Anda di halaman 1dari 6

TEORI DAN KONSEP PERENCANAAN

Perencanaan atau yang sudah akrab dengan istilah planning adalah satu dari fungsi management yang sangat
penting. Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada kegiatan hidup kita sehari-hari, baik disadari
maupun tidak. Sebuah rencana akan sangat mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu
pekerjaan yang baik adalah yang direncanakan dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai dengan yang
telah direncanakan.
Perencanaan partisipatori berarti perencanaan yang melibatkan beberapa yang berkepentingan dalam
merencanakan sesuatu yang dipertentangkan dengan merencanakan yang hanya dibuat oleh seseorang atau
beberapa orang atas dasar wewenang kedudukan, seperti perencana di tingkat pusat kepala-kepala kantor
pendidikan di daerah. Perencanaan partisipatori banyak melibatkan orang-orang daerah yang memiliki
kepentingan atas obyek yang direncanakan. Karena itu perencanaan partisipatori, memerlukan informasi dari
masyarakat dalam arti perlu pendekatan pada masyarakat untuk melaksanakan perencanaan pendidikan pada
satu tempat (daerah). Dalam arti hubungan lembaga pendidikan dengan komunikasinya merupakan dasar untuk
memudahkan pelaksanaan perencanaan pendidikan partispatori seperti kebiasaan lembaga pendidikan dan
masyarakat bekerja sama membangun pendidikan. Komunikasi antara lembaga pendidikan dengan masyarakat
merupakan realisasi teori common sense dalam komunikasi, bukan teori kompetisi atau teori kontrol.
Dalam investorword.com didefinisikan “The process of setting goals, developing strategies, and outlining tasks
and schedules to accomplish the goals”. Planning adalah proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi,
dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa
sebuah planning atau perencanaan adalah merupakan proses menuju tercapainya tujuan tertentu. Atau dalam
istilah lain merupakan persiapan yang terarah dan sistematis agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Kaufman (1972) sebagaimana dikutip Harjanto, Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan
dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Bintoro Tjokroaminoto mendefinisikan perencanaan sebagai
proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu. Pramuji Atmosudirdjo mendefinisikan perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang
sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, dimana,
dan bagaiman melakukannya. SP. Siagiaan mengartikan perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa datang dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Y Dior berpendapat perencanaan perencanaan adalah suatu proses
penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang , dalam rangka mencapai
sasaran tertentu.
Berbagai pendapat diatas menyiratkan bahwa perencanaan merupakan proses yang berisi kegiatan-kegiatan
berupa pemikiran, perhitungan, pemilihan, penentuan dsb. Yang semuanya itu dilakukan dalam rangka
tercapainya tujuan tertentu. Pada hakekatnya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan atas
sejumlah alternative (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang
guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang
dilakukan secara sistematis dan dan berkesinambungan. Perencanaan memiliki urgensi yang sangat bermanfaat
dalam hal antara lain;
a. Standar pelaksanaan dan pengawasan
b. Pemilihan berbagai alternatif terbaik
c. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
d. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
e. Membantu manager menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
f. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
g. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti

Manfaat yang lain dari perencanaan adalah;


a. Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai
b. Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut.
c. Organisasi memperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakan sesuai tugas pokok fungsi yang
telah ditetapkan.
d. Menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan
e. Memberikan batas wewenang dan tanggung jawab bagi seluruh pelaksana
f. Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensif sehingga bisa menemukan dan memperbaiki
penyimpangan secara dini.
g. Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuaian antara kegiatan internal dengan situasi eksternal
h. Menghindari pemborosan

