Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGARUH THIRD PLACE PADA

LINGKUNGAN MASYARAKAT SEKITAR

Disusun sebagai TUGAS 5


DIA 314 – EKOLOGI DESAIN
IYUS KUSNAEDI

Disusun Oleh:
Irene Lidya Wardini
31026035

JURUSAN DESAIN INTERIOR


FAKULTAS SENI RUPA DESAIN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia merupakan mahluk sosial yang selau membutuhkan interaksi sosial


dengan sesamanya dalam menjalankan kehidupan. Dalam interaksi tersebut
tercepta ruang publik yang dapat menjadi dasar perkembangan dalam
bermasyrakat, baik dalam kegiatan ekonomi, sosial, hiburan, hingga politik.
Berlangsungnya interaksi sosial ini sangat bergantung pada perkembangan ruang
public, salah satu contoh ruang public yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-
hari adalah kehidupan didalam masyarakat.

.Dalam lingkungan bermasyarakat terdapat beberapa kegiatan yang tidak bisa


diabaikan salah satunya adalah, bersosialisasi. Tujuan kegiatan bersosialisasi ini
agar menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis serta aman dan nyaman.
Kegiatan bersosialisasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti sekedar
menyapa sampai kegiatan bergotong royong. Terdapat beberapa sarana yang
digunakan masyrakat untuk kegiatan bersosialisasi, seperti di masjid, posyandu,
atau ditaman.
Dalam lingkungan masyarakat pasti terdapat beberapa lahan kosong yang
sering dialih fungsikan. Seperti tanah pada area sutet, atau tanah sisaan dari jalan.
Tanah-tanah tersebut sering dialiih fungsikan oleh masyarakat menjadi tempat
perkumpulan, tempat memulai usaha, atau sekedar tempat untuk mengyalurkan
apresiasi, minat serta bakat seperti bertanam. Tempat-tempat serperti ini lah yang
dapat disebut dengan third place.

Third place dapat menjadi salah satu sarana untuk masyarakat melakukan
kegiatannya sehingga masyarakat dapat memiliki wadah untuk menyalurkan
potensi diri. Walaupun posisi third place tidak seperti tempat pada umumnya yaitu,
rumah atau tempat kerja, akan tetapi third place memiliki peran penting yang tidak
bisa diabaikan.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
a. Bagaimana third place dapat tercipta
b. Bagaimana peran third place pada masyarakat sekitar
c. Bagaimana dampak dari third place pada kegiatan bermasyarakat
d. Bagaimana pengaplikasian konsep third place pada desain interior

C. TUJUAN
a. Untuk menjelaskan proses third place dapat tercipta
b. Untuk menjelaskan peran third place pada masyarakat sekitar
c. Untuk mengetahui bagai dampak dari third place pada kegiatan
bermasyarakat
d. Untuk memahami pengaplikasian konsep third place pada desain interior
BAB 3
PEMBAHASAN

Suasana tempat duduk pada taman simpang pahlawan (Sumber: Dokumentasi


pribadii)

Thid Place adalah salah satu fenomena yang menjadi suatu pemenuh
kebutuhan dalam kehidupan bermasyarakat. Third place merupkan sebuah
lingkungan sosial dimana ruangnyatidak mencakup pada first place seperti rumah
atau second place seperti tempat kerja. Kesimpulannya adalah third place ini
adalah tempat yang seri jadikan tempat berkumpulnya suatu individu, pada saat
ini third place sering dikatakan tempat nongkrong.

Tempat yang tidak memerlukan biaya khusus yang banyak, nyaman untuk
dijadikan tempat berkumpul serta aman dalam melakukan aktivitas. Third place
ini juga dapat dijumpai dilingkungan masyrakat seperti taman, café, dan lain-lain.
Terutama pada kota Bandung pada saat ini sedang gencarnya memfasilitasi
masyarakat dengan beberapa tempat seperti taman, ada banyak taman yang bisa
dijadikan tempat untuk berkumpul untuk sekerdar bersosialisai bahkan sampai
menyalurkan aspirasi.

Salah satunya adalah taman pada sepnajang jalan simpang pahlwan ini.
Walaupun taman ini tidak dibuat seperti pada taman pada kota Bandung pada
umumnya, namun taman ini menyediakan seperti sarana tempat duduk. Pada
sepanjang jalan taman pun terdapat treatment batu pijat sehingga pada pagi
hingga sore hari, taman ini selalu dijadikan oleh masyarakat cikutra sebagai
tempat mereka bersosialisai atau melakukan kegiatan.

