Pengertian PAUD
Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) secara umum adalah suatu upaya
pembinaan yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan kepada anak sejak lahir
sampai dengan berusia enam tahun. PAUD bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.
Sesuai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pada pasal 28 menyebutkan bahwa: (1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum
jenjang pendidikan dasar. (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. (3) Pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain
yang sederajat. (4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk
kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Upaya pembinaan dan pendidikan untuk anak usia dini dapat dilakukan melalui sebuah
lembaga satuan pendidikan formal dan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan
anak usia dini. Satuan pendidikan tersebut adalah:
Taman Kanak-Kanak
Taman Kanak-Kanak (TK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini
pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4
(empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun.
Kelompok Bermain
Kelompok Bermain (KB) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk bermain
sambil belajar bagi anak usia 2 (dua) sampai 4 (empat) tahun yang memperhatikan aspek
kesejahteraan sosial anak.
Satuan PAUD Sejenis (SPS) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk bermain
sambil belajar bagi anak usia 0 (nol) sampai 6 (enam) tahun yang dapat diselenggarakan dalam
bentuk program secara mandiri atau terintegrasi dengan berbagai layanan anak usia dini dan
lembaga keagamaan yang ada di masyarakat.
Bagi lembaga satuan pendidikan nonformal atau satuan PAUD yang menyelenggarakan
program pendidikan anak usia dini akan mendapat bantuan dari pemerintah dalam program
Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (BOP-PAUD). Pemerintah
akan membantu menyediakan dana biaya operasional non personalia yaitu biaya bahan atau
peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya penyelenggaraan pendidikan tak langsung.
Komponen biaya operasional penyelenggaraan PAUD akan diatur sesuai peraturan yang berlaku.
Pengertian anak usia dini menurut undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang disebut dengan anak usia dini adalah anak usia 0- 6 tahun, sedangkan
menurut para ahli adalah anak usia 0-8 tahun. Pendidikan anak usia dini merupakan pembahasan
yang sangat luas dan sangat menarik untuk dikaji, karena usia dini merupakan awal dari
pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk lebih jelas lagi tentang pembahasan anak usia dini
maka dipaparkan beberapa pendapat menurut para ahli tentang anak usia dini.
Menurut Prof. Marjorry Ebbeck (1991) seorang pakar anak usia dini dari australia
menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah pelayanan pasa anak mulai dari lahir
sampai usia delapan tahun. Sedangkan menurut undang-undang tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani anak agar anak memiliki kesiapan dalam mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Hibana S. Rahman ( 2015: 4).
2. Pengertian Masyarakat
Masyarakat alih bahasa Inggris yaitu Community dalam bahasa yunani adalah
“persahabatan”. Sebagai refleksi dari arti kata tersebut, aristoteles mengemukakan bahwa
manusia yang hidup bersama dalam masyarakat karena mereka menikmati ikatan yang saling
bekerja sama, untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan untuk menemukan makna
kehidupan. Masyarakat dalam konteks pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat atau
community dalam bahasa inggris atau juga komunitas. Secara etimologis “ community” berasal
dari kommunitat yang berakar pada comunete atau comman. Community mempunyai dua arti
(Efendi,2016-49) :
a. Sebagai kelompok social yang bertempat tinggal di lokasi tertentu, memiliki kebudayaan dan
sejarah yang sama
b. Sebagai suatu pemuliman yang terkecil di atasnya ada kota kecil (town), dan di atas kota kecil
ada kota atau kota besar (city).
Hillery (1995) dan lewis (1977) dalam Efendi (2016) telah menyimpulkan banyak
literature dan mengusulkan empat komponen utama untuk mendefinisikan konsep komunitas.
Pertama dan terutama bahwa komunitas melibatkan manusia. Wilaayah dan tempat tinggal
juga menjadi elemen dalam pembangunan masyarakat. Tetapi., tidak semua penulis
menambahkan wilayah, tanah, atau batas wilayah dalam definisi komunitas mereka. Wilkinson
(1986) berpendapat bahwa komunitas adalah manusia yang hidup bersama dalam ekologi
setempat dengan batasan wilayah yang bias.tatapi beliau menulis kebiasaan batasan adalah
tidak relevan apabila dijadikan salah satu pencaharian karakteristik utama dari suatu komunitas
atau lingkungan. Thomas Hobber mengemukakan bahwa komunitas adalah sebuah proses
alamiah dimana orang-orang yang hidup bersama untuk memaksimalkan kepentingan mereka,
Hobbes merasa bahwa kepentingan diri sendiri dapat ditemukan dalam kelompok. Bahwa
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terjalin erat karena sistem tertentu, tradisi
tertentu, konvensi dan hukum tertentu yang sama, serta mengarah pada kehidupan kolektif.