Dengan adanya standar pelaksanaan (SOP) dan pengawasan, skala prioritas, tujuan, batasan wewenang,
pedoman kerja dsb. memungkinkan seluruh personil yang terlibat dalam organisisasi atau tim akan dapat
bekerja lebih transparan dan penuh tanggung jawab, efektif dan efisien.
Kegiatan perencanaan memiliki ruang lingkup yang sangat luas terkait demensi waktu, spasial, dan tingkatan dan
teknis perencanaannya. Namun demikian ketiga demensi tersebut saling kait-terkait dan beriteraksi. Masing-
masing demensi tersebut adalah sebagai berikut;
1. Perencanaan dari Dimensi Waktu
Dari demensi waktu perencanaan mencakup; (a) Perencanaan jangka panjang (long term planning) berjangka 10
tahun keatas, bersifat prospektif, idealis dan belum ditampilkan sasaran-sarana yang bersifat kualitatif. (b)
Perencanaan jangka menengah (medium term planning) berjangka 3 sampai 8 tahun, merupakan penjabaran
dan uraian rencana jangka panjang. Sudah ditampilkan sasaran-sasaran yang diproyksikan secara kuantitatif,
meski masih bersifat umum. (c) Perencanaan jangka pendek (sort term planning) berjangka 1 tahunan disebut
juga perencanaan jangka pendek tahunan (annual plan) atau perencanaan operasional tahuanan (annual
opperasional planning)
2. Perencaan Dari Dimensi Spasial
Perencanaan ini terkait dengan ruang dan batas wilayah yang dikenal dengan perencanaan nasional (berskala
nasional), regional (berskala daerah atau wilayah), perencanaan tata ruang dan tata tanah (pemanfaatan fungsi
kawasan tertentu).
3. Perencanaan dari Dimensi Tingkatan Teknis Perencanaan
Dalam demensi ini kita mengenal istilah (a) perencanaan makro (b) perencaan mikro (c) perencanaan sektoral
(d) perencaan kawasan dan (e) perencaan proyek. Perencaan makro meliputi peningkatan pendapatan nasional,
tingkat konsumsi, investasi pemerintah dan masyarakat, ekspor impor, pajak, perbankan dsb. Perencanaan
mikro disusun dan disesuaikan dengan kondisi daerah. Perencanaan kawasan memperhatikan keadaan
lingkungan kawasan tertentu sebagai pusat kegiatan dengan keunggulan komparatif dan kompetitif.
Perencanaan proyek adalah perencanaan operasional kebijakan yang dapat menjawab siapa melakukan apa,
dimana, bagaimana dan mengapa.
4. Perencanaan Demensi Jenis
Menurut Anen (2000) sebagaimana dikutip Syaiful sagala meliputi; (a) Perencanaan dari atas ke bawah (top
down planning), (b) perencanaan dari bawah ke atas (botton up planning), (c) perencanaan menyerong
kesamping (diagonal planning), dibuat oleh pejabat bersama dengan pejabat bawah diluar struktur (d)
perencanaan mendatar (horizontal planning), yaitu perencanaan lintas sektoral oleh pejabat selevel (e)
perencanaan menggelinding (rolling planning) berkelanjutan mulai rencana jangka pendek,menengah dan
panjang.(f) perencanaan gabungan atas ke bawah dan bawah ke atas (top down and button up planning), untuk
mengakomodasi kepentingan pusat dengan wilayah/daerah.
Dalam kegitan pendidikan lingkup perencanaan meliputi semua komponen administrasi sekolah dalam hal
kurikulum, supervisi, kemuridan, keuangan, sarana dan prasarana, personal, layanan khusus, hubungan
masyarakat, media belajar, ketata usahaan sekolah dsb. Atau berupa penentuan sasaran, alat, tuntutan-
tuntutan, taksiran, pos-pos tujuan, pedoman, kesepakatan (commitment) yang menghasilkan program-program
sekolah yang terus berkembang

