Anda di halaman 1dari 6

HAKIKAT PEMBANGUNAN WILAYAH

HOME GROUP 4

Anggota:

Aurel Hewy Sabita (1806186300)


Miftahul Jannah (1806197456)
Rahmawati Rahayu (1806197443)
Rizky Cahaya Meikatama (1806197853)
Ziyadiani Fadilla (1806186351)

DEPARTEMEN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
2021
Pemicu 1 (Rizky Cahaya Meikatama/1806197853)
Apa yang dimaksud dengan pembangunan wilayah?
Pembangunan wilayah adalah upaya mencapai pembangunan berimbang (balance
development). Pembangunan yang berimbang adalah terpenuhinya potensi-potensi pembangunan
sesuai dengan kapasitas pembangunan setiap wilayah atau daerah yang beragam (Murry, 2000).
Pembangunan wilayah dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan yang mencakup aspek-
aspek pertumbuhan, pemerataan, dan keberlanjutan yang berdimensi lokasi dalam ruang dan
berkaitan dengan aspek sosial ekonomi wilayah Dalam kerangka ide pembangunan berkelanjutan
(sustainable development), di dalamnya memuat berbagai hal yang pada dasarnya adalah
mengintegrasikan strategi pengejaran pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan secara
ekologi (Baiquni, 2004). Ekonomi dan ekologi adalah dua hal yang selalu sulit untuk
diperhitungkan seperti dua mata pisau yang bertolak belakang dan menjadikan tantangan bagi
berbagai negara. Oleh karena itu tantangan tersebut harus membutuhkan pengetahuan dan
disiplin ilmu yang dapat menunjang keberhasilan pembangunan dalam hal ini salah satunya yaitu
geografi. Dalam hal ini, peran geografi dapat menunjang keberhasilan pembangunan dengan
ilmu pendekatan diantaranya pendekatan keruangan (spatial approach), pendekatan ekologi
(ecological approach) dan pendekatan kewilayahan (regional approach).

Pemicu 2 (Aurel Hewy Sabita/1806186300)


Jelaskan pengertian dualisme pembangunan!
Secara definitif, dualisme diartikan suatu situasi yang terdapat sektor-sektor atau
wilayah-wilayah besar di dalam suatu perekonomian yang menggunakan teknologi modern, di
sisi lain ada pula sektor-sektor kecil yang menggunakan teknologi sederhana. Selain itu selama
kebijakan-kebijakan pembangunan yang masih dalam tahap pertimbangan, dualisme adalah
masalah yang mengganggu. Sebab dualisme akan terus merefleksikan ketimpangan-ketimpangan
multidimensional serta menyebabkan benturan masalah sosial ekonomi. Menurut istilah,
dualisme pembangunan bersifat netral, mengacu pada proses perubahan, pembangunan ekonomi,
sosial dan budaya. Selain itu, menurut ideologi dualisme pembangunan bersifat tidak netral,
mengacu dengan keyakinan bersifat ideologis, munculnya teori-teori modernisasi serta
pembangunan berkelanjutan. Pengaruh dualisme terhadap pembangunan seperti 1)Perbedaan
produktivitas 2) Perubahan atau pembaharuan bersifat terbatas 3) Memperlambat laju
pembangunan ekonomi apabila sebagian besar sektor modern dari PMA.

Konsep dualisme mempunyai 4 unsur pokok yaitu :


1. Dua keadaan yang berbeda di mana sebagian bersifat "superior" dan lainnya bersifat "inferior"
yang bisa hidup berdampingan pada ruang dan waktu yang sama. Misalnya hidup
berdampingannya antara metoda produksi moderen dan tradisional pada sektor perkotaan dan
pedesaan, antara orang kaya berpendidikan tinggi dengan orang miskin yang tidak
berpendidikan sama sekali, antara negara-negara industri yang kuat dan kaya dengan negara-
negara lemah. Semua itu merupakan penjelmaan dari keadaan yang dualistis.
2. Kenyataan hidup berdampingan itu bersifat kronis dan bukan transisional. Keadaan tersebut
bukan fenomena yang sementara, yang karena waktu, perbedaan antara keadaan yang superior
dengan inferior itu akan hilang dengan sendirinya. Dengan kata lain, hidup berdampingannya
antara kemakmuran dan kemiskinan secara internasional bukanlah suatu fenomena yang
sederhana yang bisa hilang karena proses waktu semata.
3. Derajat superioritas atau inferioritas itu tidak menunjukkan kecenderungan yang menurun,
bahkan terus meningkat. Misalnya, perbedaan produktivitas antara industri-industri di negara
maju dengan di NSB tampak semakin jauh dari tahun ke tahun.
4. Keterkaitan antara unsur superior dan unsur inferior tersebut menunjukkan bahwa keberadaan
unsur superior tersebut hanya berpengaruh kecil sekali atau bahkan tidak berpengaruh sama
sekali dalam mengangkat derajat unsur inferior. Bahkan kenyataannya, unsur yang superior
tersebut seringkali justru menyebabkan timbulnya kondisi keterbelakangan
(underdevelopment).
Jadi, berdasarkan konsep-konsep yang udah dijelaskan, maka dualisme dapat dibedakan dalam
beberapa macam, yaitu :
1. Dualisme sosial,
2. Dualisme teknologi,
3. Dualisme finansial, dan
4. Dualisme regional.