Sistem dalam masyarakat saling berhubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya
yang membentuk suatu kesatuan.
1. Dengan adanya hubungan yang harmonis antar TK dan masyarakat dapat dengan mudah
mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam memajukan program pendidikan, seperti :
b. Orang tua memberikan informasi kepada guru tentang potensi yang dimiliki anak.
2. Dengan adanya hubungan antara TK dan masyarakat, maka orang tua akan mendapatkan
informasi berkaitan dengan pendidikan yang diperoleh anaknya.
Hubungan PAUD dengan masyarakat dapat diartikan sebagai proses komunikasi antara
PAUD dan masyarakat untuk membentuk pengertian dan kesadaran mereka tentang
pentingnya pendidikan sehingga mereka terdorong untuk bekerja sama dengan lembaga PAUD
untuk kemajuan bersama.
C. Jenis masyarakat
1. Keluarga
Hubungan antara lembaga PAUD dan orang tua murid bisa berbentuk kerja sama dalam
menciptakan lingkungan keluarga yang baik.
Beberapa contoh kegiatan kerja sama yang dapat dilakukan oleh orang tua :
Adanya BP3 dapat membantu TK bukan hanya dalam pendanaan pendidikan, namun
juga dalam berbagai kegiatan yang dapat memajukan proses pendidikan. Upaya yang dilakukan
BP3 :
Selain GOPTI, telah terbentuk sebuah organisasi profesi guru TK yaitu IGTKI. IGTKI
merupakan organisasi professional yang menjadi wadah guru-guru TK. Usahaa-usaha yang
dilakukan oleh IGTKI-PGRI :
b. Porseni
d. Seminar dan,
e. Lokakarya.
5. Instansi Terkait
Pendidikan PAUD merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Oleh karena itu
peningkatan mutu pendidikan di PAUD tidak bisa hanya dilakukan oleh Departemen Pendidikan
Nasional. Peningkatan mutu pendidikan di TK perlu melibatkan semua instansi terkait.
Beberapa instansi antara lain :
a. Departemen kesehatan
b. Departemen social
c. Departemen penerangan
d. Polri, serta
Secara umum bahwa tujuannya adalah agar tercipta kerja sama yang baik antara personil
TK dan masyarakat dalam memajukan pendidikan
a. Memupuk pengertian dan pengetahuan orang tua tentang pertumbuhan pribadi anaknya.
b. Memupuk pengertian orang tua tentang cara mendidik anak yang baik
c. Memberiakn kesempatan kepada semua pihak untuk berperan serta dalam memajukan
pendidikan TK
E. Pendekatan Hubungan
Penciptaan hubungan TK dengan masyarakat yang harmonis menuntut adanya
pendekatan bagi kedua pihak, yaitu bagi TK dan bagi masyarakat pendekatan yang baik adalah
pendekatan komunikasi dua arah ( two way communication). Dengan pendekatan komunikasi
dua arah berarti yang memprakarsai hubungan TK dengan masyarakat itu adalah keduanya.
F. Teknik-teknik Hubungan
1. Tenik tertulis
b. Pamphlet kecil
2. Teknik lisan
a. Kunjungan rumah
c. Pertemuan
3. Teknik Peragaan
Manajemen hubungan TK dengan masyarakat dapat diartikan sebagai proses kerja sama
perdayagunaan semua sumber daya dalam menciptakan hubungan TK dengan masyarakat
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sember daya yang dimaksud disini adalah semua tenaga, dana, dan yang dimiliki oleh TK.
1. Analisis Kebutuhan
2. Pengembangan Program
d. Menyusun rencana operasional, seperti sarana yang akan digunakan, waktu pelaksanaan,
dan penanggung jawabnya.
Masih banyak kenyataan yang terjadi di masyarakat adanya orangtua yang masih
mempunyai pola pikir bahwa pendidikan itu sepenuhnya tanggungjawab pihak lembaga
pendidikan saja. Seringkali orangtua menumpu harapan terlalu tinggi pada lembaga pendidikan,
sehingga banyak orangtua yang berani membayar mahal biaya pendidikan anaknya. Di sisi lain,
tidak sedikit orangtua yang menuntut lembaga pendidikan harus berbuat seperti yang
dikehendaki dan kecewa jika hasil pendidikan di lembaga tersebut tidak sesuai dengan
harapannya. Fenomena keliru ini harus segera diluruskan agar tanggungjawab tinggi muncul
dalam keluarga sehingga keluarga, khususnya ibu dan ayah juga berperan sebagai pendidik di
rumah.
