BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
praktik yang dilandasi teori) dalam persfektif kepentingan orang banyak atau
diizinkan terjadi perubahan dalam rangka menuju atau mendekati cita-cita yang
lebih baik. Ada pun sasarannya adalah tercapainya suatu kearifan hasil dari
Definisi ini tepat untuk sebuah perencanaan yang sederhana tapi tidak mampu
memberikan gambaran atas suatu perencanaan yang rumit dan luas. Definisi lain
tersebut.
tersebut. Sungguhpun definisi ini sudah luas tapi belum menunjukkan pengertian
lebih rumit, seringkali tujuan konkret yang hendak dicapai tidak segera
desa dalam lima tahun mendatang. Untuk maksud itu perlu perencanaan yang
konkrit dimana tujuan perlu dirumuskan, misalnya agar pendapatan perkapita rata-
karena memerlukan banyak pemikiran dan analisa misalnya analisa yang terkait
dengan laju pertumbuhan masa lalu dan yang akan datang. Suatu perencanaan
yang ideal hendaknya memuat sifat-sifat persfektif, futuristik, dan antispasi secara
landasan teori yang digunakan. Bila perencanaan lebih bersifat deskriptif akan
datang. Ada pun sifat antisipatif lebih menunjukkan bahwa perencanaan harus
waktu dari ”masa datang”, juga bermacam-macam sesuai dengan tipe dan tingkat
berurutan dapat diwujudkan sebagai sebuah konsep dalam sejumlah tahap, sebagai
berikut :
identifikasi persoalan,
perumusan tujuan-tujuan umum dan sasaran yang lebih khusus dan dapat
yang defenitif.
yang sudah ada. Dalam tradisi ini ini perencana atau analis kebijakan tidak lebih
diarahkan untuk mengembangkan suatu mekanisme yang baru (anti status quo)
keadaan yang baru. Pandangan radikal ini dikenal sebagai transformasi sosial
berbagai tujuan. Istilah wilayah dapat digunakan untuk skala sempit dalam
Nugroho dan Dahuri (2002), wilayah (region) adalah suatu area geografis yang
memiliki ciri tertentu dan merupakan media bagi segala sesuatu untuk berlokasi
dan berinteraksi. Kata ciri tertentu dalam pengertian tersebut memiliki arti penting
perencanaan, itu sebabnya batasan geografis suatu wilayah menjadi longgar dan
dilihat sebagai suatu ruang pada permukaan bumi. Pengertian permukaaan bumi
adalah menunjuk pada tempat atau lokasi yang dilihat secara horizontal dan
vertikal. Jadi termasuk didalamnya apa yang ada dibawah permukaan bumi,
diatas permukaan bumi. Ada dua cara pandang berbeda tentang wilayah yaitu
cara pandang subyektif dan objektif. Cara pandang subyektif, yaitu wilayah
adalah alat untuk mendefinisikan suatu lokasi yang didasarkan atas kriteria
tertentu atau tujuan tertentu. Cara pandang objektif menyatakan wilayah itu
benar-benar ada dan dapat dibedakan dari ciri-ciri/gejala alam disetiap wilayah.
Dahuri (2002) secara umum dikenal tiga tipe. Pertama, wilayah fungsional.
luar. Terbentuknya wilayah fungsional ini akan tampak dalam keadaan pelaku-
pelaku ekonomi lokal saling berinteraksi diantara mereka sendiri pada derajat atau
tingkatan (kualitas dan kuantitas) lebih dari interaksi pelaku ekonomi lokal
kemiripan relatif dalam wilayah. Kemiripan ciri tersebut dapat dilihat dari aspek
sumber daya alam (misalnya iklim dan komoditas), sosial (agama, suku,
wilayah elite (wilayah orang kaya atau pejabat perkotaan), wilayah jasa (wilayah
perdagangan dan jasa-jasa lain), dan wilayah Pantura (wilayah pantai utara Jawa
wilayahnya secara geografis sangat jelas dilandasi keputusan politik dan hukum.
dua tipe lainnya karena dianggap lebih sering digunakan sebagai dasar perumusan
dan pedesaan adalah maksud tersebut. Berdasarkan pengertian dasar dan uraian
yang telah dikemukakan, perencanaan wilayah adalah konsep yang utuh dan
berkelanjutan.
