Anda di halaman 1dari 8

Nama :

Kelas : Agribisnis 5A
Mata kuliah : Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
BAB 3 PERENCANAAN WILAYAH

3.1 Sejarah Ilmu Wilayah


Isard (1975) Ilmu wilayah adalah suatu disiplin ilmu yang berkaitan dengan
kajian secara hati-hati dan bertahap tentang masalah-masalah sosial wilayah atau dimensi
ruang dengan menggunakan berbagai kombinasi penelitian analitus dan empiris. Ilmu
wilayah bekerja dengan metode :
1. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan model
2. Mengumpulkan data dan informasi yang gayut
3. Menganalisis data dan informasi
4. Menguji hepotesis
5. Membuat kesimpulan
6. Membuat rekomendasi kebijakan

Richard Hurd (1903) memperkenalkan prinsip-prinsip nilai lahan perkotaan.


Prinsip utama adalah nilai lahan tergantung pada sewa ekonomi, sewa lahan tergantung
pada lokasi, lokasi tergantung pada waktu, dan waktu tergantung pada jarak. Maka, nilai
lahan tergantung pada jarak.
Francois Perroux (1964) menyatakan bahwa pusat pertumbuhan tidak terjadi di
sembarang tempat, tidak terjadi secara serentak, pertumbuhan terjadi pada kutub-kutub
pertumbuhan serta berkembang, menyebar dan memengaruhi keseluruhan perekonomian.
Konsep ini dikenal sebagai “Teori Kutub Pertumbuhan” (growth pole theory).
Inti dari konsep-konsep pertumbuhan wilayah tersebut adalah bahwa kemajuan
suatu pusat pertumbuhan (kota, pasar, industry, atau konsentrasi aktivitas ekonomi lain)
akan menyebar (spread) dan atau menetes (tricking-down) ke daerah-daerah sekitarnya
(hinterland). Backwash effect dan atau human/capital flight merupakan suatu proses
pencucian daerah belakang dan mengalir kekota. Dengan strategi pembangunan
tersentralisasi yang diterapkan selama ini, sumberdaya yang ada di hinterland malah
tercuci kekota atau pusat-pusat kegiatan ekonomi. Sumberdaya yang keluar dari
hinterland dapat berupa modal, tenaga kerja, dan sumber daya manusia terlatih (skill
labor).
Pertanyaan :
1. Jelaskan mengenai Ricardian Rent!
= Ricardian Rent merupakan suatu posisi dimana nilai/sewa lahan yang
didasarkan pada keunggulan produktivitas, produksi pertanian dilakukan pertama
kali di lokasi lahan yang paling subur.
2. Bagaimanakah prinsip-prinsip nilai lahan perkotaan yang disampaikan oleh
Richard Hurd?
= Prinsip utamanya adalah nilai lahan tergantung pada sewa ekonomi, sewa lahan
tergantung pada lokasi, lokasi tergantung pada waktu, dan waktu tergantung pada
jarak. Jadi saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain antara sewa ekonomi,
sewa lahan, lokasi, waktu dan jarak.

3.2 Ilmu Wilayah


Ilmu wilayah merupakan ilmu yang relative baru, yang muncul sebagai kritik
terhadap ilmu ekonomi neoklasik. Kritik muncul sebab teori ekonomi dianggap
menyederhanakan permasalahan hanya melihat dari sisi penawaran dan permintaan
secara agregat yang seolah mengabaikan aspek ruang. Secara special, permintaan dan
penawaran tidak tersebar merata karena berdimensi ruang (Rustiadi et al, 2009).
Atas dasar kritik tersebut, ilmu wilayah dikembangkan sebagai ilmu
pengetahuan terapan, dengan memasukkan dimensi ruang (lokasi) terhadap ilmu
ekonomi. Dalam perkembangannya sense ilmu ekonomi sangat menonjol dalam ilmu
wilayah. Secara harfiah, ilmu wilayah merupakan ilmu yang mempelajari aspek dan
kaidah kewilayahan, dan mencari cara-cara yang efektif dalam mempertimbangkan
aspek dan kaidah tersebut ke dalam perencanaan guna kesejahteraan manusia (Rustiadi
et al. 2009)

Pertanyaan :

1. Apakah yang dimaksud dengan Ilmu wilayah?


= Ilmu wilayah merupakan ilmu yang mempelajari aspek dan kaidah kewilayahan,
dan mencari cara-cara yang efektif dalam mempertimbangkan aspek dan kaidah
tersebut ke dalam perencanaan guna kesejahteraan manusida. Singkatnya, ilmu
wilayah merupakan ilmu yang berbeda dengan penekanan akan pentingnya
mempertimbangkan dimensi kewilayahan.
2. Bagaimanakah kerangka baru yang muncul berpikir social dan ekonomi?
= kerangka berpikir social dan ekonomi yang memasukkan dimensi ruang dan
waktu, dan kini ilmu wilayah menyangkut interaksi antar-komponen wilayah
(geobiofisik, ekonomi, kelembagaan dan politik dalam suatu ruang). Dengan
demikian, ilmu wilayah bukan hanya menjawab pertanyaan mengapa kondisi
wilayah seperti saat ini, tetapi juga menjawab pertanyan bagaimana wilayah
dibangun, yang memasuki aspek kebijakan (policy).

3.3 Teori Perencanaan

Perencaan mengacu pada proses untuk memutuskan apa yang harus dilakukan
dan bagaimana melakukannya. Undang-undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang
sistem perencaan Pembangunan Nasional mendefinisikan perencanaan sebagai suatu
proses untuk menentukan Tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Perencanaan memiliki tiga kegunaan :
1. Memastikan kegiatan agar rasional dan efisien
2. Membantu atau menggantikan mekanisme pasar
3. Mengubah atau memperluas pilihan
Karakteristik perencanaan adalah :
1. Pencapaian tujuan
2. Mempelajari pilihan
3. Orientasi masa depan
4. Bersifat aksi
5. Komprehensif
(Davidoff dan Reiner 1978)

Pertanyaan :

1. Bagaimanakah peran teori perencanaan dalam ilmu wilayah?


= Perencanaan mengacu pada proses untuk memutuskan apa yang harus dilakukan
dan bagaimana melakukannya. Perencanaan yang baik memerlukan proses
metodologis yang secara jelas mendifinisikan tahapan-tahapan untuk mencapai
solusi yang optimal. Proses tersebut harus merefleksikan prinsip-prinsip
komprehensif, efisien, inklusif, informatif, terpadu, logis dan transparan.

2.. Bagaimanakah definisi perencanaan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 25


Tahun 2004?

= Perencanaan yaitu berperan sebagai suatu proses untuk menentukan tindakan


masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber
daya yang tersedia.

3.4 Konsep Wilayah


Konsep nomenklatur wilayah di Indonesia seperti wilayah, kawasan, daerah,
regional, area, ruang dan istilah lainnya banyak digunakan dan saling dapat
dipertukarkan pengertiannya. Richardson (1969) juga membagi tiga kategori wilayah :
homogeny, nodal, dan wilayah perencanaan.
Konsep homogenitas lebih menekankan aspek homogenitas dalam kelompok
dan memaksimumkan perbedaan antarkelompok tanpa memperhatikan hubungan
fungsional (interaksi) antar-wilayah atau antar-komponen. Sumber-sumber kesamaan
dapat berupa kesamaan struktur produksi, konsumsi, pekerjaan, topografi, iklim,
perilaku social, pandangan politik, tingkat pendapatan, dan lain-lain. Penyebab
homogenitas terdiri atas penyebab alamiah (kemampuan lahan, iklim, dan berbagai
faktor lain) dan penyebab artifisal (kemiskinan, suku bangsa, budaya dan lain lain)
(Rustiadi et al.2009).

Pertanyaan :

1. Apa sajakah konsep yang berkaitan dengan wilayah dan jelaskan pengertiannya?
= a. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya.
b. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek adminitratif
dan atau aspek fungsional.
c. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lundung atau budidaya.
d. Daerah dipahami sebagai kesatuan wilayah berdasarkan batas-batas
administratif pemerintahan.

2. Bagaimanakah konsep wilayah yang diperkenalkan Dusseldorp (1983)?

= Yaitu terdiri atas empat kategori, prinsip homogenitas, fungsionalitas, daerah


aliran sungai dan wilayah khusus (ad hoc region)

3.5 Perencanaan Wilayah

Perencanaan wilayah menyangkut kedalam dua aspek utama yaitu perencanaan


ruang dan aktivitas diatas ruang tersebut. Yang berkaitan dengan ruang berkembang
menjadi perencanaan tata ruang, dan yang berkenaan dengan aktivitas berhubungan
dengan perencanaan pembangunan dalam aspek ekonomi, social, kelembagaan, dan
ekologi (Tarigan 2006 ; Sirojuzilam dan Mahalli 2010).
Perencanaan wilayah berkaitan dengan kajian yang sistematis atas aspek fisik,
social-budaya, ekonomi dan lingkungan untuk mengarahkan pemanfaatannya dengan
cara terbaik untuk meningkatkan produktivitas guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara berkelanjutan. Dengan demikian, sasaran perencanaan wilayah
adalah efisiensi dan produktivitas, pemerataan dan akseptabilitas masyarakat, secara
berkelanjutan. Perencanaan wilayah merupakan penerapan metode ilmiah dalam
pembuatan kebijakan public dan upaya untuk mengaitkan pengetahuan ilmiah dan
teknis dengan tindakan-tindakan dalam domain public untuk mencapai tingkat
kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi (Sirojuzilam dan Mahalli 2010 ;
Sirojuzilam 2010).
Tujuan perencanaan wilayah adalah terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai infrastruktur wilayah : fisik, social budaya,
ekonomi, sumberdaya alam, sumberdaya manusia, modal dan teknologi perlu diadukan
melalui suatu perencanaan yang tepat agar pembangunan wilayah berjalan secara
berkelanjutan.
Rustiadi et al. (2009) mengemukakan empat pilar pokok dalam kajian
perencanaan wilayah :
1. Inventarisasi, klasifikasi dan evaluasi sumber daya
2. Aspek ekonomi
3. Aspek kelembagaan
4. Aspek lokasi/spasial
Sementara Daryanto dan Hfizrianda (2010) menyatakan sumber daya manusia,
sumber daya alam, sumber daya pengetahuan, sumber daya modal, dan infrastruktur
wilayah sebagai faktor produksi wilayah untuk menciptakan keunggulan daya saing.

Pertanyaan :

1. Apakah tujuan perencanaan wilayah?


= tujuan perencanaan wilayah adalah terwujudnya kesejahteraan masyarkat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai infrastruktur wilayah : fisik, social
budaya, ekonomi, sumber daya alam, sumber daya manusia, modal dan teknologi
perlu dipadukan melalui suatu perencanaan yang tepat agar pembangunan wilayah
berjalan secara berkelanjutan.

2.. Apa sajakah empat pilar pokok dalam kajian perencanaan wilayah?

= yaitu (1) Inventarisasi, klasifikasi, dan evaluasi sumber daya (2) aspek ekonomi
(3) aspek kelembagaan (4) aspek lokasi/spasial

3.6 Perencanaan Tingkat Nasional, Regional, dan Lokal

Perencanaan public dapat bersifat horizontal atau vertical. Perencanaan


vertical dapat dilakukan di tingkat nasional, regional dan lokal. Dia disebut vertical
karena perencanaan ini berupaya menganalisis dan mengintegrasikan beragam aspek
dari objek perencanaan pada suatu tingkat administrasi tertentu. Perencanaan
horizontal disebut juga sebagai perencanaan sektoral, yang merupakan pendekatan
pada setiap sektor tertentu (pertanian, pendidikan, kesehatan, peternakan,
perdagangan, industry dan lain lain) dan menganalisis dan mengintergrasikan beragam
aspek dari sektor terkait dalam semua tingkat administratif.
Pada prosedur dibawah ke atas, perencanaan lokal dinformulasi pada tingkat
basis. Perencanaan melibatkan penduduk lokal, staf pemerintah pada tingkat lokal,
atau kerja sama keduanya. Berbagai proyek dapat dipadukan ke dalam perencanaan
desa, subwilayah, wilayah dan sektoral, yang pada gilirannya dapat digabung dalam
perencanaan nasional. Perencanaan wilayah berfungsi untuk menggabungkan proses
(memadukan perencanaan lokal ke dalam kesatuan program-program aksi yang lebih
besar) dan untuk memisahkan proses (menguraikan perencanaan strategis nasional
nasional dan sektoral ke dalam rencana-rencana taktis yang lebih rinci).

Pertanyaan ;

1. Apakah fungsi dari perencanaan wilayah?


= Perencanaan wilayah berfungsi untuk menggabungkan proses (memadukan
perencanaan lokal ke dalam kesatuan program-program aksi yang lebih besar) dan
untuk memisahkan proses (menguraikan perencanaan strategis nasional dan
sektoral ke dalam rencana-rencana taktis yang lebih rinci).

2.. Bagaimanakah konsep yang disampaikan oleh Dusseldorpini tentang perencanaan


pembangunan wilayah?

= Dusseldorpini menyatakan bahwa perencanaan pembangunan wilayah


merupakan jembatan penghubung antara perencanaan pembangunan nasional dan
perencanaan pembangunan di tingkat lokal.

3.7 Kebijakakan Penataan Ruang

Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata


ruang (RUTR) dan rencana rinci tata ruang (RRTR). RUTR disusun berdasarkan
pendekatan wilayah administratif dengan muatan substansi mencakup rencana struktur
ruang dan rencana pola ruang. RRTR disusun berdasarkan pendekatan nilai strategis
kawasan dan/atau kegiatan kawasan dengan muatan substansi yang dapat mencakup
hingga penetapan blok dan sublok peruntukan. Penyusunan rencana rinci tersebut
dimaksudkan sebagai operasionalisasi rencana umum tata ruang dan sebagai dasar
penetapan peraturan zonasi.
Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan
pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap
blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.
Penataan ruang yang didasarkan pada karakteristik, daya dukung dan daya tamping
lingkungan, serta didukung oleh teknologi yang sesuai akan meningkatkan keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan subsistem. Karena pengelolaan subsistem yang satu
berpengaruh pada subsistem yang land an pada akhirnya dapat memengaruhi sistem
wilayah ruang nasional secara keseluruhan, pengaturan penataan ruang menuntut
dikembangkannya suatu sistem keterpaduan sebagai ciri utama.

Pertanyaan :
1. Apakah yang dimaksudkan dengan strtuktur ruang wilayah kabupaten?
= Struktur ruang wilayah kabupaten merupakan gambaran sistem perkotaan
wilayah kabupaten dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang dikembangkan
untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan skala
kabupaten (sistem jaringan transportasi, energy dan kelistrikan, telekomunikasi
dan sumber daya air).
2. Apakah maksud dari peraturan zonasi?
= peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persayaratan
pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap
blok/zona oeruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.

Anda mungkin juga menyukai