Sistem Mikro adalah lingkaran yang paling dekat dengan anak yang meliputi kegiatan dan
pola interaksi langsung dari anak dengan lingkungan terdekatnya seperti interaksi dengan
orangtua, kakak dan adik kandungnya, sekolah, serta teman sebaya. Hubungan dua arah yang
berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang dan intensif di lingkungan terdekat ini
mempunyai dampak terbesar dan mendalam pada perkembangan anak.
Sistem Meso adalah lingkaran interaksi dan kesesuaian hubungan antar komponen dalam
sistem mikro anak yang sangat mempengaruhi perkembangan anak seperti hubungan antara
rumah dan sekolah. Orang tua yang tidak terdidik dan tidak menghargai pentingnya pendidikan
dan hubungan dengan lembaga kelompok bermain/sekolah, dan yang tidak berbicara dengan
bahasa yang digunakan di sekolah anak, akan menyebabkan anak mengalami banyak masalah
dalam menerapkan pembiasaan di kelompok bermain dan juga dalam melejitkan potensi
kecerdasan jamak anak usia dini. Sebaliknya bila hubungan antar komponen tersebut serasi dan
kuat, menyebabkan anak memiliki kemampuan akademik yang baik. Prinsip utama dari sistem
meso adalah semakin kuat dan saling mengisi interaksi antar komponen dalam sistem meso,
semakin besar pengaruh dan hasilnya pada perkembangan anak.
Sistem Exo merupakan lingkaran dalam sistem sosial yang lebih besar dan tidak berperan
secara langsung terhadap anak, dan anak juga tidak langsung berperan di dalamnya, tetapi
interaksi komponen dalam sistem ini seperti dalam bentuk keputusan pada tataran lembaga
yang mempunyai hubungan dengan anak, berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Keputusan-keputusan dari tempat kerja orang tua, komite sekolah, atau lembaga perencanaan
adalah contoh dari sistem exo yang dapat mempengaruhi anak baik positif maupun negatif
meskipun anak tidak langsung terlibat dalam lembaga-lembaga tersebut. Contoh lain adalah
kekejaman orang dewasa yang terjadi di lingkungan tempat tinggal anak dapat berpengaruh
pada kesulitan anak untuk tidur.
Sistem Makro merupakan lingkaran terluar dari lingkungan anak yang terdiri dari nilai-nilai
budaya, hukum dan peraturan perundangan, adat kebiasaan, kebijakan sosial dan lain
sebagainya. Seluruh komponen dari sistem ini juga berpengaruh terhadap perkembangan.
Untuk menjawab fenomena ini banyak cara yang dapat dilakukan salah satunya yaitu
bentuk kegiatan informal yang dilakukan oleh pengelola lembaga PAUD untuk menyelaraskan
kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak antara di sekolah dan di rumah. Kegiatan
ini ditujukan kepada para orangtua, pengasuh, dan anggota keluarga lain yang berperan secara
langsung dalam proses perkembangan anak. Kegiatan (pertemuan orangtua) saat ini dirasakan
sangat diperlukan mengingat pentingnya pendidikan sedini mungkin.
bila orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan buah hatinya niscaya masa depan
anaknya akan jauh lebih baik. Pendidikan anak usia dini memiliki kedudukan yang sangat tinggi
dan memperlihatkan aktivitas di rumah. Pendidikan usia dini merupakan masa terpenting dan
mendasar dalam kehidupan manusia yang memegang kendali dalam perkembangan
kehidupannya.
Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga. Orang tua dalam
pendidikan islam memiliki kewajiban dan tanpa ada yang memerintah langsung memikul tugas
sebagai pendidik, baik yang bersifat pemelihara, pengasuh, pembimbing maupun sebagai guru
dan mereka sebagai pemimpin bagi anak-anaknya. Perjalanan seorang anak menuju
kedewasaan dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor alam dan lingkungan, oleh
karena itu perlu adanya peran orang tua serta pihak lain seperti guru dan masyarakat untuk
membantu proses tersebut agar kedewasaan seorang anak tidak terhambat.
Orang tua dan guru juga perlu memahami arti kreativitas dan bagaimana penampilannya
jika dikaitkan dengan tingkat perkembangan anak dan mereka perlu memiliki keterampilan
untuk membantu dan mendorong anak mengungkapkan daya kreatifnya, menyadari
pentingnya kreativitas bagi anak dan bagi pendidik sendiri mampu menemukan kendali
kreativitas pada anak dan membina mereka mengembangkan kesediaan dan keberanian untuk
mewujudkan kreativitas mereka.
