PENDAHULUAN
Pariwisata adalah sebagai proses, kegiatan, dan hasil yang timbul dari hubungan dan
interaksi antara wisatawan, pemasok pariwisata, pemerintah tuan rumah, masyarakat tuan
rumah, dan lingkungan sekitarnya yang terlibat dalam menarik dan melayani pengunjung
(Goeldner & Ritchie, 2009). Menurut Spillane (1991) sendiri, pariwisata adalah kegiatan
berupa melakukan perjalanan, dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, kepuasan,
memperbaiki kesehatan, olahraga, istirahat, menjalankan tugas, ziarah, dan lainnya yang
sudah dilakukan sejak jaman dulu. Di Indonesia sendiri aktivitas wisata sudah
berkembang dan didukung dengan tempat wisata yang beragam mulai dari wisata budaya,
alam, petualangan dan sebagainya.
Untuk terwujudnya kegiatan pariwisata pada suatu wilayah atau kawasan, maka harus
memiliki. Diungkapkan oleh Gunn(2002 dalam Alam 2010) bahwa aspek daya tarik
wisata adalah sebagai daya pikat, dan perangsang.Daya tarik wisata terdiri atas
semua hal yang berhubungan dengan lingkungan alami, kebudayaan, dan keunikan
yang berguna untuk menarik wisatawan (Inskeep,1991 dalam Rachman,2011). Menurut
Mc Intosh, daya tarik wisata terdiri atas sumber daya alam meliputi iklim, bentuk alam,
flora,fauna, sungai,pantai, pemandangan alam, sumber mata air, sanitasi dan lainnya
(1995, dalam Rachman 2011). Sementara menurut Burkart dan Medlik (2004, dalam
Wardiyanto 2011) daya tarik wisata terdiri atas ketertarikan wisatawan yang dipengaruhi
oleh keragaman maupun kualitas atraksi seperti taman, pusat hiburan, pusat belanja, pusat
konvensi, kasino atau lainnya.
1
(attraction), aksesibilitas (accesibility), fasilitas (amenities). Menurut Medlik (1980,
dalam Gautama 2012) terdapat langkah-langkah pengembangan pariwisata
meliputi4A,yaitu: attractiveness, accessibility, amenities, ancillary. Demikian pula
Nugroho (2009) mengemukakan aspek-aspek daya tarik wisata, aksesibilitas,
prasarana dan sarana, serta masyarakat dalam pengembangan kawasan pariwisata.
Dalam pengembangan kawasan pariwisata, Danau Sentani merupakan salah satu dari 88
yang termasuk ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) berdasarkan
Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 sehingga menjadi prioritas dalam
pembangunan kepariwisataan. Kawasan Strategis pariwisata adalah kawasan yang
memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata
yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan
ekonomi, social, dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan
hidup, atau pertahanan dan keamanan.
Salah satu bentuk jenis wisata alam yang terdapat di Kabupaten Jayapura yaitu berupa
wisata Danau Sentani.yang memanfaatkan daerah yang alami sebagai tujuan utamanya.
Faktor utama yang membuat Danau Sentani sebagai daya tarik wisata yakni
keberadaannya dikelilingi oleh jalan lintas antar kabupaten/kota di wilayah Kabupaten
Jayapura, Kota Jayapura Wisata Danau Sentani menawarkan berbagai kegiatan rekreasi
2
wisata seperti tour mengelilingi danau menggunakan perahu speedboat, mengunjungi
pulau-pulau pariwisata, berwisata kuliner serta menikmati keindahan alam dengan
panorama danau, pagelaran budaya, pameran barang seni Papua.