Pemicu 3 (Rahmawati Rahayu / 1806197443)


Apa perbedaan antara perencanaan dan pembangunan?
Perencanaan adalah cara berpikir mengenai persoalan-persoalan sosial dan ekonomi,
terutama berorientasi pada masa datang, berkembang dengan hubungan antara tujuan dan
keputusan-keputusan kolektif dan mengusahakan kebijakan dan program. Perencanaan berusaha
menetapkan suatu tujuan dan memilih langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pembangunan. Menurut Siagian, pembangunan merupakan usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang merencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa,
negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Dengan demikian,
ide pokok pembangunan menurut Siagian mengandung makna bahwa 1) pembangunan
merupakan suatu proses yang tanpa akhir, 2) pembangunan merupakan suatu usaha yang secara
sadar dilaksanakan secara terus menerus, 3) pembangunan dilakukan secara berencana dan
perencanaannya berorientasi pada pertumbuhan dan perubahan, 4) pembangunan mengarah
kepada modernitas, 5) modernitas yang dicapai melalui pembangunan bersifat multi dimensional
yang proses dan kegiatan pembangunan ditujukan kepada usaha membina bangsa dalam rangka
pencapaian tujuan bangsa dan negara yang telah ditentukan. Ciri-ciri pokok dari perencanaan
umum mencakup serangkaian tindakan berurutan yang ditujukan pada pemecahan persoalan-
persoalan di masa datang. Tahapan perencanaan tersebut diawali dengan mengidentifikasi
masalah, merumuskan tujuan umum dan sasaran khusus hingga target-target yang kuantitatif,
memproyeksikan keadaan di masa akan datang, mencari dan menilai berbagai alternatif, serta
menyusun rencana terpilih.
Pemicu 4 (Miftahul Jannah/1806197456 dan Ziyadiani Fadilla/1806186351)
Apa yang dimaksud dengan konsep region? Bagaimana penerapan konsep region dalam
pembangunan wilayah?
Menurut Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional, region/wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan administratif dan aspek
fungsional. Sumaatmadja mengatakan bahwa, Region berarti suatu wilayah yang memiliki
karakteristik tertentu yang khas, yang membedakan diri dari region-region lain di sekitarnya.
Menurut Dickinson (dalam Sumaatmadja, 1988), “Suatu region adalah suatu komplek keruangan
atau komplek teritorial yang terdiri dari penyebaran gejala-gejala yang berbeda sesamanya, yang
mengungkapkan suatu keseluruhan aspek tertentu sebagai ruang geografi”. Sifat karakteristik
sebagai suatu keseluruhan wilayah geografi pada studi geografi digambarkan sebagai suatu
pengertian geografi yang dikenal sebagai konsep regional. Selain itu, menurut Dejan et.al (2015)
mengatakan bahwa region merupakan entitas teritorial dengan struktur geografisnya yang
tersusun dalam ruang dan waktu. Selain itu, region dianggap sebagai hubungan fisik yang
merepresentasikan fungsional dan kepentingan organisasi dalam mendefinisikan berbagai
fenomena di muka bumi.

Dapat kita ketahui ruang regional merupakan hal yang sangat penting dalam
pembangunan wilayah. Konsep ruang mempunyai beberapa unsur, yaitu: (1) jarak; (2) lokasi; (3)
bentuk; dan (4) ukuran. Konsep ruang sangat berkaitan erat dengan waktu,karena pemanfaatan
bumi dan segala kekayaan membutuhkan organisasi/pengaturan ruang dan waktu. Unsur-unsur
tersebut di atas secara bersama-sama menyusun unit tata ruang yang disebut region. Penerapan
konsep region dalam pembangunan wilayah disebut dengan regionalisasi (pewilayahan).
Pewilayahan merupakan suatu upaya mengelompokkan atau mengklasifikasikan unsur-unsur
yang sama. Menurut Sumaatmadja (1988:51) bahwa, “Menentukan pewilayahan atau
regionalisasi suatu wilayah di permukaan bumi, dipergunakan kriteria geografi hasil relasi
keruangan aspek-aspek yang secara umum lebih menonjol atau lebih dominan pada wilayah yang
bersangkutan. Penerapan konsep region dalam pembangunan wilayah memiliki peran penting
dalam konteks keruangan. Hal ini dikarenakan konsep region sebagai penentuan kebijakan awal
dalam pembangunan wilayah. Contohnya seperti wilayah mana yang memiliki letak strategis,
memiliki daya tarik yang besar, dan hal-hal yang menunjang suatu pembangunan.

Penerapan konsep region dalam pembangunan wilayah dimana konsep region


memberikan gambaran fakta suatu wilayah yang memiliki karakteristik tertentu yang khas, yang
membedakan dari region satu dan region lainnya. Gambaran ini dapat diterapkan untuk
memberikan gambaran tentang cita-cita masa depan dan tempat mana saja yang dijadikan
sebagai target pembangunan. Menurut Haggett (1977), dalam penerapan konsep region dalam
pembangunan wilayah terbagi menjadi 3 klasifikasi, yaitu :

1. Wilayah Homogen (Homogeneous Region) adalah wilayah yang dipandang dari


aspek/kriteria mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang relatif sama. Sifat-sifat atau ciri-
ciri kehomogenan ini misalnya dalam hal ekonomi (seperti daerah dengan struktur
produksi dan konsumsi yang homogen, daerah dengan tingkat pendapatan rendah/miskin
dll). Secara geografi ciri-ciri kehomogenannya seperti mempunyai topografi atau iklim
yang sama. Selain itu dapat berupa kesamaan agama, suku, dan sebagainya.
2. Nodal/polarized region adalah wilayah yang secara fungsional mempunyai
ketergantungan antara pusat (inti) dan daerah belakangnya (interland).Tingkat
ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk, faktor produksi,barang dan
jasa,ataupun komunikasi dan transportasi. menyatakan bahwa pengertian wilayah nodal
yang paling ideal untuk digunakan dalam analisis mengenai ekonomi wilayah,
mengartikan wilayah tersebut sebagai ekonomi ruang yang yang dikuasai oleh suatu atau
beberapa pusat kegiatan ekonomi Wilayah homogen dan nodal memainkan peranan yang
berbeda di dalam organisasi tata ruang masyarakat.Perbedaan ini jelas terlihat pada arus
perdagangan.Dasar yang biasa digunakan untuk suatu wilayah homogen adalah suatu
output yang dapat diekspor bersama dimana seluruh wilayah merupakan suatu daerah
surplus untuk suatu output tertentu,sehingga berbagai tempat di wilayah tersebut kecil
atau tidak sama sekali kemungkinannya untuk mengadakan perdagangan secara luas di
antara satu sama lainya.sebaliknya,dalam wilayah nodal, pertukaran barang dan jasa
secara intern di dalam wilayah tersebut merupakan suatu hal yang mutlak harus ada.
Biasanya daerah belakang akan menjual barang-barang mentah (raw material) dan jasa
tenaga kerja pada daerah inti, sedangkan daerah inti akan menjual ke daerah belakang
dalam bentuk barang jadi.
3. Planning region adalah wilayah yang didasarkan pada penerapan keputusan ekonomi,
dibatasi oleh kesatuan kebijakan atau administrasi. Secara definisi wilayah perencanaan
(planning region atau programming region) sebagai wilayah yang memperlihatkan
koherensi atau kesatuan keputusan-keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan dapat
dilihat sebagai wilayah yang cukup besar untuk memungkinkan terjadinya perubahan-
perubahan penting dalam penyebaran penduduk dan kesempatan kerja,namun cukup kecil
untuk memungkinkan persoalan-persoalan perencanaannya dapat dipandang sebagai satu
kesatuan. Wilayah perencanaan bukan hanya dari aspek fisik dan ekonomi, namun ada
juga dari aspek ekologis. Misalnya dalam kaitannya dengan pengelolaan daerah aliran
sungai (DAS). Pengelolaan daerah aliran sungai harus direncanakan dan dikelola mulai
dari hulu sampai hilirnya.Contoh wilayah perencanaan dari aspek ekologis adalah DAS
Cimanuk, DAS Brantas, DAS Citanduy dan lain sebagainya

Referensi

Novirene Tania. (2018). Seberapa Dekat Geografi Dengan Pembangunan. Divisi Riset dan
Keilmuan HMGP UGM. Yogyakarta.
Prof. Dr. Hartono. DEA.DESS., (2014). Peranan Geografi untuk Pembangunan Nasional di Era
Global. Fakultas Geografi dan Direktur Sekolah Pascasarjana UGM. Yogyakarta.
PPT Materi Pekan 1_Hakikat dan Ruang Lingkup Pembangunan Wilayah_2021
Agus, Suman & Joesoef, Jose. (2006). Dualisme Dalam Sektor Manufaktur Indonesia: Sebuah
Uji Hipotesis Dengan Analisis Input-Output. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 8.
Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung:
Alumni
Suryono, Agus. 2010. Dimensi-dimensi Prima Teori Pembangunan. Malang: UB Press.

Anda mungkin juga menyukai