Anda di halaman 1dari 5

Ruang Terbuka dan Ruang Terbuka Hijau lima yang selalu memanfaatkan ruang terbuka kota banyak ditemui

di semua kota di Indonesia. Ruang terbuka juga dapat dipakai untuk


Ruang Terbuka adalah ruang yang secara fisik bersifat melakukan eksibisi atau pameran dengan menjual produk-produk
terbuka,dengan kata lain ruang yang berada di luar ruang tertutup. tertentu.
Ruang Terbuka Non Hijau adalah ruang terbuka di bagian wilayah Seperti halnya nilai-nilai yang dikandung ruang terbuka di atas,
perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori Ruang Terbuka Spitthover dalam Kennedy dan Kennedy (1997) menjelaskan juga
manfaat ruang terbuka untuk memenuhi kebutuhan sosial dan
Hijau. Ruang terbuka hijau (green open spaces) adalah kawasan atau
ekologi, antara lain sebagai tempat untuk :
areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina
untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana a. Tumbuh dan berkembangnya anak
lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau
b. Kegiatan rekreasi, istirahat dan relaksasi
budidaya pertanian. Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30 %
dari luas wilayah, dimana 20% diperuntukkan ruang terbuka hijau c. Kontak sosial
milik publik sedangkan sisanya yaitu 10% untuk ruang hijau privat. d. Kegiatan dan kreativitas individual
Ruang terbuka hijau pada pusat kota dititkberatkan pada struktur
e. Kehidupan flora dan fauna
ruang kota secara menyeluruh. Artinya tidak ada sebuah ruang yang
menutupi atau terisolir secara masif. Ruang terbuka hijau merupakan f. Tumbuhnya tanaman pangan
sebuah nodes dimana ruang terbuka memiliki aktivitas yang dinamis g. Komposting (pengolahan sampah)
serta berada pada lokasi yang strategis.
h. Menyimpan dan menyaring air hujan
Fungsi dan Nilai Ruang Terbuka Kota i. Fasilitas pengolahan air secara alami
Secara umum ruang terbuka dianggap sebagai "semua tanah j. Parkir kendaraan (mobil, sepeda, dll)
dan air yang tidak tertutup bangunan". Dengan definisi ini ruang
Jenis Ruang Terbuka Kota
terbuka dianggap sebagai bagian dari permukaan tanah, di dalam
area permukiman atau diluar area tersebut. Keberadaan ruang Menurut Setiawan dan Tjatera (1991), ruang terbuka terdiri dari
terbuka di dalam kota sangat penting, baik bagi penduduk maupun dua kelompok, yaitu:
Iingkungan kota, karena ada beberapa nilai yang dikandungnya. 1. Ruang terbuka yang menjadi bagian dalam area
Nilai-nilai tersebut diaktualisasikan dalam hubungan manusia permukiman, dan
dengan alam. Dengan mengenal pentingnya ruang-ruang terbuka, 2. Ruang terbuka publik. Berdasarkan fungsi dan
seseorang dapat memahami nilai yang dikandung ruang-ruang kepemilikannya, ruang terbuka di dalam area permukiman
terbuka tersebut. Ruang terbuka sangat penting bagi masyarakat. dibagi menjadi dua, yaitu:
Ruang-ruang tersebut mempunyai berbagai fungsi atau manfaat, a. Ruang terbuka untuk fungsi umum/publik, termasuk
seperti ruang untuk kegiatan rekreasi, mengurangi polusi udara dan semua ruang yang tidak tertutup bangunan seperti
suara, mempengaruhi cuaca setempat, serta manfaat psikologis dan jalan lingkungan, lapangan olahraga, dan sebagainya,
estetika. Dari berbagai fungsi ruang terbuka, nilai dari ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan oleh semua penduduk.
dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori, seperti dikatakan b. Ruang terbuka untuk fungsi privat, termasuk semua
oleh Bradly dan Milward (1984), yaitu nilai sosial dan budaya, nilai ruang terbuka yang berhubungan dengan tempat
psikologis, nilai ekologi dan alam, dan nilai estetika atau keindahan. tinggal, yaitu halaman rumah, balkon, teras terbuka,
Sedangkan Setiawan (2003), menambahkan adanya nilai ekonomi yang dimiliki dan hanya dipakai oleh penghuni
pada ruang terbuka kota. Dapat dilihat pada sub penjelasan dibawah rumah.
