Anda di halaman 1dari 30

1.

Pengertian PAUD
Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) secara umum adalah suatu upaya
pembinaan yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan kepada anak sejak lahir
sampai dengan berusia enam tahun. PAUD bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.
Sesuai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pada pasal 28 menyebutkan bahwa: (1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum
jenjang pendidikan dasar. (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. (3) Pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain
yang sederajat. (4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk
kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Upaya pembinaan dan pendidikan untuk anak usia dini dapat dilakukan melalui sebuah
lembaga satuan pendidikan formal dan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan
anak usia dini. Satuan pendidikan tersebut adalah:

 Taman Kanak-Kanak
Taman Kanak-Kanak (TK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini
pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4
(empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun.

 Kelompok Bermain
Kelompok Bermain (KB) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk bermain
sambil belajar bagi anak usia 2 (dua) sampai 4 (empat) tahun yang memperhatikan aspek
kesejahteraan sosial anak.

 Taman Penitipan Anak


Taman Penitipan Anak (TPA) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk bermain
sambil belajar bagi anak usia 0 (nol) sampai 6 (enam) tahun dengan prioritas nol sampai empat
tahun yang memperhatikan aspek pengasuhan dan kesejahteraan sosial anak.

 Satuan PAUD Sejenis

Satuan PAUD Sejenis (SPS) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk bermain
sambil belajar bagi anak usia 0 (nol) sampai 6 (enam) tahun yang dapat diselenggarakan dalam
bentuk program secara mandiri atau terintegrasi dengan berbagai layanan anak usia dini dan
lembaga keagamaan yang ada di masyarakat.

Bagi lembaga satuan pendidikan nonformal atau satuan PAUD yang menyelenggarakan
program pendidikan anak usia dini akan mendapat bantuan dari pemerintah dalam program
Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (BOP-PAUD). Pemerintah
akan membantu menyediakan dana biaya operasional non personalia yaitu biaya bahan atau
peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya penyelenggaraan pendidikan tak langsung.
Komponen biaya operasional penyelenggaraan PAUD akan diatur sesuai peraturan yang berlaku.

Pengertian anak usia dini menurut undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang disebut dengan anak usia dini adalah anak usia 0- 6 tahun, sedangkan
menurut para ahli adalah anak usia 0-8 tahun. Pendidikan anak usia dini merupakan pembahasan
yang sangat luas dan sangat menarik untuk dikaji, karena usia dini merupakan awal dari
pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk lebih jelas lagi tentang pembahasan anak usia dini
maka dipaparkan beberapa pendapat menurut para ahli tentang anak usia dini.
Menurut Prof. Marjorry Ebbeck (1991) seorang pakar anak usia dini dari australia
menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah pelayanan pasa anak mulai dari lahir
sampai usia delapan tahun. Sedangkan menurut undang-undang tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani anak agar anak memiliki kesiapan dalam mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Hibana S. Rahman ( 2015: 4).

2. Pengertian Masyarakat

Masyarakat alih bahasa Inggris yaitu Community dalam bahasa yunani adalah
“persahabatan”. Sebagai refleksi dari arti kata tersebut, aristoteles mengemukakan bahwa
manusia yang hidup bersama dalam masyarakat karena mereka menikmati ikatan yang saling
bekerja sama, untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan untuk menemukan makna
kehidupan. Masyarakat dalam konteks pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat atau
community dalam bahasa inggris atau juga komunitas. Secara etimologis “ community” berasal
dari kommunitat yang berakar pada comunete atau comman. Community mempunyai dua arti
(Efendi,2016-49) :

a. Sebagai kelompok social yang bertempat tinggal di lokasi tertentu, memiliki kebudayaan dan
sejarah yang sama

b. Sebagai suatu pemuliman yang terkecil di atasnya ada kota kecil (town), dan di atas kota kecil
ada kota atau kota besar (city).

Hillery (1995) dan lewis (1977) dalam Efendi (2016) telah menyimpulkan banyak
literature dan mengusulkan empat komponen utama untuk mendefinisikan konsep komunitas.
Pertama dan terutama bahwa komunitas melibatkan manusia. Wilaayah dan tempat tinggal
juga menjadi elemen dalam pembangunan masyarakat. Tetapi., tidak semua penulis
menambahkan wilayah, tanah, atau batas wilayah dalam definisi komunitas mereka. Wilkinson
(1986) berpendapat bahwa komunitas adalah manusia yang hidup bersama dalam ekologi
setempat dengan batasan wilayah yang bias.tatapi beliau menulis kebiasaan batasan adalah
tidak relevan apabila dijadikan salah satu pencaharian karakteristik utama dari suatu komunitas
atau lingkungan. Thomas Hobber mengemukakan bahwa komunitas adalah sebuah proses
alamiah dimana orang-orang yang hidup bersama untuk memaksimalkan kepentingan mereka,
Hobbes merasa bahwa kepentingan diri sendiri dapat ditemukan dalam kelompok. Bahwa
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terjalin erat karena sistem tertentu, tradisi
tertentu, konvensi dan hukum tertentu yang sama, serta mengarah pada kehidupan kolektif.
Sistem dalam masyarakat saling berhubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya
yang membentuk suatu kesatuan.

3. Hubungan PAUD dan Masyarakat

Dinas pendidikan tahun 2015 mencatat bahwa Jumlah Taman Kanak-Kanak di


Indonesia cukup banyak yang tersebar di seluruh Indonesia apalagi terkait dengan program satu
PAUD satu desa. Hal ini menunjukkan betapa besarnya partisipasi masyarakat, yayasan, atau
badan social dalam penyelenggaraan TK. Partisipasi masyarakat yang perlu diupayakan dalam
penyelenggaraan TK seharusnya tidak sekedar dalam bentuk pendidikan TK oleh yayasan atau
badan social. Peran serta masyarakat menjadi umum dan orang tua murid menjadi khusus perlu
digalakkan. Ada dua peran serta yang harus diperhatikan, pertama peran serta secara langsung,
seperti mendirikan TK yang berkualitas baik. Kedua, peran serta secara tidak langsung seperti
aktif dalam kepengurusan maupun keanggotaan Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan
(BP3) atau komite sekolah, atau mungkin dewan sekolah. Peran serta secra tidak langsung
tersebut bisa dengan cara menciptakan lingkungan rumah dan masyarakat yang berfungsi
sebagai lingkungan pendidikan dan sekaligus sumber belajar bagi anak.

