Anda di halaman 1dari 4

Nama : Maria Garini Dara Prasanti

Nim : D1031191038

POLA AKTIVITAS PADA RUANG TERBUKA TAMAN AYANI


LATAR BELAKANG

Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki kecenderung untuk


berkumpul dan berinteraksi satu sama lain. Antar manusia tentu memerlukan
sarana interaksi, sarana yang dimaksud adalah ruang. Ruang merupakan wadah
bagi manusia untuk melakukan aktivitasnya dengan sesama. Namun tidak semua
ruang dapat diakses, ada ruang-ruang tertentu yang digunakan untuk kepentingan
pribadi dan hanya diperuntukkan orang-orang tertentu. Oleh sebab itu, diperlukan
ruang terbuka yang ditujukan sebagai tempat untuk berinteraksi yang dapat
diakses oleh siapa saja baik orang tua maupun anak-anak, kapan saja, dan untuk
berbagai kepentingan seperti rekreasi, janji temu, beristirahat, dan lainnya.

Keberadaan ruang terbuka tentu diperlukan, mengingat semakin pesatnya


perkembangan zaman yang berdampak pada menaiknya kebutuhan ruang publik
untuk aktivitas umum. Ruang terbuka tidak hanya berfungsi untuk
mengembangkan interaksi sosial dalam sebuah kawasan, tetapi juga berperan
penting dalam menjaga sistem ekologis lingkungan secara keseluruhan di samping
mendukung terbentuknya unsur estetis lingkungan (Hidayah dalam Santoso dkk,
2012). Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang terbuka hijau
seperti taman kota, hutan dan sebagainya (Santoso dkk dalam Haryani , 2012).

Ruang terbuka hijau umumnya dijumpai di daerah perkotaan. Ruang


Terbuka Hijau kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka suatu wilayah
perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi guna mendukung
manfaat langsung atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota
tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan dan keindahan wilayah
perkotaan tersebut (Dep. Pekerjaan Umum dalam Santoso dkk, 2012). Satu
diantara ruang terbuka hijau yang ada di Kota Pontianak adalah Taman Ayani.
Taman Ayani Untan merupakan ruang publik yang dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar dan pengunjung untuk beristirahat, bermain, makan,
berkumpul, berjualan dan lainnya. Taman ini ramai dikunjungi karena letaknya
yang strategis yaitu ditengah kota dan dekat dengan beberapa universitas Kota
Pontianak. Diantara hiruk-pikuk lalu lintas, terdapat taman yang asri sehingga
banyak orang berkunjung hanya untuk sekedar melepas penat. Taman ini setiap
harinya selalu dikunjungi, namun ada hari-hari tertentu jumlah pengunjung
meningkat seperti hari sabtu malam dan minggu. Intensitas pengunjung
tamanpada beberapa tempat, berdampak pada ketidaknyamanan antar pengunjung.

Penggunaan Taman tidak merata, ada beberapa tempat yang dipadati dan
ada pula tempat yang jarang didatangi pengunjung. Tempat yang paling padat
setiap harinya adalah bagian taman bermain anak. Area tersebut dikunjungi karena
banyak tempat untuk bersantai, wahana permainan untuk anak, dan pedagang kaki
lima. Area lain yang banyak dikunjungi pada sore hari atau sabtu malam adalah
lapangan basket dan skatepark, yang biasanya digunakan untuk sarana
berolahraga. Sedangkan pada pagi dan siang hari, area lapangan basket dan
skatepark jarang dikunjungi.

Ketidakmerataan pengunjung Taman, menjadi sebuah masalah karena


berakibat pada ketidaknyamanan pengunjung. Aktivitas taman berkaitan erat
dengan perilaku para pengguna. Perilaku masing-masing pengunjung terhadap
ruang publik memberikan respon yang berbeda-beda. Untuk mengetahui pola
perilaku pengunjung diperlukan kajian atribut yang merupakan faktor penting
dalam menentukan keberhasilan ruang terbuka hijau. Windley dan Scheidt (dalam
Hantono, 2019) menjelaskan bahwa atribut yang muncul dari interaksi ini
diantaranya:

1. Kenyamanan (comfort), yaitu keadaan lingkungan yang sesuai dengan


pancaindera dan antopometrik.
2. Sosialitas (sociality), yaitu kemampuan seseorang dalam melaksanakan
hubungan dengan orang lain dalam suatu seting tertentu.
3. Aksesibilitas (accessibility), yaitu kemudahan bergerak.
4. Adaptabilitas (adaptability), yaitu kemampuan lingkungan untuk menampung
perilaku yang berbeda.
5. Rangsangan inderawi (sensory stimulation), yaitu kualitas dan intensitas
rangsangan sebagai pengalaman yang dirasakan.
6. Kontrol (control), yaitu kondisi lingkungan untuk menciptakan batas ruang
dan wilayah kekuasaan.
7. Aktivitas (activity), yaitu perilaku yang terus menerus terjadi dalam suatu
lingkungan.
8. Kesesakan (crowdedness), yaitu perasaan kepadatan dalam suatu lingkungan.
9. Privasi (privacy), yaitu kecenderungan seseorang untuk tidak diganggu oleh
interaksi orang lain.
10. Makna (meaning), yaitu kemampuan suatu lingkungan menyajikan maksud.
11. Legabilitas (legability), yaitu kemudahan untuk mengenal elemen-elemen
kunci dan hubungan dalam suatu lingkungan dalam menemukan arah.

Seluruh atribut tersebut merupakan aspek perilaku manusia terhadap interaksi


dengan lingkungannya. Selain kajian atribut, pendekatan place-centered mapping
dipelukan agar penyebaran pola aktivitas yang terjadi dapat terlihat secara
menyeluruh di kawasan Taman Ayani.

Hasil yang didapatkan dari kajian diharapkan dapat menemukan kecenderungan


pola-pola aktivitas pengunjung di ruang terbuka publik. Dari kajiana tersebut
dapat menjadi panduan untuk meratakan aktivitas area taman yang aman dan
nyaman digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Santoso, B.; Hidayah,R.; Sumardjito. 2012. Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka


Hijau Pada Kawadan Perkampungan Plemburan Tegal, Ngalik Sleman.
Jurnal Inersia, 8 (1): 1 – 3
Hantono, D. 2019. Kajian Perilaku Pada Ruang Terbuka Publik. Jurnal Nalars,
18 (1): 45 – 46

Anda mungkin juga menyukai