Perkembangan merupakan rangkaian proses perubahan kearah yang lebih maju dan lebih
dewasa. Mengembangkan kreativitas sejak dini itu sangat penting bagi perkembangan anak
karena ada beberapa perilaku yang mencerminkan perilaku kreativitas alamiah anak pra
sekolah menjadi nyata seperti menjajaki lingkungannya, dan rasa ingin tahu mereka sangat
besar. Oleh karena itu orang tua, guru dan masyarakat bertanggung jawab atas pemeliharaan,
perhatian dan penyediaan lingkungan fisik dan social yang kondusif bagi perkembangan anak-
anak.
Sungguh suatu hal yang ironis, betapa technologi modern ternyata belum bisa memberi
manfaat atau efek yang positif pada anak anak. Seperti yang kita ketahui bahwa perkembangan
dan pertumbuhan anak zaman sekarang ini lebih banyak di pengaruhi oleh Televisi, dimana tak
ada filter yang bisa menyaring secara efektif hal hal yang baik untuk anak. Kita juga bisa
membedakan bahwa di lingkungan pedesaan dengan lingkungan perkotaan terdapat
perbedaan yang sangat signifikan dalam hal pendidikan. Dimana di Perkotaan Anak anak usia
dini sudah banyak yang tersentuh oleh pendidikan untuk anak usia dini. Melihat dari
perkembangan anak yang memerlukan perhatian khusus oleh orang tua, Pendidikan Anak Usia
Dini perlu tersosialisasikan kepada masyarakat, agar visi Paud dapat tercapai sebelum anak
tersebut masuk kesekolah dasar.
Masyarakat yang peduli dengan anak-anak akan sangat antusias sekali untuk bahu
membahu dalam mengembangkan kualitas PAUD. Meski PAUD yang didirikan masyarat masih
berada dalam jalur nonformal namun sudah menggunakan kurikulum dengan menu generik.
1. Memegang prinsip dari oleh dan untuk masyarakat, sehingga masyarakat dapat dilibatkan
sejak identifikasi kebutuhan , merancang program , melaksakannya dan mengawasinya.
2. Fleksibel yakni baik tempat waktu , maupun saran ayang digunakan. Yang paling penting
aman dan tidak mengganggu waktu tudur siang Anak.
3. Tidak harus dimulai dari nol, bisa dengan mengembangkan fasilitas yang sudah ada
seperti, Posyandu, BKB, SPS, Majelis Ta’lim.
4. Yang Mudah , Murah, tetapi harus bermutu. Yaitu PAUD nonformal bukan berart gedung
yang megah dan berfasilitas lengkap tetapi menjadi satu tolak ukur dimana anak merasa
diperhatikan, diberi kesempatan, diberikan kebebasab mengungkapkan kemampuannya,
didengar isi hatinya tanpa ada paksaan/ancaman/tekanan terhadap dirinya serta mendapatkan
pelayanan pendidikan yang sesuai dengan Usianya.
Dalam penyelenggaraanya sendiri PAUD nonformal diharuskan tidak kaku, maksudnya jika
sudah ada keinginan dari masyarakat untuk mendirikan PAUD segeralah untuk memulainya
meskipun belum mendapatkan ijin. Untuk sementara waktu sebelum dibuat kurikulum, maka
bisa menggunakan kurikulum dengan Menu generik. Sambil berjalan, penilik PLS/PAUD
memantau , membina, dan mengarahkan hingga mendapatkan ijin operasional. Sehingga dalam
jangka waktu minimal 6 bulan setelah program berjalan, PAUD sudah mendapatkan ijin dari
Dinas Pendidikan.
8. Didukung oleh masyarakat sekitar. Untuk Taman Pengasuhan Anak ditambah syarta
tambahan yakni adanya pengasuh atau perawat yang bertanggung jawab dalam merawat anak
termasuk kesehatan dan gizi.
Kegiatan berkomunikasi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Baik secara formal
maupun informal, baik secara tertulis maupun lisan. Akan tetapi bukan hal yang mudah baik
bagi pendidik maupun orangtua untuk menjalin komunikasi dua arah secara efektif. Ada banyak
kendala baik dari pendidik maupun orangtua.
Panduan ini memuat tentang strategi berkomunikasi antara pendidik dan orangtua melalui
papan informasi, buku komunikasi, buku profil lembaga, surat, home visit, dan pertemuan
pendidik-orangtua.