Pentingnya hubungan kedua pihak :

1. Dengan adanya hubungan yang harmonis antar TK dan masyarakat dapat dengan mudah
mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam memajukan program pendidikan, seperti :

a. Masyarakat membantu menyediakan fasilitas-fasilitas pendidikan yang diperlukan.

b. Orang tua memberikan informasi kepada guru tentang potensi yang dimiliki anak.

c. Orang tua menciptakan lingkungan rumah yang memberikan pendidikan.

2. Dengan adanya hubungan antara TK dan masyarakat, maka orang tua akan mendapatkan
informasi berkaitan dengan pendidikan yang diperoleh anaknya.
Hubungan PAUD dengan masyarakat dapat diartikan sebagai proses komunikasi antara
PAUD dan masyarakat untuk membentuk pengertian dan kesadaran mereka tentang
pentingnya pendidikan sehingga mereka terdorong untuk bekerja sama dengan lembaga PAUD
untuk kemajuan bersama.

C. Jenis masyarakat

Beberapa kelompok masyarakat yang dapat dijadikan sasaran program hubungan TK


dengan masyarakat :

1. Keluarga

Hubungan antara lembaga PAUD dan orang tua murid bisa berbentuk kerja sama dalam
menciptakan lingkungan keluarga yang baik.

Beberapa contoh kegiatan kerja sama yang dapat dilakukan oleh orang tua :

a. Mendorong anak agar selalu masuk sekolah tepat pada waktunya.

b. Membantu anak yang mengalami kesulitan dalam belajar.

c. Mengatasi anak yang masih minum dengan menggunakan botol.

2. Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3)

Adanya BP3 dapat membantu TK bukan hanya dalam pendanaan pendidikan, namun
juga dalam berbagai kegiatan yang dapat memajukan proses pendidikan. Upaya yang dilakukan
BP3 :

a. Menjadi sponsor lomba kreatifitas anak

b. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan

c. Menyediakan pelayanan kesejahteraan dan kesehatan bagi anak dan guru.

3. Gabungan Organisasi Penyelenggara TK Indonesia


GOPTI merupakan wadah yang mengkoordinasikan semua penyelenggara TK. Tujuan GOPTI
adalah membina dan mengembangkan pendidikan TK serta turut membantu meningkatkan
kesejahteraan anak usia TK.

4. Ikatan Guru taman kanak-kanak Indonesia

Selain GOPTI, telah terbentuk sebuah organisasi profesi guru TK yaitu IGTKI. IGTKI
merupakan organisasi professional yang menjadi wadah guru-guru TK. Usahaa-usaha yang
dilakukan oleh IGTKI-PGRI :

a. Membina kemampuan professional guru melalui penataran

b. Porseni

c. Lomba antar guru

d. Seminar dan,

e. Lokakarya.

5. Instansi Terkait

Pendidikan PAUD merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Oleh karena itu
peningkatan mutu pendidikan di PAUD tidak bisa hanya dilakukan oleh Departemen Pendidikan
Nasional. Peningkatan mutu pendidikan di TK perlu melibatkan semua instansi terkait.
Beberapa instansi antara lain :

a. Departemen kesehatan

b. Departemen social

c. Departemen penerangan

d. Polri, serta

e. Kantor menteri kependudukan dan lingkungan hidup


Selain dengan keluarga, BP3, GOPTI, IGTKI-PGRI, dan instansi terkait, TK perlu
mengembangkan hubungan kerja sama dengan tokoh masyarakat, kelompok masyarakat, dan
warga masyarakat.

D. Tujuan Hubungan TK dan Masyarakat

Secara umum bahwa tujuannya adalah agar tercipta kerja sama yang baik antara personil
TK dan masyarakat dalam memajukan pendidikan

1. Tujuan hubungan TK dengan orang tua

a. Memupuk pengertian dan pengetahuan orang tua tentang pertumbuhan pribadi anaknya.

b. Memupuk pengertian orang tua tentang cara mendidik anak yang baik

2. Tujuan hubungan TK denagn BP3

Tujuannya adalah memberikan pegertian kepada pegurus BP3 tentang program


pendidikan TK yang akan dikembangkan dan hambatan-hambatan dalam merealisasikannya.

3. Tujuan hubungan TK dengan pihak lain

Tujuan hubungan TK denagn GOPTI, IGTKI-PGRI, instansi terkait, masyarakat umum


yaitu :

a. Memberiakn pengertian tentang program pendidikan TK yang sedang dikembangkan


kepada semua pihak

b. Menumbuhkan pegertian tentang hambatan-hambatan yang dihadapi TK dalam


merealisasikan program-programnya

c. Memberiakn kesempatan kepada semua pihak untuk berperan serta dalam memajukan
pendidikan TK

E. Pendekatan Hubungan
Penciptaan hubungan TK dengan masyarakat yang harmonis menuntut adanya
pendekatan bagi kedua pihak, yaitu bagi TK dan bagi masyarakat pendekatan yang baik adalah
pendekatan komunikasi dua arah ( two way communication). Dengan pendekatan komunikasi
dua arah berarti yang memprakarsai hubungan TK dengan masyarakat itu adalah keduanya.

F. Teknik-teknik Hubungan

1. Tenik tertulis

Yang dapat dilakukan antara lain :

a. Buku kecil pada permulaan tahun ajaran

b. Pamphlet kecil

c. Berita kegiatan murid

d. Catatan berita gembira

e. Buku kecil cara membimbing anak

2. Teknik lisan

a. Kunjungan rumah

b. Panggilan orang tua

c. Pertemuan

3. Teknik Peragaan

Hubungan antara TK dan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang


masyarakat melihat peragaan yang diselenggarakan di TK. Peragaan yang diselenggarakan oleh
TK dapat berupa pameran keberhasilan TK penyelenggaraan pentas seni sederhana. Peda
kesempatan itu, kepala / guru TK dapat menyampaikan program – program peningkatan mutu
pendidikan TK dan masalah atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan program –
program itu.
G. Pengertian Manajemen Hubungan TK dan Masyarakat

Manajemen hubungan TK dengan masyarakat dapat diartikan sebagai proses kerja sama
perdayagunaan semua sumber daya dalam menciptakan hubungan TK dengan masyarakat
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sember daya yang dimaksud disini adalah semua tenaga, dana, dan yang dimiliki oleh TK.

H. Ruang Lingkup Kegiatan Manajemen Hubungan TK dan Masyarakat

Manajemen hubungan taman kanak – kanak mencakup kegiatan – kegiatan analisis


kebutuhan, pengembangan program, dan pengaturan pelaksanaan hubungan TK dengan
masyarakat.

