Anda di halaman 1dari 15

MENGANALISIS POTENSI INTERAKSI KERUANGAN DI KABUPATEN

LABUHAN BATU BERDASARKAN ANALISIS KERUANGAN

Disusun Oleh:

NAMA : ROHDIANA PURBA


NIM : 3203131003
KELAS : A GEO 2020
DOSEN PENGGAMPU : Sendy Permana, S. Pd., M. Sc.
MATA KULIAH :METODE ANALISIS KERUANGAN

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TA 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebuah wilayah memiliki kemmapuan yang berbeda dalam melakukan
pengembangan,Hal ini dikarenakan potensi yang dimiliki sebuah wilayah yang berbeda-
beda .Sebuah potensi wilayah yang dimiliki masing-masing daerah dalah satunya adalam
sumber daya alam.Sumber daya sebuah daerah menyangkut bahan yang dapat ditemukan
,dipakai,diolah manusia untuk memenuhi segala kebutuhan hidup manusia di sebuah
daerah.Potensi sumber daya alam di sebah daerah yang dapat di olah dapat berkontribusi
yang baik dalam perekonomian daerah tersebut sehingga hal tersebut mampu memicu
perkembangan ekonomi Wilayah.
Pusat pertumbuhan diikuti oleh konsep ruang ekonomi yang dikemukakan oleh
Francoins Perroux yang mengatakan pertumbuhan akan muncul pada kutub pertumbuhan
dengan intensitas yang berbeda dengan akibat yang berbeda pula .Sehingga dapat yang
terjadi adanya pengembangan ekonomi melalui penentuan pusat pertumbuhan ekonomi
daerah pusat sehingga daerah itu juga akan tumbuh dan berkembang perekonominya.
Konsep Pusat pertumbuhan digunkana untuk mendukung perkembangan daerah
yang tertinggal melalui investasi pada sebuah daerah sehingga terjadi pemusatan investasi
pada sebuah daerah tersebut.Pusat pertumbuhan adalahsuatu lokasi yang memiliki
berbagai fasilitas dan kemudahan sehingga memiliki daya Tarik dan menyebbakan
berbagai macam kegiatan usaha untuk berlokasi pada lokasi tersebut dan dapat menikmati
fasilitas yang ada.
Dengan adanya Potensi sumber daya alam yang berbeda dalam setiap wilayah
maka dibutuhkan interaksi yang dimana interaksi ini dilakukan kepada daerah-daerah lain
sehingga dapat memnuhi kebutuhan di daerah masing-masing.Interaksi adalah sebuah
proses yang saling mempengaruhi sehingga hal tersebut dikaitkanlah interaksi dengan
keruangan sehingga Ketika saling mempengaruhi disebut dengan ruang yang
bersangkutan.
Interaksi keruangan digunakan untuk menentukan interdepensi antar wilayah
dimana interaksi spasial sebagai suatu focus utama dalam kajian geografi yang dialamnya
tercakup barang,perpindahan penduduk,uang,penumpang,informasi,gagasan,dan lainnya
antara wilayah.Interaksi diartikan sebagai hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi antara kedua pihak .Dimana pola dan kekuatan interaksi antara dua wilayah
atau saling mempengaruhi alam dan sosial daerah tersebut,sehingga dapat mempercepat
proses hubungan kedua wilayah itu.Interaksi antara wilayah merupakan proses yang
mengambarkan kegiatan yang terjadi di sutau wilayah karena adanya aktivitas yang
dilakukan oleh sumber daya alam dan sumber daya manusia di sebuah wilayah tersebut.
Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu kabupaten yang berasa di
Provinsi Sumatera Utara dimana Luas dari wilayah Kabupaten Labuhan Batu sebesar
2.561,38 KM. Adapun Letak Kondisi Geografis yakni 1 26’00” dan 91’ 01” sd
97’07”.Dimana ketinggian daeri daerah Labuhan Batu yakni sekitar 0-700 meter diatas
permukaan laut.Pada mulanya kecamatan di kabupaten Labuhan Batu yakni 22 kecamatan
tetapi dilakukan pemekaran kabupaten yang baru yakni kabupaten Labuhan batu utara dan
kabupaten Labuhan Batu Selatan.Dimana pada saat ini 8 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Labuhan Batu yakni Bilih barat,Bilih hilir,Bilih hulu,Pangkatan,Panai
Tengah,Panai Hulu,Rantau Selatan,Rantau Utara.
Dalam laporan penelitian ini pihak peneliti ingin mencari tingkat interaksi kecamatan yang
ada di daerah Kabupaten Labuhan Batu Menggunakan metode keruangan dimana mencari
hubungan satu kecamatan ke kecamatan lain sehingga dapat memnuhi kebutuhan masing-
masing daerah.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni “Berapa tingkat Interaksi antar
wilayah Kecamatan di Kabupaten Labuhan Batu?”.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui “Tingkat Interaksi Antar Wilayah Kecamatan di Kabupaten Labuhan Batu”

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberian manfaat baik secara teoritis maupun
praktis,yaitu:
1.Teoritis
Secara teoritis ,hasil dari penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan tentang
interaksi wilayah kecamatan di sebuah kabupaten sehingga dapat mengetahui keterkaitan
atau saling membutuhkannya daerah satu dengan daerah lainnya.
2.Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan menjadi bahan dasar pengetahuan dan referensi
untuk pemerintah dalam mengembangkan dan memperhatikan interaksi antar wilayah
sehingga dapat meningkatkan potensi-potensi antar wilayah yang ada di kabupaten
Labuhan Batu.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertiaan Wilayah


Wilayah adalah satu kesatuan unit geografis yang antarbagiannya mempunyai
keterkaitan secara fungsional. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan pewilayahan
(penyusunan wilayah) adalah pendelineasian unit geografis berdasarkan kedekatan,
kemiripan, atau intensitas hubungan fungsional antara bagian yang satu dengan bagian
yang lainnya.
Wilayah dapat diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang memilki batas-batas dan
ciri-ciri tersendiri berdasarkan lingkup pengamatan atas satu atau lebih fenomena atau
kenampakan tertentu. Mas Sukoco (1985:45) mengungkapkan bahwa region dapat
mempunyai bermacam-macam arti. Suatu wilayah atau region bukan hanya suatu unit
geografis, namun boleh jadi suatu unit penggunaan lahan,unit permukiman, unit
produksi, unit perdagangan, unit transportasi, atau unit komunikasi.
Fisher (1975), yang mengemukakan bahwa suatu konsep region memandang suatu
daerah sebagai suatu wilayah/tata ruang yang mempunyai ciri-ciri khas yang kurang
lebih sama (homogen) dan dengan segera dapat dibedakan dari daerah-daerah lain bagi
keperluan perencanaan pembangunan dan pengambilan kebijakan tertentu.

