Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIMPANGAN

PEMBANGUNAN DI INDONESIA
Keuangan Sektor Publik

Disusun Oleh:
Renaldi Agata (1812110232)

INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA


BANDAR LAMPUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan lagi
Maha Penyayang. Tak lupa juga Kami panjatkan puji syukur atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini bisa selesai.
Kami berharap, agar makalah ini nantinya dapat berguna bagi
masyarakat maupun pembaca.

Kami juga menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini. Kamu memohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penyusunan kata, sehingga kami membuka dan
menerima kritik dan saran bagi seluruh pembaca.

Akhir kata Kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
memberi inspirasi bagi seluruh orang yang membaca. Sekian.
BAB I
PENDAHULUAN

Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang melibatkan


berbagai perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah
laku sosial, dan institusi sosial, di samping akselerasi pertumbuhan
ekonomi, pemerataan ketimpangan pendapatan, serta pemberantasan
kemiskinan (Todaro, 2007). Maka tujuan dari pembangunan itu sendiri
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan pertumbuhan
ekonomi yang meningkat dan distribusi pendapatan yang merata.
Pertumbuhan ekonomi yang cepat yang tidak diimbangi dengan
pemerataan, akan menimbulkan ketimpangan wilayah. Ketimpangan
wilayah (regioonal disparity) tersebut, terlihat dengan adanya. wilayah
yang maju dangan wilayah yang terbelakang atau kurang maju Hal ini
dikarenakan tidak memperhatikan apakah pertumbuhan tersebut lebih
besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau
perubahan struktur ekonomi.

Pesatnya perkembangan ekonomi suatu wilayah akan kurang


menguntungkan untuk wilayah-wilayah lainnya karena terjadi
ketertarikan sumberdaya. Realitanya, tenaga kerja, modal, perdagangan
akan mengalir pada wilayah-wilayah yang berkembang lebih cepat.
Sebagai contoh, tenaga kerja produktif dan profesional akan bermigrasi
ke wilayah-wilayah yang kegiatan ekonominya berkembang cepat.
Mengalirnya sumberdaya - sumberdaya pada wilayah yang ekonominya
berkembang pesat memperlambat berkembangnya wilayah-wilayah lain
yang kehilangan sumberdaya seperti tenaga kerja, sumberdaya alam, dan
modal.

BAB II

PEMBAHASAN

Definisi mengenai ketimpangan pembangunan antarwilayah menurut


hipotesa Neo Klasik dalam Sjafrizal (2012) proses pembangunan
ekonomi yang terjadi di suatu daerah dapat berbeda dengan daerah
lainnya dan dapat mengarah kepada ketimpangan ekonomi antarwilayah.
Menurut hipotesa Neo Klasik tersebut pada permulaan proses
pembanguan suatu negara, ketimpangan pembangunan antarwilayah
cenderung meningkat. Proses ini akan terjadi sampai ketimpangan
tersebut mencapai titik puncak. Setelah itu, bila proses pembangunan
terus berlanjut, maka secara berangsur-angsur ketimpangan
pembangunan antarwilayah tersebut akan menurun. Berdasarkan
hipotesis ini, dapat ditarik suatu kesimpulan sementara bahwa negara-
negara sedang berkembang umumnya ketimpangan pembangunan
antarwilayah cendrung lebih tinggi, sedangkan pada negara maju
ketimpangan akan menjadi rendah.

Ketimpangan pembangunan ekonomi antarwilayah menurut Sjafrizal


(2012) merupakan fenomena umum yang terjadi dalam proses
pembangunan ekonomi suatu daerah. Ketimpangan ini pada awalnya
disebabkan oleh adanya perbedaan kandungan demografi yang terdapat
pada masingmasing wilayah. Akibat dari perbedaan ini, kemampuan
suatu daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mendorong
proses pembangunan juga menjadi berbeda. Karena itu, tidaklah
mengherankan bilamana pada setiap daerah biasanya terdapat wilayah
maju (developed region) dan wilayah relatif terbelakang
(underdeveloped region).

Lebih lanjut Sjafrizal (2012) mengatakan bahwa penyebab ketimpangan


ekonomi antarwilayah juga disebabkan oleh perbedaan kandungan
sumber daya alam. Perbedaan kandungan sumber daya alam ini jelas
akan mempengaruhi kegiatan produksi daerah yang bersangkutan.
Daerah dengan kandungan sumber daya alam cukup banyak akan
memproduksi barang dan jasa tertentu dengan biaya relatif murah
dibandingkan dengan daerah lain yang mempunyai kandungan sumber
daya alam lebih sedikit. Kondisi ini mendorong pertumbuhan ekonomi
daerah bersangkutan menjadi lebih cepat. Sedangkan daerah lain
mempunyai kandungan sumber daya alam lebih kecil hanya akan
memproduksi barang dan jasa dengan biaya produksi lebih tinggi
sehingga daya saingnya menjadi lemah. Kondisi tersebut selanjutnya
menyebabkan daerah yang bersangkutan cenderung memiliki
pertumbuhan ekonomi yang lambat.

Ketimpangan wilayah timbul karena tidak adanya pemerataan dalam


pembangunan ekonomi. Hal ini terlihat dengan adanya wilayah yang
maju dengan wilayah yang terkebelakang atau kurang maju.
Ketidakmerataan pembangunan ini disebabkan karena adanya perbedaan
antarwilayah satu dengan lainnya.

BAB III
PENUTUPAN

KESIMPULAN

Ketimpangan ini pada awalnya disebabkan oleh adanya perbedaan


kandungan demografi yang terdapat pada masingmasing wilayah. Akibat
dari perbedaan ini, kemampuan suatu daerah untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan mendorong proses pembangunan juga
menjadi berbeda.

Penyebab ketimpangan ekonomi antarwilayah juga disebabkan oleh


perbedaan kandungan sumber daya alam. Perbedaan kandungan sumber
daya alam ini jelas akan mempengaruhi kegiatan produksi daerah yang
bersangkutan. Daerah dengan kandungan sumber daya alam cukup
banyak akan memproduksi barang dan jasa tertentu dengan biaya relatif
murah dibandingkan dengan daerah lain yang mempunyai kandungan
sumber daya alam lebih sedikit.

DAFTAR PUSTAKA

Nurhuda, Rama dkk. (2011). ANALISIS KETIMPANGAN


PEMBANGUNAN (Studi di Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2011).
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, Nomor 4, Hal. 110-119.

Syafrizal dkk. (2015). ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN


ANTAR KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT DAN
KEBIJAKAN PENANGGULANNYA. Jurnal Administrasi Publik, Vol
4, No 7.

Ginting, Ari.(2015). PENGARUH KETIMPANGAN


PEMBANGUNAN ANTARWILAYAH TERHADAP KEMISKINAN
DI INDONESIA 2004-2013. Kajian Vol. 20 No. 1 Maret 2015 hal. 45 -
58

Anda mungkin juga menyukai