1. Analisis Kebutuhan

Kegiatan pertama dalam administrasi hubungan taman kanak – kanak adalah


analisis kebutuhan hubungan taman kanak – kanak dengan masyarakat. Ada 3 kegiatan yang
perlu dilakukan dalam menganalisisnya, yaitu:

a. Mengidentifikasi program – program TK yang perlu mendapatkan dukungan dari


masyarakat.

b. Mengidentifikasi masyarakat yang dapat dijadikan sasaran hubungan.

c. Menetapkan masyarakat yang akan dijadikan sasaran hubungan.

2. Pengembangan Program

Kegiatan kedua dalam administrasi hubungan TK dengan masyarakat adalah


pengembangan program berdasarkan hasil analisis kebutuhan (kegiatan pertama). Ada 3
kegiatan yang perlu dilakukan dalam mengembangkan program hubungan TK dengan
masyarakat, yaitu:

a. Merumuskan tujuan hubungan TK dengan masyarakat.


b. Menetapkan masyarakat yang akan dijadikan sasaran hubungan antara TK dan
masyarakat.

c. Menetapkan pendekatan yang akan digunakan.

d. Menyusun rencana operasional, seperti sarana yang akan digunakan, waktu pelaksanaan,
dan penanggung jawabnya.

3. Pengaturan Pelaksanaan Program Hubungan

Kegiatan ketiga dalam hubungan TK dengan masyarakat adalah mengatur


pelaksanaan program hubungan TK dengan masyarakat. Ada 3 kegiatan yang perlu dilakukan,
yaitu:

1. Membagi tugas pelaksanaan hubungan TK dengan masyarakat pada personel sekolah


berdasarkan rencana program yang telah dikembangkan.

2. Mengoordinasikan semua pelaksanaan hubungan TK dengan masyarakat.

Mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan hubungan TK dengan masyarakat.

Masih banyak kenyataan yang terjadi di masyarakat adanya orangtua yang masih
mempunyai pola pikir bahwa pendidikan itu sepenuhnya tanggungjawab pihak lembaga
pendidikan saja. Seringkali orangtua menumpu harapan terlalu tinggi pada lembaga pendidikan,
sehingga banyak orangtua yang berani membayar mahal biaya pendidikan anaknya. Di sisi lain,
tidak sedikit orangtua yang menuntut lembaga pendidikan harus berbuat seperti yang
dikehendaki dan kecewa jika hasil pendidikan di lembaga tersebut tidak sesuai dengan
harapannya. Fenomena keliru ini harus segera diluruskan agar tanggungjawab tinggi muncul
dalam keluarga sehingga keluarga, khususnya ibu dan ayah juga berperan sebagai pendidik di
rumah.

Dalam Teori ekologi Bronfenbrenner (1979) menjelaskan mengenai perkembangan anak


yang dipengaruhi oleh sistem interaksi yang kompleks dengan berbagai tingkatan lingkungan
sekitarnya yang mencakup interaksi yang saling berhubungan antara di dalam dan di luar
rumah, sekolah dan tetangga(masyarakat) dari kehidupan anak setiap hari dalam kurun waktu
yang sangat lama. Interaksi ini menjadi motor atau penggerak perkembangan anak yang
merupakan pusat dari lingkaran, dikelilingi oleh berbagai sistem interaksi yang terdiri dari
sistem mikro, sistem meso, sistem exo dan sistem makro.

Sistem Mikro adalah lingkaran yang paling dekat dengan anak yang meliputi kegiatan dan
pola interaksi langsung dari anak dengan lingkungan terdekatnya seperti interaksi dengan
orangtua, kakak dan adik kandungnya, sekolah, serta teman sebaya. Hubungan dua arah yang
berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang dan intensif di lingkungan terdekat ini
mempunyai dampak terbesar dan mendalam pada perkembangan anak.

Sistem Meso adalah lingkaran interaksi dan kesesuaian hubungan antar komponen dalam
sistem mikro anak yang sangat mempengaruhi perkembangan anak seperti hubungan antara
rumah dan sekolah. Orang tua yang tidak terdidik dan tidak menghargai pentingnya pendidikan
dan hubungan dengan lembaga kelompok bermain/sekolah, dan yang tidak berbicara dengan
bahasa yang digunakan di sekolah anak, akan menyebabkan anak mengalami banyak masalah
dalam menerapkan pembiasaan di kelompok bermain dan juga dalam melejitkan potensi
kecerdasan jamak anak usia dini. Sebaliknya bila hubungan antar komponen tersebut serasi dan
kuat, menyebabkan anak memiliki kemampuan akademik yang baik. Prinsip utama dari sistem
meso adalah semakin kuat dan saling mengisi interaksi antar komponen dalam sistem meso,
semakin besar pengaruh dan hasilnya pada perkembangan anak.

Sistem Exo merupakan lingkaran dalam sistem sosial yang lebih besar dan tidak berperan
secara langsung terhadap anak, dan anak juga tidak langsung berperan di dalamnya, tetapi
interaksi komponen dalam sistem ini seperti dalam bentuk keputusan pada tataran lembaga
yang mempunyai hubungan dengan anak, berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Keputusan-keputusan dari tempat kerja orang tua, komite sekolah, atau lembaga perencanaan
adalah contoh dari sistem exo yang dapat mempengaruhi anak baik positif maupun negatif
meskipun anak tidak langsung terlibat dalam lembaga-lembaga tersebut. Contoh lain adalah
kekejaman orang dewasa yang terjadi di lingkungan tempat tinggal anak dapat berpengaruh
pada kesulitan anak untuk tidur.
Sistem Makro merupakan lingkaran terluar dari lingkungan anak yang terdiri dari nilai-nilai
budaya, hukum dan peraturan perundangan, adat kebiasaan, kebijakan sosial dan lain
sebagainya. Seluruh komponen dari sistem ini juga berpengaruh terhadap perkembangan.

Untuk menjawab fenomena ini banyak cara yang dapat dilakukan salah satunya yaitu
bentuk kegiatan informal yang dilakukan oleh pengelola lembaga PAUD untuk menyelaraskan
kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak antara di sekolah dan di rumah. Kegiatan
ini ditujukan kepada para orangtua, pengasuh, dan anggota keluarga lain yang berperan secara
langsung dalam proses perkembangan anak. Kegiatan (pertemuan orangtua) saat ini dirasakan
sangat diperlukan mengingat pentingnya pendidikan sedini mungkin.

