Gambar 5.4.
Peta Kawasan Hutan Pantai
Gambar 5.5.
Peta Kawasan Hutan Manggrove
Gambar 5.7.
Peta Kawasan Desa Wisata
Perencanaan yang akan diusulkan di dalam master plan ini untuk membuat
tanggul atau pemecah ombak di Tanjung Cibery. Hal ini dilakukan bertujuan
untuk meminimalisir terjadi abrasi di kawasan tersebut. Selain itu, beberapa
fasilitas wisata di Holtekamp setelah Café Tropical, pada umumnya keadaan
pantai masih kotor karena terkena dampak dari pergerakan ombak yang membawa
sampah hingga ke arah tersebut. Keadaan tersebut dapat dilihat pada gambar 5.9.
Gambar 5.9.
Kondisi Sampah di Pantai Holtekamp
Selain itu, terdapat beberapa fasilitas wisata yang ada di Tanjung Cibery -
Ujung Pantai Holtekamp, antara lain :
Tabel 5.1.
Data Café dan Restaurant di Pantai Holtekamp
Nama Jenis Nama
No Alamat Wilayah Keterangan
Usaha Usaha Pemilik
Jl. Pantai Harifin Jayapura
1. Exotic Café Baru 2021
Holtekamp Siagian Selatan
Jl. Pantai Café Posman Jayapura
2. Haria Baru 2021
Holtekamp Silabun Selatan
Jl. Pantai Café Posman Jayapura
3. Labaliza Baru 2021
Holtekamp Silabun Selatan
Mutiara Jl. Pantai Café Solfianus Jayapura
4. Baru 2021
Yasyoni Holtekamp Betaubun Selatan
Tropical Jl. Pantai Albert Jayapura
5. Restoran Baru 2021
Beach Holtekamp Pratiquinno Selatan
De Jl. Pantai Jayapura
6. Baru 2021
Legend Holtekamp Selatan
Jl. Pantai Jayapura
7. Blue Ice Baru 2021
Holtekamp Selatan
Jl. Pantai Jayapura
8. Woffle Cafe Baru 2021
Holtekamp Selatan
Soetidjah Jl. Pantai Deddi As Jayapura
9. Baru 2021
Rode Holtekamp Sajira Selatan
Daniel
Jl. Pantai Jayapura
10. Humbold Fredicle Baru 2021
Holtekamp Selatan
Vriese
Jayapura
11. Kakao Baru 2021
Selatan
12. Warunk Jl. Estee Kotaraja Baru 2021
2) Haria Cafe
Gambar 5.11.
Bagian Depan dan Belakang Café Haria
Gambar 5.12.
Bagian Depan dan Belakang Café Labaliza
Gambar 5.13.
Bagian Depan dan Belakang Café Mutiara Yasyoni
Gambar 5.14.
Bagian Depan dan Belakang Café Tropical Beach
Gambar 5.15.
Bagian Depan dan Belakang Café De Legend
7) Woffle Cafe
Gambar 5.16.
Bagian Depan dan Belakang Café Woffle
Gambar 5.18.
Bagian Depan dan Dalam Café Blue Ice
Gambar 5.19.
Bagian Depan Soetidjah Rode Café Beach
Gambar 5.20.
Keadaan Gazebo di Pantai Holtekamp
Jumlah gazebo/ pondok wisata dari Tanjung Cibery - Ujung Pantai Holtekamp
sebagai berikut :
Tabel 5.2.
Data Jumlah Fasilitas Gazebo/ Pondok Wisata
dari Tanjung Cibery - Ujung Pantai Holtekamp
Maka, jumlah gazebo/ pondok wisata dari Tanjung Cibery - Ujung Pantai
Holtekamp secara keseluruhan yaitu 296 buah. Akan tetapi gazebo/ pondok wisata
yang terdapat di tempat tersebut tidak semuanya dapat digunakan dengan nyaman
oleh pengunjung disebabkan sebagian mengalami kerusakan.