ini :
Ruang terbuka publik adalah ruang terbuka yang dapat
1. Nilai psikologis dimanfaatkan oleh semua orang di dalam kota. Ruang tersebut
Pada konteks ini, nilai ruang terbuka tidak hanya sebagai tempat menjadi milik pemerintah lokal atau swasta. Contohnya adalah
untuk pertemuan sosial, keluarga, tetangga dan tempat bermain jalan, trotoar, taman kota, ruang terbuka di tepi sungai, dan
anak-anak, tetapi juga sebagai tempat bagi seseorang untuk sebagainya. Sementara itu Spitthover dalam Kennedy dan Kennedy
menyendiri, dan menikmati kesunyian. Ruang terbuka dapat dipakai (1997), lebih memerinci pembagian ruang terbuka menjadi 3 jenis
sebagai tempat duduk pelepas lelah sementara di siang hari, sebelum yaitu disamping ruang terbuka privat dan publik, juga ada ruang
seseorang mulai bekerja kembali dengan kondisi psikologis lebih terbuka komunal. Menurut Spitthover, ruang terbuka komunal
segar. merupakan ruang terbuka dengan jumlah terbatas yang berada di
lingkungan perumahan, dimiliki dan dipakai oleh penduduk di
2. Nilai ekologi dan alam. lingkungan perumahan tersebut, seperti tempat bermain, lapangan
Ruang-ruang hijau di dalam kota dan di pinggir kota dapat olah raga, ruang terbuka di sekitar toilet atau sumur umum, dan
berfungsi sebagai paru-paru kota, yang menyaring debu dan polutan sebaginya. Sedangkan ruang terbuka publik merupakan ruang
lainnya, sehingga udara menjadi lebih bersih dan lugnkungan terbuka yang dapat dipakai oleh siapapun, misalnya plaza, jalan
menjadi lebih baik. Selain itu ruang-ruang terbuka dapat mengurangi lingkungan, taman kota, ruang terbuka di pinggir sungai, dan
tingkat kebisingan yang disebabkan oleh kendaraan bermotor. sebagainya.
Berdasarkan sifat pemakaiannya, Wilkinson (1983),
3. Nilai estetika menjelaskan bahwa ada dua jenis ruang terbuka, yaitu ruang terbuka
Nilai ini dikandung oleh ruang terbuka karena kontribusinya aktif dan ruang terbuka pasif. Ruang terbuka aktif dimaksudkan
kepada pemandangan atau lansekap kota. Lansekap yang bagus akan sebagai ruang-ruang yang dipakai untuk kegiatan manusia, misalnya
memacu tumbuhnya apresiasi bagi yang menikmatinya. Menikmati untuk bermain, beristirahat, olahraga, dan sebagainya. Sedangkan
alam tidak lagi untuk alasan-alasan ekonomi atau sosial, tetapi suatu ruang terbuka pasif adalah ruang-ruang terbuka di dalam kota yang
rasa menikmati kualitas alam. Dalam konteks ini intervensi manusia tidak difungsikan untuk tempat kegiatan manusia, jadi hanya
pada pengelolaan ruang terbuka akan menentukan nilai estetika dari berfungsi sebagai keindahan kota atau ruang-ruang terbuka yang
ruang terbuka tersebut. memang tidak dimanfaatkan, misalnya ruang terbuka disepanjang
rel kereta api, sepanjang sungai, lahan tidur, dan sebagainya.
4. Nilai ekonomi Ruang terbuka aktif dapat dibagi menjadi empat:
Nilai ekonomi yang dikandung ruang terbuka kota kadang- 1. Taman kota dan taman lingkungan, yang merupakan bentuk
kadang justru menempati peringkat paling tinggi atau dominan, ruang terbuka yang paling baik untuk area permukiman
karena semakin banyaknya penduduk kota yang memerlukan ruang karena berfungsi untuk pendidikan, estetika, rekreasi dan
untuk kebutuhan kegiatan ekonomi, sementara lahan semakin budaya. Semua masyarakat, termasuk anak-anak, orang
terbatas. Kegiatan berjualan di ruang terbuka atau berdagang kaki
dewasa, orang tua, wanita, pria, dan orang cacat dapat Vegetasi
memakai taman tersebut. Menurut Grey dan Deneke (1986), untuk kebutuhan pohon di
2. Taman bermain, terutama utuk anak-anak dan remaja. sepanjang tepi jalan, bentuk pohon dengan dahan dan ranting
3. Plaza di tengah kota atau di lingkungan permukiman, yang menyebar di atas paling sesuai, karena dahan tidak mengganggu
biasanya dengan permukaan diperkeras, merupakan magnet kegiatan yang ada di bawahnya dan dapat memberikan keteduhan.