Festival Danau Sentani atau Pagelaran budaya yang ditampilkan berupa tarian-tarian adat
diatas perahu dan tarian perahu khas Papua yang ditampilkan langsung oleh masyarakat
asli Danau Sentani serta contoh pelaksanaan upacara adat seperti penobatan Ondoafi atau
kepala kampung. Pameran barang seni Papua meliputi berbagai kerajinan asli buatan
masyarakat papua seperti lukisan dari kulit kayu, noken (tas tradisional masyarakat
papua) dan berbagai kerajinan tangan lainnya. Wisata kuliner yang ditawarkan
merupakan kuliner-kuliner khas Papua seperti papeda dan sagu yang juga merupakan
makanan pokok masyarakat Papua. Kunjungan tour wisata meliputi berbagai pulau
pariwisata salah satunya yaitu Pulau Asei Besar dan Asei Kecil. Kegiatan wisata di
Danau Sentani memiliki peluang yang cukup menjanjikan, karena dapat menjadi salah
satu pendukung bagi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jayapura. Berdasarkan uraian
di atas penelitian tertarik untuk melakaukan kajian Pengembangan kawasan Pariwisata
Danau Sentani
3
1.2 Rumusan Masalah
Ketika berlangsungnya Festival Danau tingginya potensi objek wisata dan daya tarik
alam dalam kawasan Danau sentani memberikan dampak terhadap tingginya jumlah
wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan asing yang datang berkunjung
ke lokasi wisata alam ini. Dengan keunikan bentangan alam dan budaya banyak
mengundang wisatawan untuk datang menikmati wisata alam tersebut dengan sendirinya
akan memberikan dampak kepada masyarakat disekitarnya.
Festival Danau Sentani (FDS) yang diselenggarakan sekitar bulan Juni selama beberapa
hari dan telah berlangsung sejak tahun 2007 seharusnya dapat meningkatkan aktivitas
pariwisata sepanjang tahun dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan penduduk
yang bermukim di sekitar kawasan Danau Sentani. Namun pada kenyataannya tidak ada
keterlibatan masyarakat kampung dalam aktivitas pariwisata di sana, perubahan pola
permukiman sehingga menyebabkan masyarakat lokal terpinggirkan. misalkan seperti
dalam pengelolaan dan perawatan atas fasilitas-fasilitasnya. Kondisi kawasan pariwisata
4
di Pantai Khalkote pusat penyelenggaraan FDS cenderung kumuh karena tidak terawat,
tidak sama seperti pada saat pelaksanaan FDS yang bersih dan tertata rapi.
1. Seperti apa potensi dan kendala kawasan pariwisata diluar waktu pelaksanaan
Festival Danau Sentani ?
2. Seperti apa arahan pengembangan kawasan pariwisata setelah berakhirnya
Festival Danau Sentani ?
1.3.1 Tujuan
1.3.1 Sasaran
1. Teridentifikasi potensi dan kendala kawasan pariwisata diluar waktu danau sentani
2. Tersususnya arahan pengembagan kawasan pariwisata setelah berakhirnya Festifal
danau sentani
1.3.2 Arahan
5
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Danau Sentani terletak dibagian utara Provinsi Papua dan secara administrasi
sebagian besar berada pada wilayah Kabupaten Jayapura dan sedikit berada di
wilayah Kota Jayapura. Luas wilayah Kabupaten Jayapura adalah luas Danau
mencapai 9.360 Ha atau meliputi 12, luas DAS Sentani (77.907 Ha) secara
geografis Danau Sentani terletak antara 2’30-2’43 cs dan 140’24-140’41 BT.
Danau Sentani mencakup 4 distrik ( Kecamatan) , yaitu Sentani Timur, Sentani,
Ebungfau dan Waibu. Sedangkan, di Kota Jayapura hanya 1 (satu) Distrik yang
bersentuhan dengan Danau Sentani yaitu Heram.
6
1. Peta Danau Sentani
7
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memahami lebih jelas, laporan ini dikelompokkan menjadi enam sub bab
agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai laporan ini. Sistematika
penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dikemukakan tentang informasi secara keseluruhan dari penelitian
ini, yang meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, sasaran
penelitian, ruang lingkup penelitian, lokasi penelitian dan sistematika penulisan.
Dalam bab ini penulis menjabarkan mengenai metode yang digunakan untuk
mendukung penelitian. Metode yang akan dibahas adalah metode pendekatan dan
metode pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini seperti data kuantitatif,
observasi, serta literatur untuk mendapatkan data wilayah studi yang terkait dengan
variabel penelitian.