Pengetahuan tentang pendidikan anak dapat ditempuh dengan berbagai kegiatan,


misalnya kegiatan parenting baik yang dikelola oleh satuan pendidikan maupun pengelolaan
secara mandiri. Dukungan pemerintah terhadap kegiatan ini sudah sangat jelas, dengan adanya:
(1) Undang-undang No 20/2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional yang juga membahas
tentang pendidikan informal. (2) Undang-undang No 23/2002, tentang Perlindungan Anak (3)
Konvensi Anak Sedunia. Dengan demikian, kerjasama semua pihak, baik lembaga pendidikan,
orang tua (keluarga), masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan untuk pencapaian tujuan
pendidikan terutama pada anak usia dini, dapat dioptimalkan.

A. PERAN ORANGTUA PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Masa depan anak sesungguhnya ada ditangan kedua orang tuanya,

bila orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan buah hatinya niscaya masa depan
anaknya akan jauh lebih baik. Pendidikan anak usia dini memiliki kedudukan yang sangat tinggi
dan memperlihatkan aktivitas di rumah. Pendidikan usia dini merupakan masa terpenting dan
mendasar dalam kehidupan manusia yang memegang kendali dalam perkembangan
kehidupannya.

Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga. Orang tua dalam
pendidikan islam memiliki kewajiban dan tanpa ada yang memerintah langsung memikul tugas
sebagai pendidik, baik yang bersifat pemelihara, pengasuh, pembimbing maupun sebagai guru
dan mereka sebagai pemimpin bagi anak-anaknya. Perjalanan seorang anak menuju
kedewasaan dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya factor alam dan lingkungan, oleh
karena itu perlu adanya peran orang tua serta pihak lain seperti guru dan masyarakat untuk
membantu proses tersebut agar kedewasaan seorang anak tidak terhambat.

Orang tua dan guru juga perlu memahami arti kreativitas dan bagaimana penampilannya
jika dikaitkan dengan tingkat perkembangan anak dan mereka perlu memiliki keterampilan
untuk membantu dan mendorong anak mengungkapkan daya kreatifnya, menyadari
pentingnya kreativitas bagi anak dan bagi pendidik sendiri mampu menemukan kendali
kreativitas pada anak dan membina mereka mengembangkan kesediaan dan keberanian untuk
mewujudkan kreativitas mereka.

Perkembangan merupakan rangkaian proses perubahan kearah yang lebih maju dan lebih
dewasa. Mengembangkan kreativitas sejak dini itu sangat penting bagi perkembangan anak
karena ada beberapa perilaku yang mencerminkan perilaku kreativitas alamiah anak pra
sekolah menjadi nyata seperti menjajaki lingkungannya, dan rasa ingin tahu mereka sangat
besar. Oleh karena itu orang tua, guru dan masyarakat bertanggung jawab atas pemeliharaan,
perhatian dan penyediaan lingkungan fisik dan social yang kondusif bagi perkembangan anak-
anak.

B. PERAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Sungguh suatu hal yang ironis, betapa technologi modern ternyata belum bisa memberi
manfaat atau efek yang positif pada anak anak. Seperti yang kita ketahui bahwa perkembangan
dan pertumbuhan anak zaman sekarang ini lebih banyak di pengaruhi oleh Televisi, dimana tak
ada filter yang bisa menyaring secara efektif hal hal yang baik untuk anak. Kita juga bisa
membedakan bahwa di lingkungan pedesaan dengan lingkungan perkotaan terdapat
perbedaan yang sangat signifikan dalam hal pendidikan. Dimana di Perkotaan Anak anak usia
dini sudah banyak yang tersentuh oleh pendidikan untuk anak usia dini. Melihat dari
perkembangan anak yang memerlukan perhatian khusus oleh orang tua, Pendidikan Anak Usia
Dini perlu tersosialisasikan kepada masyarakat, agar visi Paud dapat tercapai sebelum anak
tersebut masuk kesekolah dasar.
Masyarakat yang peduli dengan anak-anak akan sangat antusias sekali untuk bahu
membahu dalam mengembangkan kualitas PAUD. Meski PAUD yang didirikan masyarat masih
berada dalam jalur nonformal namun sudah menggunakan kurikulum dengan menu generik.

Ada beberapa strategi masyarakat dalam mendirikan PAUD:

1. Memegang prinsip dari oleh dan untuk masyarakat, sehingga masyarakat dapat dilibatkan
sejak identifikasi kebutuhan , merancang program , melaksakannya dan mengawasinya.

2. Fleksibel yakni baik tempat waktu , maupun saran ayang digunakan. Yang paling penting
aman dan tidak mengganggu waktu tudur siang Anak.

3. Tidak harus dimulai dari nol, bisa dengan mengembangkan fasilitas yang sudah ada
seperti, Posyandu, BKB, SPS, Majelis Ta’lim.

4. Yang Mudah , Murah, tetapi harus bermutu. Yaitu PAUD nonformal bukan berart gedung
yang megah dan berfasilitas lengkap tetapi menjadi satu tolak ukur dimana anak merasa
diperhatikan, diberi kesempatan, diberikan kebebasab mengungkapkan kemampuannya,
didengar isi hatinya tanpa ada paksaan/ancaman/tekanan terhadap dirinya serta mendapatkan
pelayanan pendidikan yang sesuai dengan Usianya.

Dalam penyelenggaraanya sendiri PAUD nonformal diharuskan tidak kaku, maksudnya jika
sudah ada keinginan dari masyarakat untuk mendirikan PAUD segeralah untuk memulainya
meskipun belum mendapatkan ijin. Untuk sementara waktu sebelum dibuat kurikulum, maka
bisa menggunakan kurikulum dengan Menu generik. Sambil berjalan, penilik PLS/PAUD
memantau , membina, dan mengarahkan hingga mendapatkan ijin operasional. Sehingga dalam
jangka waktu minimal 6 bulan setelah program berjalan, PAUD sudah mendapatkan ijin dari
Dinas Pendidikan.

Syarat Mendapatkan ijin mendirikan PAUD (minimal):

1. Ada Yang bertanggung jawab sebagai penyelenggara.

2. Ada anak yang akan dilayani.


3. Ada tenaga Pendidik.

4. Mempunyai tempat untuk menjalankan program pendidikan.

5. Ada Dana untuk kelangsungan PAUD.

6. Mempunyai program pembelajaran yang jelas.

7. Memiliki kurikulum yang jelas.

8. Didukung oleh masyarakat sekitar. Untuk Taman Pengasuhan Anak ditambah syarta
tambahan yakni adanya pengasuh atau perawat yang bertanggung jawab dalam merawat anak
termasuk kesehatan dan gizi.

