metode deskriptif Pemerintah daerah
Potensi pengembangan Potensi dengan data Kabupaten Sumenep
Pariwisata pariwisata yang Pariwisata, kualitatif secara bertahap
Kabupaten ada di Kabupaten Kendala mengembangkan

18
Sumenep, Sumenep, Pengembangan potensi pariwisata yang
Madura, Jawa Madura, Jawa , Wisatawan, ada, dengan hal itu bila
Timur (Studi Timur. Pariwisata, dihubungkan konsep
Kasus: Pantai Pantai pariwisata dapat dilihat
Lombang) Lombang pemerintah daerah
semakin meningkatkan
sektor pariwisata serta
menyangkut budaya
dan ekonomi di
Sumenep. Pemerintah
Kabupaten Sumenep
mampu mendorong
pengembangan
pariwisatanya sehingga
memberikan dampak
yang cukup efektif
dengan adanya
peningkatan
pemasukan daerah
yang cukup tinggi di
sector pariwisata setiap
tahunnya.

6. Analisis Tujuan dari Pengembangan Metode penelitian


Pengembangan penelitian ini Objek wisata, yang digunakan
Wisata Bahari adalah untuk Potensi wisata adalah metode
Pantai Indah mengetahui alam deskriptif kualitatif
Kalangan kendala-kendala dengan
Kabupaten dalam menggunakan
Tapanuli Tengah pengembangan tehnik Purposive
Objek Wisata
Ira Zulaika

19
Inverary Siregar Bahari Pantai
(2010) Indah Kalangan
Kabupaten
Tapanuli Tengah.
7. Pengaruh Taman Pertama Kehidupan Metode Penelitian ini
Wisata Alam mengidentifikasi sosial, penelitiannya menunjukkan bahwa
Pangandaran jenis-jenis masyarakat menggunakan keberadaan sektor
Terhadap Kondisi pekerjaan yang lokal, pendekatan pariwisata di
Sosial Ekonomi tumbuh di pendapatan kualitatif dan Pangandaran telah
Masyarakat Taman Wisata rumah tangga, kuantitatif. menciptakan lapangan
Alam pekerjaan pada pekerjaan terutama
Pangandaran sektor wisata terhadap total
akibat adanya pendapatan rumah
kegiatan tangga penduduk lokal.
pariwisata. Sementara pada pola
Kedua, kerjasama antar sesama
menganalisis pelaku usaha,
kontribusi keberadaan industri
pekerjaan di pariwisata mempererat
sektor pariwisata hubungan diantara
dalam pelaku usaha.
menyumbang
pendapatan
rumah tangga
pelaku usahanya.
Ketiga,
menganalisis
pengaruh
kegiatan
pariwisata
terhadap

20
kehidupan sosial
penduduk lokal

8. Pengaruh untuk wisata, pola Data yang 1) Terjadi


Perkembangan mengetahui dan permukiman, digunakan adalah pergeseran
Kawasan Wisata mengkaji perkembangan data primer dan kawasan
Pantai lingkungan fisik wisata, data sekunder.  permukiman
Pangandaran Desa Pangandaran menjauhi area
Terhadap Pola Pangandaran lokasi wisata
Spasial yang dipengaruhi dan area pantai;
Permukiman oleh adanya 2) Terjadi
Desa perkembangan perubahan
Pangandaran kawasan wisata fungsi
Kabupaten dan pola spasial bangunan
Ciamis permukiman dari rumah tinggal
awal yang semakin
perkembangan berkurang
kawasan wisata diakibatkan
sampai dengan dengan
saat ini. bertambahnya
fungsi
perdagangan
dan jasa; 3)
Munculnya
permukiman
nelayan di
sepanjang
sungai
Cikidang
dengan pola
permukiman

21
mengelompok,
berorientasi
menghadap
sungai
Cikidang dan
belum tertata.

9. Identifikasi Untuk Produk wisata, Penelitian ini Potensi yang bisa


potensi mengetahui Pola potensi wisata menggunakan dikembangkan di
pengembangan penataan fasilitas alam, danau metode diskriptif danau picung adalah
objek wisata alam sarana dan picung kualitatif. Analisis sebagai wisata alam
danau picung prasarana belum yang digunakan dan rekreasi yang
ditinjau dari tertata dengan memiliki keindahan
Dalam penelitian
aspek produk baik serta jumlah dan keunikan alam
ini adalah analisis
wisata di muara nya masih sangat yang menarik.
swot (strenght,
aman provinsi sedikit sehingga
weakness,
Bengkulu kunjungan
opportunity,
wisatauan belum
theart).
maksimal.

