Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN WILAYAH

I. DEFINISI PERENCANAAN DAN PERENCANAAN WILAYAH


A. Perencanaan
Perencanaan mengandung artikulasi yang cukup luas, dapat berarti
berbeda bagi orang yang berbeda, bisa berarti sederhana atau kompleks.
Hal ini dapat membuat perbedaan definisi perencanaan pada tiap ahli yang
dipengaruhi/tergantung dari sudut pandang, fokus perhatian dan luasan
bidang yang tercakup dalam perencanaan.
Disini akan disebutkan beberapa definisi perencanaan:
1. Menurut Nawawi, H. (2003) :
a. Perencanaan adalah proses pemilihan dan penetapan tujuan, strategi,
metode, anggaran, dan standar (tolak ukur) keberhasilan suatu
kegiatan.
b. Perencanaan

adalah

proses

memilih

sejumlah

kegiatan

untuk

ditetapkan sebagai keputusan tentang suatu pekerjaan yang harus


dilakukan, kapan, bagaimana dan siapa yang melakukannya.
2. Menurut Arsyad (1999), terdapat empat hal yang terdapat dalam
perencanaan, yaitu sebagai berikut:
a. Merencanakan berarti memilih,
b. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumberdaya,
c. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan, dan
d. Perencanaan berorientasi ke masa depan.
3. Menurut

Glasson

(1977),

perencanaan

merupakan

serangkaian

tindakan berurutan yang ditujukan pada pemecahan persoalan-persoalan


di masa datang. Dari definisi tersebut tiga hal penting yang dikaji
adalah :
a. Persoalan-persoalan.
b. Di masa datang (peramalan keadaan masa datang).
c. Tindakan untuk menghindari persoalan masa datang.
4. Menurut Djoko Sujarto (1980) perencanaan merupakan suatu usaha
pemikiran secara rasional untuk mencapai kebutuhan baru di masa
mendatang, Pada definisi yang diberikan di atas mengandung arti
bahwa :
a. Adanya peramalan kebutuhan di masa datang.

b. Adanya

keinginan

pemenuhan

kebutuhan

yang

rasional

(dapat

dilaksanakan) di masa datang.


Dalam pengertian-pengertian tersebut diatas bisa kita simpulkan antara
lain:

Perencanaan adalah suatu pekerjaan mental yang memerlukan

pemikiran

(imajinasi)

dalam

rangka

proses

pemilihan/pengambilan

keputusan mengenai suatu pekerjaan dengan cara mengetahui dan


menganalisis kondisi masa lalu, saat ini, proyeksi ke masa depan
berdasarkan pada fakta dan data yang teruji, tentang apa yang harus
dilakukan, kapan, bagaimana dan siapa yang melakukannya, yang meliputi
tujuan, strategi, metode, anggaran, dan standar (tolak ukur) keberhasilan
suatu kegiatan, untuk menghindari/mengantisipasi dampak negatif

dan

mendorong dampak positif di masa depan.


B. Perencanaan Wilayah
Wilayah merupakan suatu area geografis yang memiliki ciri tertentu dan
merupakan media bagi segala sesuatu untuk berlokasi dan berinteraksi,
batasan wilayah hanya mencakup seluas lingkungan setempat (core) dan
area sekelilingnya (periphery).
Ada tiga tipe Wilayah
Wilayah fungsional (functional region), dicirikan oleh adanya derajad
integrasi antara komponen-komponen dalam wilayah.
Wilayah homogen, dicirikan oleh adanya relatif kesamaan (similarity)
dalam wilayah.
Wilayah administratif, dibentuk untuk kepentingan pengelolaan atau
organisasi oleh pemerintah maupun pihak-pihak lain.
Menurut Robinson Tarigan (2005) Perencanaan wilayah adalah mengetahui
dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan perkembangan berbagai
faktor

non-controllable

yang

relevan,

memperkirakan

faktor-faktor

pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat


dicapai, menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut
serta menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan.
Glasson (1974) menyatakan bahwa perencanaan Wilayah dalam artian
umum adalah menyangkut serangkaian tindakan yang ditujukan untuk
memecahkan persoalan di masa depan.