1) Menyampaikan informasi tentang kebijakan dan program kegiatan yang ada di lembaga.
3) Berdiskusi tentang perkembangan anak dan permasalahan yang dihadapi oleh masing –
masing anak.
5) Bertukar informasi mengenai perkembangan anak yang ada di lembaga dan di rumah.
1) Papan Informasi
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menjalin komunikasi dua arah antara pendidik
dan orang tua adalah pengadaan papan informasi. Papan informasi adalah papan yang ditempel
di dinding atau dipasang di tempat strategis sehingga mudah diakses dan dibaca oleh orang tua
maupun pendidik. Papan informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menempel berbagai
pesan dari pendidik yang dimaksudkan untuk diketahui orang tua peserta didik maupun pesan
dari orang tua peserta didik untuk diketahui oleh pendidik.
(2) Selebaran berisi informasi tentang perkembagan dan pertumbuhan peserta didik.
(3) hasil karya peserta didik untuk diapresiasi oleh orang tua
(4) foto-foto kegiatan, baik kegiatan peserta didik, kegiatan pendidik maupun kegiatan orang
tua
Informasi melalui papan informasi dapat merupakan pengulangan atau penguatan dari
informasi yang dikirimkan melalui surat atau catatan-catatan yang ditulis melalui buku
penghubung
(1) Menyiapkan lokasi yang strategis dan mudah diakses oleh orang tua dan pendidik
(2) Bahan informasi antara lain berupa tulisan pengumuman, informasi ilmiah tentang
perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini, informasi-informasi umum tentang
keterlibatan orang tua, gambar, foto-foto kegiatan, hasil karya anak, jadual kegiatan, jadual
pertemuan orang tua-pendidik, rencana kegiatan, tulisan/ringkasan hasil pertemuan orang tua-
pendidik
(3) Lem untuk menempel dan menghias informasi dan gambar yang akan disampaikan berupa
tulisan sehingga lebih menarik minat untuk membacanya.
(4) Isolasi dan dobel isolasi untuk menempel gambar-gambar maupun informasi yang akan
disampaikan
(5) Kertas-kertas untuk menghias papan display, dapat berupa kertas asturo berwarna, kertas
marmer dan kertas krep
(6) Pines/paku payung dan push pin untuk menempelkan bahan/materi yang akan disampaika.
Materi yang disampaikan pada papan informasi hendaknya secara rutin diperbaharui
sehingga selalu berisi informasi-informasi yang relevan dengan perkembangan kegiatan anak
maupun kegiatan orang tua. Pembaharuan materi pada papan informasi dapat dilakukan setiap
dua minggu, setiap bulan atau sesuai kebutuhan. Pembaharuan materi ini sangat penting untuk
menarik perhatian karena jika papan dipenuhi dengan informasi yang sudah lama atau terlihat
acak-acakan, pihak orangtua tidak akan melihatnya.
Pelaksanaan kegiatan ini dapat melibatkan orangtua. Orangtua yang tertarik menjadi
volunteer dapat diikutsertakan untuk membantu memasang informasi dan menghiasnya. Di
samping itu orangtua juga dapat dilibatkan untuk menyumbang hasil karyanya.
(4) Minta orang tua untuk berkontribusi pada pemasangan maupun pengisian materi di papan
informasi
(5) Tempelkan ucapan terimakasih bagi orang tua yang telah membantu suatu kegiatan
(6) Kerjakan papan informasi secara bersama-sama, setidaknya dua orang. Hal ini untuk
memudahkan pekerjaan dan memberi kegembiraan.
Buku Profil lembaga merupakan salah satu media komunikasi yang penting dalam
membangun keterlibatan dan peran serta orang tua dalam program pendidikan anak usia dini.
Buku Profil lembaga adalah buku yang memuat informasi-informasi umum tentang profil
lembaga, meliputi:
a) visi dan misi lembaga, Visi adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu lembaga. Misi
memuat langkah-langkah yang hendak dilakukan untuk mewujudkan tujuan/visi yang telah
ditetapkan.
b) program pembelajaran,
c) jadwal kegiatan,
d) daftar kelas,
e) daftar peserta didik, Berisi informasi tentang jumlah peserta didik, nama-nama peserta
didik, usia/tempat tanggal lahir.