8
1.6 Kerangka Berpikir
Danau Sentani
Potensi
BAB II
9
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pariwisata
Pariwisata adalah sebagai proses, kegiatan, dan hasil yang timbul dari hubungan dan
interaksi antara wisatawan, pemasok pariwisata, pemerintah tuan rumah, masyarakat
tuan rumah, dan lingkungan sekitarnya yang terlibat dalam menarik dan melayani
pengunjung (Goeldner & Ritchie, 2009). Pariwisata saat ini menjadi salah satu sektor
yang menjadi pilihan utama dalam pengembangan wilayah.Undang-undang nomor 10
tahun 2009 tentang kepariwisataan, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan
wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Kepariwisataan adalah
keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta
multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta
interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
Menurut UU nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, daerah tujuan wisata yang
selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang spesifik
berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat kegiatan
kepariwisataan dan dilengkapi dengan ketersediaan daya tarik wisata, fasilitas umum,
fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait. Menurut
Cooper dkk dalam Sunaryo (2013: 159) menjelaskan bahwa kerangka pengembangan
destinasi pariwisata terdiri dari komponenkomponen utama sebagai berikut:
a. Obyek daya’ tarik wisata (Attraction) yang mencakup keunikan dan daya
tarik berbasis alam, budaya, maupun buatan/artificial.
b. Aksesibilitas (Accessibility) yang mencakup kemudahan sarana dan
sistem transportasi.
10
c. Amenitas (Amenities) yang mencakup fasilitas penunjang dan pendukung
wisata.
d. Fasilitas umum (Ancillary Service) yang mendukung kegiatan pariwisata.
e. Kelembagaan (Institutions) yang memiliki kewenangan, tanggung jawab
dan peran dalam mendukung terlaksananya kegiatan pariwisata.
wisatawan, namun dengan kurangnya amenitas akan menjadikan
wisatawan menghindari destinasi tertentu
Suatu wilayah atau kawasan dapat dikembangkan menjadi desitinasi wisata apabila
dapat menjawab keinginan wisatawan yang meliputi (Oka A. Yoeti dalam
Ardiwijaya, 2014): What to see. Daerah tujuan wisata harus memiliki atraksi wisata
yang unik (berbeda) dengan daerah lain seperti bentang dan gejala alam exotic, flora
fauna endemik, serta budaya masyarakat setempat. 1. What to do. Daerah tujuan
wisata harus dapat menciptakan dan mengemas aktifitas terkait atraksi yang ada
menjadi suatu aktifitas yang dapat memberikan kepuasan terhadap pengalaman dan
pengetahuan yang diperoleh selama berkunjung. 2. What to buy. Daerah tujuan
wisata harus menyediakan fasilitas untuk berbelanja terutama pusat kerajinan
cenderamata khas daerah setempat. 3. How to get there. Daerah tujuan wisata beserta
atraksinya harus memiliki kemudahan untuk dikunjungi dengan moda transportasi
yang nyaman dan aman, serta berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menuju
destinasi tersebut. 4. Where to stay. Daerah tujuan wisata harus dapat menyediakan
tempat tinggal sementara yang memadai dan bersih selama berkunjung, baik jenis
penginapan bentuk hotel maupun bentuk lainnya. 5. What to eat. Daerah tujuan
wisata harus dapat menyediakan tempat untuk keperluan makan minum bagi
wisatawan selama berkunjung
11
dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung
dalam suatu objek buah karya masyarakat setempat.
a. Attraction
Menurut Suwena (2010: 88), atraksi atau obyek daya tarik wisata (ODTW)
merupakan komponen yang signifikan dalam menarik kedatangan wisatawan. Hal
yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata disebut dengan modal atau
sumber kepariwisataan (tourism resources). Modal atraksi yang menarik
kedatangan wisatawan ada tiga, yaitu 1) Natural Resources (alami) seperti
gunung, danau, pantai dan bukit; 2) atraksi wisata budaya seperti arsitektur rumah
tradisional di desa, situs arkeologi, seni dan kerajinan, ritual, festival, kehidupan
masyarakat sehari-hari, keramahtamahan, makanan; dan 3) atraksi buatan seperti
acara olahraga, berbelanja, pameran, konferensi dan lain-lain. Modal
kepariwisataan menurut Suwena (2010: 89) dapat dikembangkan menjadi atraksi
wisata di tempat modal wisata ditemukan (in situ) dan di luar tempatnya yang asli
12
(ex situ). Atraksi wisata dibedakan lagi menjadi atraksi penahan dan atraksi
penangkap wisatawan.