Teori dan Konsep Perencanaan


Menurut Hudson dalam Tanner (1981) teori perencanaan meliputi, antara lain; sinoptik, inkremental, transaktif,
advokasi, dan radial. Selanjutnya di kembangkan oleh tanner (1981) dengan nama teori SITAR sebagai
penggabungan dari taksonomi Hudson.
1. Teori Sinoptik
Disebut juga system planning, rational system approach, rasional comprehensive planning. Menggunakan model
berfikir system dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat,
dengan satu tujuan yang disbebut visi. Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi; (a) pengenalan
masalah, (b) mengestimasi ruang lingkup problem (c) mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian, (d)
menginvestigasi problem, (e) memprediksi alternative, (f) mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.
2. Teori Incemental
Didasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi dan tidak cocok untuk
jangka panjang. Jadi perencanaan ini menekankan perencanaan dalam jangka pendek saja. Yang dimaksud
dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam merencanakan objek tertentu dalam lembaga
pendidikan, selalu mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan.
3. Teori Transactive
Menekankan pada harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu
desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari individu ke individu secara keseluruhan. Ini berarti
penganutnya juga menekankan pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.
4. Teori Advocacy
Menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak
bertitik tolak dari pengamatan secara empiris, tetapi atas dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai
(advocacy= mempertahankan dengan argumentasi).
Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional. Karena ia meningkatkan kerja sama secara
nasional, toleransi, kemanusiaan, perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan
kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh pemerintah/ atau badan
pusat.
5. Teori Radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk melakukan perencanaan
sendiri, dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah keadaan lembaga supaya tepat dengan kebutuhan.
Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan partisipasi maksimum dari individu dan minimum dari
pemerintah pusat / manajer tertinggilah yang dapat dipandang perencanaan yang benar. Partisipasi disini juga
mengacu kepada pentingnya kerja sama antar personalia. Dengan kata lain teori radikal menginginkan agar
lembaga pendidikan dapat mandiri menangani lembaganya. Begitu pula pendidikan daerah dapat mandiri
menangani pendidikannya.
6. Teori SITAR
Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary planning process. Teori ini
menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan situasi dan
kondisi masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS
yaitu S terakhir adalah menunjuk huruf awal dari teori situational. Berarti teori baru ini di samping
mengombinasikan teori-teori yang sudah ada penggabungan itu sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi lembaga pendidikan dan masyarakat. Jadi dapat kita simpulkan bahwa teori-teori
diatas mempunyai persamaan dan pebedaannya.

Strategi Perencanaan
Pendekatan (strategi) perencanaan pendidikan terkait erat dengan struktur penduduk. Ada empat pendekatan
dalam perencanaan pendidikan, yaitu ; (1) pendekatan kebutuhan sosial (social demand approach), (2)
pendekatan ketenagakerjaan (manpower approach), (3) pendekatan untung rugi (cost and benefit), (4)
pendekatan cost eefectiveness, dan (5) pendekatan terpadu. Masing-masing mempunyai kelebihan dan
kelemahan.
1. Pendekatan Kebutuhan Sosial (sosial demand approach)
Pendekatan model ini didasarkan atas keperluan masyarakat saat ini dan menitik beratkan pada pemerataan
pendidikan seperti wajib belajar (wajar 9 tahun). Kekurangannya pendekatan model ini adalah; (1) mengabaikan
alokasi dalam skala nasional, (2) mengabaikan kebutuhan perencanaan ketenagakerjaan, (3) cenderung hanya
menjawab problem pemerataan dengan lebih mengutamakan kuantitas daripada kualitas pendidikan.
2. Pendekatan Ketenagakerjaan (Manpower Approach)
Pendekatan ini mengutamakan keterkaitan system pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
Membengkaknya angka pengangguran misalnya menjadi pendorong untuk mempertemukan gape antara dunia
pendidikan dengan dunia kerja. Upaya untuk hal ini misalnya diberlakukannya system link and match, magang,
pendidikan profesi, pengembangan smk dsb.
3. Pendekatan Untung Rugi (cost and benefit)
Dalam pendekatan ini dibuat perhitungan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan untuk penyelengaraan
pendidikan serta keuntungan yang akan siperoleh dari hasil pendidikan. Pendekatan ini melihat pendidikan
sebagai upaya investasi yang harus memberikan keuntungan nyata pada saat nanti.
4. Pendekatan Cost Efectiveness
Pendekatan ini menitikberatkan pada pemanfaatan biaya secermat mungkin untuk mencapai hasil pendidikan
seoptimal mungkin, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pendidikan ini diadakan jika benar-benar
memberikan keuntungan yang relative pasti. Seperti dibukannya program magister management, magister
bisnis administrasi, kursus-kursus dsb.
5. Pendekatan Terpadu
Yaitu dengan memadukan keempat pendekatan diatas sunaryo (2000). Dalam hemat kami, pendekatan terpadu
dapat digunakan untuk menjembatani berbagai kepentingan akan tujuan output pendidikan. Apalagi dalam
islam dikenal akan adanya dua kebutuhan duniawi dan ukhrowi sehingga pendekatan yang digunakan untuk
pendidikan tentu semestinya mencakup kedua kebutuhan tersebut.