ditemukannya sumber-sumber daya tertentu yang secara fisik relatif sulit atau
memiliki hambatan untuk digerakkan antar wilayah. Hal ini disebabkan adanya
faktor-faktor lokal (bersifat khas atau endemik, misalnya iklim dan budaya), yang
pemusatan ekonomi sacara spasial. Hal ini terjadi karena berkurangnya biaya-
biaya produksi akibat penurunan jarak dalam pengangkutan bahan baku dan
services). Pilar ini adalah yang paling kasat mata dan sangat mempengaruhi
13
aktivitas perekonomian. Implikasinya adalah biaya yang terkait dengan jarak dan
lokasi tidak dapat lagi diabaikan dalam proses produksi dan pembangunan
wilayah.
Moderenisasi baik secara sosial dan ekonomi yang dimiliki wilayah perkotaan
tidak berimbang antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Desa dan kota
mempunyai peran yang sama dalam pengembangan ekonomi suatu wilayah. Jika
peran desa dan kota tersebut dapat berjalan dengan baik maka akan menciptakan
sehingga nilai tambah yang diperoleh dari adanya interaksi tersebut dapat terbagi
secara adil dan proporsional sesuai dengan peran dan potensi sumberdaya yang
yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis,
Kawasan sentra produksi pangan (agropolitan), terdiri dari kota pertanian dan
desa-desa sentra produksi pertanian yang ada disekitarnya, dengan batasan yang
(Sutawi, 2002), yaitu: 1) Sub sistem agribisnis hulu (up stream agribusiness),
2) Sub sistem usaha tani (on farm agribusines), yaitu kegiatan yang menggunakan
yang mengolah komoditas primer menjadi produk olahan baik produk antara
dan luar negeri; 5) Sub sistem jasa yang menyediakan jasa bagi sub sistem
agribisnis hulu, sub sistem usaha tani dan sub sistem agribisnis hilir.
Pembangunan sistem dan usaha agribisnis ini diarahkan secara terpadu untuk
keunggulan bersaing.
mensinergikan berbagai potensi yang ada, yang utuh dan menyeluruh, yang
dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu
yang dinamis.
kegiatan pertanian dan atau agribisnis dalam suatu kesisteman yang utuh dan
pemerintah.
dan produk olahan skala rumah tangga (off farm), sebaliknya kota
kota.
unggulan).
mandiri.
keseluruhan.
Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk
tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah
19
teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan atau arahan
dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan
biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan
lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Lahan yang
dievaluasi dapat berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau
dibedakan menurut tingkatannya, yaitu tingkat Ordo, Kelas, Subkelas dan Unit.
Ordo adalah keadaan kesesuaian lahan secara global. Pada tingkat ordo kesesuaian
lahan dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai (S=Suitable) dan lahan yang
Kelas kesesuaian lahan adalah pembagian lebih lanjut dari ordo yang
menunjukkan tingkat kesesuaian dari ordo tersebut. Kelas diberi nomor urut
dibelakang simbol ordo yang menunjukkan tingkat kelas yang makin kurang
sesuai bila nomornya makin tinggi. Kelas adalah keadaan tingkat kesesuaian
20
dalam tingkat ordo. Berdasarkan tingkat detail data yang tersedia pada masing-
masing skala pemetaan, kelas kesesuaian lahan dibedakan menjadi : (1) Untuk
pemetaan tingkat semi detail (skala 1:25.000-1:50.000) pada tingkat kelas, lahan
yang tergolong ordo sesuai (S) dibedakan ke dalam tiga kelas, yaitu : lahan sangat
sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan sesuai marginal (S3). Sedangkan lahan yang
tergolong ordo tidak sesuai (N) tidak dibedakan ke dalam kelas-kelas. (2) Untuk
atas Kelas sesuai (S), sesuai bersyarat (CS) dan tidak sesuai (N).
Kelas N1 : Tidak sesuai pada saat ini (currenly not suitable). Lahan yang
dan menyeluruh tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan
dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan
manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan.
Dengan kata lain kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan
dalam studi kelayakan mencakup aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
teknologis, aspek organisasi dan manajemen serta aspek ekonomi dan keuangan
(Ibrahim, 2003). Pada penelitian ini yang dikaji adalah aspek keuangan/finansial.
22
yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Net B/C.
asumsi bahwa proyek yang dianalisa itu kecil dibandingkan dengan perekonomian
orang yang turut serta dalam mensukseskan pelaksanaan proyek atau usaha, sebab
tidak ada gunanya melaksanakan suatu proyek atau usaha jika hanya
aktivitas produksi tidak bertambah baik keadaannya (Kadariah dkk, 1999). Maka
disebut layak apabila manfaat yang dihasilkan lebih besar dari pada biaya yang
penunjang yang mendukung proyek tersebut secara pasti harus diketahui sebelum
proyek itu dilaksanakan (Choliq dkk, 1999). Studi kelayakan adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha
atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak
memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan
23
dikeluarkan. Dengan kata lain kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang
Aspek-aspek yang dikaji dalam studi kelayakan mencakup aspek pasar dan
pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek organisasi dan manajemen serta
aspek ekonomi dan keuangan (Ibrahim, 2003). Pada penelitian ini yang dikaji
yaitu NPV, IRR dan Net B/C. Berbagai kriteria tersebut mencerminkan analisis
partial yang didasarkan pada asumsi bahwa proyek yang dianalisa itu kecil
lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan selama proyek tersebut dilaksanakan.
pasti harus diketahui sebelum proyek itu dilaksanakan (Choliq dkk, 1999).
Menurut Choliq, dkk (1999), bahwa Net Present Value (NPV) digunakan
untuk menghitung selisih antara present value dari benefit (manfaat) dan cost
(biaya) pada Discount Factor tertentu, dan menurut Kadariah (1988) NPV
24
digunakan untuk mengukur hasil bersih yang maksimal yang dapat dicapai dengan
Suatu usaha dikatakan layak apabila dalam perhitungan hasil NPV positif.
keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat ukur
Apabila nilai suatu IRR lebih besar dari pada/sama dengan Opportunity
Cost of Capital, maka proyek dinyatakan layak. Adapun metode yang digunakan
dalam analisis kelayakan finansial adalah NPV, IRR dan Net B/C. Suatu proyek
Thomas Saaty pada tahun 1970-an. Pada saat itu Saaty merupakan profesor di
(Sumbangan, 2002).
keputusan karena AHP berdasarkan pada teori yang merefleksikan cara orang
Umumnya kita juga telah memikirkan beberapa alternatif solusi, dengan berbagai
argumen pro dan kontra. Dengan demikian, AHP dapat memberikan solusi yang
Menurut (Tanjung dan Ma’arif, 2003) pada prinsipnya, metode AHP ini
bagian secara lebih terstruktur, mulai dari goals ke objectives, kemudian ke sub-
1. Dekomposisi (Decomposition)
persoalan. Oleh karena itu, proses analisis ini dinamakan hierarki (hierachy).
Prinsip ini membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada
suatu tingkat tertentu yang berkaitan dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini
elemen. Hasil penilaian ini tampak lebih baik bila disajikan dalam bentuk
matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka global priority
adalah :
AHP merupakan salah satu alat dalam memecahkan masalah yang bersifat
A
MULAI
IDENTIFIKASI SISTEM
PENGOLAHAN VERTIKAL
PENYUSUNAN HIRAKI
A
TIDAK
dari berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh pembuat keputusan. Kunci utama
keputusan yang rasional tersebut adalah tujuan, bukan alternatif, kriteria, atau
dan irrasional, serta risiko dan ketidakpastian dalam lingkungan yang kompleks.
AHP juga dapat digunakan untuk memprediksi hasil, merencanakan hasil yang
29
dinilai secara kuantitatif. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa reaksi natural
pasangan dalam setiap kelompok, sebagai suatu matriks. Setelah itu akan
diperoleh bobot dan rasio inkonsistensi untuk setiap elemen. Dengan demikian
seperangkat tujuan atau alternatif. Dalam hal ini, AHP merupakan proses
tidak hanya bermanfaat dalam pembuatan keputusan yang terbaik tetapi juga
yang terbaik.
30