C. HUBUNGAN LEMBAGA PAUD DENGAN ORANG TUA DAN MASYARAKAT

1. Hubungan lembaga PAUD dengan Orang tua dalam konteks umum

Berkomunikasi dengan orangtua merupakan salah satu tanggungjawab pendidik. Demikian


juga dengan orangtua, mereka perlu menjalin komunikasi dengan pendidik. Komunikasi timbal
balik ini akan sangat efektif untuk memberikan layanan yang berkualitas kepada anak usia dini.
Orangtua dan pendidik saling berbagi informasi baik mengenai program lembaga maupun
tentang individual anak. Orang tua dapat mengetahui program-program yang akan dan sedang
dilaksanakan oleh lembaga. Di samping itu juga dapat memberi saran serta kritikan tentang
pelaksanaan program – program dan saling bekerja sama demi kemajuan lembaga tersebut.
Pendidik dapat menginformasikan dan berdiskusi tentang perkembangan anak selama
mengikuti kegiatan di lembaga tersebut dan juga menggali informasi dari orangtua tentang
berbagai hal mengenai anak tersebut.

Kegiatan berkomunikasi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Baik secara formal
maupun informal, baik secara tertulis maupun lisan. Akan tetapi bukan hal yang mudah baik
bagi pendidik maupun orangtua untuk menjalin komunikasi dua arah secara efektif. Ada banyak
kendala baik dari pendidik maupun orangtua.
Panduan ini memuat tentang strategi berkomunikasi antara pendidik dan orangtua melalui
papan informasi, buku komunikasi, buku profil lembaga, surat, home visit, dan pertemuan
pendidik-orangtua.

a. Tujuan keterlibatan orangtua dalam komunikasi dua arah ini yaitu:

1) Menyampaikan informasi tentang kebijakan dan program kegiatan yang ada di lembaga.

2) Menjalin kerjasama antara lembaga dan orangtua dalam melaksanakan program


lembaga

3) Berdiskusi tentang perkembangan anak dan permasalahan yang dihadapi oleh masing –
masing anak.

4) Berbagi pengalaman dan gagasan dalam membelajarkan anak.

5) Bertukar informasi mengenai perkembangan anak yang ada di lembaga dan di rumah.

6) Memperoleh informasi yang membantu pemahaman mengenai berbagai aspek tentang


kemajuan tumbuh kembang anak.

b. Strategi berkomunikasi antara pendidik(pengelola Lembaga PAUD) dan orangtua melalui:

1) Papan Informasi

Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menjalin komunikasi dua arah antara pendidik
dan orang tua adalah pengadaan papan informasi. Papan informasi adalah papan yang ditempel
di dinding atau dipasang di tempat strategis sehingga mudah diakses dan dibaca oleh orang tua
maupun pendidik. Papan informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menempel berbagai
pesan dari pendidik yang dimaksudkan untuk diketahui orang tua peserta didik maupun pesan
dari orang tua peserta didik untuk diketahui oleh pendidik.

a) Pesan-pesan yang dapat disampaikan pada papan informasi antara lain:

(1) Pengumuman tentang jadwal pertemuan


Jadwal pertemuan orang tua yang telah disepakati bersama dalam musyawarah antara
orang tua dan pendidik dapat ditempel pada papan informasi sehingga mengingatkan kembali
orang tua tentang jadwal yang telah disepakati

(2) Selebaran berisi informasi tentang perkembagan dan pertumbuhan peserta didik.

(3) hasil karya peserta didik untuk diapresiasi oleh orang tua

(4) foto-foto kegiatan, baik kegiatan peserta didik, kegiatan pendidik maupun kegiatan orang
tua

(5) foto-foto peserta didik

(6) jadwal pembelajaran peserta didik

(7) instruksi untuk volunteer

(8) hal-hal yang relevan dengan rencana kegiatan lembaga

Informasi melalui papan informasi dapat merupakan pengulangan atau penguatan dari
informasi yang dikirimkan melalui surat atau catatan-catatan yang ditulis melalui buku
penghubung

b) Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat papan informasi:

(1) Menyiapkan lokasi yang strategis dan mudah diakses oleh orang tua dan pendidik

(2) Menyiapkan papan informasi.

(3) Menyiapkan bahan/materi.

(4) Memasang dan menempel materi yang disiapkan

(5) Menghias papan informasi

c) Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan papan informasi:


(1) Papan informasi, dapat berupa papan dari kayu, papan stereofoam, papan dinding, papan
tulis dan papan kaca

(2) Bahan informasi antara lain berupa tulisan pengumuman, informasi ilmiah tentang
perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini, informasi-informasi umum tentang
keterlibatan orang tua, gambar, foto-foto kegiatan, hasil karya anak, jadual kegiatan, jadual
pertemuan orang tua-pendidik, rencana kegiatan, tulisan/ringkasan hasil pertemuan orang tua-
pendidik

(3) Lem untuk menempel dan menghias informasi dan gambar yang akan disampaikan berupa
tulisan sehingga lebih menarik minat untuk membacanya.

(4) Isolasi dan dobel isolasi untuk menempel gambar-gambar maupun informasi yang akan
disampaikan

(5) Kertas-kertas untuk menghias papan display, dapat berupa kertas asturo berwarna, kertas
marmer dan kertas krep

(6) Pines/paku payung dan push pin untuk menempelkan bahan/materi yang akan disampaika.

Materi yang disampaikan pada papan informasi hendaknya secara rutin diperbaharui
sehingga selalu berisi informasi-informasi yang relevan dengan perkembangan kegiatan anak
maupun kegiatan orang tua. Pembaharuan materi pada papan informasi dapat dilakukan setiap
dua minggu, setiap bulan atau sesuai kebutuhan. Pembaharuan materi ini sangat penting untuk
menarik perhatian karena jika papan dipenuhi dengan informasi yang sudah lama atau terlihat
acak-acakan, pihak orangtua tidak akan melihatnya.