Ada banyak pengertian sesungguhnya menyangkut Perencanaan Wilayah,


namun secara umum dapat diartikan sebagai berikut :
1. Perencanaan

wilayah

adalah

penetapan

langkah-langkah

yang

di

gunakan untuk wilayah tertentu sesuai dengan tujuan yang telah


ditetapkan.

Langkah-langkah

tersebut

antara

lain

mengetahui

menetapkan tujuan, meramal kan suatu yang akan terjadi di masa yang
akan datang, memperkirakan berbagai masalah yang muncul, dan
menetapkan

lokasi

atau

wilayah

yang

dijadikan

tempat

untuk

melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan.


2. Perencanaan wilayah adalah perencanaan penggunaan ruang wilayah
dan perencanaan aktivitas pada ruang wilayah, Perencanaan ruang
wilayah biasanya dituangkan dalam perencanaan tata ruang wilayah,
sedangkan perencanaan aktivitas biasanya dituangkan dalam rencana
pembangunan wilayah.

AI. PENTINGNYA PERENCANAAN WILAYAH


Perencanaan berkaitan dengan faktor sumber daya yang terbatas untuk
dimanfaatkan hasilnya secara optimal sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Pentingnya perencanaan wilayah dikuatkan oleh beberapa faktor yang
dikemukakan sebagai berikut:
1. Potensi wilayah terbatas, kemungkinan tidak dapat diperbanyak atau
diperbaharui lagi.
2. Kemampuan teknologi dan cepatnya perubahan dalam kehidupan
manusia.
3. Kesalahan perencanaan yang sudah dieksekusi di lapangan sering tidak
dapat diubah atau diperbaiki kembali. Misal: penggunaan lahan yagn tidak
terencana atau salah dalam perencanaan.
4. Lahan dibutuhkan oleh setiap manusia untuk menopang kehidupannya.
Disisi lain kemampuan manusia untuk mendapatkan lahan tidak sama
sehingga penggunaan atau kepemilikan lahan tidak dapat sepenuhnya
diserahkan pada mekanisme pasar.
5. Tatanan wilayah sekaligus menggambarkan kepribadian masyarakat,
dimana kedua hal tersebut saling mempengaruhi.
6.

Potensi

wilayah

sebagai

aset

yang

harus

kesejahteraan rakyat secara lestari, berkelanjutan.

dimanfaatkan

untuk

A. Tujuan dsn Manfaat Perencanaan Wilayah


Tujuan perencanaan wilayah adalah menciptakan kehidupan yang efisien,
nyaman serta lestari dan pada tahap akhirnya menghasilkan rencana yang
menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang direncanakan, baik oleh
pemerintah maupun swasta.
Lokasi yang dipilih memberikan efisiensi dan kelestarian lingkungan paling
maksimal setelah memperhatikan benturan kepentingan dari berbagai
pihak. Sifat perencanaan yang sekaligus menunjukkan manfaatnya adalah:
a.

Perencanaan

wilayah

haruslah

dapat

menggambarkan

proyeksi

berbagai kegiatan ekonomi dan penggunaan lahan pada wilayah di


masa yang akan datang. Sejak awal dapat dilihat arah lokasi yang
disiapkan

untuk

dibangun

dan

yang

dijadikan

sebagai

wilayah

penyangga. Hal ini berarti sejak awal sudah dapat diantisipasi dampak
positif dan negatif dari perubahan dan dipikirkan langkah-langkah yang
ditempuh untuk mengurangi dampak negatif dan mengoptimalkan
dampak positif.
b. Panduan bagi pelaku ekonomi untuk memilih kegiatan yang perlu
dikembangkan dan lokasi yang memungkinkan di masa akan datang.
Hal ini mempercepat proses pembangunan karena investor mendapat
kepastian