untuk kegiatan sosial bagi masyarakat dan berbagai Bentuk cambuk apabila ditanam berdekatan, paling sesuai untuk
kelompok usia. tujuan menutup (screening) dan memperlembut aksen garis tegas
4. Ruang terbuka kecil di beberapa tempat dipusat kota atau dari bangunan tinggi. Bentuk ini tidak dapat memberikan keteduhan.
permukiman. Sedangkan bentuk piramida, misalnya Gemara, tidak sesuai apabila
Sementara itu, Setiawan dan Tjatera (1991) membagi ruang terbuka ditanam di sepanjang tepi jalan, karena tidak dapat memberi
menjadi empat, yaitu: keteduhan. Pohon bentuk piramida dapat ditanam di antara pohon-
1. Ruang terbuka yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah, pohon rindang lainnya untuk menyerap debu dan kebisingan suara,
dan umumnya dimanfaatkan untuk kegiatan umum, seperti atau ditanam di area yang cukup luas.
olah raga, pertemuan, taman rekreasi, jalan, plaza. Sementara Grey (1996), membagi pohon menjadi tiga,
2. Ruang terbuka milik sekelompok masyarakat, yang biasanya berdasarkan ketinggian yang dapat dicapai apabila pohon tersebut
berada didalam area permukiman. Ruang terbuka ini dipakai dewasa, yaitu:
oleh seluruh anggota masyarakat untuk kegiatan sosial, a. Pohon kecil, ketinggian kurang dari 9 meter
bermain anak-anak, olah raga, dan sebagainya.
b. Pohon sedang, ketinggian mencapai 9 meter
3. Ruang terbuka privat, yang dimiliki oleh individu, berupa
halaman rumah. c. Pohon besar, ketinggian mencapai 18 meter
4. Ruang terbuka alamiah, yang difungsikan untuk
penyeimbang lingkungan, meliputi ruang terbuka di
sepanjang tepi sungai dan tanah pertanian. Jadi dalam pemilihan pohon untuk penghijauan kota, bentuk dan
ketinggian pohon perlu diperhatikan, selain itu juga kecepatan
Salah satu bagian dari ruang terbuka kota adalah ruang terbuka tumbuh pohon, ketahanan terhadap penyakit dan polusi, kesesuaian
hijau, yang dengan jenis vegetasi, lokasi dan pola tumbuhnya akan dengan jenis tanah dan kemudahan pemeliharaannya. Untuk
membentuk tata hijau kota. Ruang terbuka hijau (green open space) penghijauan kota-kota di Indonesia (diambil contoh untuk
dapat diartikan sebagai ruang atau area terbuka di dalam kota yang penghijauan taman kota dan jalur sepanjang jalan), kriteria umum
ditumbuhi tanaman hijau, baik berupa pohon besar, semak, perdu, pemilihan jenis vegetasi berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negri
maupun rumput (Gordon, 1990). tentang Pedoman Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah
Ruang untuk menanam tanaman tampaknya menjadi faktor yang Perkotaan adalah sebagai berikut :
paling kritis dalam upaya penghijauan kota. Ruang untuk menanam
tersebut secara fisik dibatasi oleh bangunan, kabel-kabel listrik, 1. Kriteria vegetasi untuk kawasan hijau pertamanan kota
jalan, trotoar, dan infrastruktur di dalam tanah. Juga dibatasi oleh Karakteristik tanaman:
ruang-ruang lain untuk meletakkan tanda lalu lintas, lampu jalan, a. Tidak bergetah/beracun, dahan tidak mudah patah, perakaran
tempat sampah, dan lain-lain. Sehingga ruang untuk tanaman di tidak mengganggu pondasi, struktur daun setengah rapat
dalam kota terkadang tidak cukup untuk memenuhi tuntutan agar sampai rapat.
tanaman dapat berfungsi dengan semestinya. Dengan banyaknya
manfaat tanaman untuk berlangsungnya kehidupan kota, maka b. Jenis ketinggian pohon bervariasi, warna hijau dan variasi
penyediaan ruang untuk potion dan jenis tanaman lainnya dirasa warna lain seimbang.
perlu. c. Kecepatan tumbuh sedang.