f) daftar pendidik dan tenaga kependidikan, Berisi informasi tentang nama-nama pendidik
dan tenaga kependidikan, pendidikan, pelatihan/seminar yang pernah diikuti oleh pendidik,
pengalaman dalam bidang pendidikan anak usia dini dan infromasi-informasi lain yang
mendukung terkait dengan tenaga pendidik dan kependidikan
g) fasilitas yang dimiliki,
h) tata tertib dan informasi lain yang bermanfaat untuk orang tua, Beirisi aturan-aturan yang
harus ditaati oleh pihak-pihak yang terkait dengan lembaga, meliputi tata tertib untuk pendidik,
tata tertib untuk anak dan tata tertib untuk orang tua.
d) Aktif menjalin komunikasi dengan pendidik tentang perkembangan anak, melalui buku
penghubung
3) Buku Komunikasi/Penghubung
Buku komunikasi adalah suatu media berbentuk buku yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan orangtua.Buku ini memuat catatan singkat yang menggambarkan
keberhasilan yang spesifik, keterampilan atau perilaku baru serta saran-saran untuk kegiatan
dirumah. Buku ini berfungsi untuk menjembatani komunikasi antara guru dan orang tua peserta
didik, sehingga harus dapat diisi oleh kedua belah pihak. Pihak orang tua didorong untuk
mengirimkan catatan-catatan penting kepada pendidik dan sebaliknya pendidik juga harus aktif
mengirimkan catatan-catatan penting tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pertukaran catatan dan tanggapan ini penting agar masing-masing pihak yaitu pendidik
dan orang tua saling bekerjasama untuk mendorong kemajuan anak. Catatan-catatan dalam
buku komunikasi dapat digunakan sebagai dasar bagi orang tua maupun pendidik untuk
menentukan materi atau program yang sesuai dengan kebutuhan anak. Tindak lanjut dari
catatan-catatan dalam buku komunikasi adalah berupa pertemuan langsung antara pendidik
dan orang tua.
4) Surat
Surat adalah cara lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan orangtua.
Komunikasi melalui surat dapat dilakukan secara rutin yaitu mingguan atau bulanan sehingga
orangtua menerima informasi secara konsisten atau sesuai dengan kebutuhan. Topik surat
bervariasi sesuai dengan kebutuhan, meliputi:
5) Home Visit
Home visit merupakan kegiatan yang dilakukan pendidik dengan mengunjungi rumah
orangtua peserta didik. Home visit ini memiliki makna penting untuk membangun hubungan
yang solid antara pendidik dan orangtua. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada awal dan akhir
tahun ajaran. Namun demikian home visit juga dapat dilakukan ketika kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung ditahun tersebut.
a) Tujuan home visit sebelum tahun ajaran baru atau sebelum pembelajaran dimulai,
yaitu:pendidik dan calon peserta didik saling mengenal satu sama lain secara individual;
pertama, Pendidik dan orangtua dapat sharing tentang program lembaga dan mendiskusikan
harapan untuk anak mereka. Kedua, mendiskusikan tentang kebutuhan khusus dan minat anak,
masalah kesehatan yang perlu diketahui pendidik. Ketiga, mendiskusikan juga tentang
bagaimana orangtua dapat terlibat dalam program lembaga.
b) Tujuan home visit pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, yaitu:
c) Home visit akan efektif jika pendidik merencanakan dan mempersiapkan secara baik.
Berikut ini saran untuk melaksanakan home visit.
(1) Persiapan
(a) Buat jadual kunjungan yang tepat dan kirimkan jadual tersebut ke orangtua agar orangtua
mengetahui kapan kunjungan dan rentang waktunya.
(b) Siapkan sarana, seperti kamera, nametag, album foto yang memuat aktivitas anak tahun
sebelumnya.
(c) Siapkan sesuatu yang dapat dipakai untuk membuka percakapan(berbagi informasi
tentang anak dan yang dapat digunakan untuk kesempatan observasi). misalnya buku cerita,
atau alat permainan yang dapat digunakan anak untuk bermain sementara pendidik berbicara
dengan orangtua.
(d) Bawa form informasi untuk orangtua yang memuat: nama dan nomor telepon, kalender
sekolah (hari libur dan even spesial), info tentang makanan kecil jika orangtua akan
menyediakannya, dan daftar aturan untuk merayakan ulangtahun dan membawa sesuatu untuk
dibagi di sekolah.
(2) Pelaksanaan
(c) mulailah selalu dengan mendiskusikan hal-hal yang positif, meskipun tujuan kunjungan
mungkin untuk mendiskusikan suatu masalah.
(d) Jangan mendominasi pembicaraan. Berikan waktu bagi keluarga untuk pendapat mereka,
anak mereka serta hal-hal lain yang menjadi perhatian dan minat mereka.
(e) Jangan membicarakan anak didepannya kecuali memberikan pujian yang tulus dan umpan
balik yang positif.
(f) Jadilah tamu yang menyenangkan. Jika orangtua menawarkan sesuatu untuk dimakan atau
diminum, terima dengan sopan.
(g) Jangan membuat penilaian tentang lingkungan rumah meskipun lingkungan fisik rumah
tidak sesuai bayangan sebuah rumah yang tepat untuk perkembangan dan pertumbuhan anak.
Jika pendidik tidak sanggup untuk mengunjungi dua atau tiga orangtua di rumah, dia dapat
mengundang mereka dalam pertemuan khusus di lembaga. Beberapa orangtua mungkin lebih
suka diundang dalam pertemuan dalam kelompok kecil. Jika orangtua tidak dapat datang ke
lembaga dan pendidik tidak dapat berkunjung ke rumah, maka pendidik dapat mengundang
mereka untuk bertemu di tempat lain sesuai kesepakatan. Pertemuan di tempat yang netral
mungkin membantu orangtua merasa nyaman. Jika tidak mungkin, pendidik dapat mencoba
kontak melalui telepon, atau surat
Pertemuan pendidik dan orangtua merupakan salah satu kegiatan yang dapat mendorong
komunikasi antara mereka. Kegiatan ini dapat dijadualkan secara rutin sesuai kebutuhan
lembaga.
(3) diskusi tentang cara mendidik anak, nutrisi, kesehatan, dan topik lain yang relevan dengan
kebutuhan untuk pendidikan anak usia dini.
Masing-masing tujuan sebaiknya dilakukan dalam pertemuan yang berbeda sehingga kegiatan
tersebut fokus dan waktu pertemuan tidak terlalu lama.
b) Strategi pelaksanaan
(1) Persiapan
(a) Identifikasi waktu luang orangtua. Hal ini dimaksudkan agar ketika pertemuan diadakan,
orangtua dapat menghadirinya. Kirimkan form identifikasi untuk diisi orangtua yang memuat
identitas serta kemungkinan waktu luang yang dimilikinya.
(d) Buat undangan untuk orangtua maksimal satu minggu sebelumnya dan konfirmasi
kehadiran mereka dalam pertemuan sehari sebelumnya.
(e) Rencanakan juga kegiatan pengasuhan untuk anak jika orangtua membawa anak-anak
mereka.
(f) Jika kegiatan membutuhkan narasumber selain pendidik, maka perlu membuat undangan
untuk narasumber dan mengkonfirmasi kesanggupannya.
(2) Pelaksanaan
Berikut ini beberapa saran yang dapat digunakan untuk melaksanakan pertemuan orangtua-
pendidik.
· Pembukaan
· Perkenalan
· Kegiatan inti :
- penjelasan program lembaga/perkembangan anak/paparan tentang topik tertentu yang
berkaitan dengan pendidikan dan pengasuhan anak.
- Diskusi/tanya jawab
- Penutup
· Diskusikan hasil pertemuan dengan sesama pendidik dan buat rencana untuk
menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut.
· Kirimkan surat ucapan terima kasih kepada orangtua atas kehadirannya dalam
pertemuan.
Komunikasi yang sudah terbangun antara pendidik-orang tua perlu senantiasa dipererat.
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk tujuan tersebut. Strategi komunikasi yang sudah
disebutkan di atas adalah upaya membangun komunikasi secara formal dan terencana secara
sistematis. Berikut ini adalah upaya mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal
dan tidak memerlukan perencanaan khusus.
b) Menggunakan telephon
Kegiatan parenting akan menjadi suatu wadah yang dapat memberikan keuntungan pada
semua pihak, baik kepada orang tua, kelompok bermain, maupun pemerintah. Ada beberapa
manfaat dalam pelaksanaan parenting adalah : pertama, terjalinnya mitra kerja lintas sektor,
misalnya dari pengusaha-pengusaha yang berkaitan dengan produk yang berkaitan dengan
kebutuhan tumbuh kembang anak, instansi pemerintah, penerbit buku, dan lain-lain, Kedua,
terpenuhinya kebutuhan hak-hak anak. Ketiga, berkembangnya rasa percaya diri orangtua
dalam mendidik anak, Keempat terjalinnya hubungan yang harmonis pada masing-masing
anggota keluarga sesuai dengan tugasnya masing-masing, Kelima, terciptanya hubungan antar
keluarga di lingkungan masyarakat sekitar lembaga pendidikan, dan Keenam, terjalinnya mitra
kerja antar sesama anggota parenting.