b. Accessibility
c. Amenities
d. Ancillary Service
13
mencakup keberadaan berbagai organisasi untuk memfasilitasi dan mendorong
pengembangan serta pemasaran kepariwisataan destinasi bersangkutan.
14
2.5. Penelitian Terdahulu
15
perbaikannya aspek dukungan sosial
masyarakat adalah
yang terendah. Hasil
penelitian
menunjukkan: aspek
daya tarik wisata
(kategori tinggi
menurut70%
responden), aspek
aksesibilitas (kategori
sedangmenurut80%
responden), aspek
prasarana dan sarana
(kategori tinggi
menurut
59%responden), dan
aspek dukungan sosial
masyarakat (kategori
sedang menurut 66%
responden).
3. Kriteria Untuk mengkaji Danau Toba Analisis deskriptif Berdasarkan hasil
Pengembangan faktor-faktor apa Parapat, kualitatif dan analisis skoring, Danau
Kawasan saja yang kriteria skoring, delphi. Toba merupakan
Wisata Danau berpengaruh pengembangan analisis triangulasi. wisata utama sekaligus
Toba Parapat, dalam kawasan. icon wisata Parapat.
Sumatera Utara pengembangan wisata pendukungnya
kawasan wisata adalah Taman Wisata
sehingga dapat Kera, Batu Gantung,
dirumuskan Bangun Dolok dan
kriteria Camping ground,
pengembangan Dolok Simarbalatuk,
16
yang tepat wisata belanja, wisata
dikawasan wisata budaya, wisata kuliner.
Danau Tobai Berdasarkan hasil
Parapat. analisis delphi, faktor-
faktor yang
menentukan
perkembangan
kawasan wisata berupa
kesadaran masyarakat
dalam kebersihan dan
menjaga kelestarian
lingkungan, keunikan
atraksi, kualitas sarana
dan utilitas wisata,
peran lembaga
pengelola, keterkaitan
spasial dan non
spasialantar objek
wisata dalam kawasan
dan antar kawasan.
Sedangkan kriteria
penting dalam
pengembangan
kawasan wisata Danau
Toba Parapat adalah
harus memiliki iklim
yang sejuk, lingkungan
tidak terkena polusi,
masyarakat ikut serta
dalam menjaga
kebersihan dan
17
kelestarian lingkungan,
mengadakan paket
wisata antar objek-
objek wisata yang ada
di parapat danpaket
wisata dengan kawasan
wisata Samosir di
Tomok dan Tuk-tuk,
adanya peran
kelembagaan dalam
pengelola pariwisata
dan atraksi wisata
budaya tari Tor-tor dan
musik Gondang Batak
serta pemanfaatan
media online untuk
promosi
4. Dampak Wisata Studi mengenai Dampak Pengumpulan Analisis nilai ekonomi
Danau Sentani dampak ekonomi ekonomi, sampel Danau Sentani
Terhadap kegiatan wisata perkembangan menunjukkan bahwa
Ekonomi Lokal alam di Danau wilayah, variabel yang
Dan Tingkat sentani yang strategi berpengaruh signifikan
Perkembangan telah dilakukan pengembangan, positif terhadap jumlah
Wilayah Di sebelumnya wisata Danau kunjungan wisata yaitu
Kabupaten hanya sebatas Sentani meliputi pendapatan,
Jayapura aspek makro kebersihan, dan
pendidikan
5. Pengembangan Untuk bagaimana Pengembangan Metode deskriptif Pemerintah daerah
Potensi pengembangan Potensi dengan data Kabupaten Sumenep
Pariwisata pariwisata yang Pariwisata, kualitatif secara bertahap
Kabupaten ada di Kabupaten Kendala mengembangkan
18
Sumenep, Sumenep, Pengembangan potensi pariwisata yang
Madura, Jawa Madura, Jawa , Wisatawan, ada, dengan hal itu bila
Timur (Studi Timur. Pariwisata, dihubungkan konsep
Kasus: Pantai Pantai pariwisata dapat dilihat
Lombang) Lombang pemerintah daerah
semakin meningkatkan
sektor pariwisata serta
menyangkut budaya
dan ekonomi di
Sumenep. Pemerintah
Kabupaten Sumenep
mampu mendorong
pengembangan
pariwisatanya sehingga
memberikan dampak
yang cukup efektif
dengan adanya
peningkatan
pemasukan daerah
yang cukup tinggi di
sector pariwisata setiap
tahunnya.