Pelaksanaan kegiatan ini dapat melibatkan orangtua. Orangtua yang tertarik menjadi
volunteer dapat diikutsertakan untuk membantu memasang informasi dan menghiasnya. Di
samping itu orangtua juga dapat dilibatkan untuk menyumbang hasil karyanya.

d) Kiat penggunaan papan informasi

(1) Rubahlah paling sedikit beberapa selebaran secara berkala


(2) Ingatlah bahwa setiap orang senang melihat photo dan nama mereka serta anak-anaknya

(3) Pampanglah hasil karya anak

(4) Minta orang tua untuk berkontribusi pada pemasangan maupun pengisian materi di papan
informasi

(5) Tempelkan ucapan terimakasih bagi orang tua yang telah membantu suatu kegiatan

(6) Kerjakan papan informasi secara bersama-sama, setidaknya dua orang. Hal ini untuk
memudahkan pekerjaan dan memberi kegembiraan.

2) Buku Profil Lembaga

Buku Profil lembaga merupakan salah satu media komunikasi yang penting dalam
membangun keterlibatan dan peran serta orang tua dalam program pendidikan anak usia dini.
Buku Profil lembaga adalah buku yang memuat informasi-informasi umum tentang profil
lembaga, meliputi:

a) visi dan misi lembaga, Visi adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu lembaga. Misi
memuat langkah-langkah yang hendak dilakukan untuk mewujudkan tujuan/visi yang telah
ditetapkan.

b) program pembelajaran,

c) jadwal kegiatan,

d) daftar kelas,

e) daftar peserta didik, Berisi informasi tentang jumlah peserta didik, nama-nama peserta
didik, usia/tempat tanggal lahir.

f) daftar pendidik dan tenaga kependidikan, Berisi informasi tentang nama-nama pendidik
dan tenaga kependidikan, pendidikan, pelatihan/seminar yang pernah diikuti oleh pendidik,
pengalaman dalam bidang pendidikan anak usia dini dan infromasi-informasi lain yang
mendukung terkait dengan tenaga pendidik dan kependidikan
g) fasilitas yang dimiliki,

h) tata tertib dan informasi lain yang bermanfaat untuk orang tua, Beirisi aturan-aturan yang
harus ditaati oleh pihak-pihak yang terkait dengan lembaga, meliputi tata tertib untuk pendidik,
tata tertib untuk anak dan tata tertib untuk orang tua.

Contoh Tata Tertib Orang Tua

a) Berpakaian bebas dan sopan ketika mengantar anak

b) Tidak berada di dalam ruangan ketika proses pembelajaran berlangsung

c) Mengantar dan menunggu pada tempat yang telah disediakan

d) Aktif menjalin komunikasi dengan pendidik tentang perkembangan anak, melalui buku
penghubung

e) Melengkapi administrasi sesuai waktu yang telah ditentukan

f) Mengikuti setiap kegiatan yang direncanakan lembaga bersama orang tua

g) Tidak merokok di dalam ruangan pembelajaran

h) Mengantar dan menjemput anak tepat waktu

3) Buku Komunikasi/Penghubung

Buku komunikasi adalah suatu media berbentuk buku yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan orangtua.Buku ini memuat catatan singkat yang menggambarkan
keberhasilan yang spesifik, keterampilan atau perilaku baru serta saran-saran untuk kegiatan
dirumah. Buku ini berfungsi untuk menjembatani komunikasi antara guru dan orang tua peserta
didik, sehingga harus dapat diisi oleh kedua belah pihak. Pihak orang tua didorong untuk
mengirimkan catatan-catatan penting kepada pendidik dan sebaliknya pendidik juga harus aktif
mengirimkan catatan-catatan penting tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pertukaran catatan dan tanggapan ini penting agar masing-masing pihak yaitu pendidik
dan orang tua saling bekerjasama untuk mendorong kemajuan anak. Catatan-catatan dalam
buku komunikasi dapat digunakan sebagai dasar bagi orang tua maupun pendidik untuk
menentukan materi atau program yang sesuai dengan kebutuhan anak. Tindak lanjut dari
catatan-catatan dalam buku komunikasi adalah berupa pertemuan langsung antara pendidik
dan orang tua.

4) Surat

Surat adalah cara lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan orangtua.
Komunikasi melalui surat dapat dilakukan secara rutin yaitu mingguan atau bulanan sehingga
orangtua menerima informasi secara konsisten atau sesuai dengan kebutuhan. Topik surat
bervariasi sesuai dengan kebutuhan, meliputi:

a) Informasi tentang pertemuan orangtua-pendidik

(1) Informasi tentang kegiatan lembaga

(2) Permohonan bantuan atau bahan-bahan untuk suatu kegiatan

(3) Permohonan bantuan untuk menjadi volunteer dalam suatu kegiatan

(4) Ucapan terima kasih atas bantuannya sebagai volunteer

(5) Laporan tentang suatu kegiatan yang sudah berlangsung

(6) Saran-saran untuk keterampilan pengasuhan di rumah

(7) dan sebagainya

5) Home Visit

Home visit merupakan kegiatan yang dilakukan pendidik dengan mengunjungi rumah
orangtua peserta didik. Home visit ini memiliki makna penting untuk membangun hubungan
yang solid antara pendidik dan orangtua. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada awal dan akhir
tahun ajaran. Namun demikian home visit juga dapat dilakukan ketika kegiatan pembelajaran
sedang berlangsung ditahun tersebut.

a) Tujuan home visit sebelum tahun ajaran baru atau sebelum pembelajaran dimulai,
yaitu:pendidik dan calon peserta didik saling mengenal satu sama lain secara individual;
pertama, Pendidik dan orangtua dapat sharing tentang program lembaga dan mendiskusikan
harapan untuk anak mereka. Kedua, mendiskusikan tentang kebutuhan khusus dan minat anak,
masalah kesehatan yang perlu diketahui pendidik. Ketiga, mendiskusikan juga tentang
bagaimana orangtua dapat terlibat dalam program lembaga.

b) Tujuan home visit pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, yaitu:

(1) untuk berbagi informasi tentang


perkembangan/kemajuan anak serta permasalahan yang dihadapi.

(2) Mengetahui kondisi anak jika selama


beberapa hari tidak masuk sekolah.

(3) Mendorong orangtua untuk terlibat dalam


kegiatan di lembaga.

(4) Mendorong orangtua memberikan


pengasuhan yang tepat untuk anak.

c) Home visit akan efektif jika pendidik merencanakan dan mempersiapkan secara baik.
Berikut ini saran untuk melaksanakan home visit.

(1) Persiapan

(a) Buat jadual kunjungan yang tepat dan kirimkan jadual tersebut ke orangtua agar orangtua
mengetahui kapan kunjungan dan rentang waktunya.