2.6. Kerangka Konsep

22
Variabel Indikator Sumber Rujukan

Atraksi Kondisi objek wisata Identifikasi potensi


pengembangan objek wisata
- Keindahan alam
alam danau picung ditinjau
- Kebudayaan
dari aspek produk wisata di
- Buatan
muara aman provinsi
bengkulu

Aksesibilitas - ketersediaan sarana Pengembangan Kawasan


dan prasarana Pariwisata Danaun Toba,
Transportasi : Kabupaten Toba Samosir.
kendaraan umum Risky Arimazona Siregar,
angkot, taksi, ojek, Hanny Wahidin Wiranegara,
becak dan transportasi dan Henki Hermantoro.
online
- ketersediaan petunjuk
jalan,
- ketersediaan petunjuk
daya tarik wisata
berupa brosur,
pamflet, dan peta,
- kondisi jalan kualitas
permukaan
- jarak ke Ibu kota dan
bandara
- Jumlah Pengunjung
wisata

Fasilitas - Kondisi sarana dan Identifikasi Potensi


prasarana : Tempat Pengembangan Objek Wisata

23
makan dan minum, Alam Danau Picung Ditinjau
tempat ibadah, Dari Aspek Produk Wisata Di
fasilitas belanja, Muara Aman Provinsi
tempat peristirahatan, Bengkulu. Ria Dwi Putri1 ,
pos keamanan, Ardiansyah2 , Abdurrachman
loket,karcis, kamar Arief3
mandi, jaringan
telekomunikasi, dan
tempat parkir

BAB III
METODELOGI

24
3.1 Pendekatan Penelitian

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik


pengambilan sampel secara purposive sampling.

Menurut Sugiyono (2016:82) terdapat dua teknik sampling yang dapat


digunakan, yaitu:
1. Probability Sampling Probability Sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (Anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi,
simple random sampling, proportionate stratifed random sampling,
disproportionate stratifies random sampling, sampling area (cluser).
2. Non Probability Sampling Non Probability Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota,aksidental,
purposive, jenuh, snowball.”

3.2 Meetode Penelitian


3.2.1 Data Yang di Butuhkan
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
Menurut Moh. Nazir (1983:63), metode deskriptif adalah suatu
metode dalam meneliti status kelompok, manusia, suatu obyek,
suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah
untuk membuat deskripsi, gambarangambaran atau lukisan-lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-
sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat post positivisme. Metode ini digunakan untuk

25
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. 

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data


Pengeumpulan data dalam penelitian ini adalah metode
pengumpulan data sekunder.

1. Instansi dan dan Stakeholder


Instansi dan stakeholder terkait dari pihak pemerintah provinsi
daerah maupun pihak pengembang/ swasta bertujuan untuk
mendapatkan data secara langsung dan terbaru untuk membantu
dalam pengumpulan data-data dan variable yang di butuhkan untuk
di teliti.

2. Studi Literatur
Studi literature adalah untuk membantu dalam pengumpulan data-
data yang di perlukan seperti, artikel, jurnal, pedoman, buku dan
peraturan perundang-undangan

3. Obseervasi Lapangan
Observasi lapangan adalah teknik pengumpulan data yang di
lakukan secara melihat kondisi eksisting di lokasi studi

3.2.3 Teknik Analisis Data

26
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT,
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan),
Weaknesses (kelemahan), Opportunities  (peluang), dan
Threats (ancaman). 
Analisis SWOT mengatur kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
utama Anda ke dalam daftar yang terorganisir dan biasanya disajikan
dalam bilah kisi-kisi yang sederhana. Strengths (kekuatan)
dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari internal perusahaan
Anda. hal-hal yang dapat Anda kontrol dan dapat berubah.
Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) adalah hal eksternal yang
mempengaruhi bisnis atau hal-hal yang terjadi di luar perusahaan Anda
pada pasar yang lebih besar. 

Daftar Pustaka

27
Buku
Setyo Subrijadi 1997. Pengembangan Pariwisata Dan Usaha Pelestarian Kualitas
Air Danau Toba.

Jurnal/Artikel Dan Skripsi


Saraswati, Dian Ayu, Dkk., 2016. Analisis Perubahan Luas Dan Pola Persebaran
Permukiman. Jurnal Geodesi Undip, Vol 5(1) : 155-163.
Henny Sarlota Kanath1), Rully Besari Budiyanti2, 2016). Pengembangan Potensi
Danau Sentani Sebagai Destinasi Wisata: Peluang Dan Tantangan.
Dini Dhalyana*) Dan Soeryo Adiwibowo,2015. Pengaruh Taman Wisata Alam
Pangandaran Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Jurnal Issn : 2302 -
7517, Vol. 01, No. 03
Sri Kristati Ekawati, Dr.Ir. Dwita Hadi Rahmi, Ma. Pengaruh Perkembangan
Kawasan Wisata Pantai Pangandaran Terhadap Pola Spasial Permukiman Desa
Pangandaran Kabupaten Ciamis
Kleofine Widya Sonata Buaton, Heru Purwadio 2015. Kriteria Pengembangan
Kawasan Wisata Danau Toba Parapat, Sumatera Utara
Ditha Mangiri,2019. Dampak Wisata Danau Sentani Terhadap Ekonomi Lokal
Dan Tingkat Perkembangan Wilayah Di Kabupaten Jayapura

Publikasi
Peraturan Daerah Kabupaten Jayapura Nomor 21 Tahun 2009 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jayapura Tahun 2008-2028

28

Anda mungkin juga menyukai