KONSEP DASAR PERENCANAAN

I. Pengertian Perencanaan
Perencanaan ialah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu priode
tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Beberapa ahli memberikan pengertian perencanaan.
Menurut Bintoro Tjokroaminoto, perencanaan ialah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistimatis
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Siagian memberikan pengertian perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara
matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa datang dalam rangka mencapai tujan yang telah
ditentukan sebelumnya.
Sedangkan Handoko berpendapat perencanaan meliputi 1) pemiliahan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi,
2) penentuan strategi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode, system, anggaran, dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif (pilihan)
mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang
dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistimatis dan
berkesinambungan.
Proses ialah hubungan tiga kegiatan yang berurutan, yaitu menilai situasi dan kondisi saat ini, merumuskan dan
menciptakan situasi dan kondisi yang diinginkan (yang akan datang), dan menentukan apa saja yang diperlukan
untuk mencapai keadaan yang diinginkan.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang disebut perencanaan ialah kegiatan yang akan
dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Dari definisi ini perencanaan mengandung unsur-
unsur sbb:
1). Sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya.
2). Adanya proses
3). Hasil yang ingin dicapai
4). Menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.
II. Tujuan Perencanaan
1. Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaan.
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
3. Mengetahaui siapa yang terlibat (struktur organisasinya) baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
5. Memimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu.
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
III. Manfaat PerencanaaN
Adapun manfaat dari perencanaan yaitu:
1. Standar pelaksanaan dan pengawasan
2. Pemilihan sebagai alternatif terbaik.
3. Penyusunan skala prioritas , baik sasaran maupun kegiatan
4. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi.
5. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
6. Alat memudahakan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait.
7. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
IV. Proses Perencanaan
Proses perencanaan menurut Banghart & Trull melalui tahapan sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Mengidentifikasi permasalahan Pendidikan
3. Analisis area masalah perencanaan
4. Penyusunan konsep dan rencana
5. Mengevaluasi rencana
6. Menentukan rencana
7. Penerapan rencana
8. Rencana unpan balik
V. Prinsip Perencanaan Yang Baik
1. Keadaan sekaranG
2. Keberhasilan dan factor-faktor kritis keberhasilan
3. Kegagalan masa lampau
4. Potensi, tantangan dan kendala yang ada.
5. Kemampuan merubah kelemahan menjadi kekuatan dan ancaman menjadi peluang analisis.
6. Mengikutsertakan pihak-pihak terkait.
7. Memerhatikan komitmen dan mengkoordinasikan pihak-pihak terkait
8. Mempertimbangakan efektifitas dan efisiensi, demokratis, transparan, realistis, legalistis dan praktis.
9. Jika mungkin, menguji cobakan kelayakan perencanaan.

ETIKA PERENCANAAN
yanuarhari Tak Berkategori 16 Oktober 2018 3 Minutes
A. Etika dan moral

Pengertian etika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan-perbuatan
yang di lakukan oleh manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan kata lain aturan ataupun pola-pola dari
tingkah laku yang di hasilkan oleh akal manusia Etika bersifat relatif yaitu dapat berubah-ubah sesuai dengan
kemajuan zaman. Etika juga diartikan sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan & keburukan dalam hidup
manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehendak serta didasari pikiran yang jernih dengan
pertimbangan perasaan. Etik merupakan suatu cabang ilmu filsafat. Yang secara sederhana dapat dikatakan
bahwa etik yaitu disiplin yang mempelajari tentang baik & buruk sikap dari tindakan manusia. Etika merupakan
sebuah bagian filosofis yang sangat berhubungan erat sekali dengan nilai manusia dalam menghargai suatu
tindakan, apakah benar atau salah, dan juga penyelesaiannya baik ataupun tidak.
Karena sebagai suatu ilmu maka Etika terdiri atas berbagai macam-macam jenis dan juga ragamnya
diantaranya :
Etika diskriftif
Memberikan gambaran & ilustrasi tentang tingkah laku manusia ditinjau dari nilai-nilai baik dan juga buruk serta
hal-hal yang mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis, yang dianut oleh masyarakat.
Etika normative
Membahas & mengkaji ukuran baik, buruknya tindakan manusia, yang biasanya dikelompokkan menjadi,
sebagai berikut ini:
Etika Umum
Membahas berbagai macam berhubungan dengan kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil
berbagai macam kebijakan berdasarkan teori-teori dan juga prinsip-prinsip moral.
4. Etika khusus
Etika yang terdiri dari etika sosial, etika individu & etika terapan, pengertiannya yaitu:
Etika sosial adalah yang menekankan tanggung jawab sosial & hubungan antar sesama manusia dalam aktivitas
yang dilakukannya.
Etika individu adalah lebih menekankan kepada kewajiban manusia sebagai pribadi.
Etika terapan adalah etika-etika yang diterapkan pada sebuah profesi.
Pengertian moral adalah merupakan pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia yang
beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik, buruknya perbuatan dan kelakuan. Moralisasi yaitu uraian
(pandangan dan ajaran) tentang perbuatan serta kelakuan yang baik. Demoralisasi, yaitu kerusakan moral.
moral dan etika memiliki perbedaan, untuk mengukur tingkah laku manusia yaitu adat istiadat, kebiasaan, dll
yang berlaku di masyarakat. Etika & moral sama artinya tetapi pemakaiannya dalam sehari-hari terdapat sedikit
perbedaan. Moral digunakan untuk perbuatan yang sedang di nilai. Sedangkan etika digunakan untuk sistem
nilai yang ada.
B. Etika Profesi
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai
pengemban profesi. Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga
sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek). Etika
profesi sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan
dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para
anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama, (Anang Usman, SH., MSi.)
Prinsip dasar di dalam etika profesi :
Tanggung jawa Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya Terhadap dampak dari profesi itu
untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan ketekunan
Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi
Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi
etika profesi adalah aturan-aturan atau norma standar perilaku serta tanggung jawab yang ditetapkan pada
profesi tersebut agar tidak terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan oleh orang-orang di bidang profesi
tersebut.
Kode etik profesi sebagai kriteria prinsip profesional yang telah digariskan, sehingga diketahui dengan pasti
kewajiban profesional anggota lama, baru, ataupun calon anggota kelompok profesi. Kode etik profesi telah
menentukan standarisasi kewajiban profesional anggota kelompok profesi. Sehingga pemerintah atau
masyarakat tidak perlu campur tangan untuk menentukan bagaimana profesional menjalankan kewajibannya.
Fungsi Kode Etik Profesi :
Mengapa kode etik profesi perlu dirumuskan secara tertulis?
Sumaryono (1995) mengemukakan 3 alasannya yaitu :
Sebagai sarana kontrol sosial
2. Sebagai pencegah campur tangan pihak lain
3. Sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik
Peran Etika dalam Perkembangan IPTEK
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berlangsung sangat cepat. Dengan perkembangan tersebut
diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup manusia untuk menjadi manusi secara
utuh. Maka tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, manusia juga harus
menghayati secara mendalam kode etik ilmu, teknologi dan kehidupan.
Para pakar ilmu kognitif telah menemukan bahwa teknologi mengambil alih fungsi mental manusia, pada saat
yang sama terjadi kerugian yang diakibatkan oleh hilangnya fungsi tersebut dari kerja mental manusia.
Perubahan yang terjadi pada cara berfikir manusia sebagai akibat perkembangan teknologi sedikit banyak
berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma dalam kehidupannya.
Etika profesi merupakan bagian dari etika sosial yang menyangkut bagaimana mereka harus menjalankan
profesinya secara profesional agar diterima oleh masyarakat. Dengan etika profesi diharapkan kaum profesional
dapat bekerja sebaik mungkin, serta dapat mempertanggungjawabkan tugas yang dilakukan dari segi tuntutan
pekerjaannya.
C. Upaya untuk meningkatkan etika profesi perencana dalam kasus Reklamasi Teluk Jakarta
Dalam etika profesi perencanaan ada beberapa keteria-keteria yang perlu dijunjung tinggi agar sesuai dengan
atuaran-aturan yang berlaku supaya tidak ada kesalahan-kesalahan yang nantinya akan mengahambat sebuah
proses perencanaan. Dalam studi kasus reklamasi diteluk Jakarta ada beberapa etika perencanaan yang perlu
diterapkan meliputi
Menaati aturan aturan yang ada sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada wilayah tersebut
Pengembangan wilayah sesuai dengan amdal yang berlaku
Menjunjung tinggi etika perencanaan sesuai dengan batasan-batasan sistem dan tata nilai minimum dalam
ruang, waktu dan kondisi tertentu yang dipersyaratkan untuk menjamin keberlangsungan proses perencanaan
guna mencapai tujuan.

Anda mungkin juga menyukai