Anda di halaman 1dari 9

Identifikasi Ruang Publik Terpadu

Ramah Anak (RPTRA) Terhadap


Konsep Kota Layak Anak

Joice Orlince A Wandikbo (083001600044)


Yanorius Goru Moi (083001600050 )
LATAR BELAKANG
Salah satu lingkungan belajar bagi anak usia dini adalah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak
(RPTRA). Menurut (Hernowo & Navastara, 2017) Ruang Publik Terpadu Ramah Anak
(RPTRA) adalah ruang publik yang memiliki karakteristik sebagai taman terbuka publik,
wahana permainan dan tumbuh kembang anak, bagian dari prasarana dan sarana kota layak
anak, ruang terbuka hijau, dan sarana kegiatan sosial yang dilengkapi dengan berbagai
permainan menarik, pengawasan CCTV, ruang perpustakaan, ruang laktasi, dan lainnya.
RPTRA bertujuan untuk menyediakan tempat terjadinya berbagai kegiatan dan fungsi ruang
publik terintegrasi, seperti bermain dan belajar untuk anak-anak, tempat interaksi sosial bagi
warga, tempat konsultasi dan ruang informasi serta edukasi bagi warga.

Upaya Pemerintah dalam mewujudkan tercapainya konsep Kota Layak Anak di


dukung pula dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Indikator
Kabupaten/Kota Layak Anak. dimana dalam peraturan tersebut guna
mengembangkan Kota Layak Anak di setiap kabupaten/kota. Perencanaan
Kota/Kabupaten Layak Anak (KLA) adalah salah satu upaya pemerintah, masyarakat,
dan swasta dalam memenuhi hak-hak anak yang juga merupakan bagian dari
komunitas. Sehingga sangat penting untuk direncanakan, mengingat belum ada kota
di Indonesia yang sudah benar-benar mencerminkan konsep Kota Layak Anak
(Lestari, 2014)
Diagram Alir
DEVINISI VARIABEL

Ruang Publik Terpadu Ramah Anak atau juga dikenal dengan singkatan RPTRA adalah konsep
ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai permainan
menarik, pengawasan CCTV, dan ruangan-ruangan yang melayani kepentingan komuniti yang ada
di sekitar RPTRA tersebut, seperti ruang perpustakaan, PKK Mart, ruang laktasi, dan lainnya.

Kriteria Ruang Publik Terpadu Ramah Anak yaitu ketersediaan fasilitas, aksesibilitas, keamanan,
desain, kelembagaan, kenyamanan dan keselamatan Baskoro Tedjo (2005) mendefinisikan
bahwa ruang publik adalah suatu ruang yang netral dan terbuka untuk siapapun serta untuk
berkegiatan dan berinteraksi sosial.

Menurut Lynch (1997) lingkungan kota yang terbaik untuk anak adalah yang mempunyai
komunitas yang kuat secara fisik dan sosial; komunitas yang mempunyai aturan yang jelas dan
tegas; yang memberi kesempatan pada anak; dan fasilitas pendidikan yang memberi kesempatan
anak untuk mempelajari dan menyelidiki lingkungan dan dunia mereka.

Pendidikan lingkungan adalah suatu proses untuk membangun populasi manusia di dunia yang
sadar dan peduli terhadap lingkungan total (keseluruhan) dan segala masalah yang berkaitan
dengannya, dan masyarakat yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan tingkah laku,
motivasi serta komitmen untuk bekerja sama , baik secara individu maupun secara kolekti
Pengertian komunitas adalah suatu kelompok sosial di suatu masyarakat yang
terdiri dari beberapa individu yang saling berinteraksi di lingkungan tertentu dan
umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.

Ketahan sosial merupakan rangkaian norma, moral, nilai dan aturan yang
bersumber dari kebudayaan suatu masyarakat atau komuniti yang digunakan
sebagai acuan dalam berhubungan antar manusia atau komunitas .
PEMBAHASAN
(1). Masalah keluarga yang secara keseluruhan akan menurunkan kualitas kesejahteraan penduduk, untuk menumbuhkan
kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang.
(2). pendidikan anak usia dini bertujuan untuk menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah (Walujo &
Listyowati, 2017). Pembelajaran pada anak usia dini terjadi apabila terdapat interaksi antara peserta didik dengan pendidik,
serta diikuti dengan sumber belajar yang memadai yang terdapat dalam lingkungan belajar sehingga terjadi perubahan
perilaku-perilaku tertentu (Fadlillah, 2012).Pendidikan Lingkungan keluarga dengan upaya untuk mencari solusi terhadap
permasalahan lingkungan kemudian, Pendidikan memberi kesempatan untuk mempelajari hal-hal yang baru.
(3). Kebutuhan dasar yang mempengaruhi kepuasan manusia dalam ruang terbuka publik antara lain,
(4) kenyamanan, relaksasi, keterlibatan aktif dan keterlibatan pasif (Desti & Prihastom, 2018) Untuk mewujudkan taman
ramah anak sebagai tempat bermain,maka kenyamanan, keamanan dan kemudahan serta kesehatan menjadi syarat
utama (Budiyanti, 2014). Ketiga persyaratan tersebut akan menentukan hal-hal sebagai berikut (Francis, 1998 dalam Aji,
2016, UNICEF, http://www.kla.or.id) 1. Jarak tempat bermain dengan kompleks dekat, 2. Penyediaan fasilitas tempat
bermain; 3. Pengawasan orang-tua terhadap anak. 4. Menentukan lokasi dan desain tempat bermain.
(5) Ruang terbuka publik memiliki 3 jenis fungsi, yaitu fungsi ekologis untuk meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan
perkotaan, fungsi estetis/ arsitektural untuk menciptakan keindahan lingkungan perkotaan dan fungsi sosial sebagai
tempat interaksi soial masyarakat dalam suatu kota.
(6) Pusat komunitas adalah ruang publik bagi komunitas untuk melakukan aktivitas sosial, berinteraksi, rekreasi, dan
menyalurkan hobinya yang dalam beberapa kasus dapat menanggulangi permasalahan sosial.
(7) konsep ruang publik dan memori kolektif dari komunitas lokal mendukung keberadaan pusat komunitas dalam
memperkuat komunitas lokal tersebut.
(8) Fine dan Beim juga menjelaskan bahwa konsep dari memori kolektif menggabungkan objek kolektif dan kesadaran
kolektif, bagaimana kedua fenomena ini hadir dan memengaruhi nilai kultural.
(9) Untuk memenuhi fungsi sosial tersebut, maka ruang terbuka publik harus bersifat responsive, demokaratis dan
bermakna. Ruang terbuka publik yang bersifat responsive adalah ruang yang dirancang dan diatur untuk melayani
berbagai kebutuhan (needs) dari penggunanya.
KESIMPULAN
a) Ruang Publik memiliki peran penting dalam menyelesaikan masalah lingkungan, keberadaan ruang public
dapat mengurangi masalah yang terjadi pada lingkungan masayarakat seperti adanya individual dalam suatu
kawasan atau perumahan.
b) Kota layak anak berdasarkan indicator-indikator yang mendasar
 Kelembagaan
Peraturan daerah, Keterlibatan Masyarakat dan media dalam kerjasama untuk mengembagkan Kota Layak
Anak
 Hak sipil dan Kebebasan
Anak mendapatkan hak untuk memiliki akta kelahiran, pemerintah menyediakan informasi layak anak,
dan partisipasi anak dalam pengeloaan Kota Layak Anak
 Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif
Melindungi hak dan kewajiban anak dalam urusan perkawinan anak dan melindungi anak agar terhindar
dari tindak kekerasan; terdapat lembaga konsultasi untuk memfasilitasi orang tua dan anak; terdapat lembaga
pengasuhan alternatif bagi anak; dan tersedia infrastruktur yang ramah anak.
 Kesehatan dasar dan Kesejahteraan
Ketersediaan jaminan untuk persalinan di Faskes terdaftar dan adanya Faskes dengan pelayanan ramah
anak
 Pendidikan, Pemanfaatan waktu luang, dan keguiatan budaya
Ketersediaan fasilitas pendidikan untuk anak usia dini seperti PAUD-HI; pendidikan wajib belajar 12 tahun;
dan implementasi kebijakan
 Perlindungan Khusus
Adanya perlindungan hukum, moral, dan pendampingan psikologis bagi korban kekerasan dan eksploitasi;
DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai