JUDUL KEGIATAN
PENGABDIAN MASYARAKAT BEM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS
SEMARANG 2021: Komunikasi Sosial Bersama Anak Rumah Satu Atap
KATA KUNCI
Komunikasi sosial, Pendidikan, anak jalanan, fenomenologi, Hukum, Kota Semarang
LANDASAN PEMIKIRAN
Anak adalah generasi penerus yang akan menjadi kekuatan suatu bangsa di masa yang
akan datang. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang memberikan pengaruh
sangat besar bagi tumbuh kembangnya anak. Dengan kata lain, secara ideal perkembangan
anak akan optimal apabila mereka berkumpul bersama keluarganya. Tentu saja keluarga yang
dimaksud adalah keluarga yang cinta kasih, sehingga anak memperoleh berbagai jenis
kebutuhan, seperti kebutuhan fisik-organis, sosial, maupun psiko-sosial. Jika kebutuhan ini
tidak dapat terpenuhi secara layak, akan ada kecenderungan anak berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri. Dan potensi inilah peluang yang menyebabkan banyak bermunculan
anak jalanan di kota besar pada umumnya.
Anak jalanan merupakan salah satu masalah sosial, selain mengganggu ketertiban kota,
mereka tidak seharusnya berada di jalanan. Mereka sewajarnya mendapatkan kehidupan yang
layak sama seperti anak pada umumnya. Turunan Pasal 34 ayat (1) UUD 1945 telah
mengatur bahwa fakir miskin dan anak jalanan dipelihara oleh negara. Keberadaan mereka
yang ada di jalanan sangat rentan dengan kehidupan yang keras dan liar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk komunikasi sosial pada anak jalanan
merupakan satu langkah sebagai interaksi pendekatan yang baik untuk dilakukan dalam
membuka persepsi sang anak. Bentuk komunikasi sosial berlangsung dalam situasi doktrin
baik memaksa, otoritatif, konflik, menganggu, membiarkan, suka rela, dan rayuan.
Komunikasi sosial anak jalanan bisa dilakukan melalui pesan verbal dan non-verbal, secara
spesifik disesuaikan dengan kepentingan mereka beraktivitas di jalan. Apabila di lihat dari
fenomena komunikasi sosial anak-anak jalanan dengan orang-orang dalam lingkungan telah
membentuk konstruksi makna secara subyektif dan obyektif tentang orang dewasa, serta
aturan dan prinsip-prinsip yang berkembang dalam konteks jalanan. Persepsi masyarakat
terhadap keberadaan anak jalanan relatif berbeda pandangan antara masyarakat yang
berstatus kelas atas dengan masyarakat pada umumnya atau lapisan bawah. Untuk
masyarakat kelas atas kebanyakan merasa terganggu dan tidak nyaman, sedangkan pada
masyarakat kalangan bawah pada dasarnya tidak mempersoalkan keberadaan anak jalanan.
Tridharma Perguruan Tinggi mencakup salah satu nilai yaitu pengabdian masyarakat.
Terkait hal tersebut Perguruan Tinggi mengambil andil yang sangat besar dalam
mengembangkan kapasitas masyarakat Indonesia. Selain memberikan edukasi sosial,
kegiatan ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan bergotong-royong di
dalam masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini sendiri adalah untuk membentuk sumber daya
manusia (SDM) semakin berkualitas dalam memenuhi dan memecahkan problem
kesejahteraan sosial. Dengan di mulainya komunikasi adalah penyampaian dalam pengertian
antar individu. Dikatakannya semua manusia dilandasi kapasitas untuk menyampaikan
maksud, hasrat, perasaan, pengetahuan dan pengalaman dari orang yang satu kepada orang
yang lain. Pada pokoknya komunikasi adalah pusat minat dan situasi perilaku di mana suatu
sumber menyampaikan pesan kepada seseorang penerima dengan berupaya mempengaruhi
perilaku penerima tersebut. Perlu kita sadari bersama faktor-faktor yang dapat menghambat
komunikasi anak jalanan seperti halnya faktor ekonomi, ketidakharmonisan keluarga,
pergaulan di jalanan dan persepsi orang luar. Hal inilah yang menghambat mereka pada
umumnya untuk bisa berkomunikasi di jalanan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup
mereka di jalanan yang notabene sudah menjadi dimensi yang baru bagi mereka.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Semarang mengadakan Kunjungan sosial sebagai langkah Pengabdian
Masyarakat. Dengan upaya kami memberikan pengetahuan mengenai pentingnya Pendidikan
yang dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta pentingnya perlindungan hukum
dan hak anak pada umumnya. Kami berharap setelah adanya kegiatan ini seluruh peserta
dapat mengimplementasikan pengetahuan yang telah di dapatkan guna mewujudkan
perubahan dari pola pikir dan sudut pandang yang lebih baik untuk menunjang hidupnya di
masa depan.
BENTUK ACARA
Kegiatan Pengabdian Masyarakat tersebut menitik beratkan pada peran aktif peserta sehingga
memiliki sebuah pemahaman yang jelas tentang landasan pentingnya wawasan, pendidikan
serta komunikasi sosial guna mewujudkan pola pikir yang lebih dinamis dalam kehidupan
sehari-hari. Adapun bentuk kegiatan yang dimaksud ialah sebagai berikut:
Pemaparan narasumber
Materi
PESERTA
Seluruh anak-anak yang tergabung dalam Komunitas Anak Rumah Satu Atap, Semarang.
TARGET DAN ARAHAN MATERI
Menjadikan peserta Pengabdian Masyarakat sadar betapa berharganya mereka dan mereka
juga pantas mendapatkan kehidupan yang layak sama seperti anak pada umumnya yang
berlandaskan hukum di Indonesia.
TUJUAN
Kegiatan seperti ini dapat membuat anak-anak rumah satu atap merasa dihargai dan
dipedulikan serta orang-orang yang terlibat di dalamnya akan menerima dan memberi
motivasi serta semangat dalam menumbuhkembangkan pengetahuan agar peserta memiliki
bekal ilmu yang cukup guna menciptakan kehidupan yang lebih baik dan memiliki wawasan
luas yang dapat diandalkan serta pemahaman yang jelas tentang keberadaan anak sesuai
landasan hukum Indonesia sehingga menunjang generasi mendatang yang dinamis dan sadar
terhadap hukum.
INISIATOR
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Semarang 2021
PEMBICARA
a. Pembicara 1 : Regita Pramesti
b. Sub Tema : Penerapan sosial dalam pengembangan kualitas hidup anak.
c. Poin-poin Materi :
METODE MATERI
Pemberian materi secara tatap muka
NARAHUBUNG
Ayu Wanovika / 082329473205
PENUTUP
Demikian Terms Of Reference ini disusun sebagai kerangka acuan dalam menunjang
terselenggaranya acara Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Semarang. Atas perhatian dan partisipasi yang diberikan kami ucapkan terima
kasih.