3. Toilet
Beberapa toilet / kamar mandi yang ada di Pantai Holtekamp yang masih bisa
digunkan dan tidak semua fasilitas toilet / kamar mandi bisa digunakan dengan
semestinya. Karena ada beberapa kendala yang mengakibatkan merasa kurang
nyaman menggunakan fasilitas toilet tersebut. Kendala tersebut diantaranya
kurangnya pencahayaan pada saat di dalam toilet / kamar mandi, kurangnya
persediaan air yang selalu lancer dan bersih, dan kurangnya persediaan sabun
pencuci tangan. Gambaran toilet dari Tanjung Cibery - Ujung Pantai Holtekamp
salah satunya seperti dalam gambar berikut.
Gambar 5.23.
Keadaan Toilet di Holtekamp
Tabel 5.3.
Data Jumlah Fasilitas Toilet/ Kamar Mandi
dari Tanjung Cibery - Ujung Pantai Holtekamp
No Nama Tempat Destinasi Jumlah Fasilitas Toilet/ Kamar Mandi
1. Tanjung Cibery 8
2. Pantai Holtekamp 88
3. Kali Buaya 8
Jumlah 104
Sumber: Observasi Tim, 2021
Dari data di atas, jumlah buah toilet/ kamar mandi dari Tanjung Cibery - Ujung
Pantai Holtekamp secara keseluruhan yaitu 104 buah buah toilet/ kamar mandi.
4. Home Stay
Home stay yang ada di Pantai Hiltekamp belum banyak dibangun di Tanjung
Cibery - Ujung Pantai Holtekamp
Tabel 5.4.
Data Jumlah Fasilitas Home Stay
Dari Tanjung Cibery - Ujung Pantai Holtekamp
No Nama Tempat Destinasi Jumlah Fasilitas Home Stay
1. Tanjung Cibery -
2. Pantai Holtekamp 3
3. Kali Buaya -
Jumlah 3
Sumber: Observasi Tim, 2021
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa di Tanjung Cibery - Ujung Pantai
Holtekamp belum memiliki kepadatan home stay.
Gambar 5.25.
Keadaan Bangku di Holtekamp
Adapun jumlah tempat duduk/ bangku dari Tanjung Cibery - Ujung Pantai
Holtekamp sebagai berikut:
Tabel 5.5.
Data Jumlah Fasilitas Tempat Duduk/ Bangku
dari Tanjung Cibery - Ujung Pantai Holtekamp
No Nama Tempat Destinasi Jumlah Fasilitas Tempat Duduk/ Bangku
1. Tanjung Cibery 17
2. Pantai Holtekamp 87
3. Kali Buaya 26
Jumlah 140
Sumber: Observasi Tim, 2021
Dari data tersebut, maka jumlah tempat duduk/ bangku dari Tanjung Cibery -
Ujung Pantai Holtekamp yaitu 140 buah tempat duduk/ bangku di tempat tersebut.
6. Menara Pemantauan
Menara pandang memiliki beragam fungsi yang dapat digunakan di daerah
pantai. Akan tetapi dari Tanjung Cibery - Ujung Pantai Holtekamp hanya terdapat
satu fasilitas menara pandang yang terdapat di Pantai Holtekamp.
7. Water Sport
Fasilitas water sport yang ada di Tanjung Cibery - Ujung Pantai Holtekamp
masih jarang ditemukan.
Gambar 5.27.
Jet Ski di Holtekamp
8. Panggung
Panggung dapat digunakan di daerah pantai untuk melengkapi kegiatan wisata
di pantai. Akan tetapi dari Tanjung Cibery - Ujung Pantai Holtekamp hanya
terdapat satu fasilitas panggung yang terdapat di Pantai Holtekamp. Panggung
tersebu berada di Tanjung Cibery. Panggung juga terdapat di beberapa café dan
restoran yang dikelola oleh pihak luar.
Gambar 5.28.