hukum

lokasi

usaha

dan

menghindarkan

benturan

kepentingan.
c. Acuan bagi pemerintah untuk mengendalikan arah pertumbuhan
ekonomi dan arah penggunaan lahan.
d. Landasan bagi rencana-rencana lain yang lebih sempit dan lebih detil.
Misal: perencanaan sektoral dan perencanaan prasarana.
e. Menjamin keserasian spasial, keselarasan antar sektor, optimalisasi
investasi,

terciptanya

efisiensi

dalam

kehidupandan

menjamin

kelestarian lingkungan. Perencanaan wilayah diusahakan mencapai


sasaran-sasaran tersebut secara maksimal berdasarkan hambatan dan
keterbatasan yang ada.
B. Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan Wilayah
Perencanaan wilayah menyangkut berbagai bidang, yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan wilayah untuk kajian sosial ekonomi wilayah, seperti
perencanaan sosial ekonomi perkotaan dan sosial ekonomi pedesaan.

2. Perencanaan wilayah untuk tata ruang atau tata guna lahan. Perencanaan
ini dapat diperinci atas tata ruang tingkat nasional, tataruang tingkat
provinsi, tata ruang tingkat kabupaten atau kota, dan tata ruang tingkat
kecamatan.
3. Perencanaan wilayah untuk kajian-kajian khusus, seperti perencanaan
lingkungan, perencanaan permukiman atau perumahan, dan perencanaan
transportasi.
4. Perencanaan wilayah untuk proyek (siteplanning), seperti perencanaan
lokasi proyek pasar, perencanaan lokasi proyek pendidikan, perencanaan
lokasi proyek real estate, dan perencanaan lokasi proyek pertanian.
C. Faktor-Faktor Perencanaan Wilayah
Ada banyak faktor yang mempengaruhi Perencanaan Wilayah, pertama,
Potensi di setiap wilayah berbeda, baik sumber daya alam maupun sumber
daya manusia. Ada wilayah yang memiliki potensi sumber daya melimpah,
ada pula yang minim.

Perbedaan potensi ini memerlukan perencanaan

yang berbeda. Kedua Potensi wilayah berupa pemberian alam maupun


hasil karya manusia di masa lalu merupakan aset yang harus di manfaatkan
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat dengan mengoptimalkan
penggunaan teknologi yang
perubahan

dalam

kehidupan

sangat cepat sehingga mempengaruhi


manusia.

Ketiga

Adanya

kesalahan

perencanaan di masa lalu sehingga tidak dapat diubah atau diperbaiki


kembali. Misalnya, masyarakat yang sudah terlanjur membangun rumah di
jalur hijau, atau daerah yang terkena banjir tahunan. Oleh karena itu,
memerlukan

perencanaan

berikutnya

agar

lebih

terarah.

Keempat

Kebutuhan akan lahan yang semakin meningkat. Hal ini karena seiring
dengan pertumbuhan penduduk yang cepat.
D. Langkah-Langkah Perencanaan Wilayah
Perencanaan wilayah merupakan perencanaan penggunaan ruang wilayah
(tertuang dalam perencanaan tata ruang wilayah) dan perencanaan
aktivitas pada ruang wilayah (tertuang dalam rencana pembangunan
wilayah). Perencanaan wilayah sebaiknya dimulai dengan penetapan visi
dan misi wilayah.
Visi adalah cita-cita tentang masa depan wilayah yang diinginkan. Visi
seringkali bersifat abstrak tetapi ingin menciptakan ciri khas wilayah yang
ideal.

Misi adalah kondisi antara atau suatu tahapan untuk mencapai visi
tersebut. Misi merupakan kondisi ideal setingkat dibawah visi tetapi lebih
realistik untuk mencapainya.
Dalam kondisi ideal, perencanaan wilayah sebaiknya dimulai setelah
rencana tata ruang wilayah (RTRW) tersusun, karena RTRW merupakan
landasan

sekaligus

Perencanaan

sasaran

pembangunan

perencanaan
wilayah

pembangunan

sebaiknya

wilayah.

menggunakan

dua

pendekatan yaitu pendekatan sektoral dan pendekatan regional.


Secara umum Perencanaan wilayah di Indonesia setidaknya memerlukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Gambaran kondisi saat ini dan identifikasi persoalan. Diperlukan kegiatan
pengumpulan data, baik data primer maupun sekunder.
2. Tetapkan visi, misi dan tujuan umum. Dimana hal yang tercakup
didalamnya harus merupakan kesepakatan bersama sejak awal.
3. Identifikasi pembatas dan kendala yang sudah ada saat ini maupun
diperkirakan akan muncul pada masa akan datang.
4. Proyeksikan berbagai variabel terkait, baik bersifat controllable (dapat
dikendalikan) maupun non-controllable (di luar jangkauan pengendalian
pihak perencana).
5. Tetapkan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai dalam kurun waktu
tertentu, yaitu berupa tujuan yang dapat diukur.
6. Mencari dan mengevaluasi alternatif untuk mencapai sasaran. Perlu
diperhatikan keterbatasan dan faktor produksi yang tersedia.
7. Memilih alternatif terbaik, termasuk menentukan berbagai kegiatan
pendukung.
8. Menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan.
9. Menyusun kebijakan dan strategi agar kegiatan pada tiap lokasi berjalan
sesuai yang diharapkan.
III. PERMASALAHAN PERENCANAAN WILAYAH
Permasalahan dalam Perencanaan Wilayah dapat dibagi atas 2 (dua) bagian
yaitu MasalahMikro, dan Masalah Makro
A. Masalah Mikro
Masalah mikro adalah permasalahan yang berkaitan dengan pembangunan
proyek itu sendiri, baik dari pengelola maupun dari pemberi ijin proyek.
Permasalahan mikro antaralain permasalahan teknik, seperti kondisi lahan,

pengelolaan, keuangan, dampak lingkungan, sikap sosial masyarakat, dan


permasalahan keamanan.
B. Masalah Makro
Permasalahan makro adalah permasalahan pemerintah untuk melihat
kaitan proyek dengan program pemerintah secara keseluruhan (makro).
Permasalahan makro sebagian besar menjadi tanggung jawab pemerintah
(perencana wilayah), seperti kesesuaian lokasi wilayah dan strategi
pengembangan ekonomi wilayah.
IV. PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN WILAYAH
Untuk kelancaran penyelenggaraan kegiatan perencanaan wilayah ada
beberapa

pendekatan

yang

dilakukan,

yaitu

Pendekatan

sektoral

dan

pendekatan regional/Kewilayahan.
A. Pendekatan Sektoral
Pendekatan sektoral adalah pendekatan perencanaan wilayah berdasarkan
sektor-sektor

kegiatan

yang

ada

diwilayah

tersebut,

seperti

sektor

pertanian dan sektor industri.


Setiap sektor dianalisis potensinya satu persatu, menetapkan apa yang
dapat ditingkatkan dan dimana lokasi kegiatan peningkatan tersebut.
Misalnya, untuk menganalisis sektor pertanian, sektor tersebut dapat dibagi
menjadi sub sektor, seperti tanaman pangan, perkebunan rakyat, dan
perusahaanbesar.
Dalam pendekatan sektoral, pengelompokan sektor-sektor dapat dilakukan
berdasarkan administrasi pemerintahan. Misalnya, sektor perindustrian
berada

dibawah

departemen

perindustrian,

sektor

pertanian

berada

dibawah departemen pertanian.


