DOSEN PEMBIMBING
Lucky Satria Pratama, SE. M.Si
DISUSUN OLEH
Rizky Rifanni
NIM: 18030181
UNIVERSITAS ASAHAN
FAKULTAS EKONOMI
EKONOMI PEMBANGUNAN
2022
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
sosial, dan institusisosial, di samping akselerasi pertumbuhanekonomi,
pemerataan ketimpangan pendapatan, serta pemberantasankemiskinan (Todaro,
2007). Untuk mencapai hal tersebut, keberhasilanpembangunan sering
diidentikan dengan tingkat pertumbuhan ekonominya.Karena semakin tinggi
tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara, semakintinggi pula tingkat
kesejahteraannya. Kata kunci dari pembangunan adalah pembentukan modal,
karena untuk mencapai target pembangunan yang tinggi pada suatu negara
dibutuhkan nilai investasi yang besar. Sehingga strategi pembangunan yang
dianggap paling sesuai adalah akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan cara
mengundang modal asing dan melakukan industrialisasi (Kuncoro, 2010:4).
Selain itu, kebutuhan akan investasi yang besar dapat diperoleh juga melalui
dorongan kondisi negara yang sudah lebih baik terutama sistem pelayanan serta
sarana dan prasarana yang mendukung. Namun demikian, tingginya
pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak berarti semua wilayahnya memiliki
tingkat pertumbuhan yang sama, karena adanya keterbatasan baik dari sisi
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia maupun lembaga institusi yang
mendukung. Perbedaan daerah dilihat dari pendapatan maupun pertumbuhan
ekonomi akan berdampak pada terpusatnya kegiatan-kegiatan ekonomi pada
suatu daerah saja dan tidak terjadi persebaran yang merata (Kartini, 2008).
3
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi daerah
1.2 Tujuan
1. Mengetahui teori pembangunan wilayah (regional)
2. Mengetahui teori kelimpangan pembangunan wilayah (regional)
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
5. Adanya parameter pemodalan yang sesuai
6. Adanya ketentuan sosial budaya
7. Manajemen
2.2. Teori Ketimpangan Pembangunan Wilayah
6
memiliki daerah maju dan terbelakang. Menurut Sukirno (2010), standar hidup
masyarakat menjadi titik tumpu terjadinya ketimpangan dikarenakan adanya
kesenjangan antar wilayah. Hal tersebut menjadikan tingkat pembangunan di
berbagai wilayah berbeda sehingga menimbulkan perbedaan kesejahteraan di
berbagai daerah tersebut. Menurut Mopangga (2011), isu permasalahan utama
pada ketimpanganpembangunan regional dibagi menjadi 3 yaitu ketimpangan
antar wilayah, ketimpangan antar sektor ekonomi, dan ketimpangan antar
golongan masyarakat atau individu. Menurut Sjafrizal (2012), dari pernyataan
terkait Hipotesa NeoKlasik dikatakan bahwa ketimpangan pembangunan yang
terjadi di negara berkembang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan negara
maju sehingga dari pernyataan tersebut menunjukkan kurva ketimpangan
pembangunan antar wilayah berbentuk huruf U terbalik
7
Grafik tersebut menyatakan bahwa ketimpangan pembangunan antar
wilayah cenderung mengalami peningkatan diawal sistem pembangunan daerah.
Sistem tersebut berlangsung hingga ketimpangan dinyatakan berada di titik
puncak. Apabila proses pembangunan terus berjalan, maka secara terus menerus
akan menurunkan ketimpangan pembangunan antar wilayah tersebut. Kuznet
menyebutkan bahwa diantara faktor-faktor sosial, ekonomi dan politik yang
mempengaruhi pola U, terdapat faktor penting yaitu terpusatnya modal pada
Koefisen GDP Perkapita kelompok pendapatan tinggi.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan
perencanaan yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap
pembangunan yang dilakukannya. Seiring dengan semakin pesatnya
pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan permintaan data dan
indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat
Kabupaten/Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan
adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Menghadapi realitas kehidupan yang menunjukkan adanya kesenjangan
kesejahteraan mengakibatkan adanya pekerjaan berat kepada para ahli
pembangunan termasuk di dalamnya para pembuat kebijakan. Ini dimaksudkan
untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul akibat kesenjangan
kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang terencana.
Upaya pembangunan yang terencana dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
pembangunan yang dilakukan. Lebih jauh lagi berarti perencanaan yang tepat
sesuai dengan kondisi di suatu wilayah menjadi syarat mutlak dilakukannya
usaha pembangunan.
Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat usaha
pencapaian tujuan pembangunan tertentu. Adapun ciri dimaksud antara lain:
• Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai perkembangan
ekonomi yang kuat dapat tercermin dengan terjadinya pertumbuhan
ekonomi positif.
• Ada upaya untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.
• Berisi upaya melakukan struktur perekonomian
• Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja.
• Adanya pemerataan pembangunan.
9
3.2. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Kuznets, Simon. 1955. Economic Growth and Income Inequality. The American
Economic Review. Volume XLV.
11
12