(b) Siapkan sarana, seperti kamera, nametag, album foto yang memuat aktivitas anak tahun
sebelumnya.
(c) Siapkan sesuatu yang dapat dipakai untuk membuka percakapan(berbagi informasi
tentang anak dan yang dapat digunakan untuk kesempatan observasi). misalnya buku cerita,
atau alat permainan yang dapat digunakan anak untuk bermain sementara pendidik berbicara
dengan orangtua.

(d) Bawa form informasi untuk orangtua yang memuat: nama dan nomor telepon, kalender
sekolah (hari libur dan even spesial), info tentang makanan kecil jika orangtua akan
menyediakannya, dan daftar aturan untuk merayakan ulangtahun dan membawa sesuatu untuk
dibagi di sekolah.

(2) Pelaksanaan

(a) Datang tepat waktu sesuai kesepakatan.

(b) Sampaikan tujuan kunjungan dan berapa lama akan dilakukan.

(c) mulailah selalu dengan mendiskusikan hal-hal yang positif, meskipun tujuan kunjungan
mungkin untuk mendiskusikan suatu masalah.

(d) Jangan mendominasi pembicaraan. Berikan waktu bagi keluarga untuk pendapat mereka,
anak mereka serta hal-hal lain yang menjadi perhatian dan minat mereka.

(e) Jangan membicarakan anak didepannya kecuali memberikan pujian yang tulus dan umpan
balik yang positif.

(f) Jadilah tamu yang menyenangkan. Jika orangtua menawarkan sesuatu untuk dimakan atau
diminum, terima dengan sopan.

(g) Jangan membuat penilaian tentang lingkungan rumah meskipun lingkungan fisik rumah
tidak sesuai bayangan sebuah rumah yang tepat untuk perkembangan dan pertumbuhan anak.

Jika pendidik tidak sanggup untuk mengunjungi dua atau tiga orangtua di rumah, dia dapat
mengundang mereka dalam pertemuan khusus di lembaga. Beberapa orangtua mungkin lebih
suka diundang dalam pertemuan dalam kelompok kecil. Jika orangtua tidak dapat datang ke
lembaga dan pendidik tidak dapat berkunjung ke rumah, maka pendidik dapat mengundang
mereka untuk bertemu di tempat lain sesuai kesepakatan. Pertemuan di tempat yang netral
mungkin membantu orangtua merasa nyaman. Jika tidak mungkin, pendidik dapat mencoba
kontak melalui telepon, atau surat

6) Pertemuan Orangtua dengan Pendidik(pengelola Lembaga)

Pertemuan pendidik dan orangtua merupakan salah satu kegiatan yang dapat mendorong
komunikasi antara mereka. Kegiatan ini dapat dijadualkan secara rutin sesuai kebutuhan
lembaga.

a) Tujuan pertemuan orangtua-pendidik

Pertemuan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa tujuan sebagai berikut.

(1) penjelasan tentang program lembaga

(2) diskusi tentang perkembangan anak

(3) diskusi tentang cara mendidik anak, nutrisi, kesehatan, dan topik lain yang relevan dengan
kebutuhan untuk pendidikan anak usia dini.

Masing-masing tujuan sebaiknya dilakukan dalam pertemuan yang berbeda sehingga kegiatan
tersebut fokus dan waktu pertemuan tidak terlalu lama.

b) Strategi pelaksanaan

(1) Persiapan

(a) Identifikasi waktu luang orangtua. Hal ini dimaksudkan agar ketika pertemuan diadakan,
orangtua dapat menghadirinya. Kirimkan form identifikasi untuk diisi orangtua yang memuat
identitas serta kemungkinan waktu luang yang dimilikinya.

(b) Menetapkan tujuan pertemuan berdasarkan identifikasi kebutuhan.


(c) Menetapkan waktu pertemuan. Penetapan tujuan pertemuan dimaksudkan agar kegiatan
dapat fokus sehingga dapat memanfaatkan waktu secara efektif. Sedangkan waktu pertemuan
ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi waktu luang yang dimiliki orangtua.

(d) Buat undangan untuk orangtua maksimal satu minggu sebelumnya dan konfirmasi
kehadiran mereka dalam pertemuan sehari sebelumnya.

(e) Rencanakan juga kegiatan pengasuhan untuk anak jika orangtua membawa anak-anak
mereka.

(f) Jika kegiatan membutuhkan narasumber selain pendidik, maka perlu membuat undangan
untuk narasumber dan mengkonfirmasi kesanggupannya.

(g) Mengirimkan undangan ke orangtua

(h) menyiapkan bahan/materi pertemuan

(i) menyiapkan konsumsi dan dokumentasi

(2) Pelaksanaan

Berikut ini beberapa saran yang dapat digunakan untuk melaksanakan pertemuan orangtua-
pendidik.

(a) setting ruangan pertemuan

(b) Mulai pertemuan tepat waktu

(c) Pelaksanaan pertemuan dengan susunan acara sebagai berikut:

· Pembukaan

· Perkenalan

· Menyampaikan tujuan pertemuan

· Kegiatan inti :
- penjelasan program lembaga/perkembangan anak/paparan tentang topik tertentu yang
berkaitan dengan pendidikan dan pengasuhan anak.

- Diskusi/tanya jawab

- Penutup

(d) ulangi tujuan pertemuan

(e) buat kesimpulan hasil pertemuan

· Diskusikan hasil pertemuan dengan sesama pendidik dan buat rencana untuk
menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut.

· Kirimkan surat ucapan terima kasih kepada orangtua atas kehadirannya dalam
pertemuan.

7) Mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal

Komunikasi yang sudah terbangun antara pendidik-orang tua perlu senantiasa dipererat.
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk tujuan tersebut. Strategi komunikasi yang sudah
disebutkan di atas adalah upaya membangun komunikasi secara formal dan terencana secara
sistematis. Berikut ini adalah upaya mempererat komunikasi pendidik-orang tua secara informal
dan tidak memerlukan perencanaan khusus.

a) Waktu orang tua mengantar dan menjemput anak

b) Menggunakan telephon

c) Bertemu di luar lingkungan lembaga PAUD

d) Melakukan kegiatan parenting

(1) Manfaat parenting

Kegiatan parenting akan menjadi suatu wadah yang dapat memberikan keuntungan pada
semua pihak, baik kepada orang tua, kelompok bermain, maupun pemerintah. Ada beberapa
manfaat dalam pelaksanaan parenting adalah : pertama, terjalinnya mitra kerja lintas sektor,
misalnya dari pengusaha-pengusaha yang berkaitan dengan produk yang berkaitan dengan
kebutuhan tumbuh kembang anak, instansi pemerintah, penerbit buku, dan lain-lain, Kedua,
terpenuhinya kebutuhan hak-hak anak. Ketiga, berkembangnya rasa percaya diri orangtua
dalam mendidik anak, Keempat terjalinnya hubungan yang harmonis pada masing-masing
anggota keluarga sesuai dengan tugasnya masing-masing, Kelima, terciptanya hubungan antar
keluarga di lingkungan masyarakat sekitar lembaga pendidikan, dan Keenam, terjalinnya mitra
kerja antar sesama anggota parenting.