2.2 Interaksi Antarwilayah


Interaksi merupakan merupakan suatu bentuk hubungan timbal balik antara
individu dengan individu, individu dan kelompok, serta kelompok dengan kelompok.
Interaksi manusia bukan hanya dengan individu dan kelompok saja,melainkan
mencakup interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial,budaya dan ekonomi.
Dalam interaksi tersebut, terjadi berbagai macam permasalahan yang disebut dengan
dinamika interaksi. Dinamika ini, mendorong terbentuknya suatu perubahan kepada hal
yang baik atau pun hal yang sebaliknya.
Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Interaksi antara manusia
dan lingkungan hidup merupakan proses saling mempengaruhi antara satu dan lainnya.
Lingkungan hidup memiliki pengaruh besar bagi manusia karena merupakan
komponen penting dari kehidupan manusia. Begitupun sebaliknya,manusia memiliki
pengaruh besar terhadap lingkungan hidup dalam hal pemeliharaan dan pelestarian.
Lingkungan hidup manusia terdiri atas lingkungan alam, lingkungan, sosial, budaya
dan ekonomi.
Interaksi manusia dan lingkungannya berlangsung melalui dua cara.Pertama,
manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Kedua, manusia memiliki kemampuan untuk
mengubah lingkungan. Karakteristik interaksi tersebut berbeda antara satu daerah dan
daerah lainnya atau satu masyarakat dan masyarakat lainnya.
Pada masyarakat yang tradisional, ada kecenderungan lingkungan lebih
dominan dalam memengaruhi kehidupan seperti halnya dalam lingkungan masyarakat
pedesaan. Sebaliknya, pada daerah yang masyarakatnya memiliki tingkat peradaban
yang telah maju, manusia cenderung dominan sehingga lingkungannya telah banyak
berubah dari lingkungan alam menjadi lingkungan binaan hasil karya manusia, seperti
halnya dalam lingkungan masyarakat perkotaan.
2.3 Teori Lokasi
Teori Lokasi merupakan ilmu yang menyelidiki mengenai tata ruang dari kegiatan
ekonomi .Dimana teori merupakan bagian dari teori keruangan yang menfokuskan pada
pemilihan lokasi optimal.Teori lokasi secara geografis dari sumber daya yang
langka,serta hubungannya atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha
atau kegiatan lain.Dimana teori lokasi digunakan untuk menjawab pertanyaan dimana
dan mengapa teori lokasi membantu memahami pengaruh keberadaan lokasi suatu
kegiatan terhadap kegiatan lain di lokasi berbeda.
Teori lokasi mulai masuk dalam biadng ekonomi sejak munculnya teori dari Von
Thunen pada tahun 1880.Teori lokasi terdiri dari beberapa bagian yakni Teori lokasi
pertanian,Teori Lokasi Perindustrian,Teori tempat Pusat,Teori Spasial Perkotaan.
Pada teori lokasi produksi pertanian yang dihubungkan dengan tata guna lahan di suatu
pasaran sehinga dilakukan persoalan bagaimana menentukan lokasi menanam yang
paling efesian bagi berbagai tanaman serta pemanfaatan ruang yang dimilikinya
menghasilkan sewa optimal
2.4 Teori Model Gravitasi
Model grativasi merupakan model yang digunakan untuk memperkirakan daya Tarik
suatu lokasi di banding dengan lokasi lain.Dimana model grativasi ini mengikuti
Hukum Newton yang berisi”dua massa yang berdekatan akan saling Tarik menarik ,dan
daya Tarik masing-masing massa adalah sebanding dengan bobotnya.Jarak dan
interaksi dalam ruang dimana Gerakan orang yang mengadakan migrasi berbanding
lurus dengan banyaknya orang yang berimigrasi dan berbanding terbalik dengan jarak
yang memisahkannya.
2.5 Metode Analisa Keruangan
Pendekatan keruangan adalah suatu metode analisis yang menekankan pada eksistensi
ruang (space) yang berfungsi untuk mengakomodasikan kegiatan manusia. Tema
analisis keruangan merupakan ciri utama dari geografi, selain itu, analisis keruangan
juga paling kuat kemampuannya untuk melakukan perumusan (generalisasi) dalam
rangka menyusun teori. Terdapat 8 tema yang terkait dengan analisis pendekatan
keruangan, yaitu :1.Spatial pattern analysis (analisis pola keruangan), 2.Spatial
structure analysis (analisis struktur keruangan), 3. Spatial process analysis (analisis
proses keruangan), 4. Spatial interaction analysis (analisis interaksi keruangan), 5.
Spatial organization anlaysis (analisis organisasi keruangan), 6. Spatial association
analysis (analisis asosiasi keruangan), 7.Spatial tendency analysis (analisis
tendensi/kecenderungan keruangan), 8. Spatial sinergism analysis (analisis sinergis
keruangan).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi Penelitian yang saya ambil yakni daerah Kabupaten Labuhan Batu
.Dimana Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu kabupaten yang berasa di
Provinsi Sumatera Utara dimana Luas dari wilayah Kabupaten Labuhan Batu sebesar
2.561,38 KM. Adapun Letak Kondisi Geografis yakni 1 26’00” dan 91’ 01” sd
97’07”.Dimana ketinggian daeri daerah Labuhan Batu yakni sekitar 0-700 meter diatas
permukaan laut.Pada mulanya kecamatan di kabupaten Labuhan Batu yakni 22 kecamatan
tetapi dilakukan pemekaran kabupaten yang baru yakni kabupaten Labuhan batu utara dan
kabupaten Labuhan Batu Selatan.Dimana pada saat ini 8 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Labuhan Batu yakni Bilih barat,Bilih hilir,Bilih hulu,Pangkatan,Panai
Tengah,Panai Hulu,Rantau Selatan,Rantau Utara.

3.2 Waktu Penelitian


Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan untuk menggumpulkan data-data yang
diperlukan maka waktu penelitian yang dilakukan adalah 7 hari yakni sejak 20 februari sampai
25 februarui 2023.
3.3 Metode Penelitian
Adapun metode penelitian kajian pustaka atau studi kepustakaan yaitu berisi teori teori yang
relevan dengan masalah – masalah penelitian. Pada bagian ini dilakukan pengkajian
mengenai konsep dan teori yang digunakan berdasarkan literatur yang tersedia, terutama dari
artikel-artikel yang dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah. Kajian pustaka berfungsi
untuk membangun konsep atau teori yang menjadi dasar studi dalam penelitian.
-Jenis dan sifat Penelitian
a. Jenis penelitian
Dilihat dari jenis penelitiannya, adapun jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau library research, yakni penelitian yang
dilakukan melalui mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan obyek
penelitian atau pengumpulan data yang bersifat kepustakaan, atau telaah yang dilaksanakan
untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya tertumpu pada penelaahan kritis dan
mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Sebelum melakukan telaah bahan
pustaka, peneliti harus mengetahui terlebih dahulu secara pasti tentang dari sumber mana
informasi ilmiah itu akan diperoleh. Adapun beberapa sumber yang digunakan antara lain;
buku-buku teks, jurnal ilmiah,refrensi statistik,hasil-hasil penelitian dalam bentuk
skripsi, tesis, desertasi,dan internet, serta sumber-sumber lainnya yang relevan.

b.Sifat penelitian
Dilihat dari sifatnya, maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, penelitian
deskriptif berfokus pada penjelasan sistematis tentang fakta yang diperoleh saat penelitian
dilakukan.
3.4 Metode Penggumpulan Data
Adapun metode pengumpuluan data penelitian ini diambil dari sumber data, Yang dimaksud
sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti
menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data,
sedangkan isi catatan subjek penelitian atau variable penelitian. Sumber data penelitian ini
mencari data-data kepustakaan yang substansinya membutukan tindakan pengolahan
secara filosofis dan teoritis. Sumber data penelitian ini mencari
data-data kepustakaan yang substansinya membutukan tindakan pengolahan
secara filosofis dan teoritis. Studi pustaka di sini adalah studi pustaka tanpa
disertai uji empirik (Muhadjir, 1998: 159). Data yang disajikan adalah data
3.5 Teknik Analisa Data
Setelah keseluruhan data terkumpul maka langkah selanjutnya penulis menganalisa
data tersebut sehingga ditarik suatu kesimpulan.Untuk memperoleh hasil yang benar dan tepat
dalam menganalisa data, penulis menggunakan teknik analisis isi.Analisis isi ( Content
Analysis) adalahpenelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi
tertulis atau tercetak di media massa.Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisa semua
bentuk komunikasi, baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan
dokumentasi yang lainnya.Sedangkan kaitannya dengan pembahasan yaitu sebagai salah satu
upaya penulis dalam memudahkan pemahaman dengan cara menganalisa kebenarannya
melalui sumber yang ditemukan.
BAB IV
LETAK DAN LUAS WILAYAH
4.1 Letak dan Luas Wilayah

1.Lokasi Geografi
Adapun lokasi Penelitian yang saya ambil yakni daerah Kabupaten Labuhan Batu .Dimana
Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu kabupaten yang berasa di Provinsi
Sumatera Utara dimana Luas dari wilayah Kabupaten Labuhan Batu sebesar 2.561,38
KM. Adapun Letak Kondisi Geografis yakni 1 26’00” dan 91’ 01” sd 97’07”.Dimana
ketinggian daeri daerah Labuhan Batu yakni sekitar 0-700 meter diatas permukaan
laut.Pada mulanya kecamatan di kabupaten Labuhan Batu yakni 22 kecamatan tetapi
dilakukan pemekaran kabupaten yang baru yakni kabupaten Labuhan batu utara dan
kabupaten Labuhan Batu Selatan.Dimana pada saat ini 8 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Labuhan Batu yakni Bilih barat,Bilih hilir,Bilih hulu,Pangkatan,Panai
Tengah,Panai Hulu,Rantau Selatan,Rantau Utara.
Kabupaten Labuhanbatu mempunyai kedudukan yang cukup strategis, yaitu
berada pada jalur lintas timur Sumatra dan berada pada persimpangan menuju provinsi
Sumatra Barat dan Riau, yang menghubungkan pusat-pusat perkembangan wilayah di
Sumatra dan Jawa serta mempunyai akses yang memadai ke luar negeri karena berbatasan
langsung dengan Selat Malaka.
Batas wilayah
1.Utara : Labuhanbatu Utara dan Selat Malaka
2.Timur : Labuhanbatu Selatan dan Rokan Hilir, Riau
3.Selatan : Labuhanbatu Selatan dan Padang Lawas Utara
4.Barat : Labuhanbatu Utara
2.Suku Bangsa
Penduduk kabupaten Labuhanbatu memiliki latar belakang suku bangsa yang berbeda-
beda, yang didominasi oleh suku Batak dan Jawa. Meski demikian, nilai budaya Melayu
sebagai suku bangsa asli di Labuhanbatu masih menjadi bagian penting dalam masyarakat
Labuhanbatu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dari hasil Sensus Penduduk Indonesia
2010, sebanyak 44,43% penduduk Labuhanbatu berasal dari suku Batak. Suku Batak dalam
Sensus 2010 di Labuhanbatu termasuk Batak Angkola, Mandailing, Toba, dan beberapa dari
Pakpak dan Karo.
Kemudian, penduduk dari suku Jawa sebanyak 40,51%. Penduduk dari suku Melayu sebanyak
8,18% yang kebanyakan berada di kecamatan Panai Tengah, Panai Hulu dan Bilah Hilir.
Berbagai kegiatan suku Melayu juga diadakan di Labuhanbatu, untuk menjaga dan
melestarikan budaya Melayu di Labuhanbatu.Kemudian penduduk dari suku Minangkabau
sebanyak 0,96%, kemudian Aceh sebanyak 0,25%. Suku lain sebanyak 5,67%, termasuk
Tionghoa, Nias, dan lainnya.
3.Agama
Selain suku bangsa yang berbeda-beda, keyakinan dan agama yang dianut masyarakat
Labuhanbatu juga beragam. Dari hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010, sebagian besar
penduduk Labuhanbatu menganut agama Islam. Penduduk yang menganut agama Islam
sebanyak 82,92%, umumnya dianut warga Melayu, Minangkabau, Aceh, Mandailing, dan
Angkola. Sementara penduduk yang menganut agama Kristen yakni 15,11%, dimana Protestan
sebanyak 13,95% dan Katolik sebanyak 1,16%.
Agama Kristen kebanyakan dianut warga Batak Toba, Karo, Simalungun, Nias, dan sebagian
Tionghoa, Angkola dan Mandailing.Penduduk yang menganut agama Buddha sebanyak
1,60%, umumnya adalah warga Tionghoa yang kebanyakan berada di kecamatan Rantau Utara.
Kemudian, sebagian kecil menganut agama Hindu yakni 0,01% dan lainnya sebanyak
0,36%.Untuk sarana rumah ibadah di Kabupaten Labuhanbatu hingga tahun 2021, terdapat 553
masjid, 265 musala, 226 gereja Protestan, 34 gereja Katolik dan 12 vihara.
4.Pendidikan
Saat ini di kabupaten Labuhan batu memiliki setidaknya 239 Sekolah Dasar, 33 Sekolah
Menengah Pertama dan 15 Sekolah Menengah Atas yang semuanya berstatus negeri menurut
BPS kabupaten ini. serta 3 perguruan tinggi swasta:
1.AMIK STIEKOM SUMATERA UTATRA
2.Universitas Labuhan Batu (ULB)
3.Universitas Islam Labuhanbatu (UNISLA)
4.Universitas Al – Washliyah Labuhanbatu (UNIVA)
5.STITA AL -BUKHARY
6.AKBID IKABINA LABUHANBATUPendidikan
5.Sistem Pemerintahan
Bupati menjadi pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu.
Bupati Labuhanbatu bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Sumatra Utara atas wilayah
Labuhanbatu. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kabupaten Labuhanbatu
ialah Erik Adtrada Ritonga, didampingi wakil bupati Ellya Rosa Siregar. Mereka menang pada
Pemilihan umum Bupati Labuhanbatu 2020. Erik menjadi bupati definitif Kabupaten
Labuhanbatu yang ke-20. Erik dan Ellya dilantik oleh gubernur Sumatra Utara, Edy
Rahmayadi, pada 13 September 2021 di Kota Medan, untuk periode jabatan 2021-2024
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil dan Pembahasan


No Kecamatan Jumlah TOTAL INTERAKSI
Penduduk
1 Bilih Barat 40422 72985562,66
2 Bilih Hilir 60094 452388881,7
3 Bilih Hulu 64949 60403133,63
4 Pangkatan 38229 37189685,01
5 Panai Tengah 41767 206898276,1
6 Panai Hulu 38359 138310300,4
7 Panai Hilir 43300 40839471,86
8 Rantau Selatan 75395 987442356,8
9 Rantau Utara 97467 1012944558

Bilih Bilih Bilih Panai Panai Panai Rantau Rantau


Kabupaten barat Hilir Hulu Pangkatan Tengah Hulu Hilir Selatan Utara
Bilih Barat 65,7 29,6 42,3 94 97,4 118,4 12,1 146,41
Bilih Hilir 65,7 36,1 25,5 28,2 31,7 52,7 54,2 2937,64
Bilih Hulu 29,6 36,1 12,7 64,4 67,8 88,8 18 324
Pangkatan 42,3 25,5 12,7 59,2 62,7 83,7 19,8 392,04
Panai
Tengah 94 28,2 64,4 59,2 11 30,1 82,4 6789,76
Panai Hulu 97,4 31,7 67,8 62,7 11 29,3 85,8 7361,64
Panai Hilir 118,4 52,7 88,8 83,7 30,1 29,3 106,8 11406,24
Rantau
Selatan 12,1 54,2 18 19,8 82,4 85,8 106,8 0
Rantau
Utara 9,3 55,8 19,6 27,6 84 87,5 108,5 2,8

Berdasarkan hasil table yang tertera dapat dilihat bahwa pada setiap kecamatan daerah yang
memiliki jumlah penduduk paling banyak yakni Kecamatan Rantau Utara dengan jumlah
penduduk sekitar 97.467 jiwa kemudian di ikuti oleh kecamatan Rantau Selatan sekitar 75.395
jiwa penduduk.Sedangkan untuk jumlah penduduk paling sedikit yakni daerah Pangkatan
sebesar 38.229 jiwa.
Berdasarkan data yang telah ditemukan dapat dilihat bahwa setiap kecamatan saling melakukan
interaksi dengan kecamatan lainnya.Hal ini di karena setiap daerah memiliki potensi alam yang
berbeda kemudian jumlah penduduk yang selalu bertambah sehingga di butuh kan interaksi
atau kerja sama dari daerah lain agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Interaksi antar wilayah kecamatan tidak hanya berfokus pada kerja sama dalam memenuhi
kebutuhan tetapi dapat pula dengan adanya faktor lain seperti faktor pekerjaan,faktor
pendidikan,faktor keluarga,dan faktor lainnya. Semakin tinggi tingkat interaksi sebuah daerah
maka semakin dapat di pastikan bahwa semakin majunya daerah tersebut sehingga dapat
memenuhi kebutuhan masing masing masyarakatnya.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Interaksi keruangan digunakan untuk menentukan interdepensi antar wilayah
dimana interaksi spasial sebagai suatu focus utama dalam kajian geografi yang dialamnya
tercakup barang,perpindahan penduduk,uang,penumpang,informasi,gagasan,dan lainnya
antara wilayah.Interaksi diartikan sebagai hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi antara kedua pihak .Dimana pola dan kekuatan interaksi antara dua wilayah
atau saling mempengaruhi alam dan sosial daerah tersebut,sehingga dapat mempercepat
proses hubungan kedua wilayah itu.Interaksi antara wilayah merupakan proses yang
mengambarkan kegiatan yang terjadi di sutau wilayah karena adanya aktivitas yang
dilakukan oleh sumber daya alam dan sumber daya manusia di sebuah wilayah tersebut.
Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu kabupaten yang berasa di Provinsi
Sumatera Utara dimana Luas dari wilayah Kabupaten Labuhan Batu sebesar 2.561,38
KM. Adapun Letak Kondisi Geografis yakni 1 26’00” dan 91’ 01” sd 97’07”.
Berdasarkan hasil table yang tertera dapat dilihat bahwa pada setiap kecamatan daerah
yang memiliki jumlah penduduk paling banyak yakni Kecamatan Rantau Utara dengan
jumlah penduduk sekitar 97.467 jiwa kemudian di ikuti oleh kecamatan Rantau Selatan
sekitar 75.395 jiwa penduduk.Sedangkan untuk jumlah penduduk paling sedikit yakni
daerah Pangkatan sebesar 38.229 jiwa.
6.2 Saran
Adapun saran saya sebagai penulis ini adalah ,laporan ini bagus untuk para pembaca
untuk menjadi referensi dan pedoman dalam mempelajari materi Metode Analisis Keruangan
.Saran pembaca juga sangat dibutuhkan dalam memperbaiki Laporan ini yang masih ada
beberapa kesalahan dalam setiap paragraph sehingga saya sangat membutuhkan kritik yang
membangun untuk tugas saya ini.
DAFTAR PUSTAKA
Simanjorang, Elida FS, Christine Herawati Limbong, and Nova Jayanti Harahap. "ANALISIS FAKTOR
PENDUKUNG PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN
LABUHANBATU." Business Management Journal 17.1 (2021): 21-37.

Simanjorang, E. F., Limbong, C. H., & Harahap, N. J. (2021). ANALISIS FAKTOR PENDUKUNG
PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN
LABUHANBATU. Business Management Journal, 17(1), 21-37.

Prayoga, Yudi. "PERANAN INDUSTRI BATU BATA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI


KECAMATAN RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHAN BATU." ECOBISMA (Jurnal Ekonomi,
Bisnis dan Manajemen) 5.2 (2018): 47-53.

Abdullah, Nasrul, Nur Syam, and Fadhil Surur. "Analisis Interaksi Keruangan dalam Mendukung
Optimalisasi Pengembangan Potensi Wilayah Kepulauan." Jurnal Muara Sains, Teknologi,
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 5.1 (2021): 55-64.

Abdullah, N., Syam, N., & Surur, F. (2021). Analisis Interaksi Keruangan dalam Mendukung
Optimalisasi Pengembangan Potensi Wilayah Kepulauan. Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, 5(1), 55-64.

ABDULLAH, Nasrul; SYAM, Nur; SURUR, Fadhil. Analisis Interaksi Keruangan dalam Mendukung
Optimalisasi Pengembangan Potensi Wilayah Kepulauan. Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, 2021, 5.1: 55-64.

Rendra, Mrabawani Insan, and Hadi Fitriansyah. "Analisis Pusat Pelayanan Dan Interaksi Ruang Di
Kabupaten Bojonegoro." Jurnal Geografi 9.1 (2020): 73-82.

Rendra, M. I., & Fitriansyah, H. (2020). Analisis Pusat Pelayanan Dan Interaksi Ruang Di Kabupaten
Bojonegoro. Jurnal Geografi, 9(1), 73-82.

RENDRA, Mrabawani Insan; FITRIANSYAH, Hadi. Analisis Pusat Pelayanan Dan Interaksi Ruang Di
Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Geografi, 2020, 9.1: 73-82.

Devna, D., Oktaviani, C. Z., & Fadhly, N. (2022). KAJIAN INTERAKSI KERUANGAN SERTA
SEKTOR POTENSIAL WILAYAH KECAMATAN SYIAH UTAMA KABUPATEN BENER
MERIAH. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan, 5(2).

Devna, Devna, Cut Zukhrina Oktaviani, and Noer Fadhly. "KAJIAN INTERAKSI KERUANGAN
SERTA SEKTOR POTENSIAL WILAYAH KECAMATAN SYIAH UTAMA KABUPATEN BENER
MERIAH." Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 5.2 (2022).

DEVNA, Devna; OKTAVIANI, Cut Zukhrina; FADHLY, Noer. KAJIAN INTERAKSI KERUANGAN
SERTA SEKTOR POTENSIAL WILAYAH KECAMATAN SYIAH UTAMA KABUPATEN BENER
MERIAH. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan, 2022, 5.2.

Apriana, Mita, and Iwan Rudiarto. "Penentuan pusat pelayanan perkotaan di kota
Tanjungpinang." Jurnal Tunas Geografi Vol 9.01 (2020).

APRIANA, Mita; RUDIARTO, Iwan. Penentuan pusat pelayanan perkotaan di kota


Tanjungpinang. Jurnal Tunas Geografi Vol, 2020, 9.01.

Anda mungkin juga menyukai