Kegiatan parenting akan lebih bermakna jika kelompok bermain dapat menyusun suatu
kegiatan parenting sehingga “kumpul-kumpul orangtua” mempunyai makna. Bentuk bentuk
kegiatan parenting yang dapat dilakukan antara lain:
(a) Think-thank, yaitu sumbang saran yaitu mengeluarkan pendapat dan diskusi tentang
pembelajaran yang paling tepat bagi anak usia dini misalnya pembelajaran tematik, setiap
anggota dapat menyampaikan gagasan-gagasan atau permasalahan-permasalahan yang ada
sekaligus melakukan pembahasannya.
(b) Arisan Bicara, yaitu setiap anggota, secara undian bergilir menjadi pembicara untuk
menyampaikan gagasan sesuai topik yang telah ditentukan.
(d) Praktek ketrampilan, misalnya membuat alat permainan edukatif, memasak makanan
bergizi untuk anak, dan sebagainya.
(e) Outbond, yakni kegiatan di luar ruangan yang dilakukan secara bersama-sama oleh semua
anggota keluarga, yang disisipkan kegiatan diskusi atau praktek permainan-permainan yang
dapat dilakukan oleh anggota keluarga secara bersama-sama.
(f) Kunjungan Lapangan, yaitu kegiatan kunjungan ke tempat–tempat khusus yang bersifat
mendidik, misalnya ke museum, perpustakaan umum, panti asuhan, panti jompo, ke kebun
atau pertanian, dan sebagainya.[1]
Pada umumnya sekolah merupakan tempat anak didik untuk memperoleh pengalaman-
pengalaman, pengetahuan, keterampilan sehingga anak didik akan mendapat bekal hidup kelak
bekerja di lingkungan masyarakat luas. Anak usia dini pada hakikatnya adalah manusia yang
memerlukan bimbingan, secara kodrati seorang anak sangat perlu pendidikan dan bimbingan
dari orang dewasa.
Masyarakat sebagai lingkungan terbesar dalam kehidupan, berguna untuk melatih jiwa
anak dalam bersosialisasi terhadap masyarakat, seperti bermain dan bergaul. Yang harus
diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan
pribadi anak misalnya anak yang terdidik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa akan
cenderung menjadi manusia yang religius pula.
Lingkungan dan keluarga sebagai pendidikan kedua setelah sekolah, orang tua memiliki
peran yang cukup strategis dalam membantu guru memaksimalkan proses pembelajaran bagi
anak-anak usia prasekolah. Dalam menyikapi berbagai perubahan sosial dan teknologi yang
begitu cepat dalam masyarakat, maka orang tua harus memiliki pegangan edukatif dalam
menciptakan suasana pembelajaran.
Tugas pokok orang tua dan masyarakat yang dapat diberdayakan guru dalam
meningkatkan perannya adalah :
a. Memberi nama yang tepat. Pemberian nama akan memberi identitas kepada anak.
Dengan berbagai kemajuan dan perubahan sosial nama anak semakin baik dan beragam,
namun identitas keklaminan justru sangat penting.
b. Kebiasaan memberikan pakaian yang sesuai. Berikan pakaian yang sesuai dengan anak
agar nantinya Orangtua tidak bingung dengan kebiasaan anak yang kelaki-lakian atau
keperempuan-perempuanan akibat dari seringnya memberikan pakaian yang tidak sesuai.
c. Pemilihan warna yang tepat, sebab warna dan motif juga sangat berpengaruh terhadap
identitas kekelaminan.
f. Memperhatikan tugas dalam rumah tangga secara tidak langsung anak akan
memperhatikan dan mengerti akan tugas dan kewajibannya.
Aisyah (2017) Menyatakan bahwa Hubungan antara lembaga PAUD dan masyarakat
sangat diperlukan dalam peningkatan pendidikan serta untuk psikologis anak agar orang tua
anak dan lembaga PAUD dapat memberikan pelayanan yang terbaik serta dapat bekerja sama
dalam melakukan bimbingan bagi anak baik pada mental anak ataupun kognitif anak.
Dalam hal ini dapat kita lihat bahwa sangat penting membangun hubungan antara PAUD
dan masyarakat karena mengandung berbagai keuntungan bagi setiap pihak baik anak, orang
tua dan lembaga PAUD itu sendiri.
Referensi
Aisyah, Siti. 2017. Hubungan PAUD Dengan Masyarakat. Bandung : Rineka Cipta