19
Inverary Siregar Bahari Pantai
(2010) Indah Kalangan
Kabupaten
Tapanuli Tengah.
7. Pengaruh Taman Pertama Kehidupan Metode Penelitian ini
Wisata Alam mengidentifikasi sosial, penelitiannya menunjukkan bahwa
Pangandaran jenis-jenis masyarakat menggunakan keberadaan sektor
Terhadap Kondisi pekerjaan yang lokal, pendekatan pariwisata di
Sosial Ekonomi tumbuh di pendapatan kualitatif dan Pangandaran telah
Masyarakat Taman Wisata rumah tangga, kuantitatif. menciptakan lapangan
Alam pekerjaan pada pekerjaan terutama
Pangandaran sektor wisata terhadap total
akibat adanya pendapatan rumah
kegiatan tangga penduduk lokal.
pariwisata. Sementara pada pola
Kedua, kerjasama antar sesama
menganalisis pelaku usaha,
kontribusi keberadaan industri
pekerjaan di pariwisata mempererat
sektor pariwisata hubungan diantara
dalam pelaku usaha.
menyumbang
pendapatan
rumah tangga
pelaku usahanya.
Ketiga,
menganalisis
pengaruh
kegiatan
pariwisata
terhadap
20
kehidupan sosial
penduduk lokal
21
mengelompok,
berorientasi
menghadap
sungai
Cikidang dan
belum tertata.
22
Variabel Indikator Sumber Rujukan
23
makan dan minum, Alam Danau Picung Ditinjau
tempat ibadah, Dari Aspek Produk Wisata Di
fasilitas belanja, Muara Aman Provinsi
tempat peristirahatan, Bengkulu. Ria Dwi Putri1 ,
pos keamanan, Ardiansyah2 , Abdurrachman
loket,karcis, kamar Arief3
mandi, jaringan
telekomunikasi, dan
tempat parkir
BAB III
METODELOGI
24
3.1 Pendekatan Penelitian
25
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
2. Studi Literatur
Studi literature adalah untuk membantu dalam pengumpulan data-
data yang di perlukan seperti, artikel, jurnal, pedoman, buku dan
peraturan perundang-undangan
3. Obseervasi Lapangan
Observasi lapangan adalah teknik pengumpulan data yang di
lakukan secara melihat kondisi eksisting di lokasi studi
26
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT,
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan),
Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan
Threats (ancaman).
Analisis SWOT mengatur kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
utama Anda ke dalam daftar yang terorganisir dan biasanya disajikan
dalam bilah kisi-kisi yang sederhana. Strengths (kekuatan)
dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari internal perusahaan
Anda. hal-hal yang dapat Anda kontrol dan dapat berubah.
Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) adalah hal eksternal yang
mempengaruhi bisnis atau hal-hal yang terjadi di luar perusahaan Anda
pada pasar yang lebih besar.
Daftar Pustaka
27
Buku
Setyo Subrijadi 1997. Pengembangan Pariwisata Dan Usaha Pelestarian Kualitas
Air Danau Toba.
Publikasi
Peraturan Daerah Kabupaten Jayapura Nomor 21 Tahun 2009 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jayapura Tahun 2008-2028
28