Lokasi penghijauan kota dapat dilihat dari kepemilikan
tanahnya, yaitu tanah milik pemerintah untuk publik, tanah milik d. Berupa habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya
swasta, tanah yang menjadi tanggung jawab pemerintah dan swasta, e. Jenis tanaman tahunan atau musiman, dan
dan tanah penduduk/pribadi. Tanah pemerintah untuk publik bisa
terdiri dari taman, tanah disepanjang tepi jalan den rel kereta api, f. Jarak tanaman setengah rapat, 90% dari luas areal yang harus
tanah disekitar bangunan publik, tanah disepanjang tepi sungai dan dihijaukan.
tepi danau, dan sebagainya. Tanah milik swasta meliputi tanah-tanah 2. Kriteria vegetasi untuk kawasan hijau jalur hijau
di area permukiman penduduk, area komersial, dan area industri. Kriteria tanaman:
Sedangkan tanah milik pribadi umumnya berupa halaman rumah.
a. Struktur daun setengah rapat sampai rapat, sekitar 90% dari
Konteks Ruang Terbuka Hijau luas areal yang harus dihijaukan.
b. Kecepatan tumbuhnya bervariasi.
Salahsatu jenis ruang terbuka hijau adalah Taman Kota dan
Vegetasi jalur hijau ruang terbuka, berikut sub penjalasannya yaitu : c. Dominasi jenis tanaman tahunan.
d. Berupa habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya.
Taman Kota
Pada seting urban, taman merupakan tempat tumbuh pohon, e. Jarak tanaman setengah rapat sampai rapat, sekitar 90% dari
perdu, semak, rumput yang perannya sangat besar dalam luas areal yang harus dihijaukan.
penghijauan kota. Taman kota sangat bervariasi, mulai dari hanya
sepetak kecil tanah di pusat kota yang ditumbuhi pepohonan sampai
Manfaat Penghijauan Kota
yang cukup luas di tempat-tempat tertentu atau di pinggiran kota.
Keberadaan tanaman sangat penting bagi kota. Pohon dapat
Tanaman di taman kota ada yang tumbuh alamiah, ada yang
menghasilkan keteduhan, keindahan, dan banyak manfaat lainnya.
merupakan buatan manusia. Kebun Raya Bogor merupakan contoh
Dari sudut eko-perancangan urban, beberapa manfaat penghijauan
bentuk taman kota alamiah yang berukuran luas, yang dapat
kota antara lain: mempengaruhi iklim kota, manfaat teknis, sebagai
dijadikan sebagai paru-paru kota.
habitat burung dan satwa lain, serta manfaat lainnya seperti
Taman kota dapat dapat bersifat pasif dan aktif. Pasif apabila
arsitektural, keindahan, dan memberikan efek psikologis manusia.
taman tersebut hanya berupa pepohonan, yang tidak dimanfaatkan
Penanaman pohon dan tanaman-tanaman lainnya di kota sangat
untuk rekreasi. Sedangkan taman aktif apabila dimanfaatkan untuk
bermanfaat untuk mengatasi masalah teknis lingkungan, seperti
kegiatan rekreasi, tempat bermain anak, berjalan-jalan, dan
kontrol erosi tanah, polusi udara, polusi suara, pengelolaan air
sebagainya. Meskipun demikian, banyak pula taman-taman kota saat
limbah, kontrol lalu lintas, dan silau. Manfaat lain penghijauan kota
ini yang tidak ditumbuhi pepohonan, tetapi hanya tanaman-tanaman
adalah untuk memenuhi persyaratan arsitektur dan keindahan.
hias berbentuk perdu dan rerumputan, yang kurang banyak
Bahkan hal inilah yang umumnya lebih mendapat perhatian dari
manfaatnya untuk membantu keseimbangan Iingkungan.
para perancang urban, karena berkaitan dengan aspek visual dari
penataan tanaman yang dapat dinikmati oleh manusia di sekitarnya.
Beberapa kemungkinan penataan tanaman yang dapat dilakukan Tabel 2
untuk fungsi arsitektur dan keindahan antara lain: Standard taman, tempat bermain dan lapangan olah raga menurut
1. Tanaman (pohon dan semak) dapat membuat ruang terbuka UNEP
yang luas menjadi lebih sempit, sehingga menimbulkan
perasaan meruang dan lebih nyaman bagi pemakainya. No Jenis Umur Luas Luas Rasio (Orang)
Pemakai Area Area
2. Tanaman dipakai sebagai penghubung suatu tempat dengan (Tahun) Normal Optimal
ternpat lain. (ha) (ha)
1. Area bermain di 4–5 1–2 1–2 0,5 ha / 1.000
3. Tanaman dipakai sebagai pengarah untuk menuju ke suatu lingkungan
tempat atau ruang. perumahan
2. Lapangan 10 – 24 4–8 6 – 10 0,5 ha / 1.000
4. Tanaman dipakai sebagai pembatas ruang dan pandangan. olahraga di
perumahan
5. Tanaman dipakai sebagai penutup ruang agar penghuni 3. Taman Semua 3–5 4–8 2.000 – 5.000
memperoleh privasi. lingkungan umur
perumahan
6. Tanaman dipakai untuk memperindah ruang (taman). 4. Pusat rekreasi Semua 0,4 1–2 20.000
lingkungan umur
perumahan
Pohon juga dipakai untuk memberikan efek psikologis bagi 5. Taman Semua 6 16 15.000 – 75.000
manusia., misalnya perasan nyaman berjalan atau berlari pagi di lingkungan umur
bawah pohon. Area di bawah pohon dapat sebagai tempat bermain permukiman
anak-anak, tempat untuk bersosialisasi, dan beristirahat baik fisik 6. Pusat rekreasi Semua 0,5 1,25 20.000
maupun mental. Keberadaan pohon juga dapat memberikan memori lingkungan umur
permukiman
atau kenangan bagi seseorang. Semua manfaat penghijauan tersebut
dapat dicapai dengan pengadaan ruang terbuka hijau di wilayah
Sumber : UNEP dalam Yayasan Dian Desa, 1999
perkotaan, baik berupa pertamanan kota, hutan kota, lapangan olah
raga, area pemakaman, pertanian, jalur hijau, maupun pekarangan
Untuk kota-kota di Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum (DPU)
rumah.
mempunyai standard kebutuhan ruang terbuka untuk taman, tempat
bermain dan berolah raga bagi lingkungan permukiman, berdasarkan
Kebutuhan ruang terbuka untuk kota dan pemakai ruang
pada jumlah penduduk, seperti ditunjukkan pada tabel 3 :
terbuka
Tabel 3
Ruang terbuka publik, khususnya taman kota (park),
Standard kebutuhan taman, tempat bermain, lapangan olah raga di
disamping dibutuhkan untuk paru-paru kota, juga untuk melayani
lingkungan permukiman
kebutuhan ruang terbuka hijau bagi warga kota, yang dapat
dimanfaatkan sebagai tempat melakukan kegiatan rekreasi atau Jenis Minimum Lokasi Luas (%) Radius Standar
relaksasi. Mesipun demikian, standard pasti tentang kebutuhan Penduduk Tanah terhadap Pencapai
ruang terbuka yang harus disediakan untuk kota maupun lingkungan Pendukung (m²) Area yang an (m)
permukiman belum ada, khususnya bagi kota-kota di Indonesia. (orang) Dilayani
Standard-standard luasan ruang terbuka yang diperuntukan bagi Taman, 250 Di tengah 250 2 200 1 m² /
kota-kota di negara Barat tampaknya belum tentu sesuai apabila tempat kelom-pok orang
bermain perumahan
diterapkan di kota-kota di Indonesia. Walaupun demikian, perlu pula Taman, 2.500 Di pusat 1.250 1,04 500 0,5 m² /
diketahui beberapa standard kebutuhan ruang terbuka untuk kota- tempat kegiatan orang
kota di negara Barat, yang dibuat oleh Model Ekosistem Kota dan bermain RW
UNEP. Menurut standard Model Ekosistem Kota (Odum dalam Taman, 30.000 Dikelompok 9.000 0,625 - 0,3 m² /
Yayasan Dian Desa, 1999), pada suatu kota, idealnya lahan yang tempat kan dengan orang
bermain,l sekolah
harus dialokasikan untuk taman dan jalur hijau sebanyak 15% dari ap.olahra
total luas area. Alokasi lahan kota menurut Odum secara rind adalah ga
sebagai berikut : Taman, 120.000 Dikelompok 24.000 0,416 - 0,2 m² /
tempat kan dengan orang
Tabel 1 bermain,l sekolah
Alokasi lahan-kota menurut standard Model Ekosistem Kota ap.olahra
ga
Peruntukan Lahan Persentase Taman, 480.000 Di pusat 124.000 0,83 - 0,3 m² /
Perdagangan dan Industri 15 % tempat wilayah dan orang
Sarana Transportasi 20 % bermain,l zone lain
Perkantoran dan Sarana Pendidikan 10 % ap.olahra dari pusat
ga wilayah
Taman dan Jalur Hijau 15 % Jalur - Menyebar - - - 15 m² /
Permukiman 40 % hijau orang
Sumber : Odum dalam Yayasan Dian Desa, 1999
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum dalam Manan, 1997
Menurut standard Model Ekosistem Kota (Odum dalam
Yayasan Dian Desa, 1999), pada suatu kota, idealnya lahan yang Selain standard DPU, berdasarkan Pedoman Pekerjaan Survey
harus dialokasikan untuk taman dan jalur hijau sebanyak 15% dari Taman DKI Jakarta 1989 yang ditulis oleh Setiadi dalam Manan
total luas area. (1997), ada beberapa jenis taman yang perlu dimiliki oleh kota-kota
Selanjutnya, menurut Irwan (1997), dalam penelitiannya di Indonesia, antara lain:
tentang hutan kota di Jakarta, ruang terbuka hijau suatu kota 1. Taman Regional, memenuhi kebutuhan taman warga kota
ditetapkan sekitar 40% dari seluruh luas wilayah kota. Tentunya pada perbatasan daerah, dengan batasan luas sesuai
luasan ini sudah termasuk taman, jalur hijau, ruang hijau di kebutuhan.
permukiman dan tempat-tempat lain. Masalahnya adalah bahwa
ruang-ruang hijau tersebut terdapat kecenderungan semakin sempit, 2. Taman Pusat Kota, memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau
beralih fungsi ataupun tidak terurus dengan baik. Sedangkan, umum satu kota, dengan luas sesuai kebutuhan.
menurut UNEP (UNEP dalam Yayasan Dian Desa, 1999), standard 3. Taman Wilayah, memenuhi kebutuhan ruang hijau umum
luas ruang terbuka, khususnya taman dan tempat bermain, bagi wilayah kota dengan luas taman diperhitungkan jumlah
lingkungan permukiman ditunjukkan pada tabel 2 : penduduk wilayah kota x 0,9 m².
4. Taman Kecamatan, memenuhi kebutuhan ruang hijau umum Gambar Taman Maluku tempo dulu
wilayah kecamatan, dengan luas taman diperhitungkan
jumlah penduduk satu kecamatan x 0,2 m².
5. Taman Kelurahan, memenuhi kebutuhan ruang hijau umum
wilayah kelurahan, dengan luas taman diperhitungkan
jumlah penduduk satu kelurahan x 0,13 m².
6. Taman Lingkungan, memenuhi kebutuhan ruang hijau umum (a) (b)
lingkungan RW/RT, dengan luas taman diperhitungkan
jumlah penduduk satu RT x 1,0 m² dan jumlah penduduk
satu RW x 0,33 m². Namun seiring berjalannya waktu, taman ini menjadi tidak
terurus, dan menjadi kurang diminati masyarakat untuk dikunjungi.
Walaupun beberapa tolak ukur dibuat untuk penyediaan ruang Penyebabnya adalah :
terbuka hijau kota, namun hal yang lebih panting adalah kualitas 1. Taman Maluku dibelakangi oleh lapangan kompleks PELTI,
dari ruang hijau tersebut. Kualitas ini terutama sangat berkaitan TPS sampah, dan kios - kios kumuh yang membuat Taman
dengan vegetasi yang tumbuh di ruang tersebut, menyangkut jenis, Maluku tertutup dari utara.
bentuk, lokasi tanam, jumlah dan kondisinya. Berikut merupakan 2. Kepadatan tanaman terlalu tinggi khususnya perdu dan
aspek pemilihan lokasi tapak untuk ruang terbuka dan ruang terbuka semak, sehingga taman ini tidak memiliki ruang yang
hijau, dalam pemilihan tapak terdapat kriteria dalam pemilihan memadai untuk aktivitas bersama.
lokasi tapak ruang terbuka dan ruang terbuka hijau yaitu : 3. Saluran air yang dulu merupakan sungai kecil berubah
menjadi saluran pembuangan limbah.
1. Lokasi tapak memiliki suasana yang natural dan rekreatif 4. Banyaknya tuna wisma yang memenuhi Taman Maluku
karena pengunjung yang datang umumnya bertujuan untuk menyebabkan Taman Maluku menjadi tidak nyaman dan
mendapatkan ketenangan dan rekreasi. tidak aman untuk dikunjungi.
2. Lokasi tapak cukup dikenal dan memiliki akses yang mudah. 5. Malam hari dijadikan tempat mesum, prostitusi, dan tempat
3. Peruntukan tapak sesuai dengan rencana umum tata kota berkumpul waria.
yaitu sebagai jalur penghijauan kota.
4. Fungsi sekitar tapak yang mendukung untuk rekreasi dan Pada awal tahun 2009, Taman Maluku akhirnya di pagar dan di
tidak ada kepadatan rumah penduduk agar mendapatkan gembok sebagai upaya mencegah Taman Maluku digunakan untuk
suasana yang tenang dan nyaman. hal yang tidak sesuai dengan fungsi taman, yaitu pada siang hari
Pemakai dari ruang terbuka ini bisa dari semua masyarakat menjadi tempat berkumpul gelandangan dan tuna wisma, sedangkan
sebuah kota, apalagi dilihat dari fungsi ekologis, dimana ruang malam hari menjadi tempat prostitusi dan berkumpul nya waria.
terbuka merupakan paru-paru bagi sebuah kota. Namun kalau dilihat Penggembokan Taman Maluku juga semakin mempertipis jumlah
dari orang yang mengunjunginya, maka pemakai ruang terbuka kunjungan masyarakat ke Taman Maluku.
tergantung dari kronologi waktu di Ruang Terbuka itu sendiri. Pada
pagi hari, pemakai ruang terbuka adalah masyarakat sekitar yang
senang berolahraga. Pada siang dan sore hari, masyarakat yang ingin
berwisata, sedangkan pada malam hari, yang menggunakan Ruang
Terbuka itu adalah masyarakat yang ingin menikmati suasana
malam di ruang terbuka.

Taman Maluku yang tertutup Penataan Pohon Taman Maluku


bangunan yang tidak tertata

Suasana taman pada pagi hari Suasana taman pada malam hari

Drainase yang tidak teratur Taman Maluku yang menjadi tempat


tinggal gelandangan sehingga
mengganggu kenyamanan
Suasana taman pada siang hari

Studi Kasus
Seideal - idealnya taman kota adalah taman yang dapat
memenuhi fungsinya, baik fungsi sosial, fungsi ekonomi, fungsi
arsitektur, maupun fungsi ekologi. Pada kenyataannya, taman kota
sekarang banyak yang tidak memenuhi fungsi-fungsi tersebut,
terutama fungsi sosial budaya. Banyak taman-taman kota yang sepi
akan pengunjung. Bisa diambil contohnya pada studi kasus ini
Taman Maluku menjadi Gerbang Maluku yang digembok
adalah Taman Maluku, ruang terbuka di Kota Bandung. Taman
tempat mangkal waria sehingga menghalang akses
Maluku dulunya adalah taman yang populer di Kota Bandung,
pengunjung
dibangun pada tahun 1919 seluas lebih kurang 2,5 ha. Sejak
dibangun dahulu taman ini memiliki konsep sebagai taman rekreasi
pasif.
Solusi dari masalah Taman Maluku yang sepi pengunjung ini kegiatan prostitusi, untuk mencegahnya pemerintah setempat
adalah: memagar dan menggembok Taman Maluku.
1. Memindahkan lapangan kompleks PELTI, TPS sampah,
serta menertibkan kioskios liar agar Taman Maluku tidak
menjadi halaman belakang. Ruang Terbuka Hijau di Penjuru Dunia
2. Menjadikan eks lapangan PELTI sebagai pusat kegiatan
seperti misalnya plaza yang berorientasi menghadap Taman Gambar
Maluku.
3. Menyediakan pos - pos keamanan di beberapa titik Taman
Maluku untuk mencegah adanya tunawisma dan
gelandangan serta munculnya waria dan psk.
4. Menata Taman Maluku agar tersedia ruang untuk masyarakat
melakukan kegiatan aktif, seperti senam misalnya. Beberapa
pohon bisa saja dipindahkan ke taman lainnya atau daerah (a) (b)
mana yang membutuhkan pohon.
5. Membuka pagar pembatas Taman Maluku, agar masyarakat
dapat mengakses Taman Maluku dari berbagai sisi.
6. Menyelenggarakan event-event di Taman Maluku untuk
memancing datangnya pengunjung ke Taman Maluku.
7. Tetap menjaga pohon-pohon yang ada di Taman Maluku, (c) (d)
untuk menjaga keasrian Taman Maluku.
8. Menambahkan fitur-fitur yang lebih berwarna di Taman
Maluku, seperti bangku taman yang lebih berwarna, tempat
sampah yang lebih berwarna, dll untuk menghilangkan kesan
angker dari Taman Maluku.
9. Lebih mempublikasikan Taman Maluku sebagai taman yang
sehat dan tertata untuk mengubah persepsi masyarakat
terhadap Taman Maluku sebelumnya. (e) (f)

Kaitan Pemilihan Lokasi Tapak dengan Ruang Terbuka Hijau Daftar Pustaka
Pemilihan tapak Taman Maluku berlokasi di Kota Bandung,
Jawa Barat. Lebih tepat lagi terletak menghadap selatan Jalan Aceh, ---(2011)--- .Taman Maluku.
menghadap barat Jalan Sulawesi, menghadap utara Jalan Ambon http://dinaichsan.blogspot.nl/2011/11/perilaku-masyarakat-dalam-
serta, menghadap timur Lapangan Olahraga Gelora Saparua yang memanfaatkan.html (17/09/2014)
juga berada di Jalan Saparua. Kondisi ini menyebabkan Taman ---(2009)---Ruang Terbuka.
Maluku menjadi tertutup oleh Lapangan Olahraga Gelora Saparua, http://birohukum.pu.go.id/pustaka/arsip_makalah/20.pdf
apalagi keadaan Lapangan Olahraga Gelora Saparua memiliki (17/09/2014)
fasilitas olahraga yang komplit serta merupakan Lapangan Olahraga
di Kota Bandung yang ramai pengunjung. Tentu saja hal ini
membuat orang semakin enggan ke Taman Maluku.

Pemilihan lokasi tapak Taman Maluku ini bisa dikatakan


tidak tepat karena tidak memperhitungkan kondisi di masa depan.
Terbukti dari ada nya Lapangan Olahraga Gelora Saparua di
samping Taman Maluku, dimana Lapangan Olahraga memiliki
pengunjung lebih ramai dibanding Taman Maluku yang tidak
berkembang. Alasan mengapa lokasi tapak Taman Maluku tidak
tepat adalah:
1. Lokasi Taman Maluku tertutup oleh Lapangan Olahraga
Gelora Saparua yang lebih berkembang sehingga orang yang
datang jelas lebih memilih ke Lapangan Olahraga Gelora
Saparua.
2. Lokasi tapak Taman Maluku yang di Jalan Ambon memang
tidak menonjol dan tidak strategis.
3. Lokasi Taman Maluku yang tertutup menyebabkan tempat
tersebut menjadi sepi dan gelap, akhirnya di salah fungsi kan
oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk kegiatan-

Anda mungkin juga menyukai