KAJIAN PUSTAKA
Menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa pembangunan nasional dapat pula diartikan
sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan
strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur ekonomi, misalnya,
dapat dilihat melalui peningkatan atau pertumbuhan produksi yang cepat di sektor
industri dan jasa, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan nasional semakin besar.
Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian akan menjadi semakin kecil dan berbanding
terbalik dengan pertumbuhan industrialisasi dan modernisasi ekonomi. Transformasi
sosial dapat dilihat melalui pendistribusian kemakmuran melalui pemerataan
memperoleh akses terhadap sumber daya sosial- ekonomi, seperti pendidikan,
kesehatan, perumahan, air bersih, fasilitas rekreasi, dan partisipasi dalam proses
pembuatan keputusan politik.
2.1.6 Teori Desa
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai
kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai organisasi pemerintah terendah langsung dibawah camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tanggannya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia desa menurut UU nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
mengartikan Desa sebagai berikut.
Desa juga dapat didefenisikan sebagai suatu masyarakat hukum yang mempunyai
susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa (Widjaja, 2003:3).
Landasan pemikiran dalam mengenai pemerintahan desa adalah keanekaragaman,
partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Desa juga dapat
dipahami sebagai lembaga asli pribumi yang mempunyai wewenang mengatur rumah
tangganya sendiri berdasarkan hukum adat (Soetardjo dalam Nurcholis, 2011:20).
Berdasarkan tinjauan geografis desa merupakan suatu hasil perwujudan geografis, sosial,
politik, kultural, yang terdapat di suatu daerah serta memiliki hubungan timbal balik
dengan daerah lain ( R. Bintarto, 1989). desa yang dijelaskan diatas dapat di simpulkan
bahwa desa merupakan self community yaitu komunitas yang mengatur dirinya sendiri.
Dengan pemahaman bahwa desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakatnya sesuai dengan kondisi dan sosial budaya setempat, maka
posisi desa yang memiliki otonomi asli sangat strategis sehingga memerlukan perhatian
yang seimbang terhadap penyelenggaraan otonomi daerah, karena dengan otonomi desa
yang akan mempengaruhi perwujudan otonomi daerah.
Sedangkan pengertian desa menurut UU Nomor 6 tahun 2014, desa adalah desa dan desa
adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan Pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik indonesia.
Desa memiliki wewenang sesuai yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah
No 72 Tahun 2005 tentang Desa yakni:
a. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-
usul desa.
b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Kabupaten/ Kota yang diserahkan pengaturannya Kepada Desa, yakni urusan
pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan
masyarakat.
c. Tugas pembantuan dari pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
kabupaten kota.
d. Urusan pemerintah lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan
kepada desa.
Pemerintah Desa atau disebut juga Pemdes adalah lembaga pemerintah yang
bertugas mengelola wilayah tingkat desa. Lembaga ini diatur melalui Peraturan
Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang pemerintahan desa yang diterbitkan untuk
melaksanakan ketentuan pasal 216 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang pemerintahan daerah. Pemimpin pemerintah desa, seperti tertuang dalam
paragraf 2 pasal 14 ayat (1), adalah kepala desa yang bertugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Sedangkan dalam UU
Nomor 6 tahun 2014 memberikan pengertian tentang, Pemerintah Desa adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia tersebut.
Pemerintah Desa atau disebut juga Pemdes adalah lembaga pemerintah yang bertugas
mengelola wilayah tingkat desa. Lembaga ini diatur melalui Peraturan Pemerintah No.
72 Tahun 2005 tentang pemerintahan desa yang diterbitkan untuk melaksanakan
ketentuan pasal 216 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah. Pemimpin pemerintah desa, seperti tertuang dalam paragraf 2
pasal 14 ayat (1), adalah kepala desa yang bertugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Sedangkan dalam UU Nomor 6
tahun 2014 memberikan pengertian tentang, Pemerintah Desa adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia tersebut.
2.1.7 Aspek Perencanaan
Dalam suatu proses perencanaan wilayah dan kota, umumnya terdapat 3(tiga) pelaku,
yaitu : (a) pengusaha/pemerintah, (b) pakar/perencana/ahli perencanaan, dan (c) masyarakat
atau pihak-pihak pemangku kepentingan. Adapun menurut Teori Archibugi, perencanaan
wilayah dapat dibagi menjadi empat komponen, yaitu sebagai berikut.