Tidak jarang juga beberapa pedagang sampai ojek online, beristirahat


disepanjang taman ini. Karea selain memberikan fasilitas yang nyaman taman ini
juga terdapat beberapa pohon yang rindang. Terdapat hal yang tidak biasa pad
ataman ini yaitu disediakannya booth makanan gratis

Booth makan gratis yang disediakan oleh indo bandung (Sumber: Dokumentasi pribadii)
Booth makan ini memiliki slogan khusus yaitu “Siapapun bebas mengambilnya,
dan siamapun bebas mengisi kembali.” Sehingga dengan hadirnya booth
makanan tersebut taman simpang cikutra ini menjadi tempat peristirahatan yang
favorit bagi pedagang sekitar dan petugas pengurus taman.

Sehingga bukan hanya warga cikutra saja yang bisa menikmati taman ini.
Seiringnya waktu berlalu third place tidak terlalu dijadikan tempat berkumpul
karena sebagian orang lebih senang menggunakan media sosial sebagai sarana
bersosialisasi. Selain dapat menhemat waktu, serta tenaga. Bersosialisasi lewat
media sosial diarasa lebih aman karena orang tidak mesti bertemu langsung atau
berhadapan langsung, dan setiap orang bisa malakukannya dirumah.

Itulah salah satu keutnungan dari taman simpang pahlawan ini karena taman
ini terletak didekat pos satpam sehingga masyarakat tidak perlu lagi merasa takut
dengan hal-hal yang tidak dikehendaki.
BAB 4
KESIMPULAN

Third place merupakan salah satu tempat yang dapat dijadikan ruang
public dalam melakukan kegiatan bermasyarakat. Third place harus menyediakan
fasilitas yang dapat menunjang masrakat dalam melakukan kegiatannya. Seperti
sarana tempat duduk. Akan tetapi, dijaman yang modern ini bukan hanya sarana
tempat duduk, akan tetapi seperti tersedianya stopkpntak atau wifi dapat
mengundang imnat masyarakat untuk mengunjungi atau melalkukan
kegiatannya di third place ini.

Selain itu juga desain dari third place ini harus diperhatikan. Karena desain
yang tidak biasa dapat membuat masyarakat penasaran dan datang pada tempat
public ini. Akan tetapi terlepas dari itu faktor keamanan juga harus diperhartikan
dalam ruang public ini.

Suasana taman simpang pahlawan (Sumber: dokumetasi pribadi )


Agar masyarakat dapat melakukan kegiatanya tampat harus merasa cemas
taupun takut. Hubungan kehidupan aktifitas bermasyrakat dan ruang public
bersifaft dinamis dan saling berhubungan satu sama lain yang dapat dituentukan
oleh beberpa macam kriteria. Tugas perencana dan arsitek diharapkan bisa
menciptakan suatu ruang public yang bersifat sustainable, terintegrasi dengan
baik, dengan teteap memperhatikan aspek public lainnya.

Sehingga, masyarakat dapat mencipatkan kehidupan bermaysrakat yang


harmonis serta nyaman dan aman.
DAFTAR PUSTAKA

Fajar Ariza, Kurnia. (2012). Ruang Personal Commuter Pada Ruang Tunggu
Kendaraan Umum Dan Pengaruh Terhadapnya. Jakarta

Halim, Deddy. (2005). Psikologi Arsitektur : Pengantar Kajian Lintas Disiplin.


Jakarta : Grasondo Gramedia Widiasarana Indonesia

Hall, Edward T. The Hidden Dimention. New York: Doubleday


Hall, Edward T. the Silent Language. New York

Laurens, Joyce Marcella. (2004). Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta:


Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia

Sommer, Robert. (1969). Personal Space : The Behavioral Basis of Design.


Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125608-S-5852-Analisis%20pelayanan-
Literatur.pdf (diunduh tanggal 26 Oktober 2018, 14.26)

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/196605162000122-
HERLINA/IP-TM12_JARAK_DAN_RUANG.pdf (diunduh tanggal 26 Oktober 2018,
14.39)

https://en.oxforddictionaries.com/definition/patient (diunduh tanggal 26 Oktober


2018,

Anda mungkin juga menyukai