Untuk masing-masing sub sektor dapat di perinci lagi atas dasar komoditi.
Misalnya, untuk sub sektor bahan makanan dapat di perinci atas komoditi
beras, kacang-kacangan dan sayuran.
Dalam pendekatan sektoral, setiap sektor/komoditi harus di buat analisis.
Sektor/komoditi apa yang memiliki keuntungan besar di wilayah tersebut
dan dapat bersaing dipasar global.

Sektor apa yang penting dan kurang penting. Misalnya, beras merupakan
sektor yang sangat penting di Indonesia. Sektor apa yang memiliki nilai
tambah yang tinggi. Sektor apa yang banyak menyerap tenaga kerja.
Berdasarkan kriteria tersebut, dapat ditetapkan skala prioritas tentang
sektor/komoditi apa yang perlu di kembangkan di wilayah tersebut
berdasarkan sasaran yang ingin di capai. Penetapan skala prioritas
sangatdibutuh kan dalam perencanaan pembangunan wilayah.

B. Pendekatan Regional/Kewilayahan
Pendekatan Regional/Kewilayahan

melihat pemanfaatan ruang serta

interaksi berbagai kegiatan dalam ruang wilayah. Berdasarkan pendekatan


Regional/Kewilayahan , pengelompokkan suatu daerah dapat dilakukan
berdasarkan batasan administrasi pemerintahan, seperti kabupaten/kota,
kecamatan,dan kelurahan/desa.
Pendekatan

Regional/Kewilayahan

merupakan

pendekatan

yang

memandang wilayah yang terdiri atas bagian-bagian wilayah yanglebih


kecil

dengan

potensi

dan

daya

tariknya

masing-masing.

Analisis

pendekatan kompleksitas wilayah dapat dicontohkan misalnya bagaimana


memecahkan masalah urbanisasi.
Pendekatan regional harus dapat menjawab berbagai pertanyaan yang
belum terjawab dengan menggunakan pendekatan sektoral, antara lain
sebagai berikut:
1. Lokasi dan berbagai kegiatan ekonomi yang akan berkembang.
2. Penyebaran penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan
munculnya pusat-pusat permukimanbaru.
3. Adanya perubahan pada struktur ruang wilayah dan prasarana yang perlu
di bangun untuk mendukung perubahan struktur ruang tersebut.
4. Perlunya penyediaan berbagai fasilitas sosial (sekolah, rumahsakit,
jaringanlistrik, jaringan telepon, dan penyediaan air bersih yang seimbang
pada pusat-pusat permukiman dan pusat berbagai kegiatan ekonomi.
5. Perencanaan
jaringan
perhubungan
(transportasi)
yang
akan
menghubungkan berbagai kegiatan atau permukiman secara efisien

DAFTAR PUSTAKA

Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri. 2004. Pembangunan Wilayah:


Perspektif ekonomi, sosial dan lingkungan. Penerbit Pustaka LP3ES Jakarta.
Tarigan, Robinson, 2005, Perencanaan Pembangunan Wilayah, PT Bumi
Aksara, Jakarta.
Glasson, John. An Introduction to Regional Planning, Hucthinson and
Co Publisher
Ltd, London, 1974.
Haruo, N. Regional Development in Third World Countries Paradigms
and
Operational Principles. The International Development Journal, Co. Ltd.
Tokyo.
Japan, 2000.
Rudiyanto,

Arifin.

Perencanaan

Pengembangan

Wilayah

sesuai

amanat UU Nomor 17
tahun 2007 tentang RPJP 2010 1014. Sambutan dalam pembukaan
pelatihan
Permodelan Dinamika Spasial Jawa Bali, kerjasama Bappenas
Bakosurtanal,
di Denpasar, 10/11/2008 dan Yogyakarta, 17/11/2008.
Shukla, A. Regional Planning and Sustainable Development. Kanishka
Publishers,
Distributors, New Delhi, 2000.

Anda mungkin juga menyukai