Panggung di Tanjung Cibery
Pada zaman dahulu hingga turun temurun sampai saat ini marga Ramela tetap
menduduki wilayah Pantai Holtekamp. Nenek moyang Ramela memiliki
hubungan dagang yang baik dengan masyarakat di Kampung Kayu Batu,
Kampung Kayu Pulo, dan kampong Tobati. Di Kayu Batu memiliki hubungan
yang erat dengan marga Makanuay, Kayu Pulo dengan marga Sibi dan Youwe dan
di Kampung Tobati dengan keluarga besar Hamadi. Untuk membangun hubungan
yang baik dengan keluarga Ramela, beberapa masyarakat dari ketiga kampung
tersebut di atas selalu mendayung perahu mereka dan mendatangi keluarga
Gambar 5.30.
Areal Pepohonan di Pantai Paaloong Holtekamp
Sistem barter seperti pertukaran tempayan tanah liat dengan sagu, ikan,
daging dan berbagai hasil buruan antara kampung-kampung tersebut berjalan
dengan baik. Pada suatu masa ketika terjadi perang suku, mengungsilah sebagian
besar keluarga Ramela ke Kampung Skouw dan tinggal menetap di Skouw.
Sedangkan yang lainnya tetap menduduki Pantai Holltekamp.
Pemilik ulayat bagian barat Kali Buaya adalah keluarga Pae dan Hanuwebi
yang sebelumnya berasal dari marga Ramela. Antara Pae, Hanuwebi dan Ramela
adalah satu keluarga. Keluarga Viktor Patipeme sebenarnya berasal dari dari suku
Kemo. Pada saat suku Kemo dikejar musuh dari PNG, Keluarga Ramela
melindungi mereka dengan menggantikan marga Kemo menjadi Patipeme,
Ramela dan Awe. Sehingga marga Patipeme memiliki tiga nenek moyang. Sekitar
tahun 1960-an perusahaan kayu Fantui memasuki kampung Holtekamp dan
menetap hingga tahun 1979 yang kemudian diganti oleh perusahaan Hanurata.
Pada saat itu keluarga Yohanes Patipeme tinggal di Sentani tetapi datang ke
Holtekamp dan meminta ijin kepada bapak Salmon Ramela untuk menerima
mereka tinggal menetap di Holtekamp.
Pulau kelelawar dalam bahasa Skouw disebut Vemetu artinya pulau satu.
Bapak Ramela menyampaikan bahwa jika nanti Pantai Holtekamp dibangun,
konsep alamiah harus tetap dijaga, pohon-pohon dan rumput-rumput hijau jangan
dihabiskan, biarkan tetap hidup agar bisa menahan abrasi yang sewaktu-waktu
bisa terjadi. Rencana yang diharapkan di sekitar Kali Buaya tersebut terdapat
kolam yang dibuat gedung serba guna yang tidak permanen akan tetapi kokoh
dalam pondasi bangunan.
Selain itu, di kampung Holtekamp juga ada sanggar seni tari, tim penari hanya
muncul ketika ada event. Hal ini menyebabkan budaya kampung Holtekamp
sudah hampir hilang ditelan arus perubahan zaman.
Bapak Ramela berencana untuk membuat penangkaran penyu, dan
mengambil anakan penyu di Skouw dan dibesarkan di Holtekamp kemudian
dilepaskan kembali ke laut. Jika penyu sudah besar agar bisa berkembangbiak di
habitat aslinya. Sekali bertelur, Penyu bisa bertelur tiga sampai empat kali dalam
satu musim dengan perkiraan 80-150 butir sekali bertelur. Dengan adanya
penangkaran Penyu maka dapat melakukan konservasi terhadap Penyu. Selain itu,
penangkaran Penyu dibuat juga dermaga berupa penimbunan karang untuk
dijadikan tempat ikan-ikan bertelur dan berkembangbiak.
7. Dermaga -
8 Tempat Jualan 4
Jumlah 36
Sumber: Observasi Tim, 2021
Gambar 5.34.
Fasilitas Toilet & Tempat Jualan di Pantai Paaloong Holtekamp