(2) Langkah-langkah kegiatan parenting

Dalam melaksanakan parenting langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh kelompok


bermain adalah : pertama, adanya komitmen bersama antara pengelola dan orangtua pada
saat mendaftarkan putra-putrinya di kelompok bermain, kedua, menyiapkan penanggungjawab
kegiatan parenting atau kepengurusan pada kelompok bermain, ketiga, mengidentifikasi
kebutuhan informasi (isu-isu penting seputar pendidikan dan tumbuh kembang anak) yang
ingin diketahui oleh orangtua, keempat, menyusun program-program kegiatan yang akan
dilakukan untuk kegiatan parenting, dan kelima, menyusun jadwal kegiatan sekaligus
menentukan narasumber atau sponsor, misalnya, kegiatan dapat dilakukan seminggu sekali,
sebulan sekali, atau memanfaatkan hari-hari libur nasional, tergantung kebutuhan.

(3) Bentuk-bentuk kegiatan parenting

Kegiatan parenting akan lebih bermakna jika kelompok bermain dapat menyusun suatu
kegiatan parenting sehingga “kumpul-kumpul orangtua” mempunyai makna. Bentuk bentuk
kegiatan parenting yang dapat dilakukan antara lain:

(a) Think-thank, yaitu sumbang saran yaitu mengeluarkan pendapat dan diskusi tentang
pembelajaran yang paling tepat bagi anak usia dini misalnya pembelajaran tematik, setiap
anggota dapat menyampaikan gagasan-gagasan atau permasalahan-permasalahan yang ada
sekaligus melakukan pembahasannya.
(b) Arisan Bicara, yaitu setiap anggota, secara undian bergilir menjadi pembicara untuk
menyampaikan gagasan sesuai topik yang telah ditentukan.

(c) Seminar, mengundang narasumber dan sponsor

(d) Praktek ketrampilan, misalnya membuat alat permainan edukatif, memasak makanan
bergizi untuk anak, dan sebagainya.

(e) Outbond, yakni kegiatan di luar ruangan yang dilakukan secara bersama-sama oleh semua
anggota keluarga, yang disisipkan kegiatan diskusi atau praktek permainan-permainan yang
dapat dilakukan oleh anggota keluarga secara bersama-sama.

(f) Kunjungan Lapangan, yaitu kegiatan kunjungan ke tempat–tempat khusus yang bersifat
mendidik, misalnya ke museum, perpustakaan umum, panti asuhan, panti jompo, ke kebun
atau pertanian, dan sebagainya.[1]

2. Hubungan Lembaga PAUD dengan masyarakat dalam konteks umum

Pada umumnya sekolah merupakan tempat anak didik untuk memperoleh pengalaman-
pengalaman, pengetahuan, keterampilan sehingga anak didik akan mendapat bekal hidup kelak
bekerja di lingkungan masyarakat luas. Anak usia dini pada hakikatnya adalah manusia yang
memerlukan bimbingan, secara kodrati seorang anak sangat perlu pendidikan dan bimbingan
dari orang dewasa.

Masyarakat sebagai lingkungan terbesar dalam kehidupan, berguna untuk melatih jiwa
anak dalam bersosialisasi terhadap masyarakat, seperti bermain dan bergaul. Yang harus
diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan
pribadi anak misalnya anak yang terdidik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa akan
cenderung menjadi manusia yang religius pula.

Lingkungan dan keluarga sebagai pendidikan kedua setelah sekolah, orang tua memiliki
peran yang cukup strategis dalam membantu guru memaksimalkan proses pembelajaran bagi
anak-anak usia prasekolah. Dalam menyikapi berbagai perubahan sosial dan teknologi yang
begitu cepat dalam masyarakat, maka orang tua harus memiliki pegangan edukatif dalam
menciptakan suasana pembelajaran.

Tugas pokok orang tua dan masyarakat yang dapat diberdayakan guru dalam
meningkatkan perannya adalah :

a. Memberi nama yang tepat. Pemberian nama akan memberi identitas kepada anak.
Dengan berbagai kemajuan dan perubahan sosial nama anak semakin baik dan beragam,
namun identitas keklaminan justru sangat penting.

b. Kebiasaan memberikan pakaian yang sesuai. Berikan pakaian yang sesuai dengan anak
agar nantinya Orangtua tidak bingung dengan kebiasaan anak yang kelaki-lakian atau
keperempuan-perempuanan akibat dari seringnya memberikan pakaian yang tidak sesuai.

c. Pemilihan warna yang tepat, sebab warna dan motif juga sangat berpengaruh terhadap
identitas kekelaminan.

d. Pengembangan hobi yang menunjang. Kecenderungan biasanya terbaca sejak kecil


sehingga pengembangan hobi yang sesuai akan memberikan bekal yang baik untuk
perkembangan anak.

e. Memberikan batasan-batasan, aturan-aturan dengan bimbingan yang tepat

f. Memperhatikan tugas dalam rumah tangga secara tidak langsung anak akan
memperhatikan dan mengerti akan tugas dan kewajibannya.

4. Perlunya Hubungan Baik antara Masyarakat Dan PAUD

Aisyah (2017) Menyatakan bahwa Hubungan antara lembaga PAUD dan masyarakat
sangat diperlukan dalam peningkatan pendidikan serta untuk psikologis anak agar orang tua
anak dan lembaga PAUD dapat memberikan pelayanan yang terbaik serta dapat bekerja sama
dalam melakukan bimbingan bagi anak baik pada mental anak ataupun kognitif anak.
Dalam hal ini dapat kita lihat bahwa sangat penting membangun hubungan antara PAUD
dan masyarakat karena mengandung berbagai keuntungan bagi setiap pihak baik anak, orang
tua dan lembaga PAUD itu sendiri.

Referensi

Aisyah, Siti. 2017. Hubungan PAUD Dengan Masyarakat. Bandung : Rineka Cipta

Efendi. 2016. Jurnal Manajemen Lembaga PAUD

Idris, Ahmad. Jurnal Pengertian Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai