Anda di halaman 1dari 19

TEORI LOKASI DAN

POLA KERUANGAN
Created By :
Firsta Rekayasa H, ST, MT
TERMINOLOGI DASAR, PERANAN
LOKASI, DAN MASALAH LOKASI
Mata kuliah ini :
 Berkaitan dengan analisis lokasi geografis dari aktivitas
ekonomi, shg menjadi bagian integral dari ekonomi geografi,
perencanaan wilayah dan ekonomi spasial.
 Menjawab ‘aktivitas apa yang berlokasi dimana dan mengapa’
 mengapa suatu aktivitas dapat tumbuh di lokasi tertentu?
 mengapa suatu lokasi terpilih sebagai tempat
berkembangnya suatu aktivitas.
 Definisi Lokasi :
- tempat berlangsungnya suatu kegiatan
- tempat yang dapat dikenali dan dibatasi
- tempat dimana suatu objek terletak
 Penentuan lokasi tergantung pada upaya pemenuhan
kebutuhan manusia, mempertimbangkan adanya kaitan dan
saling ketergantungan antar individu satu dengan lainnya.
 Tujuan analisis lokasi adalah menentukan lokasi objek atau
tempat suatu kegiatan berlangsung berdasarkan efisiensi
dan optimasi dalam hal jarak ruang maupun pengisian
ruang.
 Efisien dan optimal  memilih dan menentukan kegiatan
yang sesuai dan paling menguntungkan pada suatu ruang,
(berdasarkan potensi yang dimiliki, dan adanya
keterbatasan persediaan ruang untuk kegiatan manusia).
 Keputusan penentuan kegiatan pada suatu ruang akan
menghasilkan organisasi ruang.
 Daerah atau wilayah merupakan kombinasi atau
sekumpulan lokasi berbagai kegiatan manusia yang satu
sama lain berkaitan.
Teori lokasi → ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial
order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki
alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta
hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap
keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik
ekonomi maupun sosial (Tarigan, 2006:77).
Analisis keruangan adalah analisis lokasi yang menitik
beratkan pada tiga unsur jarak (distance), kaitan
(interaction) dan gerakan (movement).
 Teori lokasi merupakan pedoman dalam penentuan lokasi
kegiatan atau dalam mengisi ruang secara efisien.
 Penentuan lokasi adalah dasar dari pengaturan penggunaan
lahan, dengan adanya hubungan fungsional antar
bermacam-macam penggunaan lahan
 Teori lokasi didasari :

 faktor geografis dan keadaan lingkungan, dengan


mengetahui karakteristik, keunikan, dan struktur ruang
 bagaimana hubungan antara manusia dan
lingkungannya.
 Pola lokasi yang terjadi dapat mengindikasikan tingkat
perkembangan dan teknologi dalam suatu sistem ekonomi.
 Dalam memutuskan dimana melokasikan sesuatu harus
terkait dengan masalah lokasi.
 Masalah lokasi menyangkut 2 hal : Fungsional → siapa
saja yang terlibat (individu, keluarga, perusahaan) dan
Areal → seberapa besar cakupan wilayahnya. Contohnya
dalam menentukan lokasi fasilitas umum sebagai berikut :
Pabrik, Asrama, Kuburan
2 JENIS LOKASI DALAM RUANG
 Lokasi Absolut diartikan sebagai posisi geografis
menurut koordinat garis lintang dan garis bujur (letak
astronomis). Lokasi absolut suatu tempat dapat
diamati pada peta.
 Lokasi relatif adalah lokasi suatu tempat yang
bersangkutan terhadap kondisi wilayah-wilayah lain
yang ada di sekitarnya (karakteristik wilayah
menentukan lokasi relatif).
FAKTOR – FAKTOR LOKASI
(FAKTOR PRODUKSI ):
 4 kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan
kewirausahaan.
 Faktor sumber daya alam diperluas menjadi seluruh benda tangible, baik langsung
dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut
sebagai faktor fisik (physical resources), antara Lain:
a. Bahan baku
b. Energi
c. Lahan 
d. Tenaga Kerja
e. Modal
f. Faktor lainnya (manajemen, skala produksi, keterkaitan, biaya transportasi)
Faktor yang bersifat Intangible 
a. Lingkungan bisnis
b. Kesejahteraan
c. Prefensi Perorangan
FAKTOR - FAKTOR POKOK
PENENTU PEMILIHAN LOKASI
INDUSTRI
 Letak dari sumber bahan mentah untuk produksi
 Letak dari pasar konsumen

 Ketersediaan tenaga kerja

 Ketersediaan pengangkutan atau transportasi

 Ketersediaan energi
2 DIMENSI ANALISIS LOKASI
1. Deskriptif menjelaskan fenomena yang terjadi (apa dan
mengapa). Contoh : Mengapa banyak “bom” di Bali ?
(karena Bali merupakan salah satu tempat investor
banyak menanam modal)
2. Normatif menjelaskan bagaimana seharusnya optimal.
Contoh : Pusat perbelanjaan harusnya ditempatkan di
pusat kota , agar mudah diakses dari berbagai penjuru
dan umumnya sifat masyarakat kota yang konsumtif.
 Ada 3 hal fundamental dalam memodifikasi masalah interaksi
keruangan yaitu elemen jarak, eksponen kepada populasi, dan
parameter. 
 Cakupan teori lokasi :
1. Lahan pertanian dan guna lahan kota → Von Thunen dan teori
turunannya;
2. Lokasi industri → pendekatan deterministik Weberian dan
pendekatan perilaku;
3. central place → mengapa ada hirarki dan order; Christaller dan teori
turunannya;
4. alokasi lokasi → bagaimana mengalokasikan fasilitas kota;
5. Interaksi keruangan → hubungan antarlokasi dan kegiatan.
II. RUANG, KERUANGAN DAN STRUKTUR
KERUANGAN
Memahami ruang sebagai sumberdaya.
Keruangan dan struktur ruang sebagai aspek dasar dalam perencanaan.

Ruang : sumber daya lokal yang mempunyai karakteristik spasial dan


lokasi tertentu sehinga berpotensi untuk menyandang fungsi
pemanfaatan tertentu yang dibutuhkan.

Keruangan (spatial) :
sifat atau kondisi yang menunjukan bahwa aspek keruangan
sumberdaya lokal itulah yang memberi kemampuan (daya) pemanfaatan
secara sesuai, terkait, terorganisasi, dalam satuan struktur spasial, untuk
mendukung kehidupan kota/wilayah dan perkembangannya.
Struktur spasial
menjadi ‘tujuan antara’ dalam upaya menyusun rencana
penataan ruang kota/wilayah.
Ruang sebagai sumber daya lokal
berbagai karakteristik ruang memberikan fungsi potensial
bagi kota atau wilayah yang selanjutnya memenuhi,
mendukung dan mewadahi berbagai kebutuhan
manusia/masyarakat lokal untuk berkembang atau
mengembangkan diri.
RUANG SEBAGAI SUMBERDAYA
→ sbg sumberdaya harus didayagunakan untuk memajukan
kesejahteraan umum, harus dilestarikan agar tetap mampu
mendukung kebutuhan generasi sekarang dan generasi mendatang.

Terkait dengan konservasi sumberdaya alam,


2 hal yang harus dilakukan secara seimbang dan berkesinambungan :
a. Pengelolaan Ruang
memperhitungkan dampak kegiatan thd lingkungan serta kemampuan
ruang untuk menopang kegiatan pembangunan secara
berkesinambungan
b. Pelestarian ruang
agar tujuan pengelolaan ruang dapat tercapai, merupakan tindakan
antisipasi atau preventif terhadap turunnya kualitas lingkungan.
Perkembangan Siklus Konservasi
Sumber Daya Alam

1. Hubungan antara manusia, kegiatan usaha dan SDA.


Teknologi masih sangat tradisional. Masih ada keseimbangan
antara daya dukung SDA dengan kebutuhan.

Manusia
dalam kelembagaan
masyarakat
Kegiatan Usaha
didukung teknologi sederhana
dan pranata masyarakat
Sumberdaya Alam
ruang wilayah darat, laut, udara dan
sumber daya yg terkandung di dalamnya
2. Pada kegiatan primer manusia mengambil manfaat pada
SDA. Mulai ada dukungan pengembangan teknologi.
Untuk menjaga kesinambungan SDA, mulai melakukan
pelestarian SDA.
Manusia
dalam kelembagaan
masyarakat
Kegiatan Usaha
didukung teknologi dan
pranata msyarakat

Ruang (Wilayah)
Sumberdaya Alam
Lokasi, wadah, tempat
ruang wilayah darat, laut, udara dan
kedudukan, kandungan hara, bhn
sumber daya yg terkandung di dalamnya
tambang, pendukung struktural
3. Manusia mulai mengembangkan ruang, ada motivasi untuk
pertumbuhan, sumberdaya diorganisasikan. Mulai ada
pemborosan SDA, ada dampak akibat mengolah dengan
berlebihan. Harus mulai mengatasi dampak untuk
pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan
Manusia peningkatan kehidupan,
dalam kelembagaan keterpaduan, manfaat, perlindungan
masyarakat fungsi ruang, keseimbangan

Motivasi Pertumbuhan
efisiensi ekonomi, makin cepat
makin menguntungkan
Kegiatan Usaha
didukung teknologi dan
Kegiatan Eksploitatif pranata masyarakat
didukung teknologi dan pranata usaha

Ruang (Wilayah)
Sumberdaya Alam Lokasi, wadah, tempat
ruang wilayah darat, laut, udara dan kedudukan, kandungan hara, bhn
sumber daya yg terkandung di dalamnya tambang, pendukung struktural
TUJUAN DARI ANALISIS KERUANGAN
 Mengukur apakah kondisi yang ada sesuai sesuai
dengan struktur keruangan
 Menganalisa interaksi antar unit keruangan yaitu
hubungan antara ekonomi dan interaksi keruangan
 Aksesibilitas antara pusat dan perhentian suatu
wilayah, dan hambatan interaksi, hal ini didasarkan
oleh adanya tempat-tempat (kota) yang menjadi pusat
kegiatan bagi tempat-tempat lain, serta adanya hierarki
di antara tempat- tempat tersebut (Rahmat Kusnadi,
2010).

Anda mungkin juga menyukai